cover
Contact Name
ALBACORE
Contact Email
albacore@apps.ipb.ac.id
Phone
+62251-8622935
Journal Mail Official
albacore@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
Jl. Agatis Kampus IPB, Dramaga – Bogor 16680 Telp. (0251)8622935
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Albacore : Jurnal Penelitian Perikanan Laut
ISSN : 25491326     EISSN : 2655559X     DOI : 10.29244
Albacore (Jurnal Penelitian Perikanan Laut) merupakan salah satu jurnal ilmiah di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK IPB. Jurnal ini melanjutkan Bulletin PSP yang telah hadir lebih dahulu sejak tahun 1992 hingga tahun 2013.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 202 Documents
SELEKTIVITAS BUBU BUTON DI PERAIRAN DESA WAKAL, KABUPATEN MALUKU TENGAH Kedswin Gerson Hehanussa; Sulaeman Martasuganda; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 3 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.676 KB) | DOI: 10.29244/core.1.3.309-320

Abstract

Nelayan di Perairan Desa Wakal menggunakan alat tangkap bubu untuk menangkap ikan karang. Bubu terbuat dari anyaman bambu dengan celah-celah berukuran kecil berbentuk hexagonal. Konstruksi ukuran mata bubu masih belum efektif untuk meloloskan ikan-ikan yang belum layak tangkap sehingga sangat mempengaruhi kelangsungan sumberdaya ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat selektivitas alat tangkap bubu dengan melihat komposisi hasil tangkapan. Pengumpulan data dilakukan dengan uji coba penangkapan menggunakan 4 unit bubu buton yang dipasangcover net sebanyak 20 kali ulangan. Penelitian dilakukan pada bulan September-Desember 2016 di Desa Wakal, Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah total hasil tangkapan bubu sebanyak 353 ekor yang terdiri dari 63 spesies dan 22 famili. Komposisi ikan dominan adalah pada famili Achanthuridae, Scaridae, Holocentridae, Serranidae dan Lethrinidae. Presentasi ikan yang layak tangkap sebesar 76.34% dan tidak layak tangkap sebesar 23.66%. Kurva selektivitasberdasarkan fungsi logistik menunjukkan bahwa peluang tertangkap ikan pada ukuran tinggi tubuh 9.5-19.5 cm, sedangkan ukuran ikan yang mampu meloloskan diri mempunyai tinggi tubuh sebesar 3.5-7.5 cm. Bubu yang digunakan nelayan tidak selektif terhadap jenis dan ukuran.Kata kunci: bubu, desa wakal, ikan karang, selektivitas.
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DALAM INDUSTRI PELAYARAN Adhiguna Wahyu Nugroho; Lukman M. Baga; Budhi Hascaryo Iskandar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 3 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.675 KB) | DOI: 10.29244/core.1.3.321-336

Abstract

Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015-2016 berdampak positif bagi pertumbuhan industri pelayaran di Indonesia. Meski mengalami pertumbuhan, kapasitas pengangkutan angkutan laut perusahaan nasional masih kalah bersaing dengan perusahaan asing.PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAg) merupakan salah satu anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bergerak dalam bidang jasa angkutan laut. Program pemerintah pembangkit listrik 35.000 MW memerlukan pemerataan pasokan batubara menjadikan tantangan bagi BAg untuk meningkatkan pendapatan usahanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kinerja pada fungsi operasional, menganalisis kondisi eksternal dan internal dan merumuskan arsitektur strategik untuk pengembangan bisnis BAg dalam dua tahun mendatang.Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja perspektif keuangan belum menunjukan kinerja yang baik.Hasil analisis kondisi lingkingan eksternal mengindikasikan bahwa bisnis BAg berada dalam persaingan yang ketat seiring semakin bertambahnya perusahaan pelayaran. Namun perusahaan memiliki kekuatan pada bisnis utama sehingga perusahaan masih memiliki kemampuan untuk bertahan dengan cara memanfaatkan jaminan muatan batubara dari PLN. Kelemahan yang masih dimiliki BAg adalah ketergantungan pada mitra KSO sehingga beban sewa kapal relatif tinggi dibandingkan dengan biaya operasional lainnya.Strategi pengembangan bisnis BAg yang dapat dilakukan bagi perusahaan di masa yang akan datang adalah meningkatkan sinergi bisnis inti antara BAg dengan PLN.Kata kunci: industri pelayaran, pengembangan bisnis, persaingan.
ANALISIS INDUSTRI FILET PATIN INDONESIA DENGAN MODEL BERLIAN PORTER Suhendra Suhendra; Arif Satria; Budhi Hascaryo Iskandar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 3 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.725 KB) | DOI: 10.29244/core.1.3.337-348

Abstract

Ikan patin merupakan komoditas perikanan yang memiliki pangsa pasar sangat besar baikdidalam negeri maupun diluar negeri. Ikan patin yang diolah menjadi filet diminati pasar Amerika danEropa terutama yang berdaging putih. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatifdenganteknik purposive sampling. Responden ahli terkait dengan industri filet patin yaitu responden dariDirektorat Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan, DirektoratPengolahan dan Bina Mutu Ditjen Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan,Asosiasi Pengusaha Pengolahan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia, Asosiasi Pengusaha CatfishIndonesia dan CV. Karunia Mitra Makmur.Analisis dan pengolahan data kondisi industri filet patin Indonesia dilakukan dengan ModelBerlian Porter. Berdasarkan hasil analisis Model Berlian Porterdiperoleh untuk Faktor Kondisi 3,2;Kondisi permintaan, dan pertumbuhan 2,4; industri terkait dan industri pendukung 2,8; struktur pasardan strategi perusahaan 2,8; Peran Pemerintah 3,6 dan Faktor peran 3,7. Hal ini menunjukan bahwakondisi permintaan dan pertumbuhan, industri terkait dan industri pendukung serta struktur pasar danstretegi perusahaan industri filet patin Indonesia dalam kategori rendah , Sementara faktor kondisiinput, peran pemerintah dan faktor kontribusi dalam kategori sedang.Kata Kunci : Model Berlian Porter, industri filet patin, purposive sampling.
PENGARUH ASPEK LAPANGAN PENUMPUKAN TERHADAP DWELLING TIME DI TPK KOJA Uga Prathama; Ruddy Suwandi; Deni Achmad Soeboer
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 3 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.709 KB) | DOI: 10.29244/core.1.3.349-359

Abstract

Terminal peti kemas Koja (TPK Koja) merupakan suatu entitas bisnis yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok yang berfungsi sebagai simpul logistik perdagangan baik untuk ekspor maupun impor. Kegiatan impor di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi permasalahan tersendiri terkait dengan lamanya waktu peti kemas mengendap di lapangan penumpukan lini 1. Kebijakan pemerintah tentang dwelling time kepelabuhanan merupakan solusi dan tantangan bagi TPK Koja, karena seluruh kegiatan yang berhubungan dengan bongkar muat peti kemas berpotensi sebagai penyumbang tingginya dwelling time, faktor utama yang menjadi penentu terkait dengan dwellling time di terminal peti kemas adalah lapangan penumpukan. Dari hasil penelitian yang dilakukan di TPK Koja, pada tahun 2016 kondisi luas lapangan penumpukan yang digunakan sebesar 6,90 ha dengan waktu dwelling time selama 3,8 hari dan kapasitas YOR 58,47%. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, berdasarkan hasil analisis data berupa perhitungan kapasitas lapangan penumpukan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat dwelling time di TPK Koja saat ini masih cukup tinggi, untuk menunjang kelancaran arus peti kemas TPK Koja perlu melakukan perbaikan terhadap indikator penentu dwelling time dan mengacu pada waktu dwellling time sesuai dengan kebijakan pemerintah yang berlaku saat ini.Kata kunci: Dwelling Time Kepelabuhanan, Impor, Kebijakan Pemerintah, TPK Koja.
PENGELOLAAN BERKELANJUTAN PERIKANAN DEMERSAL DI KAWASAN PULAU NUSA MANU DAN NUSA LEUN MALUKU TENGAH Ilham Marasabessy; Achmad Fahrudin; Zulhamsyah Imran; Syamsul Bahri Agus
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.534 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.13-27

Abstract

Usaha penangkapan ikan demersal di Seram Utara Maluku Tengah bergantung pada kemudahan bersama (open access). Para nelayan di Seram Utara mempunyai hak yang sama terhadap sumberdaya ikan karena tangkapan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan resiko yang harus dihadapi. Kegiatan penangkapan ikan demersal memerlukan alat tangkap yang disesuaikan dengan lokasi tangkap dan jenis ikan yang ingin diperoleh. Pulau Nusa Manu dan Pulau Nusa Leun masuk dalam kategori pulau kecil dengan luas sekitar 0,31 km2 dan 0,73 km2. Kawasan ini memiliki potensi sumberdaya ikan demersal yang besar dan sejak lama dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan kedua pulau. Penelitian dilakukan dari bulan September sampai Desember 2016. Dengan menggunakan metode evaluatif deskriptif untuk mendapatkan data primer, data bentang alam pulau diperoleh dari citra Arcgis Imagery 2016, sedangkan penentuan koordinat fishing ground dengan melakukan tracking penangkapan ikan. Kemudian data diproses menggunakan analisis spasial dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (ArcGIS) untuk menentukan fishing ground potensial. Laju eksploitasi ikan demersal pada kawasan kedua pulau mulai berada dalam kondisi tekanan penangkapan dengan nilai 52-54% sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk meminimalisir dampak penurunan sumberdaya ikan demersal yang lebih besar.Kata kunci: Daya dukung, perikanan demersal, pulau kecil dan pengelolaan berkelanjutan.
ANALISIS PENGGUNAAN LIGHT FISHING DAN UNDERWATER LIGHT FISHING PADA BAGAN PERAHU DI PERAIRAN BOTANG LOMAN HALMAHERA SELATAN Marwan Adam; Sulaeman Martasuganda; Eko Sri Wiyono
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.071 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.29-42

Abstract

Bagan perahu adalah alat penangkapan ikan yang digolongkan ke dalam jaring angkat (lift net). Nelayan Desa Bajo menggunakan bagan perahu untuk menangkapan ikan pelagis kecil. Bagan perahu adalah salah satu alat tangkap yang dioperasikan pada malam hari dengan menggunakan cahaya. Nelayan Desa Bajo pada saat pengoperasian masih berdasarkan pengetahuan dan kebiasaan nelayan. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi operasi penangkapan ikan maka diperlukan metode lain dalam penentuan daerah penangkapan ikan dengan menggunakan fish finder dan underwater light fishing, guna pengoperasian bagan perahu dapat berjalan dengan baik. Menganalisis hasil tangkapan berdasarkan  bulan dan  perlakuan. Hasil tangkapan selama penelitian menunjukkan bahwa total hasil tangkapan baik pada bulan gelap maupun bulan terang, jenis ikan layang dan ikan teri lebih mendominasi berada pada perlakuan kedua, sedangkan komposisi hasil tangkapan setelah tengah malam lebih banyak dibandingkan sebelum tengah malam, hal ini didasarkan dengan penelitian Sudirman et al. (2003) pada penelitiannya tentang adaptasi retina mata ikan layang (Decapterus ruselli) bahwa ikan yang dominan tertangkap adalah ikan layang karena teradaptasi sempurna oleh cahaya. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Hasil tangkapan oleh enam jenis ikan yang dominan tertangkap adalah, spesies layang (Decapterus russelli) mendominasi selama penelitian. Fase bulan yang terbaik adalah pada saat bulan gelap. Hasil tangkapan pada perlakuan kedua menggunakan lampu normal, fish finder dan underwater light fishing mendominasi selama penelitian.Kata kunci: bagan perahu, light fishing, fish finder dan underwater light fishing.
ANALISIS MODEL BISNIS PT. PAHALA BAHARI NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL BISNIS KANVAS Gun Gumelar Somantri; Arif Satria; Budhi Hascaryo Iskandar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.243 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.1-12

Abstract

Model Bisnis Kanvas (BMC) membantu perusahaan menciptakan model bisnis berdasarkan sembilan blok. Penelitian ini bertujuan menganalisa desain pengembangan model bisnis industri tuna di PT. Pahala Bahari Nusantara (PBN). Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan BMC, Metode Delphi, SWOT, dan Blue Ocean Strategy. Pemetaan model bisnis PBN memperlihatkan costumer segment, value proposition, channels, revenue streams, key resources, key activities, key partnership, dan cost structure. Analisis lingkungan eksternal dengan Metode Delphi menunjukkan nilai kekuatan pasar 25,76%, kekuatan industri 24,82%, tren kunci 24,21% dan kekuatan ekonomi makro 25,21%. Lingkungan internal yang mempengaruhi model bisnis PBN dipengaruhi oleh produk, infrastructure management, customer interface, dan financial aspect. Berdasarkan hasil evaluasi SWOT, elemen dengan kekuatan tertinggi adalah key partnership dan terendah adalah customer relationship. Probabilitas tertinggi adalah customer segment dan terendah adalah key resource. Ancaman tertinggi adalah value proposition dan terendah adalah customer relationship. Berdasarkan hasil identifikasi sembilan elemen tersebut maka pola model bisnis yang digunakan PBN termasuk dalam pola model bisnis unbundling (terurai) dengan mengintegrasikan bisnis tiga inti yaitu, hubungan pelanggan, inovasi produk, dan insfrastruktur. Elemen yang harus dikembangkan berdasarkan pendekatan Blue Ocean Strategy adalah elemen value proposition. Perusahaan harus bisa menciptakan nilai baru bagi pelanggan.Kata kunci: BMC, pengembangan bisnis, tuna.
IDENTIFIKASI KESELAMATAN KERJA PADA PROSES PEMBUATAN PERAHU FIBERGLASS Prori Vitaliano Latief; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.522 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.123-133

Abstract

Keselamatan kerja di setiap tempat kerja termasuk di sektor perbengkelan perlu diperhatikan untuk menekan serendah mungkin risiko kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi secara jelas jenis bahaya pada aktivitas pembuatan perahu fiberglass. Identifikasi keselamatan kerja dilakukan dengan metode kasus melalui observasi langsung dan wawancara kepaada pembuatan perahu fiberglass.  Identifikasi keselatan kerja dilakukan untuk setiap tahapan dalam proses pembuatan perahu fiberglass. Identifikasi terhadap proses pembuatan perahu fiberglass menunjukkan bahwa tahap pembuatan konstruksi kerangka merupakan tahap yang paling berisiko. Tingkat risikonya beragam dari ringan hingga fatal yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Analisis keselamatan kerja menunjukkan bahwa proses pembuatan perahu fiberglass memiliki tingkat risiko yang tinggi dilihat dari sisi keselamatan kerja.Kata kunci: keselamatan kerja, perahu fiberglass, fiberglass.
KOMPETISI ANTAR TERMINAL PETI KEMAS STUDI KASUS PELABUHAN TANJUNG PRIOK Toufiq Al Amin; Luky Adrianto; Bagus Sartono; Deni Achmad Soeboer
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.299 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.43-56

Abstract

Artikel ini menginvestigasi kompetisi antar terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Tujuan utama artikel ini adalah untuk dapat melihat kondisi persaingan antar terminal peti kemas dan perilaku terminal peti kemas dan perusahaan pelayaran dalam pengambilan keputusan penentuan terminal. Analisa empirik digunakan terhadap hasil survey kuisioner kepada perusahaan pelayaran berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan pilihan penggunaan jasa terminal peti kemas. Pengujian ANOVA digunakan untuk menguji penilaian yang diberikan oleh responden, diasumsikan efisiensi waktu, kehandalan layanan, administrasi, operasional dan komersil merupakan kategori faktor-faktor yang membentuk penilaian performa terminal peti kemas, sedangkan perbandingan penilaian responden terhadap satu terminal peti kemas dengan terminal peti kemas yang lain dilakukan dengan pengujian Wilcoxon Signed Rank Test. Selanjutnya, analisa biaya digunakan untuk mendapatkan model dasar dari pemilihan terminal peti kemas oleh perusahaan pelayaran di Pelabuhan Tanjung Priok melalui pemodelan matematis yang terdiri dari 2 komponen utama, yaitu waktu pelayanan dan  performa terminal/layanan tambahan terminal. Secara keseluruhan, artikel ini dapat membantu analisis lanjutan tentang peningkatan kemampuan terminal peti kemas dan memungkinkan terminal untuk mengetahui dan menyeimbangkan tingkat permintaan dan kapasitasnya sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang. Artikel ini juga dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik terhadap kriteria perusahaan pelayaran saat memilih terminal peti kemas.Kata kunci: Kompetisi antar terminal peti kemas, Pelabuhan Tanjung Priok, teori permainan non kooperatif, kapasitas terminal peti kemas, tarif terminal peti kemas.
ANALISA MENENTUKAN KRITERIA PEMILIHAN PELABUHAN PENGUMPAN TOL LAUT MENGGUNAKAN METODE AHP Dian Junita Arisusanty; Yandra Arkeman; Sri Rahardjo; Deni Achmad Soeboer
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.921 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.57-67

Abstract

Tol laut merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Latar belakang program tol laut karena adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara wilayah barat dan timur Indonesia. Tol laut diharapkan dapat mendorong pemanfaatan potensi ekonomi yang ada serta membuka pasar baru untuk produk yang dihasilkan di kawasan timur Indonesia. Sistem transportasi laut mempunyai peran penting untuk negara kepulauan. Tol laut merupakan bentuk pelayaran perintis dalam mengangkut barang. Perlu dilakukan analisa yang sistematis terhadap kriteria pelabuhan pengumpan yang akan disinggahi kapal tol laut sehingga subsidi yang dikeluarkan pemerintah dapat tepat sasaran dan mampu mendorong sinergisitas pelaku usaha pelayaran untuk mendorong distribusi barang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process) yang digunakan dalam sejumlah penelitian untuk mengatasi masalah transportasi. Berdasarkan hasil analisis AHP, prioritas utama yaitu aspek hinterland dengan nilai bobot sebesar 39,5%  diikuti dengan aspek pelabuhan sebesar 35,5%,  aspek konektivitas sebesar 15%  dan aspek demografi sebesar 10%. Sedangkan bedasarkan sub kriterianya, urutan prioritasnya adalah sub kriteria disparitas harga, kondisi dermaga, intermoda link, potensi muatan balik, ketersediaan peralatan B/M dan TKBM, jumlah penduduk, lapangan penumpukan, alur pelayaran, gudang, daya beli masyarakat, dan angkutan laut non subsidi.Kata kunci: AHP, kriteria pemilihan pelabuhan, Tol laut.

Page 1 of 21 | Total Record : 202