cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"" : 7 Documents clear
ANALYZING THE ROLES OF INDONESIAN IMMIGRATION AGAINST PANDEMIC Rizqi Ganis Ashari; Dwi Bima Achmad Setyawan
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.46134

Abstract

The spread of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) to various regions has initiated the government to formulate public policies to limit its spread. The restrictions to enter and exit a country's territory (lockdown), have become one of the public policies implemented by the governments. Despite the decision to apply lockdown, Indonesia has decided to apply a Large-Scale Social Restrictions (PSBB) program to overcome the transmission of COVID-19. The concrete impact of the implementation of the policy is dynamic changes in the Regulation of the Ministry of Law and Human Rights (Permenkumham) which acts as the basis for immigration practice. The study aimed to identify the role of Indonesian Immigration which stands on the four Laws of the ministerial regulations that were specifically formed in response to the spread of COVID-19. Based on a theoretical framework from the perspective of complexity and normative approaches using the Issue, Rule, Analysis/Application, and Conclusion methods, this study has identified a tendency for the role of Indonesian immigration to be adaptive following changes during a pandemic. The dynamics changes of ministerial regulations are formed through the interpretation of various facts. This interpretation has resulted in the gradual role of Indonesian Immigration which increasingly reinforces the regulation regarding the presence of foreigners in Indonesia at every change occurring in ministerial regulations. The implications regarding the adaptive nature of ministerial regulations are discussed further in this study by correlating the role of opinion leaders to minimizing negative images due to intensely changing policies. Keywords: Coronavirus Disease-19, Immigration Role, Public Policy, Complexity Perspective, Adaptive Regulation AbstrakPenyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang secara masif mewabah ke berbagai wilayah, mengakibatkan negara-negara di dunia merumuskan kebijakan publik untuk meminimalisir penularannya. Peraturan yang memperketat lalu lintas masyarakat untuk keluar dan masuk wilayah suatu negara (lockdown), menjadi salah satu opsi kebijakan publik yang banyak dipilih. Di tengah maraknya negara-negara di dunia menerapkan lockdown, Indonesia memilih opsi lain berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengatasi penularan COVID-19 di wilayahnya. Dampak kongkret dari diberlakukannya kebijakan itu adalah perubahan secara dinamis Peraturan Kementerian Hukum dan Asasi Manusia (Permenkumham) yang menjadi landasan atas berlangsungnya praktek keimigrasian. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mengetahui peran Imigrasi Indonesia yang berada pada empat Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang secara khusus dibentuk untuk merespon COVID-19. Dengan menggunakan kerangka teoritik dari perspektif kompleksitas dalam pembuatan kebijakan publik dan pendekatan normatif dengan metode Issue, Rule, Analysis/Application, serta Conclusion, penelitian ini menemukan adanya kecenderungan peran Imigrasi Indonesia bersifat adaptif mengikuti perubahan lanskap sosial di saat pandemi. Dinamika perubahan peraturan menteri itu terbentuk melalui interpretasi terhadap berbagai fakta aktual. Hal ini berjalan melalui empat tahap: 1) pembelajaran, 2) negosiasi persetujuan, 3) transfer gagasan, dan 4) kontekstualisasi. Keempat tahap ini menghasilkan peran Imigirasi Indonesia yang bersifat gradual dan semakin ketat mengatur keberadaan orang asing di Indonesia di setiap perubahan peraturan menteri. Implikasi mengenai sifat adaptif peraturan menteri dibahas lebih jauh di penelitian ini dengan mengaitkan peran opinion leader untuk menimalisir citra negatif akibat kebijakan yang berubah secara intens. Kata Kunci: Coronavirus Disease-19; Peran Imigrasi, Kebijakan Publik, Perspektif Kompleksitas, Regulasi Adaptif
TRANSMISSION OF SOCIAL CAPITAL IN THE SOR GRENG MARKET EMPOWERMENT LEADERSHIP STYLE IN BOJONEGORO REGENCY Rofi'i Rofi'i; Yuanita Dwi Hapsari
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.46129

Abstract

This study aims to describe the transmission strategy of some social, economic, cultural, and symbolic capital in the social arena of Bourdieu's thoughts. Transition and exchange of capital in individuals in the sor greng market community. This study examines the phenomenon of one of community empowerment in Ledok Wetan Bojonegoro Urban Village, based on the empowerment that utilizes the modest environmental conditions and empowerment of the empowerment until now. What has become more valuable in empowerment has survived to this day. By carrying out the concept of the romantic past it turns out to have a positive impact on the exchange of forms of capital in the social world. This study uses qualitative research methods with the type of field research (field research). Data mining techniques to obtain information are through observation, in-depth interviews, and structured. While the technique of determining informants uses purposive sampling techniques with the informants of the sor greng market community which includes the chairman, members, and surrounding residents. Keywords: social capital, leadership style, community empowerment AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi transmisi beberapa modal social,ekonomi,budaya, dan simbolik dalam arena sosial dari pemikiran Bourdieu. Peralihan serta pertukaran modal dalam individu pada paguyuban pasar sor greng. Penelitian ini mengkaji fenomena salah satu pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Ledok Wetan Bojonegoro, dengan dasar pemberdayaan yang memanfaatkan kodisi lingkungan seadanya dan kelanggengan pemberdayaan tersebut hingga kini. Hal apa yang menjadi nilai lebih dalam pemberdayaan tersebut hingga bertahan sampai hari ini. Dengan mengusung konsep romantisme masa lalu ternyata membawa dampak positif bagi pertukaran bentuk-bentuk modal dalam dunia social. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik penggalian data untuk memperoleh informasi ialaha melalui observasi, wawancara secara mendalam dan tersturktur. Sementara teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan karakter informan paguyuban pasar sor greng yang meliputi ketua, anggota, dan warga sekitar. Kata Kunci: modal sosial, gaya kepemimpinan, dan pemberdayaan masyarakat
SOCIAL CAPITAL TO CONTROL GENERATION Z’S SCREEN TIME BEHAVIOR Addin Kurnia Putri, M.A.; Supriyadi Supriyadi; Mahendra Wijaya; Sri Hilmi Pujihartati
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.50485

Abstract

The rise of technology has an impact on social behavior. One of them is the use of digital media devices, especially in Generation Z. Unrestricted screen time has an impact on Gen Z's physical, mental and social disorders. This study analyzes the tendency for screen time devices to be used more for entertainment, less for social communication, and even learning media. The behavioral pattern of excessive screen time device usage indicates addictive behavior. It has an impact on learning difficulties, reduces learning achievement, and even causes deviant behavior. The purpose of this study was to determine the strength of social capital in controlling screen time behavior in Generation Z. The method used in this study was a mixed-method, a research approach that combines qualitative research with quantitative research. The concept of social capital is used to analyze social control over screen time behavior. Social capital is an ability that arises from trust in a community. The results showed that social capital can control the negative impact of screen time behavior on Generation Z, which is divided into three forms, namely ties: family, relatives, and neighbors; bridging: community leaders, communities; and linking: Schools, Education Offices, Youth Social Organizations. Social capital has the function of controlling the use of screen time on the device, selective time control, access to education, and motivation to prepare for a better future for Generation Z. Keywords: Generation Z; Screen Time; Social Capital  AbstrakMaraknya teknologi berdampak pada perilaku sosial. Salah satunya adalah penggunaan perangkat media digital, khususnya pada Generasi Z. Screen time yang tidak dibatasi berdampak pada gangguan fisik, mental dan sosial. Studi ini menganalisis kecenderungan waktu layar lebih banyak digunakan untuk hiburan, bukan untuk aktivitas sosial komunikasi dan bahkan media pembelajaran. Pola perilaku penggunaan perangkat waktu layar yang berlebihan menunjukkan perilaku adiktif. Hal tersebut berdampak pada kesulitan belajar, menurunkan prestasi belajar, bahkan menimbulkan perilaku menyimpang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan modal sosial dalam mengendalikan perilaku screen time pada Generasi Z. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran, yaitu pendekatan penelitian yang menggabungkan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif. Konsep modal sosial digunakan untuk menganalisis kontrol sosial atas perilaku waktu layar. Modal sosial adalah kemampuan yang muncul dari kepercayaan dalam suatu komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial dapat berpengaruh terhadap pengendalian dampak negatif dari perilaku waktu layar pada Generasi Z yang terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu bonding: keluarga, kerabat, dan tetangga; bridging: tokoh masyarakat, komunitas; dan linking: Sekolah, Lembaga Pendidikan, Organisasi Sosial Pemuda. Modal sosial memiliki fungsi kontrol terhadap penggunaan waktu layar pada perangkat, kontrol waktu selektif, akses edukasi, dan motivasi dalam mempersiapkan masa depan yang lebih baik pada Generasi Z. Kata Kunci: Generasi Z; Waktu Layar; Modal Sosial
THE CONCEPT OF LEGAL PLURALISM IN INDONESIA IN THE NEW SOCIAL MOVEMENT Flambonita, Suci
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.45939

Abstract

As a multicultural country, legal pluralism in Indonesia should be placed in the perspective of a new social movement, which lies as the abstraction of collective subjects to strive for emancipation. Experience has shown that many policies and political laws concerning natural resources do not provide enough room for the representation of indigenous peoples. As the new social movement in the context of multiculturalism, fighting for socioeconomic and natural resource redistribution is as important as providing spaces to foster cultural struggle in terms of fighting discrimination against indigenous peoples. In Dutch legal pluralism theory is termed as theorie van het rechtspluralisme. Lawrence M. Friedman has proposed a definition of legal pluralism as the presence of different legal systems and cultures in a single political community. This research uses the social legal method with a conceptual and historical approach. According to John Griffiths, legal pluralism is the presence of more than one legal rule in a social circle. Further, the concept of legal pluralism does not promote a dichotomy between state law on the one side and folk law and religious law on the other side. Keywords: concept, legal, pluralism AbstrakIndonesia sebagai negara yang multikulturalisme hendaknya pluralisme hukum diletakkan dalam perspektif the new social movement yang bertumpu sebagai abstaksi subyek yang secara kolektif demi memperjuangkan emansipasi. Berdasarkan pengalaman, banyak kebijakan dan politik hukum atas sumber daya alam tidak memberi ruang representasi terhadap masyarakat hukum adat. Sebagai the new social movement dalam konteks multikulturisme tidak hanya penting dalam memperjuangkan redistribusi sosial ekonomi dan sumber daya alam, tetapi juga memberi ruang munculnya gerakkan untuk memperjuangkan cultural struggle (tantangan budaya) diskriminasi terhadap masyarakat hukum adat. Lawrence M. Friedman menyajikan pengertian pluralisme hukum yang berarti “adanya sistem-sistem atau kultur hukum yang berbeda dalam sebuah komunitas politik tunggal”. Metode penelitian menggunakan sosial legal dengan pendekatan konseptual dan sejarah. Pluralisme hukum oleh John Griffiths, diartikan bahwa hadirnya lebih dari satu aturan hukum dalam sebuah lingkaran sosial, Selanjutnya konsep pluralisme hukum tidak lagi mengedepankan dikotomi antara sistem hukum negara (state law) di satu sisi dengan sistem hukum rakyat (folk law) dan hukum agama (religious law) di sisi yang lain. Kata Kunci: Konseptual, Pluralisme, Hukum
THE IMPACT OF THE COVID-19 PANDEMIC ON THE IMPLEMENTATION OF EMPOWERING THE ROLE OF WOMEN IN WEST JAVA Kania, Ikeu; Stiaji, Iwan Ridwan; Astuti, Retno Sunu; Rohaeni, Nani; Yudiardi, Dodi
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.45966

Abstract

The Covid-19 pandemic has changed the fabric of people's lives, including women's lives. The concentration of various activities at home as a result of the policies taken by the government to prevent the spread of Covid 19 indirectly increases the work burden of women who are among the vulnerable groups. The role of women as individuals and social beings has decreased, resulting in disruption of the system in their social environment. This condition was also triggered by the inadequate women's empowerment program launched by the government by diverting the availability of funds for the Covid-19 response program. The purpose of this study was to analyze the impact of not implementing women's empowerment programs during the Covid-19 pandemic. A qualitative approach with data collection techniques through literature study, observation, and interviews with various relevant government agencies, activists and volunteers, and women's groups affected by Covid-19 in West Java is the method used in this research. The results showed that several program activities such as the role of women in development, budget absorption, family resilience, family economic life, and the socialization of the healthy and prosperous program during the Covid-19 pandemic had changed a lot. This shows that the Covid-19 Pandemic had a negative impact on the Implementation of Empowering the Role of Women in West Java. Therefore, it is necessary to have a special strategy that can accommodate the implementation of programs in the field of Women's Empowerment in the new era (post-Covid-19), one of which is through program redesign and policy advocacy that leads to technical implementation and advocacy of women's empowerment programs in West Java. Keywords: Women's Empowerment, Program Redesign, Family Resilience, Covid-19AbstrakPandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat termasuk kehidupan perempuan. Terpusatnya berbagai kegiatan di rumah sebagai akibat kebijakan yang diambil pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid 19 secara tidak langsung menambah beban pekerjaan perempuan yang termasuk kelompok rentan. Peran perempuan sebagai individu dan mahluk social mengalami penurunan yang berakibat terganggunya sistem di lingkungan sosialnya. Kondisi ini juga dipicu oleh kurang optimalnya Program pemberdayaan perempuan yang telah dicanangkan oleh pemerintah dengan pengalihan ketersediaan dana untuk program penanggulan Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dampak tidak terlaksananya program pemberdayaan perempuan dimasa pandemi Covid-19. Pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi dan wawancara dengan berbagai instansi pemerintah terkait, aktivis dan relawan, dan kelompok perempuan yang terdampak Covid-19 di Jawa Barat merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa program kegiatan seperti peran perempuan dalam pembangunan, penyerapan anggaran, ketahanan keluarga, kehidupan ekonomi keluarga dan sosialisasi program sehat sejahtera dimasa pandemi Covid-19 ini banyak sekali mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Pandemi Covid-19 berdampak negatif terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Peran Perempuan di Jawa Barat. Oleh karena itu, perlu adanya strategi khusus yang dapat mengakomodasi pelaksanaan program-program di bidang Pemberdayaan Perempuan di masa tatanan baru (pasca Covid-19), salah satunya dengan adanya redesain program dan advokasi kebijakan yang mengarah pada teknis pelaksanaan dan advokasi program pemberdayaan perempuan di Jawa Barat. Kata Kunci : Pemberdayaan Perempuan, Redesain Program, Ketahanan Keluarga, Covid-19
RELATIONSHIP BETWEEN WOMAN-VOTERS' CHARACTERISTICS AND PARTICIPATION IN POLITICS TO THEIR PREFERENCES Suarmini, Ni Wayan; Nuswantara, Kartika; Zain, Ismaini; Bhawika, Gita Widi; Sani, Nisfu Asrul
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.46205

Abstract

Discrepancies between the number of women voters and their low legislative representation is an interesting topic of study. The laws and regulations on parties’ eligibility for elections have assigned the proportions of women candidates. These laws have been reformed continuously during elections. However, the result remained the same until the recent 2019 election. This contradicts the reality that the number of women voters, which is more than half the total population, should supply the threshold quota. Therefore, this study examines the relationship between women's preferences and other elements, including voters' characteristics and their participation in political organizations. Online questionnaires were distributed to elicit responses from 1,042 women voters. The analysis of data was performed using descriptive and inferential statistics. Primarily, inferential statistics were used to examine the relationship between the variables utilizing the Chi-Square Test of Independence. The findings confirmed that more women voted for male candidates. However, regardless of occupation, women are interested in joining political parties and assuming leadership roles. Due to the snowballing sampling procedure, it is difficult to generalize the findings of this research. For this reason, future research should target the respondents that have frequently participated in elections to accommodate more generalized findings. Keywords: woman voters, under-representation, woman legislative candidates AbstrakKesenjangan antara jumlah pemilih perempuan dengan keterwakilan legislatif yang rendah menjadi topik kajian yang menarik. Undang-undang dan peraturan tentang kelayakan partai untuk pemilihan telah menetapkan proporsi kandidat perempuan. Undang-undang ini telah direformasi terus menerus selama pemilu. Namun, hasilnya tetap sama hingga pemilu 2019 baru-baru ini. Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa jumlah pemilih perempuan yang lebih dari separuh jumlah penduduk harus memenuhi ambang batas kuota. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji hubungan antara preferensi perempuan dengan elemen lainnya, termasuk karakteristik pemilih dan partisipasi mereka dalam organisasi politik. Kuesioner online dibagikan untuk mendapatkan tanggapan dari 1.042 pemilih perempuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Terutama, statistik inferensial digunakan untuk menguji hubungan antara variabel menggunakan Uji Independensi Chi-Square. Temuan menegaskan bahwa lebih banyak perempuan memilih calon laki-laki. Namun, terlepas dari pekerjaan, perempuan tertarik untuk bergabung dengan partai politik dan mengambil peran kepemimpinan. Karena prosedur pengambilan sampel bola salju, sulit untuk menggeneralisasi temuan penelitian ini. Untuk alasan ini, penelitian masa depan harus menargetkan responden yang sering berpartisipasi dalam pemilu untuk mengakomodasi temuan yang lebih umum.Kata kunci: Pemilih Perempuan, Keterwakilan, Caleg Perempuan
SOCIAL CAPITAL AND RESOURCE MOBILIZATION DURING PANDEMIC: INSIGHT FROM JOGO TONGGO PROGRAM IN CENTRAL JAVA Retna Hanani; Amni Zarkasyi Rahman; Yuliana Kristanto
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10 (2021): Edisi Khusus ICOSAPS "Strengthening Resilient Society in the Disruptive Era"
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i0.46207

Abstract

The impacts of the Covid19 pandemic are not only limited to the health sector. It also affects economic growth and more importantly our social fabrics. Due to its extensive impacts, governments especially in low-middle-income countries are facing tremendous challenges in mitigating covid19. In Indonesia, the government’s efforts in mitigating the impact of covid19 have been criticized for being inadequate, ineffective, and too late. The number of covid19 victims has surpassed 70,000 cases and economic growth is contracted significantly. One important element of the government’s effort during the pandemic is mobilizing social capital to support the government’s efforts. Theoretically, community-based activities and mobilization of social capital during outbreaks are positive attributes. The emergence of volunteers and mutual aid initiatives are generally considered good examples of social capital mobilization. However, this article highlights a different angle to the relationship between social capital, community-based resource mobilization, and the pandemic. Looking at the implementation of the Jogo Tonggo program in Central Java, we argue that state mobilization does not always lead to positive resource mobilization in coping with the impact of covid19. We employ discourse network analysis to examine the implementation of the Jogo Tonggo program through news from a local newspaper in Central Java. From our research, we argue that despite the ambitious vision of Jogo Tonggo, it does not appear to be the main discourse at the societal level. Moreover, much of the implementation of the Jogo Tonggo program is top-down and does not invoke a deep level of participation from the community. Keywords: social capital, resiliency, covid19, Jogo tonggo AbstrakDampak pandemi covid19 tidak hanya terbatas pada sektor kesehatan, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan yang lebih penting adalah tatanan sosial kita. Karena dampaknya yang luas, pemerintah terutama di negara berpenghasilan menengah ke bawah menghadapi tantangan yang luar biasa dalam menanggulangi COVID19. Di Indonesia misalnya, upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak Covid19 dikritik karena kurang memadai, tidak efektif dan terlambat. Jumlah korban covid19 telah melampaui 70.000 kasus dan pertumbuhan ekonomi menurun secara signifikan. Salah satu elemen penting dari upaya pemerintah selama pandemi adalah memobilisasi komunitas untuk mendukung upaya pemerintah. Secara teoritis aktivitas berbasis komunitas dan mobilisasi modal sosial selama wabah adalah atribut positif. Munculnya relawan dan inisiatif gotong royong umumnya dianggap sebagai contoh yang baik dari mobilisasi modal sosial. Namun, artikel ini menyoroti sudut pandang yang berbeda tentang hubungan antara modal sosial, mobilisasi sumber daya berbasis komunitas, dan pandemi. Melihat implementasi program Jogo Tonggo di Jawa Tengah, kami berpendapat bahwa mobilisasi negara tidak selalu mengarah pada mobilisasi sumber daya yang positif dalam mengatasi dampak COVID-19. Kami menggunakan discourse analysis network (DNA) untuk mengkaji implementasi program Jogo Tonggo melalui berita dari koran lokal di Jawa Tengah. Dari penelitian kami, kami berpendapat bahwa terlepas dari visi Jogo Tonggo yang ambisius, program ini tampaknya tidak menjadi wacana utama di tingkat masyarakat. Terlebih lagi, banyak pelaksanaan program Jogo Tonggo yang top down dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat. Kata Kunci: modal sosial, ketahanan, covid19, jogo tonggo

Page 1 of 1 | Total Record : 7