cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 225 Documents
PERAN KELOMPOK NELAYAN DALAM PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT PESISIR DI LOMBOK Ratih Rahmawati; Taufiq Ramdani; Nuning Juniarsih
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.62815

Abstract

Coastal areas have potential, one of which is marine tourism, so efforts are needed to develop coastal areas into tourist attractions and productive economic businesses. However, there is a decrease in the number of human resources who are interested in becoming fishermen. Similarly, what happened on the Lombok Island, the quantity of human resources in stabilizing production in coastal area governance decreased, thus affecting the quality of coastal area development which affected the community's economy. Therefore, fishing groups play an important role in improving people's living standards. This research is a qualitative research using a case study approach analyzed by James Scott's theory of subsistence ethics. The component analyzed is the social situation in coastal communities located on the Lombok. The result of the study is that coastal communities improve living standards through the role of fishermen groups as follows the following fishermen's group activities that are beneficial for the development of the quality of marine products catches, carries out activities held by local governments and utilizes assistance distributed in groups, fishermen group members can carry out self-development by exchanging experiences and information between fellow fishermen, provide mutual assistance and support when in difficulties, on the other hand, have an awareness of the importance of education for their children so that they continue to strive to improve their lives. Keywords: Fisherman Group, Potential Coastal Area, Standard Of Living, Coastal Community. AbstrakWilayah pesisir memiliki potensi salah satunya adalah wisata bahari sehingga perlu upaya pengembangan daerah pesisir menjadi obyek wisata dan usaha ekonomi produktif. Namun, terdapat penurunan jumlah sumber daya manusia yang berminat untuk menjadi nelayan. Begitu pula yang terjadi di Pulau Lombok, kuantitas sumber daya manusia dalam stabilisasi produksi tata kelola wilayah pesisir menurun sehingga berpengaruh pula pada kualitas pengembangan wilayah pesisir yang berpengaruh pada perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, kelompok nelayan berperan penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus yang dianalisis dengan teori etika subsistensi James Scott. Komponen yang dianalisis adalah situasi sosial pada masyarakat pesisir yang berlokasi di Pulau Lombok. Hasil penelitian adalah masyarakat pesisir meningkatkan taraf hidup melalui peranan kelompok nelayan sebagai berikut: masyarakat pesisir aktif mengikuti kegiatan kelompok nelayan yang bermanfaat bagi pengembangan kualitas tangkapan hasil laut, melaksanakan kegiatan yang diadakan oleh pemerintah daerah dan memanfaatkan bantuan yang disalurkan secara berkelompok, anggota kelompok nelayan dapat melakukan pengembangan diri dengan bertukar pengalaman dan informasi antar sesama nelayan, saling memberikan bantuan dan dukungan apabila berada dalam kesulitan, disisi lain memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan putra-putrinya sehingga terus berupaya untuk meningkatkan taraf hidup. Kata Kunci: Kelompok Nelayan, Potensi Wilayah Pesisir, Taraf Hidup, Masyarakat Pesisir.
PERUBAHAN RELASI GENDER DAN SEKSUALITAS DALAM PROSTITUSI: KAJIAN FEMINISME BARAT DAN FEMINISME PASCAKOLONIAL Rahesli Humsona; Sri Yuliani
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.65736

Abstract

The relationship between gender and sexuality in the prostitution industry has changed along with the development of information and communication technology. The purpose of this study was to determine the relation changes in particular between prostitutes, users, pimps and brokers. The perspectives used are western feminism and postcolonial feminism. The study used a qualitative method with a phenomenological approach. Sampling using purposive technique, data collection by observation, in-depth interviews and FGD. For the validity of the data, triangulation of sources and methods is used, while the data analysis uses an interactive model with components of data reduction, data display and conclusion drawing. The results of the study indicate that changes in gender relations and sexuality in the prostitution can be seen from the ability of women to control relations with men in production (earning income) which can be understood by Western feminism theory. Meanwhile, the inability of women can be seen in the consumption relationship (allocating income) which can be understood by Postcolonial feminism theory. Therefore, the theory of Western  feminism and Postcolonial feminism does not need to be contradicted but is used according to the changing aspects of gender relations and sexuality in prostitution.                                    Keywords: The Changed Of Relationship, Gender And Sexuality,  Prostitution. AbstrakRelasi gender dan seksualitas dalam industri prostitusi mengalami perubahan seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan relasi khususnya antara  pelacur, pengguna,  germo dan calo. Perspektif yang digunakan adalah feminisme barat dan feminisme pascakolonial. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposif, pengambilan data dengan observasi, wawancara mendalam dan FGD. Untuk validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode, sedang analisis data menggunakan model interaktif dengan komponen reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan relasi gender dan seksualitas dalam prostitusi nampak dari kemampuan perempuan untuk mengendalikan relasi dengan laki-laki dalam produksi (memperoleh pendapatan) yang dapat dipahami dengan teori feminisme barat. Sedang ketidakmampuan perempuan nampak dalam relasi berkonsumsi (mengalokasikan pendapatan) yang dapat dipahami dengan teori feminisme pascakolonial. Oleh karena itu teori feminisme Barat dan feminisme pascakolonial tidak perlu dipertentangkan melainkan dimanfaatkan sesuai dengan aspek perubahan relasi gender dan seksualitas dalam prostitusi. Kata Kunci: Perubahan Relasi, Gender Dan Seksulitas, Prostitusi.
SEDUCTION DAN SIMULAKRA PADA LAYANAN SPAYLATER Alfian Ihsan; Arizal Mutahir
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.63253

Abstract

“Buy Now Pay Later” service based on digital financial applications is increasingly being famous in Indonesia. One of them is SPaylater which was originally a financial loan for shopping on the Shopee application and is increasingly being used to pay for consumption-based on the merchant. SPaylater adopted the credit card method with several innovations such as faster and easier submissions, also the payment can be paid in installment. Employing qualitative method and hermeneutic approach, this paper collects data through observation and library research. It was written to debunk the operative of seduction and simulacra in SPaylater's service features.  SPaylater contained several seduction patterns so that the middle and lower classes are willing to use credit facilities in carrying out consumption activities. SPaylater service offered easy registration, discounts, free shipping coupons and cash back as seduction to attract users to use the payment method. SPaylater was a simulacra in a digital ecosystem. It was potentially entrap the user into consuming activity without realizing their financial reality. It was potentially also to trap the user in a prolonged cycle of debt and cause greater financial problems in the long term. Keywords: SPaylater, Shopee, Seduction, Simulacra. AbstrakLayanan “Beli Sekarang Bayar Nanti” berbasis aplikasi keuangan digital semakin marak di Indonesia. Salah satunya adalah SPaylater yang pada awalnya menjadi pinjaman keuangan untuk belanja pada aplikasi Shopee dan semakin meluas untuk bisa digunakan membayar pada toko fisik berbasis konsumsi dan jasa. SPaylater mengadopsi cara kerja kartu kredit dengan inovasi yang memungkinkan calon pengguna melakukan pengajuan secara lebih cepat, mudah, dan pembayaran yang bisa dicicil. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan hermeneutik, tulisan ini mengambil data melalui pengamatan dan studi pustaka. Tulisan ini bertujuan untuk membongkar selubung seduction dan simulakra pada fitur layanan SPaylater.  SPaylater memuat beberapa pola seduction agar masyarakat kelas menengah dan bawah bersedia menggunakan fasilitas kredit dalam melakukan aktivitas konsumsi. Layanan SPaylater menawarkan kemudahan pendaftaran, potongan harga, kupon gratis ongkos kirim dan kembalian tunai sebagai seduction untuk menarik minat pengguna menggunakan metode pembayaran ini. SPaylater merupakan simulakra dalam ekosistem digital yang berpotensi membuat pengguna terlena untuk berbelanja tanpa menyadari realitas keuangan mereka. Ini berpotensi untuk menjebak pengguna dalam siklus utang yang berkepanjangan serta menyebabkan masalah keuangan yang lebih besar dalam jangka panjang. Kata Kunci: Spaylater, Shopee, Seduction, Simulakra.
PENGARUH NILAI BUDAYA DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMUNIKASI CSR DI INDONESIA Miftah Faridl Widhagdha; Widodo Muktiyo; Drajat Tri Kartono; Dwiningtyas Padmaningrum
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.65738

Abstract

Indonesia's cultural diversity forms a specific social system in each region. Culture in a social system influences the way people make decisions. This research article attempts to describe descriptively and analytically the influence of culture in community decision-making in cases of CSR communication in Java, Bali, Sumatra, Kalimantan and Papua. This study uses a qualitative method with data collection techniques through interviews, observations and literature review in CSR communication cases carried out in the 2014-2022 period. This research uses a qualitative descriptive approach to get an overview and analysis of the CSR communication process that occurs in the community in the five areas mentioned above. As a result, in general, the five regions have a high spirit of collectivism so that decision-making is based on shared interests, but at the micro level, each region has its own characteristics in deciding something, in this case its relation to the company's CSR activities. Keywords: Cultural Influence, Decision Making Process, Communication, CSR. AbstrakKeragaman budaya Indonesia membentuk sistem sosial yang spesifik di masing-masing daerah. Kebudayaan dalam suatu sistem sosial mempengaruhi cara masyarakat dalam melakukan pembuatan keputusan. Artikel penelitian ini mencoba menggambarkan secara deskriptif dan analitis mengenai pengaruh budaya dalam pengambilan keputusan masyarakat dalam kasus komunikasi CSR di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Papua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi pustaka pada kasus komunikasi CSR yang dilaksanakan pada periode tahun 2014-2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendapatkan gambaran dan analisis tentang proses komunikasi CSR yang terjadi pada masyarakat pada lima wilayah yang telah disebukan di atas. Hasilnya, secara umum, kelima wilayah tersebut mempunyai semangat kolektivisme yang tinggi sehingga pembuatan keputusan didasarkan pada kepentingan bersama, namun dalam level mikro, masing-masing daerah mempunyai karakteristik tersendiri dalam memutuskan sesuatu, dalam hal ini kaitannya dengan kegiatan CSR perusahaan. Kata Kunci: Pengaruh Budaya, Proses Pembuatan Keputusan, Komunikasi, CSR.
PERILAKU SOSIAL PASIEN RAWAT JALAN DALAM KETERGANTUNGAN NARKOTIKA Fahri Hidayah; Zulkifli Lubis; Junjungan Saut Bonar Pangihutan Simanjuntak
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Social Rehabilitation Center for Narcotics Abuse Victims acts to accommodate the recovery of narcotics addicts through outpatient rehabilitation efforts by nurses, doctors, psychologists, and social and psychosocial workers. The purpose of this study was to analyze the social behavior of outpatients with narcotics addiction after undergoing a program at a rehabilitation center. The method used in this research is a descriptive method with a qualitative approach. A qualitative approach is used to analyze the social behavior of patients with narcotic dependence by using the Stimulus Organism Response theory proposed by Skinner with the client's reactions to external stimuli to know the importance of the environment in forming behavior. This study also uses another analytical theory, namely Parsons' theory, by analyzing the alignment of the application of the concepts of Adaptation, Goal, Latency, and Integration which starts from the outpatient program that the institutionalization of values and norms takes place through the stages of structural and agent interaction. The findings show that the outpatient program at the Adaptasi rehabilitation center determines individuals' roles in a group. The goal is to have a function in action as a system to achieve the object together. Integration is the arrangement of elements that combine various components into a unified whole. Regardless of cultural patterns, latency is critical to sustaining, complementing, and improving individuals. In addition, the six factors that influence the social behavior of outpatients in the Stimulus Organism Response perspective include reinforcement, stimulus, program efficiency, user responses, adaptation responses, and user rewards. Keywords: Social behavior, Rehabilitation, Narcotic Addiction. AbstrakBalai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika bertindak mengakomodasi pemulihan para pecandu narkotika melalui upaya rehabilitasi rawat jalan oleh perawat, dokter, ahli pisikologi, pekerja sosial dan psikososial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku sosial pasien rawat jalan dalam ketergantungan narkotika setelah menjalani program di balai rehabilitasi. Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis perilaku sosial pasien dalam ketergantungan narkotika dengan menggunakan teori analisis Stimulus Organisme Respon yang dikemukakan oleh Skinner dengan reaksi para klien terhadap stimulus rangsangan dari luar guna mengetahui    pentingnya lingkungan dalam proses pembentukan perilaku. Penelitian ini juga menggunakan teori analisis lainnya yakni teori Parsons dengan menganalisis keselarasan penerapan konsep Adaptation, Goal, Latency, Integration yang dimulai dari program rawat jalan bahwa pelembagaan nilai dan norma berlangsung melalui tahap interaksi struktural dan agen. Hasil temuan menunjukkan bahwa program rawat jalan di pusat rehabilitasi Adaptasi berfungsi untuk menentukan peran individu dalam suatu kelompok. Tujuannya adalah untuk memiliki fungsi dalam tindakan sebagai suatu sistem untuk mencapai objek secara bersama-sama. Integrasi diartikan sebagai susunan unsur-unsur yang menggabungkan berbagai komponen menjadi satu kesatuan yang utuh. Terlepas dari pola budaya, latensi sangat penting untuk mempertahankan, melengkapi, dan meningkatkan individu. Selain itu, enam faktor yang mempengaruhi perilaku sosial pasien rawat jalan dalam perspektif Stimulus Organism Response antara lain, penguatan, stimulus dan efesiensi program, respon pengguna, respon adaptasi, serta reward pengguna. Kata Kunci: Perilaku Sosial, Rehabilitasi, Ketergantungan Narkotika.
STRATEGI DAN BENTUK PERUBAHAN SOSIAL PARA PELAKU UMKM PADA MASA PANDEMI COVID-19 Muhammad Zaki Putra
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.65938

Abstract

The Covid-19 pandemic that hit has had an extraordinary impact on society, one of the impacts felt by the people of Indonesia is the restriction of community activities which has an impact on almost all sectors of life, as well as Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM), in the framework of This can be seen from the problem in this research, namely how to survive the UMKM strategy and the social changes that occur, can show that the UMKM survival strategy in the midst of the Covid-19 pandemic outbreak is by updating and utilizing and applying e-commerce marketing, digital marketing, improving the quantity and quality of products and services. Related to that, this study aims to find out the strategies used by UMKM actors so that they can survive amidst pandemic conditions and adjust to existing social changes and analyze and describe the relationships that occur between strategy and social change during the Covid-19 pandemic. The study was conducted on UMKM actors in Pasar Senen. This research used a descriptive qualitative approach with observation, interview and document study methods, research procedures that produced descriptive data in the form of written or spoken words from the people and the observed behavior. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data analysis used qualitative analysis techniques. The research was analyzed based on the perspective of knowledge and human interest and The Theory of Communications action by Jurgen Habermas. The results of the study show that to survive during the pandemic, UMKM have a strategy, UMKM in Pasar Senen have prepared a strategy to keep their business afloat, namely by marketing through social media such as Facebook, Instagram, WhatsApp and online shops. The interaction that occurs with UMKM actors is very much needed to support the social changes that have occurred as a result of the epidemic that has hit.Keywords : Survival Strategy, Social Change, UMKM, Covid-19. Abstrak Pandemi Wabah Covid-19 yang melanda memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat,salah satu dampak yang dirasakan oleh masyarakat indonesia adalah pembatasan aktivitas masyarakat yang berdampak kepada hampir semua sektor kehidupan, begitu juga dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Pada kerangka ini dapat dilihat permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi bertahan Para UMKM  dan perubahan sosial yang terjadi ini bisa menunjukkan bahwa strategi bertahan para pelaku UMKM di tengah kondisi Wabah pandemi Covid-19 ini adalah dengan cara mengupdate serta memanfaatkan dan mengaplikasi pemasaran e-commerce, digital marketing, memperbaiki kuantitas dan kualitas produk serta pelayanan. Terkait denga itu, pada studi ini bertujuan  untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan oleh pelaku UMKM sehinga dapat bertahan di tengah kondisi pandemi dan menyesuaikan perubahan sosial yang ada serta menganalisa dan  mendeskripsikan relasi yang terjadi antara strategi dan perubahan sosial pada masa pandemi covid-19. Studi dilakukan terhadap para pelaku umkm di pasar senen,penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode observasi, wawancara, dan studi dokumen,prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Penelitian dianalisis berdasarkan perspektif knowledge and human interest  dan  The Theory of Communications action Jurgen Habermas. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk bertahan di masa pandemi Pelaku UMKM memiliki strategi, para pelaku UMKM yang berada di pasar senen menyiapkan strategi agar usahnya tetap bertahan, yaitu dengan melakukan pemasaran melalui media sosial seperti facebook, instragram, dan whatsapp serta online shop. Interaksi yang terjadi pada para pelaku UMKM adalah hal yang sangat di perlukan untuk mendukung  perubahan sosial yang terjadi akibat wabah yang melanda.Kata Kunci: Strategi Bertahan, Perubahan Sosial, UMKM, Covid-19.
PERAN LINTAS SEKTORAL DALAM UPAYA MITIGASI PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI PERBATASAN ENTIKONG KALIMANTAN BARAT Hardi Alunaza; Mentari Mentari; Akhmad Rifky Setya Anugrah; Adibrata Iriansyah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.64382

Abstract

Many countries have deported and repatriated migrants to reduce the spread of the Covid-19 virus. Global pandemic has effect health, economy and human rights of migrant workers. Indonesia  implement to closing all gates of the country,  including Entikong as on of the  Border State Post area, in West Kalimantan to overcoming the impact of the pandemic. However, the policy has not been effective enough to protect security in Entikong, same as the right for social welfare and health insurance in Indonesian immigrant workers. The purpose of this study is to explore how the government and stakeholders implement the handling and protection of Indonesian migrant workers, especially in the Entikong, West Kalimantan during the Covid-19 pandemic. This paper will be explained with descriptive qualitative through the theoretical framework of border governance and AGIL Talcot Parsons with data collection techniques through interviews and literature studies obtained from journals and research report. The results of this study will emphasize the importance of the synergy carried out by the central government with local governments in the Entikong border area to mitigate Indonesian migrant workers in the Covid-19 pandemic situation for the sake of creating the security and welfare of migrants by paying attention to adaptability and adapting to the needs of the community, mutual understanding between the central and regional governments, integration of interests between stakeholders, and maintaining a pattern of good relations in achieving the interests of overcoming and mitigating Indonesian migrant workers. Keywords: Cross Sectoral, Mitigation, Indonesian Migrant Workers, Entikong. AbstrakBanyak negara yang melakukan deportasi maupun pemulangan bagi para migran demi menekan angka persebaran virus Covid-19. Pandemi global ini telah memberikan ancaman bagi kesehatan, ekonomi maupun hak asasimanusia para pekerja migran. Indonesia telah melakukan serangkaian kebijakan penutupan di seluruh gerbang masuk negara termasuk di wilayah Pos Lintas Batas Negara Entikong, Kalimantan Barat dalam mengatasi dampak dari pandemi tersebut. Namun, implementasi tersebut belum cukup efektif untuk melindungi keamanan, serta hak atas kesejahteraan sosial maupun jaminan kesehatan bagi para pekerja imigran Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi bagaimana implementasi penanganan dan perlindungan pekerja migran Indonesia khususnya di Perbatasan Entikong Kalimantan Barat oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan selama masa pandemi  Covid-19. Tulisan ini akan dijelaskan dengan deskriptif kualitatif melalui kerangka teori border governance, AGIL Talcot Parsons dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara serta studi pustaka yang didapatkan dari jurnal dan laporan penelitian. Hasil penelitian ini akan menekankan bahwa pentingnya sinergi yang dilakukan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah di kawasan perbatasan Entikong untuk memitigasi pekerja migran Indonesia pada situasi pandemi Covid-19 demi terciptanya keamanan dan kesejahteraan migran dengan memperhatikan kemampuan adaptasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, saling memahami antara pemerintah pusat dan daerah, integrasi kepentingan antara stakeholder, dan menjaga pola hubungan baik dalam pencapaian kepentingan penanggulangan dan mitigasi pekerja migran Indonesia. Kata Kunci: Lintas Sektoral, Mitigasi, Pekerja Migran Indonesia, Entikong.
DIALEKTIKA SPASIAL DAN PRODUKSI BEAUTIFIKASI RUANG KOTA TERHADAP PELAKU AKTIVITAS EKONOMI INFORMAL Farrah Eva Nabila
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i2.71253

Abstract

The narrative of verticality or formalization that is applied exclusively causes shifts that are not optimal socially, culturally, economically, and politically towards the perpetrators of informal economic activities in the battlefield. This study aims to describe the spatial dialectic and the production of urban space beautification towards informal economic activity actors resulting from verticality or formalization of the fostered trader groups who are marginalized in the perspective of Henry Lafebvre including the dimensions of spatial practice, representation of space, and representation of space. This study uses a qualitative method with a library research model, through the collection of primary data sources and secondary data. Data collection techniques are carried out using the documentation method, namely studying and searching for relevant data. The data analysis technique used is data reduction, data presentation and conclusion. The research results show that space facilitated by the State refers to the spatial concept that the representation of space is a spatial concept that practices the rationality of the State. The line of space used is not in accordance with the characteristics of the figures of fostered traders. Through the images and symbols that exist in the space created by the State, the group of fostered traders is controlled and controlled through alternative policies or formalization. The recommendations that can be generated are formalization that can be evaluated accurately against the formalization of reality and its impact in an effort to recognize and respond to the verticality transition conditions of the assisted trader group. With the confirmation of their vulnerability, creating formalization as a pursuit of modern and inclusive urban space development.Keywords: Space, Formalization, Modernity, Street Vendors, Urban Abstrak Narasi vertikalitas atau formalisasi yang diterapkan secara ekslusif menyebabkan pergeseran yang tidak optimal secara sosial ekonomi, budaya, serta politik terhadap pelaku aktivitas ekonomi informal di ruang perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dialektika spasial dan produksi beautifikasi ruang kota terhadap pelaku aktivitas ekonomi informal yang dihasilkan melalui vertikalitas atau formalisasi terhadap kelompok pedagang binaan yang terpinggirkan dalam perspektif Henry Lafebvre meliputi dimensi praktik spasial, representasi dari ruang, serta ruang representasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model library research, melalui pengumpulan sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan metode dokumentasi, yaitu mempelajari dan mencari data-data yang relevan. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang yang difasilitasi Negara mengacu pada konsep conceived space bahwa representasi ruang merupakan konsep ruang yang mempraktikan rasionalitas Negara dampaknya ruang yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik dari kelompok pedagang binaan. Melalui citra-citra dan simbol-simbol yang ada di dalam ruang yang diciptakan Negara itu, kelompok pedagang binaan dikontrol dan dikendalikan melalui alternatif kebijakan atau formalisasi. Rekomendasi yang dapat dihasilkan adalah formalisasi dapat dievaluasi secara akurat terhadap realitas formalisasi beserta dampak dalam upaya mengakui dan merespon kondisi transisi vertikalitas kelompok pedagang binaan. Dengan adanya konfirmasi atas kondisi kerentanan mereka, menciptakan formalisasi sebagai pengejaran pembangunan ruang kota modern serta inklusif.Kata Kunci: Ruang, Formalisasi, Modernitas, Pedagang Kaki Lima, Perkotaan
PENDAMPINGAN TERHADAP PEREMPUAN PEKERJA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BANYUMAS Mariyawati Mariyawati; Tyas Retno Wulan; Muslihudin Muslihudin; Tri Wuryaningsih; Ignatius Suksmadi Sutoyo
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i2.66258

Abstract

Domestic violence is a manifestation of gender inequality in a patriarchal culture. The phenomenon of working women is the progress and success of women in opposing patriarchal culture. The UPTD PPA of Banyumas Regency is a government agency authorized to handle cases of gender- and child-based violence under the auspices of the DPPKBP3A service and the KPPPA RI umbrella. This study aims to identify the processes and roles of the government in intervening in cases of domestic violence, as well as the obstacles that occur during the mentoring process for working women who are victims of domestic violence. This study uses a qualitative research method with a phenomenological approach. The data collection process was carried out through in-depth interviews, observation, and documentation. The results of the study show that the mentoring process at the UPTD PPA Banyumas Regency has been adjusted to the standard of Dexterous services stipulated in the Minister of KPPPA RI Number 2 of 2022 by implementing psychosocial-based assistance. This issue is because the socio-cultural conditions of the Banyumas society consider domestic violence as a disgrace even though it has caused psychological, sexual, and physical violence. The ability of women to work in the public sector makes women experience a double burden. A patriarchal culture places women in a subordinate position while men are superior and cause both of them to fail in carrying out their roles as husband and wife, which manifests itself in the form of violence. The obstacles faced are the lack of human resources, facilities, and infrastructure that do not yet support the needs of persons with disabilities and the elderly. The presence of the UPTD PPA is a form of state presence and power in intervening in cases of domestic violence. Keywords: Domestic Violence, Patriarchal Culture, WomenAbstrakKekerasan dalam rumah tangga merupakan manifestasi dari ketidakadilan gender di tengah budaya patriarki. Fenomena perempuan pekerja merupakan sebuah kemajuan dan keberhasilan perempuan dalam menentang budaya patriarki. UPTD PPA Kabupaten Banyumas merupakan lembaga pemerintah yang berwenang menangani kasus kekerasan berbasis gender dan anak di bawah naungan dinas DPPKBP3A dan payung KPPPA RI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan proses dan peran pemerintah dalam mengintervensi kasus KDRT, serta kendala yang terjadi saat proses pendampingan bagi perempuan bekerja korban KDRT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun proses pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pendampingan di UPTD PPA Kabupaten Banyumas telah disesuaikan dengan standar layanan Cekatan yang diatur dalam Permen KPPPA RI Nomor 2 Tahun 2022 dengan menerapkan pendampingan berbasis psikososial.  Hal ini karena kondisi sosial budaya masyarakat Banyumas  menganggap KDRT sebagai aib meskipun sudah mencapai kekerasan psikis, seksual, dan fisik. Kemampuan perempuan bekerja di sektor publik justru menjadikan perempuan mengalami beban ganda. Budaya patriarki yang masih menempatkan perempuan pada posisi subordinat sedangkan laki-laki sebagai superior dan menyebabkan keduanya gagal dalam menjalankan peran sebagai suami isteri, hingga termanifestasikan dalam bentuk kekerasan. Kendala  yang dihadapi yaitu kurangnya sumber daya manusia, sarana dan prasarana belum mendukung kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia. Kehadiran UPTD PPA merupakan bentuk kehadiran dan kuasa negara dalam mengintervensi kasus KDRT.Kata Kunci : Kekerasan Domestik, Budaya Patriarki, Perempuan
HUBUNGAN ANTARA FANATISME PENGGEMAR BOYBAND KOREA (SUPER JUNIOR) DENGAN SOLIDARITAS SOSIAL DI KOMUNITAS E.L.F SURAKARTA Esty Setyarsih
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18196

Abstract

This research was conducted to find out the relationship between fanaticism and social solidarity in E.L.F Surakarta community. The methods of this research is quantitative with 44 correspondents. The results of the study show that the correlation significance value is 0.000, which is smaller than 0.05 or 0.00         <0.05. This means that Ha is accepted and Ho is rejected. The relationship between fanaticism and social solidarity is 0.504. And the value of r or the correlation is positive, or in other words, there is a significant relationship between fanaticism and social solidarity in the E.L.F Surakarta community. Which mean the higher fanaticism, the higher the social solidarity also in the E.L.F Surakarta community. With the indicators that have been applied to measure this relationship, and the results of Emile Durkheim's analysis of the theory, it can be concluded that the solidarity in the E.L.F Surakarta community is more towards mechanical solidarity. Mechanical solidarity is reflected in the behavior of community members towards fellow members. Where caring and helping each other both for needs inside and outside the community is very high.Keywords: Fanaticism, Super Junior, K-Pop.AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fanatisme dengan solidaritas sosial di komunitas E.L.F Surakarta. Dengan menggunakan metode kuantitatif, dengan koresponden sebanyak 44 orang. Hasil penelitian menunjuukan nilai signifikansi korelasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Adanya hubungan antara fanatisme dan solidaritas sosial yaitu sebesar 0,504. Serta nilai r atau korelasi tersebut bersifat positif atau dengan kata lain adanya hubungan yang signifikan antara fanatisme dengan solidaritas sosial di komunitas E.L.F Surakarta. Dimana jika pengaruh fanatisme tinggi maka semakin tinggi pula solidaritas sosial di komunitas E.L.F Surakarta. Dengan adanya indikator-indikator yang telah ditetapkan untuk mengukur hubungan tersebut, dan hasil analisi teori Emile Durkheim dapat disimpulkan bahwa solidaritas yang terdapat pada komunitas E.L.F Surakarta lebih mengarah pada solidaritas mekanis. Pada solidaritas mekanis tercermin pada perilaku anggota komunitas terhadap sesama anggota. Dimana kepedulian dan saling membantu baik untuk kebutuhan didalam maupun luar komunitas sangatlah tinggi.Kata Kunci: Fanatisme, Super Junior, K-Pop.