cover
Contact Name
Triyanto
Contact Email
triyanto@utu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jcommunityutu@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh barat,
Aceh
INDONESIA
community: Pengawas Dinamika Sosial
Published by Universitas Teuku Umar
ISSN : 24775746     EISSN : 25020544     DOI : 10.35308/jcpds
Core Subject : Social,
JURNAL COMMUNITY PENGAWAS DINAMIKA SOSIAL (JCPDS) merupakan jurnal elektronik online yang diterbitkan oleh lembaga penerbitan Jurusan SOSIOLOGI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Teuku Umar. JCPDS memuat kajian seperti MASALAH-MASALAH SOSIAL, Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan Sosial, dan Perubahan Sosial & Budaya. Kesemuanya difokuskan pada masyarakat pedesaan dan pesisir sebagaimana visi misi prodi dan Universitas yang mengarah pada agro and marine industry. Tujuan penerbitan jurnal ini adalah salah satu sarana untuk mewadahi kebutuhan peningkatkan kuantitas dan kualitas karya ilmiah. JCPDS terbit dua kali dalam setahun, yakni pada bulan April dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 154 Documents
Adaptasi Sosial Komunitas Musik Etnik di Era Modern Abdul Malik Iskandar
Jurnal Community Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i1.2908

Abstract

Musik etnik merupakan salah satu entitas sosial yang kemunculannya masih tergolong baru. Ia merupakan bagian dari respon terhadap kejenuhan kemodernan yang bersifat global. Sebagai sesuatu yang baru, musik etnik masih membutuhkan ruang sosial sebagai wadahnya untuk beradaptasi untuk dikenal dan diterima oleh masyarakat luas. Oleh karena itulah, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk adaptasi sosial musik etnik yang berlokasi di Kota Labuan Bajo Kecamatan Komodo Nusa Tenggara Timur. Unit analisis penelitian ini adalah komunitas musik etnik ‘Rumah Kreasi’ sebagai salah satu kelompok yang dalam kurun enam tahun terakhir sering tampil di berbagai event di Kota Labuan Bajo. Dalam kurun waktu tersebut komunitas pun mengalami perkembangan hingga menjadi terkenal. Atas dasar itulah komunitas ‘Rumah Kreasi’ dipilih sebagai subyek penelitian. Dengan demikian, pendekatan penelitian ini adalah Studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, teknik observasi, dan kajian literatur. Teknik analisis data mempergunakan model Miles dan Huberman yaitu Teknik Tiga Alur berupa reduksi data, kategorisasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh bentuk adaptasi sosial kelompok musik etnik ‘Rumah Kreasi’ dilakukan dengan cara (a) mengikuti berbagai event, (b) kolaborasi dan adaptasi musik etnik, (c) menyanyikan lagu tradisional Manggarai, (d) belajar musik etnik dari komunitas lain, dan (e) menampilkan musik etnik di sekitar Labuan Bajo. Kesimpulan penelitian ini adalah kelompok musik etnik melakukan adaptasi bukan hanya fokus pada musik etnik melainkan juga pada aspek pengembangan kelompok dalam membangun jaringan sosial agar dikenal di masyarakat sekitar. 
BUDAYA KEMISKINAN NELAYAN KECIL DAN BURUH NELAYAN Arfriani Maifizar; Sopar Sopar; Riki Yulianda
Jurnal Community Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i1.3768

Abstract

Abstrak* Budaya kemiskinan merupakan suatu permasalahan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor kebiasaan hidup sehari-hari dalam masyarakat. Budaya kemiskinan pada masyarakat nelayan, khususnya nelayan kecil dan buruh nelayan, karena kebiasaan hidup sehari-hari terus terjadi  secara turun temurun dalam masyarakat, sehingga masyarakat nelayan terjebak di dalam situasi tersebut. Kemiskinan merupakan tidak berdayanya  individu dalam  mewujudkan  kesejahteraan hidup, banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kemiskinan pada masyarakat, yaitu faktor alamiah, struktural, sumber daya manusia, dan budaya. Penelitian  ini hanya fokus pada salah satu faktor kemiskinan saja yaitu faktor budaya. Penelitian ini membahas tentang budaya kemiskinan pada nelayan kecil dan buruh nelayan. Tujuannya adalah untuk mengetahui potret kemiskinan yang disebabkan oleh faktor budaya. Metodologi yang digunakan yaitu metodologi kualitatif dengan menggunakan paradigma kontruktivistik dan penentuan informan dengan teknik memilih nelayan kecil dan buruh nelayan yang aktif  melaut. Hasil penelitian ini menjelaskan potret dan reproduksi kemiskinan yang disebabkan oleh faktor budaya, analisa data dilakukan melalui analisis naratif berdasarkan kronologi yang dialami oleh individu atau masyarakat dari nelayan kecil dan buruh nelayan.      
Rasionalitas Pengetahuan dan Kemampuan Penanganan Covid-19 (Studi Pemahaman Mahasiswa di Aceh Barat) Triyanto Triyanto; Rahma Husna Yana; Nurkhalis Nurkhalis; Irma Juraida
Jurnal Community Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i1.3824

Abstract

The existence of COVID-19 has attracted the attention of the public, even at the beginning of its appearance, this disease was frightening. However, when there are calls to work at home, worship at home, and various policies that are considered detrimental to the community, and exacerbated by hoax news, slowly there is rejection and even distrust of the existence of COVID-19. So this research was carried out to see how students' knowledge about covid-19 and their belief in the ability of the state through the government both at the center and the regions. Students were chosen as research objects, apart from the fact that some students did not carry out health protocols on campus, also because students were seen as agents of change so that good knowledge of students would bring good knowledge to the community. The results showed that students had good knowledge and were in tune with the information provided by the government. Regarding some students not wearing masks, it was more because they were not in a crowd. Students believe that the state through the government can handle this covid-19 well, although students also see that there are some unsatisfactory things such as the ban on going home, Chinese foreign workers are instead allowed to come. Even though these foreign workers continue to carry out strict screening, they are ensured that they are in safe conditions for the community. The non-applicability of the lockdown is also considered a weakness in handling, even though the government has explained the economic growth that must be fought for.
Studi Tentang Pembentukan Struktur Sosial Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Klaten Emilia Rohmawati Asyarifah; Padmono Wibowo; Imam Ismail Addarojad
Jurnal Community Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i2.4224

Abstract

Lapas merupakan satu entitas sosial yang di dalamnya terdapat warga negara yang sedang menjalani masa pidana. Meskipun narapidana sedang dalam proses pembinaan di dalam lapas dan berada dalam lingkungan yang terbatas, sebagai mahluk sosial mereka tidak kehilangan kemampuan untuk bisa melakukan exercise of power. Sebagai mahluk sosial mereka tentu saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam lingkup kegiatan di dalam lapas. Penelitian ini mencoba menggali proses pembentukan struktur yang terbentuk di lapas Klaten dan bagaimana struktur mereka juga berbeda dari jaringan asosiasi informal di luar lembaga pemasyarkaatan. Objek dalam penelitian ini adalah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Klaten. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain dengan pengamatan langsung, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur sosial yang terbentuk di lapas, petugas lapas jelas menempati posisi dan kedudukan tertinggi karena mereka adalah representasi dari negara yang memiliki legitimasi dan seluruh instrumen kekuasaan yang sah untuk membina narapidana di lapas. Pembentukan struktur sosial untuk para Narapidana dapat dikatakan unik, ini karena ada beberapa faktor yang kemudian memepengaruhi posisi dan kedudukan mereka di dalam lapas. Faktor-faktor tersebut adalah; pertama, kemampuan narapidana membangun kedekatan dengan petugas lapas. Kedua, kemampuan ekonomi narapidana. Ketiga, keahlian yang dimiliki narapidana. Dan keempat adalah faktor dari kasus kejahatan yang dilakukan oleh napi.
Peran Industri Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dan Masyarakat (Studi Pada Industri Rumah Tangga Getas dan Kemplang di Desa Kuarau, Bangka Tengah) Luna Febriani; Siti Saleha
Jurnal Community Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i2.3798

Abstract

Community empowerment is an important part of the development process and improving community welfare. Industri Rumah Tangga and Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) are part of the empowerment process that can strengthen the family economic and community economy resilience. Community empowerment through a Industri Rumah Tangga or household business is also carried out in community of Kurau Village, Koba District, Bangka Belitung Islands Province. Industri Rumah Tangga of Kemplang and Getas were initiated by this community became commodities that strengthened the family and community economies. This study aims to explore the role of the Industri Rumah Tangga in the economy and the empowerment process of Getas and Kempalng’s Industri Rumah Tangga in Kurau Village. The research method used in this research is descriptive qualitative, with the theory of community empowerment as a theory to analalize the data. The results showed that Getas and Kemplang’s Industri Rumah Tangga in Kurau has a significant role in strengthening the family and community economy, this can be seen from the level of economic income of the Kurau Village community after this business. Apart from that, the background of its establishment cannot be separated from the increasingly urgent economic demands, so that this business can become a support for society in the economic field. For community empowerment, this business is a type of bottom up empowerment, which is initiated by the community, starting from the production process to the distribution process to distributors both in Kurau Village and outside the village.
Constructing Urban Lifestyle Through Billboard Advertising: A Case Study In Yogyakarta Cut Irna Liyana; Irwan Abdullah; Sajarwa Sajarwa
Jurnal Community Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i2.4455

Abstract

Advertising has an effect on changing lifestyles in urban communities. The massive development of billboard advertising in Indonesia's urban areas makes people exposed to advertising content every day. By using vocabulary and visualizing, directly or implicitly, advertising conveys messages and meanings that have an effect on the evolving lifestyles of urban populations. This paper would highlight how the language of advertising creates urban lifestyles in Yogyakarta by researching how advertising language building transmits a message and advertising language builds a lifestyle with an ideological orientation. It is also intended to support the target audience. This is qualitative analysis and data collection was carried out through observation and recording of the billboard advertising in Yogyakarta. Data was analyzed using the multimodal discourse analysis method of Gunter Kress and Theo van Leeuwen. The results indicate that billboard advertisements not only offer the commodity, but also convey the message of urban lifestyle directly and indirectly. Urban lifestyles are built using semiotic modes; language (using code mixing and foreign language) and visualization (using icon, image and color); in billboard advertising. They as well constructed ideologies that have structured society horizontally and vertically.Keywords: 
Interaksi Sosial Antara Mahasiswa Muslim Dengan Mahasiswa Non Muslim di Lingkungan Universitas Syiah Kuala Sanusi Sanusi; Maimun Maimun; Gabriella Martina Sirait
Jurnal Community Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i2.4364

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menjawab permasalahan yaitu (1) bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara mahsiswa muslim dengan mahasiswa non-muslim dalam lingkungan kampus Universitas Syiah Kuala, (2) apa saja faktor penghambat interaksi sosial antara mahasiswa muslim dengan mahasiswa non-muslim dalam lingkungan kampus Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian yaitu mahasiswa muslim dan mahasiswa non-muslim yang berjumlah 10 (sepuluh) orang, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) interaksi sosial yang terjalin antara mahasiswa muslim dengan non-muslim yaitu kerjasama dalam mengerjakan proyek kelas atau penyelesaian sebuah acara baik didalam kelas maupun didalam organisasi kemahasiswaan, persaingan dalam hal akademik, konflik mengenai agama tidak pernah terjadi dan akomodasi, kesadaran akan kedewasaan sesama mahasiswa dalam penyelesaian suatu masalah, (2) faktor penghambat interaksi sosial antara mahasiswa muslim dengan mahsiswa non-muslim yaitu simpati untuk memulai interaksi sosial diawal sangat canggung, berlebihan dalam memberikan kritik terhadap karya atau tugas sesama mahasiswa, hambatan dalam interaksi antara mahasiswa muslim dengan mahasiswa non-muslim yaitu adanya perbedaan sikap mahasiswa dalam menanggapi dan mengerjakan sebuah proyek kelas yang ditugaskan oleh dosen. Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut yaitu dengan memberikan teguran terhadap mahasiswa yang melakukan kritikan secara berlebihan tersebut, mengajak mahasiswa yang sulit bergaul untuk melakukan kegiatan bersama. Hasil temuan di lapangan yang telah dipaparkan menunjukkan kesesuaian dengan asumsi teori aksi dari Talcott Parsons yang menjelaskan bahwa salam bertindak, manusia juga menggunakan  cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tertentu.
Trilogi Konflik Tanah Ulayat Pulurera di Flores Timur. Umbu TW Pariangu; Benedicta Bean
Jurnal Community Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i2.4380

Abstract

ABSTRACTLand conflicts in Indonesia occur in various forms such as land grabbing, unilateral claims, land border issues, and so on. In East Flores Regency (Flotim), East Nusa Tenggara, land conflicts always attract public attention, such as the conflict between PT. Rerolara with the Pulurera Village community in 2019. The conflict was triggered by the issue of the termination of the Hak Guna Usaha (HGU) contract and the abandonment of land by PT. Rerolara so that the people of Pululara Village claim the land is included in Pululara's ulayat rights. However, this action was opposed by PT. Rerolara and several tribes holding ulayat rights have triggered social instability which has led to civil war between residents. Conflicts in Pulurera Village are classified into three types (trilogy) of conflict: data conflicts, conflicts of interest, and relationship conflicts. Ironically again, a compromise point is difficult to create because the arena of conflict does not only involve institutions that are diametrically in conflict (PT Rerolara and the Tukan Tribe Village community) but several ethnic groups (in Boru Village, Nawokote Village) are also affiliated with PT Rerolara so that it seems that there is an intention legitimize the continuation of conflict and land ownership claims in the name of the community's sovereign rights. Keywords: conflict trilogy, customary land, local community, Rerolara, Ulayat
Studi Feminisme Terhadap Kegelisahan Usia Ideal Perkawinan Pada Perempuan Bekerja Rahmah Husna Yana; Nurkhalis Nurkhalis; Irma Juraida; Putri Maulina
Jurnal Community Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i2.4346

Abstract

Abstract*Working women who are not married above the ideal age in Indonesia have their own anxiety due to often getting stigma from society as old virgins, not selling well, choosing a lot and others. This paper will try to analyze the anxiety of working women with sociological analysis using feminism theory, the research method using descriptive qualitative methods with purposive sampling of informants selection on six working women with an age range of 30-35 years with a minimum education of S1. The results of the study show that working women who are nervous about the age of marriage come from the encouragement of the family and social environment, besides that the cultural view of the ideal marriageable age in society makes unmarried women above the ideal age as a failure.Keywords: Feminism Theory, Age of Marriage Anxiety, Working Women.
Occupational Mobility and Acehnese Immigrants: Case in Malaysia Bukhari Bukhari; Khairulyadi Khairulyadi; Roswita Dewi; Masrizal Masrizal; Triyanto Triyanto
Jurnal Community Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v7i2.4502

Abstract

Mobilititas kerja dikalangan pekerja imigran Aceh di Malaysia merupakan objek kajian yang menarik mengingat jumlah imigran, sejarah dan dinamika kebijakan pemerintah Malaysia juga masyarat dalam merespon keberadaan imigran asal Aceh. Tulisan ini bertujuan untuk menelaah mobilitas kerja atau okupasi pekerja imigran dengan menggunakan empat perspektif yaitu  perspektif asimilasi, pluraslisme budaya, human capital, social capital dan perspektif struktural. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan teknik pengumpulan datanya melalui kuisioner. Penelitian ini menemukan bahwa status pekerjaan dan mobilitas vertikal secara sangat mendasar ditentukan oleh human capital seperti etos kerja, pengalaman atau profesionalisme. Secara mendasar mobilitas pekerjaan dipengaruhi oleh penerimaan pasar terhadap tenaga kerja asing dan kemampuan untuk berbaur dengan nilai-nilai masyarakat lokal. Peran penting kolaraborasi dan kerjasama dengan saling memberikan informasi sesama pekerja migran terlihat dalam mobilitas horizontal dan mobilitas spatial mereka dalam memperbaiki status pekerjaan.