cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
putuayub.simpson@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat
ISSN : 25487868     EISSN : 25487558     DOI : https://doi.org/10.46445/ejti
Core Subject : Religion,
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat menitikberatkan pada penyampaian informasi hasil penelitian, analisa konseptual dan kajian dalam bidang Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat oleh para sivitas akademika internal dan eksternal STT Simpson Ungaran dengan rasio 30:70. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat terbit dua kali dalam setahun yaitu bulan Januari (Batas penerimaan naskah pada bulan Oktober) dan Juli (Batas penerimaan naskah pada bulan Mei). Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat telah terdaftar pada Google Schoolar, BASE (Bielefeld Academic Search Engine), One Search. ISSN 2548-7868 (cetak), 2548-7558 (online)
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2021): January 2021" : 10 Documents clear
Pengaruh Pemahaman Mengikut Yesus Menurut Matius 16:24 Terhadap Motivasi Menjadi Hamba Tuhan Ririn Utari; Ruwi Hastuti; Sarah Andrianti
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.252 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.343

Abstract

This study aims to determine how much influence the understanding of following Jesus according to the Gospel of Matthew 16:24 on the motivation for the call to be the Servant of God among students of STT Nusantara Salatiga. This research uses descriptive quantitative method. The results showed that there was a low influence between the understanding of following Jesus according to the Gospel of Matthew 16:24 on the motivation for the call to become servants of God in students of STT Nusantara Salatiga in 2018. This is indicated by the level of correlation which is only 0.222. The results of the regression analysis showed that the coefficient of determination was 22.2%, meaning that the motivation for the call to become God's servant for STT Nusantara Salatiga students in 2018 was influenced by 22.2% by the understanding of following Jesus according to the Gospel of Matthew 16: 24, the rest 77.8% was influenced by other factors. which the authors did not research. The existence of a gap between understanding and motivation is due to other factors that may also significantly influence motivation. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemahaman mengikut Yesus menurut Injil Matius 16:24 terhadap motivasi panggilan menjadi Hamba Tuhan pada mahasiswa STT Nusantara Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang rendah antara pemahaman mengikut Yesus menurut Injil Matius 16:24 terhadap motivasi panggilan nmenjadi hamba Tuhan pada mahasiswa STT Nusantara Salatiga tahun 2018. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat korelasi yang hanya sebesar 0,222. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa koofisien determinasi sebesar 22,2%, artinya motivasi panggilan menjadi hamba Tuhan mahasiswa STT Nusantara Salatiga tahun 2018 dipengaruhi 22,2% oleh pemahaman mengikut Yesus menurut Injil Matius 16: 24, selebihnya 77,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Adanya kesenjangan antara pemahaman dengan motivasi disebabkan adanya factor-faktor lain yang mungkin secara signifikan juga mempengaruhi motivasi.
Penggunaan Enneagram Dalam Pembinaan Formasi Spiritual Kristen Grace Emilia
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.815 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.334

Abstract

Enneagram is an ancient personality typology that can depict one’s personality strategy and pattern. It is potential to be used in Christian spiritual formation trainings. However, some Evangelicals voice their doubts especially regarding its historicity and reliability in relation to Christian spiritual formation. This study, conducted by using exploratory qualitative approach, tries to examine enneagram through its historicity and empirical studies and their interconnections with Christian spiritual formation. The study shows that enneagram can be used in Christian spiritual formation trainings, especially on topics discussing relational issues in the areas of friendship, marriage, leadership, conflict management, or counseling.   AbstrakEnneagram adalah tipologi kepribadian kuno yang dapat menggambarkan strategi dan pola kepribadian seseorang, sehingga berpotensi untuk digunakan dalam pembinaan formasi spiritual Kristen. Namun muncul keraguan dari kalangan Protestan Injili, terutama ditinjau dari aspek historis dan reliabilitasnya dalam hubungannya dengan formasi spiritual Kristen. Karena itu dengan menggunakan pendekatan kualitatif ekploratori, tulisan ini menelaah berbagai kajian historis dan empiris mengenai enneagram serta keterkaitannya dengan formasi spiritual Kristen. Hasil studi menunjukan bahwa enneagram dapat digunakan dalam pembinaan formasi spiritual Kristen, khususnya untuk menunjang pembahasan isu-isu relasional seperti persahabatan, pernikahan, kepemimpinan, manajemen konflik, atau konseling.
Implementasi Etika Kristen Dalam Keluarga Badan Pengurus Jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia Propinsi Jawa Tengah Jamin Tanhidy; Muner Daliman; Hana Suparti; Krido Siswanto
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.743 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.348

Abstract

Family institution as the smallest unit of the human institutional system, like an organization, need rules and a code of ethics in order to run well. If ethics is not consistently applied in a family, it will have a negative impact on the harmony and quality of family, which in turn has a bad impact on the church, school, community and nation. Therefore, the aim of this Applied Research is to find out the level and what the most dominant indicators that tend to determine the implementation of Christian Ethics in the Family of the Church Leaders of Alliance Church in Central Java Province. This research using Quantitative Method based on aexegetical study text from Ephesians 5: 22-6: 4 in order to find out the indicators that determine the research. About 120 people are taking as a sample, using the Non Random Sampling Technique, data computed by SPSS Programme version 20. The result showed that, first, the level of implementation of Christian ethics in the family based on Ephesians 5: 22-6: 4 among The Church Leaders of Alliance Church in Central Java Province is in the category "Medium", This condition caused by pragmatic pastoral leadership patterns that took priority on church marketing and lackof synergy between church, family and school in realizing implementation of Christian Ethics in the Family. Second, Physical Aspect more determine the implementation of Christian ethics in the family among The Church Leaders. The results of this research indicate that the Physical and Theological Aspects are closely related (link) with each other as the main catalyst influencing the implementation of Christian ethics in the family which can ultimately build the body of Christ and create healthy church growth.  Therefore, the church needs to value both aspects proportionally. ABSTRAKLembaga keluarga sebagai satuan terkecil dari sistem kelembagaan manusia, layaknya sebuah organisasi memerlukan peraturan dan kode etik agar berjalan baik. Jika etika tidak diterapkan secara konsisten dalam sebuah keluarga, maka akan membawa dampak negatif bagi keharmonisan dan kualitas keluarga yang berdampak buruk kepada gereja, sekolah, masyarakat dan bangsa. Oleh sebab itu, Penelitian Terapan (Applied Research) ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat dan dimensi mana yang dominan menentukan, implementasi etika Kristen dalam keluarga Badan Pengurus Jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia (BPJ GKII) di Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan eksegesis terhadap nats Efesus 5:22-6:4 sebagai landasan teori dan menemukan indikator penelitian. Sampel penelitian sebanyak 120 orang, teknik pengambilan sampel dengan Non-Random Sampling, penghitungan data memakai SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, tingkat implementasi etika Kristen berdasarkan Surat Efesus 5:22-6:4 dalam keluarga BPJ GKII Propinsi Jawa Tengah berada dalam ketegori sedang. Hal ini disebabkan oleh pola pengembalaan pragmatis yang lebih berorientasi pada pemasaran organisasi gereja serta lemahnya sinergi antara gereja, keluarga dan sekolah dalam mewujudkan implementasi etika Kristen dalam keluarga. Kedua, aspek fisik dalam dimensi relasi suami-istri merupakan indikator yang paling dominan menentukan implementasi etika Kristen dalam keluarga BPJ GKII Propinsi Jawa Tengah.  Hasil riset ini menunjukkan bahwa aspek fisik dan teologis saling terkait erat (link) satu sama lain sebagai katalisator utama yang mempengaruhi implementasi etika Kristen dalam keluarga yang akhirnya dapat membangun tubuh Kristus dan menciptakan pertumbuhan gereja yang sehat. Oleh karena itu, gereja perlu menghargai kedua aspek ini secara proporsional.
Konsep Hidup Kekal Menurut Pandangan Dunia Etnis Baliem, Papua Sebagai Potensi dan Krisis Bagi Kontekstualisasi Injil Marde Christian Stenly Mawikere
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.069 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.333

Abstract

This study reveals the Baliem ethnic concept of "eternal life" and how it relates to contextual gospel preaching (both potential and crisis). The study was conducted using a qualitative approach with a participant observer method supported by a study of a variety of relevant literature with a discussion of the concept of eternal life of Baliem people in Papua. As for the Baliem Society, Papua with a background of traditional societies with a worldview of animism has an eternal view of life which is lived out as an "ideal situation and condition" in the Nabelan-Kabelan myth and "an ideal person or figure" in the Naurekul myth. Through this view of eternal life, there is a "meeting point" and "difference" with the gospel message and Bible values. Because it is possible to be able to advocate and implement a contextual evangelistic approach for the Baliem people in Papua by touching and empowering their cultural values, Thus the Gospel and Christianity are not just a history or monument but are still present and change society while still paying attention to the integrity of the socio-cultural context, especially the people of Baliem, Papua.  ABSTRAKStudi ini mengungkapkan konsep etnis Baliem mengenai “hidup kekal” dan bagaimana kaitannya dengan pemberitaan Injil yang kontekstual (baik potensi maupun krisis). Penelitian dilaksanakan dengan  pendekatan kualitatif melalui metode pengamatan partisipan yang didukung dengan kajian kepada beragam literatur yang relevan dengan pembahasan mengenai konsep hidup kekal orang Baliem di Tanah Papua. Masyarakat Baliem, Papua dengan latar belakang masyarakat tradisional dengan pandangan dunia animisme memiliki pandangan hidup kekal yang dihayati sebagai “situasi dan kondisi yang ideal” pada mitos atau legenda Nabelan-Kabelan dan “pribadi atau sosok yang ideal” dalam legenda Naurekul. Melalui pandangan mengenai hidup kekal seperti ini, maka terdapat “titik temu” maupun “perbedaan” dengan berita Injil dan nilai-nilai Alkitab. Karena itu memungkinkan untuk dapat menganjurkan dan melaksanakan pendekatan kontekstualisasi Injil bagi etnis Baliem di Papua dengan menyentuh, memanfaatkan dan memberdayakan nilai budaya etnis Baliem, Dengan demikian Injil maupun kekristenan bukan hanya akan menjadi sejarah atau monumen namun akan tetap hadir dan mengubahkan masyarakat dengan tetap memperhatikan keutuhan konteks sosial budaya, khususnya etnis Baliem, Papua.
Implikasi Pedagogis Pada Sakramen Perjamuan Kudus Dalam Liturgi Gereja Sumiyati Sumiyati; Eriyani Mendrofa
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.118 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.314

Abstract

The Lord's Supper is one of the sacraments of the church and is an important part of the Christian liturgy. The author conducts research on the meaning of the Holy Communion so that he can find pedagogical implications in the Holy Communion. The research used is a literature analysis approach that uses various relevant literature sources. The pedagogical implications of the Lord's Supper concern the past, present and future. The meaning of the past means that the Lord's Supper is a reminder of Christ's sacrifice for believers. Today means that the Lord's Supper means sharing in enjoying the benefits of Christ’s death and fellowship with the members of the body of Christ, even Christ himself. The meaning of the future means that the Holy Communion is a guarantee of enjoying the Kingdom of Heaven and the great supper in the future. The Lord's Supper is an expression of hope for His return. Christ Jesus is the sure hope. Practically speaking, Holy Communion reminds us of the importance of fellowship with fellow members of the body of Christ. ABSTRAKPerjamuan Kudus merupakan salah satu sakramen gereja dan menjadi bagian penting dalam liturgi Kristen. Penulis melakukan penelitian terhadap makna perjamuan kudus sehingga dapat menemukan implikasi pedagogis dalam perjamuan kudus. Penelitian yang digunakan adalah pendekatan analisis pustaka yang menggunakan berbagai sumber pustaka relevan. Implikasi pedagogis Perjamuan Kudus menyangkut masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Makna masa lalu berarti bahwa Perjamuan Kudus merupakan peringatan pengorbanan Kristus bagi orang percaya. Masa kini berarti bahwa Perjamuan Kudus memiliki makna keikutsetaan menikmati keuntungan kematian Kristus serta persekutuan dengan anggota tubuh Kristus, bahkan Kristus sendiri. Makna masa yang akan datang berarti bahwa Perjamuan Kudus menjadi jaminan menikmati Kerajaan Sorga dan perjamuan agung di masa yang akan datang. Perjamuan Kudus merupakan perwujudan pengharapan akan kedatangan-Nya kembali. Kristus Yesus adalah pengharapan yang pasti. Secara praktis, Perjamuan Kudus mengingatkan tentang pentingnya persekutuan dengan sesama anggota tubuh Kristus.
Benarkah Cinta Kuat Seperti Maut? Eksegesis Kidung Agung 8:6-7 dan Relevansinya Jusuf Haries Kelelufna
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.415 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.321

Abstract

It is really love as strong as death? Exegesis Song of Songs 8:6-7and its relevance. Start from the phenomenon of wealth strength that is able to ' buy love ', the author questioned the truth of the statement 'for love is strong as death' in the book of Song of Songs 8:6-7 which is then analyzed by focusing on the lexicon, context, and syntax of grammar The Hebrew language and compare it to the existing interpretation. The results of the analysis show that Love is something universal included in its erotics love. The nature of Love is described as an extreme force that pushes a person in a positive direction but also negative. Love can build but also tear down. The power of love is confronted with the power of nature and treasures as a challenge as well as proving the power of love. Love with its paradoxical force of extremes can be overcome by the ratification of relationships. The text of the Song of Songs 8:6-7 raises the extreme power of strong love like death, but most of the interpretations are then supported by mystical and materialistic powers to make love ' not ' strong like death  ABSTRAKBenarkah Cinta Kuat seperti Maut? Eksegesis Kidung Agung 8:6-7 dan Relevansinya. Berangkat dari fenomena kekuatan harta yang mampu ‘membeli cinta’, penulis mempertanyakan kebenaran pernyataan ‘karena cinta kuat seperti maut’ dalam kitab Kidung Agung 8:6-7 yang kemudian dianalisis dengan berfokus pada leksikon, konteks, dan sintaks tata bahasa Ibrani serta membandingkannya dengan penafsiran yang telah ada. Hasil analisis menunjukkan bahwa cinta adalah sesuatu yang universal termasuk di dalamnya cinta erotis. Sifat cinta digambarkan sebagai suatu kekuatan ekstrim yang mendorong seseorang ke arah yang positif tetapi juga negatif. Cinta dapat membangun tetapi juga meruntuhkan. Kekuatan cinta diperhadapkan dengan kekuatan alam dan harta sebagai tantangan sekaligus sebagai pembuktian kekuatan cinta. Cinta dengan kekuatan ekstrimnya yang paradoks dapat diatasi dengan pengesahan hubungan. Teks KA 8:6-7 mengemukakan kekuatan ekstrim cinta yang kuat seperti maut, namun sebagian besar penafsiran yang kemudian didukung oleh kekuatan mistis dan materialistik menjadikan cinta ‘tidak’ kuat seperti maut.
Efektifitas Strategi Pelayanan Pastoral Konseling Kepada Pasien Panti Rehabilitasi Narkoba Linda Zenita Simanjuntak; Malik Malik; Hasahatan Hutahaean
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.517 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.352

Abstract

The number of young people who fall into the trafficking of drugs is increasing. The phenomenon of the number of prisons and detention centers inhabited by people assisted by drug cases is no longer a secret. It is not uncommon for church youth to be counted on that number so that components of the Church such as pastors, assemblies, service activists, and other elements of society deserve to give a more serious portion of attention. Because the face of the future church cannot be separated from the Church Youth today. This research departs from this fact and the services of North Sumatra STT students at the Rehabilitation Center in Medan. More than fifteen years of experience in this area is worth exploring through field research. The method used is qualitative and with 28 people who are the objects of research from the Rehabilitation Center. Data were obtained from students who actively carry out mentoring services to Rehabilitation Institutions, Rehabilitation Institution Managers, and patient families from some of the objects (patients). The results show that there are five steps; understanding the counselee, giving loving help, the role of a father, and family prayer, provides a better change despite the variety of outcomes (cures) of people who have participated in the rehabilitation program. Pastoral care and the care of family or parents add to the healing process. This has something to do with spirituality and the pattern of pastoral Christian counseling services provided. But on the other hand, the formation of habits in serving students of the Theological College (STT) needs to be pursued through pastoral counseling services with assistance to people who are addicted and follow rehabilitation programs. ABSTRAKKaum muda yang terjerumus kepada penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan semakin bertambah. Fenomena banyaknya Lapas dan Rutan dihuni oleh warga binaan kasus narkoba bukan rahasia lagi. Tidak jarang pula pemuda gereja yang terhitung pada bilangan itu sehingga komponen Gereja seperti pendeta, majelis, aktifis pelayanan dan elemen masyarakat lainnya patut untuk memberi porsi perhatian yang lebih serius. Sebab wajah gereja masa depan tidak terlepas dari Pemuda Gereja masa kini. Penelitian ini berangkat dari fakta tersebut dan pelayanan mahasiswa STT Sumatera Utara di Panti Rehabilitasi di Medan. Pengalaman lebih lima belas tahun pada bidang ini patut untuk ditelusuri melalui penelitian lapangan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dan dengan 28 orang yang menjadi objek penelitian dari Panti Rehabilitasi. Data diperoleh dari mahasiswa yang aktif melaksanakan pelayanan pendampingan ke Panti Rehabilitasi, Pengelolah Panti Rehabilitasi dan keluarga pasien dari sebagian objek (pasien). Hasilnya menunjukkan adanya lima langkah; memahami konseli, memberi pertolongan penuh kasih, peran Ayah, dan doa keluarga, memberikan perubahan yang lebih baik meski adanya keragaman outcome (kesembuhan) dari orang-orang yang pernah mengikuti program rehabilitasi tersebut. Pendampingan pastoral dan perhatian keluarga atau orang tua menambah daya proses penyembuhan. Hal ini ada sangkut pautnya dengan spiritualitas dan pola pelayanan pastoral konseling Kristen yang diberikan. Namun di sisi lain pembentukan kebiasaan dalam melayani bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi (STT) perlu diupayakan melalui pelayanan pastoral konseling dengan pendampingan kepada orang-orang yang kecanduan dan mengikuti program rehabilitasi.
WAWASAN DUNIA KRISTEN DAN PANGGILAN GEREJA: ARAH GEREJA MODERN BERMISI Tony Salurante
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.942 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.328

Abstract

Christian Worldview is the way we see Christianity as a complete unity that hooks up with each other. Every human being has a worldview that consciously or not, affects the beliefs of life. This fundamental thing is not easy to understand but it controls all aspects of human life. In the midst of a changing modern world it proves how Christian worldview becomes the antithesis of secular worldview and other religions. This research explains the problem and is associated with church callings.  These problems raise various conflicts of ideas and beliefs that affect each other. On the one hand the church has a calling to be salt and light of the world. On the other hand, the church is also commanded to not be similar to the world. The purpose of this research is to show how the philosophical concept of Christianity as a way of church views can play a significant role for the church calling, so that the church can distinguish and know the values that influence another worldview. By utilizing a philosophical-systematic approach it produces answers to research questions. An approach with Christian worldview is able to encourage the church to proclaim the truth in every aspect of life effectively and provide the right perspective for the belivers in the modern age to be a means of God's mission.
Sikap Hormat Anak Terhadap Orang Tua Berdasarkan Prinsip Alkitab Yanto Paulus Hermanto; Christine Christine; Guntur Hari Mukti; Christopher Santoso; Yonas Pasiran Ady Prayitno
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.121 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.325

Abstract

Honoring parents is a commandment from God that all mankind must carry out. This study aims to determine the true meaning of honouring parents and what practical action looks like. To answer the formulation of this problem, the researchers used a research method with a qualitative approach, namely, a method that looks for a deep meaning about the text, and extracts from several books or journals related to the problem. From the results of the discussion, honour for parents is an attitude that must be carried out throughout life through obedience, not insulting or criticizing and don't say harshly, as well as an attitude that nurtures, cares for and meets their needs. And God's promise for those who keep this law is a long life, happiness and a good condition, namely prosperity physically and spiritually. ABSTRAKMenghormati orang tua adalah perintah Tuhan yang harus dilaksanakan oleh semua umat manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arti yang sebenarnya secara biblika dari menghormati orang tua dan  seperti apa tindakan praktisnya. Untuk menjawab rumusan masalah ini, maka peneliti  melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu, metode yang mencari arti yang mendalam tentang teks,  dan menggali dari beberapa buku atau jurnal yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dari hasil  pembahasan maka menghormati  orang tua merupakan sikap yang harus dilakukan sepanjang umur hidup melalui sikap taat, tidak menghina atau mencela dan tidak berkata kasar, juga sikap yang memelihara, merawat dan mencukupi kebutuhan mereka. Dan janji Tuhan bagi orang yang melaksanakan hukum ini adalah panjang umur, kebahagiaan dan memiliki keadaan baik yakni kemakmuran secara jasmani dan rohani.
Kontribusi Metode Bermain Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Anak Sekolah Minggu Christina Martha Wajabula; I Nyoman Sudana Degeng; Dedi Kuswandi
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 5, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.321 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v5i1.320

Abstract

This article aims to determine the contribution of the play method in improving learning activities and learning outcomes for Sunday School children at the Indria level. Based on the results of field observations, it is known that the activities and learning outcomes of children are not considered good criteria. This is because during the learning process at Sunday Schools, especially at the Indria Level, Sunday School Teachers still apply conventional teaching methods, so that children become bored and pay less attention to what is being taught. This study used a classroom action research method involving 20 children as the research sample. There are two cycles used with four stages starting from planning the action, implementing the action, observing the action and reflecting. The results showed that by applying the play method, children's learning activities increased and children's learning outcomes were also good. ABSTRAKArtikel ini bertujuan untuk mengetahui adanya kontribusi dari metode bermain dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar anak Sekolah Minggu jenjang Indria. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar anak belum termasuk kriteria yang baik. Hal ini disebabkan pada saat proses pembelajaran di Sekolah Minggu khususnya di Jenjang Indria, Guru Sekolah Minggu masih menerapkan cara mengajar yang konvensional, sehingga anak menjadi bosan dan kurang memperhatikan apa yang diajarkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan kelas yang melibatkan 20 anak sebagai sampel penelitian. Ada dua siklus yang digunakan dengan empat tahapan yang dimulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode bermain, aktivitas belajar anak meningkat dan juga hasil belajar anak menjadi baik.

Page 1 of 1 | Total Record : 10