cover
Contact Name
Andi Ruhban, S.ST.,M.Kes
Contact Email
ruhbansaja@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
ruhbansaja@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
ISSN : 0854624X     EISSN : 26226960     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Tulisan yang diterima melingkupi rumpun Ilmu Kesehatan Lingkungan dengan diberi kode 359 oleh Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, yang dapat berupa Artikel Hasil Riset, Book Review, Literatur Review, Komentari/Opini, Berita Ilmiah (Scientific News), dan Letter to Editor. Tulisan tersebut menyangkut Sanitasi Dasar (penyehatan air, pengelolaan limbah cair, pembuangan tinja, penanganan sampah, penyehatan makanan minuman, pengendalian vektor), penyehatan udara, pengamanan pestisida, rumah sehat dan tata graha, perilaku hidup bersih dan sehat, higiene perorangan, sanitasi tempat umum-wisata-matra, sanitasi transportasi, sanitasi industri dan keselamatan kerja, sanitasi rumah sakit, sanitasi kawasan pesisir pantai dan laut, penyakit berbasis lingkungan, analisis mengenai dampak lingkungan, manajemen risiko lingkungan, epidemiologi kesehatan lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 257 Documents
HUBUNGAN PROSES PENCUCIAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS PERALATAN MAKAN (STUDI LITERATUR) inayah, inayah; Muharram, Ashar
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1849

Abstract

Makanan dapat menjadi permasalahan apabila yang dimakan tidak memenuhi syarat. Kuantitas makanan diproduksi sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk, sedangkan kualitas makanan harus dijamin keamanannya mulai dari tahap sebelum panen, bahan mentah, proses produksi hingga makanan tersebut siap untuk dikonsumsi.. Jaminan keamanan pangan menjadi keharusan jika produksi pangan memasuki pasar global atau internasional. Keracunan makanan dapat terjadi karena terkontaminasi mikroba patogen maupun toksin yang dihasilkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan  proses pencucian dengan kualitas bakteriologis peralatan makan.Jenis penelitian ini adalah studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data berupa data sekunder yang diperoleh dari literatur-literatur, buku-buku dan hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji hubungan variabelbebas dan variabel terikat.Hasil penelitian menunjukkan proses pencucian sangat mempengauhi kandungan bakteriologis peralatan makan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi angka kuman pada usap alat makan adalah Bahan dasar alat makan, Kondisi awal piring, Air pencuci, Bak pencuci, Tenaga pencuci Dan Alat penggosokBagi semua kalangan masyarakat baik pemilik warung makan, pedagang makanan serta rumah tangga sebaiknya melaksanan proses yang benar mulai dari menggunakan air bersih, cara mencuci, cara mencuci yang benar dan memperhatikan kebersihan tempat dan alat pencucian yang digunakan.Kata Kunci             : Bakteriologis, Peralatan Makan
PEMANFAATAN TANAMAN KAKTUS BERDURI DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR SUNGAI rappe, erlani; Triani, Nia
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 2 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i2.831

Abstract

Air digunakan manusia untuk berbagai keperluan seperti minum, mencuci, memasak dan lain sebagainya. Maka penggunaan air harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu air harus memenuhi syarat Fisik, Kimia, Bakteriologis, dan Radioaktif. Salah satu bentuk permasalahan yang sering di jumpai yaitu kekeruhan yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat kualitas air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kekeruhan pada air. Adapun jenis penelitian ini merupakan eksperimen yaitu untuk melihat manfaat tanaman kaktus dalam menurunkan kekeruhan pada air sungai Je’neberang yang berada di Kab. Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar kekeruhan sebelum diberi perlakuan sebesar 59,9 NTU, dan setelah diberi perlakuan dengan melakukan 3 kali percobaan pada masing- masing dosis, dan didapatkan rata-rata hasil persentase penurunan pada dosis 15 ml yakni 78,82 %, dosis 20 ml yakni 82,8 %, dan dosis 25 ml yakni 83,91 %. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penurunan kadar kekeruhan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan tanaman kaktus dalam bentuk larutan sebagai koagulan dengan menggunakan metode koagulasi, dapat dikatakan memenuhi syarat sesuai dengan standar oleh Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat kualitas air bersih dalam hal kekeruhan yakni 25 NTU. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan uji toksisitas terlebih dahulu pada air yang sudah di lakukan pengolahan dengan tanaman kaktusKata Kunci             : Koagulan, Koagulasi, Tanaman Kaktus, Kekeruhan, Air Sungai
HUBUNGAN PERILAKU PEKERJA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PABRIK PENGGILINGAN PADI KABUPATEN SIDRAP rappe, erlani; S, Anugrah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1145

Abstract

Perkembangan industri yang pesat di Indonesia, baik di sektor formal maupun informal, akan menimbulkan lapangan kerja baru dan menyerap angkatan kerja baru. Pada tahun 2001 angkatan kerja berjumlah 101 juta orang yang sebagian besar (70-80%) berada disektor informal. Perilaku pemakaian APD dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam diri maupun dari luar subjek. Selain itu ada beberapa faktor yang memungkinkan seorang pekerja berperilaku dalam menggunakan APD pada saat melakukan pekerjaan.Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui hubungan perilaku pekerja dengan pengunaan alat pelindung diri (APD) di pabrik penggilingan padi kabupaten sidrap. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan secara langsungHasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 120 responden yang yaitu 54 responden (54,0%)  yang  dikategorikan berpengetahuan tinggi, dan 33 responden (36.9%) yang mengunakaan APD, sedangkan yang berpengetahuan rendah 66 responden (66,0%) dan 17 responden (20.09%) yang tidak mengunakan APD. terdapat 32 (26,7%) mempunyai kategori sikap pekerja terdapat 54 (54%) mempunyai kategori sikap tinggi dan 40 (41.4%) yang mengunakan APD, tidak menggunakan 14 (15.4%) pekerja berada dalam sikap rendah 66 (66 %) pekerja di pabrik penggilingan padi kabupaten sidrap, untuk tindakan  52 responden (50.1%) di kategorikan memiliki tindakan yang tinggi 54 (54%) responden dan yang tidak menggunakan 5 (3.8%) di kategorikan tindakan yang rendah 66 (66%).Kesimpulan dari peneliti ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan perilaku pekerja dengan pengunaan APD  Kata Kunci   : perilaku, pengetahuan, sikap, dan APD
GAMBARAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Lapasamula, Desi Reskita; sahani, wahyuni
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1356

Abstract

Kondisi di Lembaga Pemasyarakatan kadang tidak memperhatikan higiene sanitasi yang akan memberikan peluang besar terjadinya kontaminasi pada makanan dan minuman yang disajikan untuk penghuni Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa Keadaan higiene sanitasi yang buruk dapat mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan kepada konsumenPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran higiene sanitasi dengan keberadaan angka kuman pada peralatan makan di Lembaga Pemasyarakatan narkotika kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa.Jenis penelitian ini penelitian deskpritif, lokasi penelitian yaitu di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa, serta pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi jurusan kesehatan Lingkungan Politeknik kesehatan Makassar, adapun sampel 30 dengan 5 jenis alat makan Ompreng, Gelas, Piring, Sendok, MangkokHasil penelitian ini menunjukan bahwa 5 jenis alat makan Ompreng, Piring, Sendok, Mangkok, Gelas dari 30 sampel menunjukan bahwa tidak ada yang memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1096/Menkes/SK/VI/2011.Kesimpulan dari penelitian  yaitu semua peralatan makan yang digunakan di kamar blok atas dan bawah di Lapas Kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa tidak ada yang memenuhi syarat menurut Permenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011.Kata Kunci : Angka Kuman, Peralatan Makan, Higiene Sanitasi, Lembaga Pemasyarakatan
PENGARUH PENGGUNAAN KARBON AKTIF AMPAS TEBU DALAM MENURUNKAN KADAR SALINITAS PADA AIR PAYAU syam, syamsuddin; Arsil, Arsil
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1567

Abstract

Permasalahan yang umum ditemui pada daerah pesisir pantai yaitu buruknya sanitasi seperti minimnya aksesair bersih yang memenuhi syarat, dalam hal ini air tawar. Oleh karena itu perlu diadakan pengolahan terhadap air payau untuk memperbaiki kualitas air khususnya dalam hal salinitas. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kemampuan karbon aktif ampas tebu dalam menurunkan kadar salinitas pada air payau dosisi 400 gram karbon aktif dan variasi waktu kontak 30 menit, 90 menit dan 150 menit dengan metode adsorpsi pada sumur gali sebelum dan sesudah pengolahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar salinitas setelah perlakuan dengan metode adsorpsi menggunakan karbon aktif ampas tebu yakini, kadar salinitas pada sampel awal yaitu 3,33 ppt setalah pengolahan dengan waktu kontak 30 menit kadar salinitas turun menjadi 2,19 ppt dengan persentase 34,22%, pada waktu kontak 90 menit turun menjadi 2,03 ppt dengan persentase 39,15%, pada waktu kontak 150 menit turun menjadi 1,33 ppt dengan persentase 59,95%. Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa karbon aktif ampas tebu mampu menurunkan kadar salinitas pada air payau. Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu yang menggunakan media karbon aktif ampas tebu untuk menambah waktu kontak antara media karbon aktif dengan sampel air payau
ANALISIS KEMANPUAN IKAN HIAS MAANVIS ( Pterophylium Altum ) DAN IKAN HIAS CUPPANG ( Bettasplandens Crow Tail ) SEBAGAI PREDATOR JENTIK NYAMUK Hamsir, Hamsir; Nurbaeti, Nurbaeti
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.725

Abstract

Vektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit atau antropoda yang dapat memindahkan,menularkan agen infeksi dari sumber infeksi kepada host yang rentan.Pengendalian vektor adalah suatu kegiatan untuk menurunkan kepadatan populasi vektor pada tingkat yang tidak lagi membahayakan kesehatan manusia. Upaya pengendalian vektor berupa nyamuk  dengan cara biologi control dengan menggunakan predator pemakan jentik nyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan ikan manvis (Pterphylium Altum) dan ikan hias cupang ( Betta Splendens Crown Tail) dalam memakan jentik nyamuk.  Jenis penelitian ini bersifat eksperimen. Hasil Ikan hias manvis (Pterphylium Altum) pada hari I memakan jentik sebanyak 20 ekor jentik, hari ke-II yaitu 9 ekor dan hari ke-III yaitu 7 ekor sedangkan untuk ikan hias cupang  ( Betta Splendens Crown Tail)  pada hari I, II,dan III masing-masing  memakan sebanyak 20 ekor. Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu ikan manvis (Pterphylium Altum) dan ikan hias cupang( Betta Splendens Crown Tail) mampu mengendalikan larva Aedes Aegypti.Kata Kunci : Vektor, Jentik, Ikan Manvis (Pterphylium Altum) dan ikan cupang ( Betta Splendens Crown Tail)
GAMBARAN HIGIENE SANITASI DENGAN KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS PADA PERALATAN MAKAN ANGKRINGAN DI KABUPATEN BARRU haderiah, haderiah; Indrajayani, Indrajayani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.975

Abstract

Sanitasi yang tidak memadai dan praktek kebersihan yang buruk pada daerah-daerah perkotaan khususnya pada angkringan, menjadi salah satu penyebab adanya kuman pada peralatan makan yang digunakan sehingga dapat menyebabkan berbagai bahaya seperti penyakit.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi dengan kandungan bakteriologis pada peralatan makan di angkringan Kabupaten Barru. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian diperoleh bahwa pada variabel higiene personal dari 6 pedagang, 2 pedagang (33%) memenuhi syarat dan 4 pedagang (67%) tidak memenuhi syarat. Pada variabel perilaku penjamah 2 pedagang (33%) berprilaku baik, dan 4 pedagang (67%) berprilaku buruk. Selain itu pada variabel proses pencucian peralatan makan terdapat 1 pedagang (17%) memenuhi syarat, dan 5 pedagang (83%) tidak memenuhi syarat.  Hasil pengukuran kandungan bakteriologis pada peralatan makan dari 18 sampel (100%) alat makan tidak memenuhi syarat kesehatan.Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kondisi higiene sanitasi dengan kandungan bakteriologis pada peralatan makan angkringan di Kabupaten Barru tidak memenuhi syarat kesehatan. Adapun saran untuk para pedagang hendaknya lebih memperhatikan higiene dan sanitasi peralatan guna meminimalisir kontaminasi bakteri pada peralatan makan.Kata kunci : higiene sanitasi, peralatan makan, bakteriologis.
PERBANDINGAN LIMBAH BIJI KAPUK DENGAN KULIT KAPUK SEBAGAI BRIKET ARANG PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA syam, syamsuddin; Hasna, Hasna
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1234

Abstract

ABSTRAKLimbah padat biji kapuk dan kulit kapuk jika tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini mencoba untuk melakukan kajian pemanfaatan biji kapuk dengan menggunakan kulit kapuk dan tanpa menggunakan kulit kapuk sebagai briket arang. Briket arang merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar rumah tangga.Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemanfaatan biji kapuk dan kulit kapuk menjadi briket dan menambah sumber energi baru. jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen  dengan pendekatan deskriptif dengan memanfaatkan limbah biji kapuk dan kulit kapuk sebagai briket arang pengganti bahan bakar rumah tangga dengan perekat tepung kanji. briket  limbah biji kapuk dengan briket biji kapuk dengan campuran kulit kapuk 50% : 50% dengan menggunakan perekat kanji 30 % terhadap nilai kalor yang dihasilkan yaitu briket biji kapuk memiliki nilai kalor sebesar 5758 cal/g dan untuk briket biji kapuk dengan campuran kulit kapuk memiliki nilai kalor sebesar 4981 cal/g. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas briket arang limbah biji kapuk diukur dengan nilai kalor  lebih bagus dibanding dengan briket biji kapuk  dengan campuran kulit kapuk dan untuk uji  aplikasi yaitu minyak tanah dan briket biji kapuk lebih cepat mendidihkan air dibanding briket biji kapuk dengan campuran kulit kapuk.Kata Kunci : Limbah Kapuk, Briket Arang dan Bahan Bakar 
KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL Pb PADA IKAN KALENG DI KOTA MAKASSAR mirah, st mut
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.731

Abstract

Perkembangan industri sangat didukung oleh kemajuan teknologi yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia sebagai pelaksana kegiatan dalam suatu kehidupan sehari-hari masyarakat seperti halnya Ikan kaleng merupakan ikan olahan yang dikemas dalam kaleng yang banyak diproduksi didalam dan diluar negeri. Kelebihan pengemasan ikan dalam kaleng diantaranya adalah praktis bagi para konsumen dalam memasaknya, dapat disimpan lebih lama dan dapat meminimalisir kontaminasi dari luar seperti bakteri. Namun dalam penggunaannya perlu diwaspadai karena pada makanan kaleng dapat terjadi kontaminasi logam berat timbal (Pb) dari cara pengemasan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pencemaran logam berat timbal (Pb) pada ikan kaleng dan untuk mengetahui kadar logam berat timbal (Pb) pada ikan kaleng yang banyak dikonsumsi masyarakat.Hasil pemeriksaan kandungan logam berat timbal (Pb) dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) untuk ke tujuh sampel ikan kaleng.  sampel ikan kaleng yang diperoleh dilaboratorium ada 7 sampel yang di periksa ada 2 sampel yang tidak memenuhi syarat dan 5 sampel yang memenuhi syarat.Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa kandungan logam berat timbal (Pb) pada ikan kaleng tersebut ada dua sampel ikan kaleng yang mengandung logam berat timbal (Pb) karena telah melebihi ambang batas maksimum yang telah ditetapakan SNI 7387 : 2009 yaitu 0,3 mg/kg. Kata kunci : logam berat timbal (Pb) dan ikan kaleng
HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR (STUDI LITERATUR) sahani, wahyuni; Limbong, Oktovina Sanda
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1850

Abstract

Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, masih banyak penyakit yang menjadi masalah kesehatan, salah satunya adalah infeksi kecacingan. Diperkirakan lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing, rendahnya mutu sanitasi menjadi penyebabnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan, sesudah buang air besar (BAB), dan setelah bermain  dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Adapun 6 jurnal dari tahun 2016 – 2019, pada SDN Dukuh Kupang V Surabaya, pada anak sekolah di Daerah Pesisir Desa Tadui Kecamatan Mamuju, pada SD Islam Taqwiyatul Wathon, Semarang Utara, pada Sekolah Dasar Negeri No. 5 Delod Peken Tabanan, pada Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru dan SDN Inpres No. 1 Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima.Hasil penelitian ditemukan ada hubungan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian infeksi kecacingan dengan nilai Sig. = 0,012, P-value = 0.02 dan P-value = 0.04, P-value = 0,018, P-value = 0,001, P-value = 0,001, dan  P-value = 0,00. Adapun yang dinyatakan memiliki hubungan bermakna dengan kejadian kecacingan ialah kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan, kebiasaan cuci tangan pakai sabun sesudah BAB, kebiasaan cuci tangan pakai sabun sesudah bermain.Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan, setelah BAB dan setelah bermain dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar.Kata Kunci               : Cuci tangan pakai sabun, Kecacingan