cover
Contact Name
Drs. Abd. Rasyid, M. Hum
Contact Email
Sawerigading_bbm@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
garingjusmianty@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
SAWERIGADING
ISSN : 25278762     EISSN : 25278762     DOI : -
SAWERIGADING is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in SAWERIGADING have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SAWERIGADING is published by Balai Bahasa Sulawesi Selatan twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010" : 15 Documents clear
ENGLISH AND INDONESIAN PASSIVE VOICE: A TRANSFORMATIVE GENERATIVE GRAMMAR (TGG) APPROACH NFN Kamsinah
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.298 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.290

Abstract

Kajian ini membahas kalimat pasif (KP) dengan menggunakan analisis TTG. KP merupakan perihal yang sangat menantang/memikat  untuk digarap oleh  para linguis. Hal ini dapat dibuktikan dengan dibahasnya KP ini dalam berbagai teori linguistik yang pernah ada. Kajian ini menunjukkan bahwa KP bahasa Inggris (KPBING) dan bahasa Indonesia (KPBIND) mempunyai kaidah transformasi  yang sama yaitu (1) permutasi  (2) penambahan (3) substitusi (4) pelesapan. Keduanya berbeda dalam lima hal: (1) agen dalam KPBING hanya didominasi FPrep, sedangkan dalam KPBIND  didominasi oleh FPrep dan FN. (2) Auxiliary dalam KPBING bersifat wajib dan didominasi oleh tense  tapi dalam KPBIND tidak. (3) K KPBING tidak mempunyai bentuk inversi, tapi KPBIND memiliki bentuk inversi. (4) Keterangan cara/waktu  dalam KPBING harus ditempatkan di antara auxiliary dan verba, namun dalam KPBIND tidak dapat. (5) KPBING memiliki lebih sedikit variasi bentuk dibandingkan dengan KPBIND.Abstract This study  deals with passive voice (PV) using TGG analyses.  PV is said to be very challenging field  for linguists to analyze. This can be proven by the analyzing of PV in all linguitic theories ever exist. This study shows that English and Indonesian PV have the same transformation rule, i.e., (1) permutation, (2) adjunction, (3) substitution, and (4) deletion. However,  they also have five contrastive  things i.e. (1) the agent in English PV is only dominated by  PrepP, but in Indonesian it is dominated by PrepP and NP, (2) Aux in English is obligatory and always  dominated by tense, but not in Indonesian, (3) English PV has no inversion, but Indonesian has. (4)  Adverb of manner  and time in  English PV should be placed between Aux and verb but should not in Indonesian (5) English PV has less variation than Indonesian.  
KEARIFAN LOKAL DALAM PAPPASENG BUGIS NFN Nasruddin
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.772 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.304

Abstract

The aim of the research is to describe a set of local wisdom in pappaseng and its relevance with recent life. Having been analyzed using descriptive method, local wisdom found is honesty, consistency, sirik, ethos, cooperation, and solidarity. It can be concluded that local wisdom in pappaseng is still relevant to the time. Therefore, local wisdom as identity of nation needs to be revitalized, especially for young generation in the global era and in the future. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sejumlah kearifan lokal dalam pappaseng dan relevansinya dengan kehidupan sekarang. Dari hasil analisis dengan menggunakan metode deskriptif, ditemukan kearifan lokal yang berupa, kejujuran, keteguhan, sirik, etos kerja, kegotong-royongan, dan solidaritas. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dipastikan pula bahwa kearifan lokal dalam pappaseng masih  sangat relevan dengan perkembangan zaman. Karena itu, kearifan lokal sebagai jati diri bangsa perlu direvitalisasi, khususnya bagi generasi muda dalam percaturan global saat ini dan pada masa datang.
INTEGRITAS DIRI SEORANG PEMIMPIN DALAM SINGGIQ TORAJA Andi Herlina
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.81 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.309

Abstract

This writing is to describe attitude and aptitude those should be owned by somebody in order to having self integrity as a leader found in Toraja Singgiq using descriptive method. Having been analyzed, aptitude and attitude of having self integrity are (1) braveness (2) honest, (3) well educated, (4) wise, (5) and firm. Abstrak Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan sifat dan tingkah laku apa saja yang harus dimiliki oleh seseorang  agar terbentuk integritas diri sebagai seorang pemimpin yang terdapat pada singgiq Toraja. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah  metode deskriptif. Hasil analisis menunjukkan sikap dan tingkah laku pembentuk integritas diri yaitu: (1) berani, (2) jujur, (3) cendikia, (4) teguh, dan (5) bijaksana.
EKSPRESI CITRAAN DALAM LAGU BUGIS: UPAYA PENGUNGKAPAN MAKNA LAGU Salmah Djirong
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.324 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.300

Abstract

This research is intended to find out expression of imagey in Buginese song by Jauzi Saleh. Method of research used is descriptive which is done by reading, observing, and noting technique. The description of imagey varies that can be produced by visual, auditory, touching, taste, and smell sense, even by thought and gesture. Yet, in this discussion, imagey aspects found in the song lyrics by Jauzi Saleh are visual, auditory, touching, and gesture imagery. Smell imagery is not found out in it. Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui ekpresi citraan dalam lagu Bugis ciptaan Jauzi Saleh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik baca, simak, catat. Gambaran angan atau citraan itu bermacam-macam yang dapat dihasilkan oleh indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman, bahkan juga diciptakan oleh pemikiran dan gerakan. Namun, dalam pembahasan ini unsur citraan yang ditemukan dalam lirik lagu ciptaan Jauzi Saleh adalah citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan rabaan, dan citraan gerakan. Dalam pembahasan ini tidak ditemukan citraan pengecapan. 
ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP PEMBERITAAN MENGENAI INTERPELASI DPR NFN Musayyedah
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.06 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.291

Abstract

This writing is intended to describe critical discourse analysis around interpellation news of  Legislative Assembly. Method used is descriptive qualitative by observing, involving, and noting technique. The writing shows that the usage of vocabulary relating to interpellation news is divided into three: (1) use of certain word classification to show identity, (2) expressive word choice ideologically in interpellation discourse, and (3) participant relation on interpellation discourse.  Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan wacana kritis seputar pemberitaan mengenai interpelasi di DPR. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik simak, libat, catat. Tulisan ini menunjukkan bahwa penggunaan kosakata dalam berbagai berita terkait interpelasi dibagi ke dalam tiga bagian yakni: (1) penggunaan klasifikasi kata tertentu untuk menunjukkan identitas, (2) pilihan kosakata ekspresif secara ideologis dalam wacana interpelasi, dan (3) relasi partisipan pada wacana interpelasi.
PRANATA SOSIAL DALAM CERITA SITTI NAHARIRAH NFN Murmahyati
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.424 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.305

Abstract

This writing proposes social institution aspects in the story of Sitti Naharirah. Social institution aspects found in the story are marital system, government system and system of religion or belief. Method applied is description and library research. Abstrak  Tulisan ini memaparkan aspek pranata sosial dalam cerita Sitti Naharirah. Aspek pranata sosial yang ditemukan dalam cerita tersebut adalah sistem perkawinan, sistem pemerintahan, dan sistem religi atau kepercayaan. Metode yang digunakan  adalah  metode deskriptif kualitatif. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek pranata sosial.
KONDISI DAN PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI IDENTITAS BANGSA DI ERA GLOBALISASI David Gustaaf Manuputty
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1684.138 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.296

Abstract

The usage of Indonesian language, local (regional) language, and foreign language may influence one another. Local (regional) language slants Indonesian Language in cultural aspect or sensibility proportion, while foreign language slants it in science and technology and economy especially in trading. Those problems describe that the language problem involves the life of society, nation, and state. Therefore, reaffirmation and restability concerning the position and function of Indonesian Language, especially in the life of society, nation, and state in the globalization era. In addition, local (regional) language and foreign language should be considered in accordance with their position and function respectively   Abstrak Penggunaan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing saling memengaruhi satu terhadap yang lain. Bahasa daerah mewarnai penggunaan bahasa Indonesia dalam aspek budaya atau nilai rasa, sedangkan bahasa asing mewarnai penggunaan bahasa Indonesia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang ekonomi, khususnya perniagaan. Berbagai permasalahan tersebut memberi gambaran bahwa permasalahan kebahasaan menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, perlu dilakukan penegasan dan pemantapan kembali kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, terutama di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di era globalisasi. Selain itu, bahasa daerah dan bahasa asing agar ditempatkan sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing.
MAKNA PUISI ”DENGAN APA KUSEBUT NAMAMU: TORAJA” KARYA HUSNI DJAMALUDDIN: KAJIAN SEMIOTIK NFN Adri
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.266 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.287

Abstract

This research is intended to describe the reading of poetry in heuristic and hermeneutic way: icon , index, and symbol meaning. Moreover, it also aims to uncover the relevance of poetry of “Dengan Apa Kusebut Namamu: Toraja” theme to culture in South Sulawesi. It is descriptive qualitative. Data collection used is inventary technique, read -observe attentively, and noting technique. Result of the research shows that the meaning of poetry can be found out by heuristic and hermeneutic reading, then icon, indes, and symbol are described to uncover the theme. The theme is culture relating to human being expression towards his/her formerly generation and to description of local culture (South Sulawesi).   Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pembacaan puisi secara heuristik dan hermeneutik: makna ikonitas, indeksitas, dan simbolis. Selain itu untuk mengetahui  relevansi tema puisi  ”Dengan Apa Kusebut Namamu: Toraja” karya Husni Djamaluddin dengan budaya di Sulawesi-Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik inventarisasi, baca simak, dan pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dalam puisi ini dapat diketahui melalui pembacaan secara heuristik dan hermeneutik, kemudian mendeskripsikan ikonitas, indeksitas dan simbolitas serta menemukan tema. Tema dalam puisi ini adalah budaya yang  menyangkut ekspresi manusia terhadap budaya nenek moyang, dan penggambaran budaya setempat (Sulawesi Selatan)  
REFLEKSI SOLIDARITAS ORANG BUGIS DALAM CERITA RAKYAT Amriani H.
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.955 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.310

Abstract

This writing aims to describe reflection of Bugis people solidarity found in folklore. This writing used descriptive method. Having analyzed the folklore, solidarity value found by the writer is reflected by 1) suffering and loving one another, 2) encouraging each other, 3) reminding each other the goodness, 4) giving each other property in the reasonable way, and 5) forgiving each other Abstrak Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran tentang refleksi solidaritas orang Bugis yang terdapat dalam cerita rakyat. Penulisan ini menggunakan metode deskriptif. Beberapa cerita yang dianalisis ditemukan nilai solidaritas yang direfleksikan dengan sikap 1) sependeritaan dan saling mengasihi, 2) saling menggembirakan, 3) mengingatkan dalam hal yang benar, 4) saling merelakan harta benda dalam batas-batas yang pantas, dan 5) saling memaafkan.. 
“BUE-BUE” DALAM PANDANGAN RICOEUR: MENINJAU KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BAJO NFN Uniawati
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.402 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.297

Abstract

Bue-Bue is one of traditional songs which used as lullaby song. The most important thing from this song is meaning implied actually many  reflect social and cultural condition of Bajo as coastal society. This writing aims to describe  meaning implied in  that song. Therefore, analysis done focuses on  descriptive kualitative by applying hermeneutic theory of Ricouer. This analysis then uncovers unity of context relating to social condition of Bajo tribe. Religious advice and message that dominate the content is more oriented to life in the sea and able to be guidance for living in society. Abstrak Bue-bue merupakan salah satu nyanyian tradisional masyarakat Bajo yang digunakan sebagai nyanyian pengantar tidur anak. Hal yang terpenting dari nyanyian ini adalah kandungan makna yang terkandung di dalamnya ternyata memungkinkan untuk menemukan sebuah fakta yang dapat merefleksikan tentang kondisi sosial budaya masyarakat Bajo sebagai masyarakat pelaut. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam nyanyian tersebut. Untuk itu, analisis yang dilakukan berpijak pada metode deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan paradigma Hermeneutik Ricoeur. Analisis ini kemudian melahirkan satu kebulatan konteks mengenai kondisi kemasyarakatan suku Bajo. Petuah-petuah dan amanah yang mendominasi isi dari bue-bue lebih berorientasi pada kehidupan di laut dan  dapat dijadikan sikap keteladanan hidup bermasyarakat.

Page 1 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 29, No 1 (2023): Sawerigading, Edisi Juni 2023 Vol 28, No 2 (2022): SAWERIGADING, EDISI DESEMBER 2022 Vol 28, No 1 (2022): SAWERIGADING, EDISI JUNI 2022 Vol 27, No 2 (2021): SAWERIGADING, EDISI DESEMBER 2021 Vol 27, No 1 (2021): SAWERIGADING, EDISI JUNI 2021 Vol 26, No 2 (2020): SAWERIGADING, EDISI DESEMBER 2020 Vol 26, No 1 (2020): Sawerigading, Edisi Juni 2020 Vol 25, No 2 (2019): Sawerigading, Edisi Desember 2019 Vol 25, No 1 (2019): Sawerigading, Edisi Juni 2019 Vol 24, No 2 (2018): Sawerigading, Edisi Desember 2018 Vol 24, No 1 (2018): Sawerigading, Edisi Juni 2018 Vol 23, No 2 (2017): Sawerigading, Edisi Desember 2017 Vol 23, No 1 (2017): Sawerigading, Edisi Juni 2017 Vol 21, No 3 (2015): Sawerigading Vol 21, No 3 (2015): Sawerigading Vol 20, No 3 (2014): Sawerigading Vol 20, No 2 (2014): Sawerigading Vol 20, No 1 (2014): Sawerigading Vol 19, No 3 (2013): SAWERIGADING, Edisi Desember 2013 Vol 19, No 2 (2013): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2013 Vol 19, No 2 (2013): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2013 Vol 19, No 1 (2013): SAWERIGADING, Edisi April 2013 Vol 18, No 3 (2012): SAWERIGADING, Edisi Desember 2012 Vol 18, No 2 (2012): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2012 Vol 18, No 1 (2012): Sawerigading, Edisi April 2012 Vol 18, No 1 (2012): Sawerigading, Edisi April 2012 Vol 17, No 3 (2011): Sawerigading, Edisi Desember 2011 Vol 17, No 3 (2011): Sawerigading, Edisi Desember 2011 Vol 17, No 2 (2011): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2011 Vol 17, No 1 (2011): Sawerigading, Edisi April 2011 Vol 16, No 3 (2010): Sawerigading, Edisi Desember 2010 Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010 Vol 16, No 1 (2010): Sawerigading, Edisi April 2010 Vol 16, No 1 (2010): Sawerigading, Edisi April 2010 Vol 15, No 3 (2009): Sawerigading Vol 15, No 2 (2009): Sawerigading More Issue