cover
Contact Name
Kaliandra Saputra Pulungan
Contact Email
kaliandrasaputra5@gmail.com
Phone
+6285295445764
Journal Mail Official
kaliandrasaputra5@gmail.com
Editorial Address
https://ojs.staituankutambusai.ac.id/index.php/hikmah
Location
Kab. rokan hulu,
Riau
INDONESIA
HIKMAH : JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ISSN : 20858663     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Hikmah : Jurnal Pendidikan agama islam upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan penelitian tentang pendidikan untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
Articles 196 Documents
PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI NEGARA BRUNEI DARUSSALAM DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Hasbi Abduh
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v5i1.20

Abstract

Kemajuan suatu Negara tentu diiringi dengan kemajuan dalam dunia pendidikan. Semakin baik kualitas pendidikan maka semakin baik pula kualitas SDM yang dihasilkannya. Sebaliknya, jika saja kualitas pendidikan rendah tentu SDM yang dihasilkan juga rendah. Begitu pentingnya peranan pendidikan dalam memajukan suatu Negara, maka dibutuhkan berbagai cara untuk memajukan pendidikan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai hal yang tidak terpisahkan dengan peranan kemajuan suatu bangsa itu. Tentu pendidikan suatu bangsa memiliki kondisi pendiidkan yang berbeda, baik dalam cakupan sejarah, sistem pendidikan maupun kebijakan. Dua Negara yaitu Kesatuan Republik Indonesia dan Brunei Darussalam sebagai Negara islam selalu mengikuti perkembangan persoalan pendidikan dalam memajukan suatu bangsa. Sejalan dengan hal itu, tentu masing-masing Negara memiliki persamaan dan perbedaan model pendidikan dalam mengembangkan kualitas pendidikan yang semakin baik. Kata Kunci: Pendidikan, Perbandingan Pendidikan
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENGELOLA KELAS DI MADRASAH ALIYAH SWASTA SE-KOTA PEKANBARU Ade Ariandi Saputra
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v8i2.142

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui begaimana profesionalisme guru pendidikan Islam dalam mengelola kelas di madrasah aliyah swasta se-kota pekanabru. Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah: Bagaimana profesionalisme guru pendidikan Islam dalam mengelola kelas di madrasah aliyah swasta se-kota pekanbaru ?. Subjek penelitian ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Islam di madrasah aliyah swasta se-kota pekanbaru. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah profesionalisme guru pendidikan Islam dalam mengelola kelas di madrasah aliyah swasta se-kota pekanbaru. Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini mengunakan wawancara, dokumentasi dan observasi. yaitu penulis turun kelapangan untuk melihat langsung tentang profesionalisme guru pendidikan Islam dalam mengelola kelas di madrasah aliyah swasta se-kota pekanbaru. Setelah penulis menyajikan data yang di peroleh melalui Observasi dan dokumentasi, kemudian di analisis, maka terjawab permasalahan yang penulis rumuskan pada bab terdahulu di atas. Bahwa profesionalisme guru pendidikan Islam dalam mengelola kelas di madrasah aliyah swasta se-kota pekanbaru termasuk dalam ketegori “baik”, dengan persentase pelaksanaan aspek sebesar 76.25%. Rumus yang penulis gunakan untuk mencari persentase adalah : persentase(P) sama dengan frekuensi (F) dibagi jumlah frekuensi (N) di kali 100% atau dengan lambang sebagai berikut:P = 100%  Berdasarkan rumus di atas, dapat diketahui bahwa profesionalisme guru Pendidikan Islam dalam mengelola kelas di madrasah aliyah swasta se-kota pekanbaru termasuk dalam ketegori “Baik”, dengan persentase pelaksanaan aspek sebesar 76.25%.
KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM Bashori Bashori
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v6i2.54

Abstract

Tujuan kepenulisan kajian ini adalah untuk mengetahui konsep kepemimpinan dalam pendidikan Islam. Persoalan kontroversial pada masa-masa awal setelah wafatnya Rasulullah SAW adalah persoalan politik atau yang biasa disebut persoalan al-Imamah atau kepemimpinan. Kepemimpinan menjadi salah satu persoalan yang sangat urgen dalam kajian berbagai literatur. Ungkapan Ki Hajar Dewantara yang menandaskan bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan fungsi yaitu: “Ing Ngarso Sung Tulodo” (berarti di depan memberi teladan); “Ing Madyo Mangun Karso” (berarti di tengah menciptakan peluang berkarya); “Tut Wuri Handayani” (berarti dari belakang memberikan dorongan dan arahan). Dari ungkapan tersebut sejatinya sejalan dengan konsep kepemimpinan yang diimpikan di berbagai aspek kehidupan. Termasuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam.
DESENTRALISASI PENDIDIKAN ISLAM Studi Konsep dalam Pengembangan KBK dan KBS Yatimin Yatimin
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v1i1.8

Abstract

Pengelolaan pendidikan yang bersifat sentralistik menjadikan kebijakan pendidikan yang tidak memperhatikan kebutuhan daerah, kemampuan, standar, penerapan kurikulum yang disamakan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Karena itu perlu dilakukan desentralisasi pendidikan agar dapat mendorong terbentuknya kemandirian dalam menentukan kebutuhan pendidikan sesuai dengan daerahnya, berpeluang untuk memberdayakan potensi lokal, dapat memperpendek birokrasi, bersifat elastis dan fleksibel.Kata Kunci: Desenrtalisasi, Pendidikan Islam dan kurikulum
ANALISIS PEMAHAMAM GURU TERHADAP CAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI TINGKAT SMP/MTS M Sultan Al Rajan; Chaerul Rochman; Ida Farida; Eri Hadiana
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v9i1.212

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru Pendidikan Agama Islam dan Non Pendidikan Agama Islam dalam capaian standar pengelolaan pendidikan di SMP/MTs. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini mengunakan angket dan telaah pada buku atau jurnal-jurnal yang mendukung dalam penelitian. Adapun responden dalam penilitan ini berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari lima guru PAI dan lima guru Non-PAI. Setelah data didapat kemudian diolah dan dianalisis lalu deskripsikan. data yang didapat dari guru PAI dengan skor prosentase tertinggi yaitu 100% dengan rincian ada empat indikator yaitu 1, 4, 6 dan 7 kemudian skor terendah dengan skor prosentase 85% ada empat indikator yaitu 2, 9, 12 dan 14. Adapun prosentase dari jumlah keseluruhan nilai rata-rata responden yaitu sebesar 91%. Data yang didapat dari guru Non-PAI yaitu skor prosentase tertinggidengan nilai 100% ada tujuh indikator yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, dan 12 kemudian skor terendah dengan skor prosentase 90 ada dua indikator yaitu 6 dan 9. Adapun prosentase dari jumlah keseluruhan nilai rata-rata responden yaitu sebesar 97%. Responden dengan skor prosentase terendah yaitu responden 1 dari guru PAI sebesar 75% dan responden 4 dari guru Non-PAI sebesar 93%. Dari semua data yang telah dianalisis maka dapat dideskripsikan bahwa seluruh responden baik itu guru PAI atau Non-PAI memahami capaian standar pengelolaan di SMP/MTs dengan baik. Namun dilihat perbandingannya Guru Non-PAI tingkat pemahamannya lebih tinggi dengan nilai prosentase 97% dibandingkan guru PAI yang memiliki nilai prosentase 91%.Rekomendasi dari penelitian ini adalah masih perlu diberikan pemahaman terkait standar pengelolaan ini kepada setiap guru agar lebih memahami serta dapat membantu dalam penyelenggaraannya.
PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT SYEKH MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI DALAM KITAB BAHJATUL WASAAIL BI SYAHRI MASAAIL ahmad hafidz habiburrahman
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v5i2.35

Abstract

AbstrakKandungan materi pendidikan akhlak menurut Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani dalam kitab Bahjatul Wasaail Bi Syarhi Masaail, meliputi pendidikan akhlak terutama yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia, atau kehidupan di masyarakat. Materi-materi pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab Bahjatul Wasaail Bi Syarhi Masaail diantarannya meliputi akhlakul mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlakul madzmumah (akhlak tercela). Sedangkan yang termasuk akhlakul mahmudah meliputi: akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak kepada lingkungan. Berbeda dengan akhlak madzmumah disitu menjelaskan tentang tentang hal-hal yang berhubungan kemaksiatan diantarannya yaitu maksiat hati dan maksiat anggota tubuh. Selanjutnya, upaya dalam pembentukan akhlak menurut Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani, yaitu dengan cara menggunakan pembentukan akhlak dengan menjaga hati dari perbuatan yang tercela dan dosa, karena dari hati yang suci inilah yang nantinnya akan mewujudkan suatu amal perbuatan yang terpuji. Disamping kita dituntut untuk menjaga hati, kita juga fardlu ‘ain hukumnya untuk menjaga seluruh anggota tubuh kita seperti: perut, lisan, mata, telinga, tangan, kaki, farji dan badan kita dari perbuatan maksiat dan perbuatan dosa lainnya. Akhlak yang baik haruslah bertumpu pada keimanan, keimanan tidaklah sekedar disimpan dalam hati, tetapi harus diaplikasikan dalam amal perbuatan yang nyata dengan beramal kebajikan dan berakhlak mulia. Kata Kunci: Pendidikan Akhlak, Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, dan Bahjatul Wasaail Bi Syahri Masaail
PENILAIAN BERBASIS KELAS BERORIENTASI HOTS BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM PADA PEMBELAJARAN PAI Hasan Baharun; Kholifatus Sa’diyah
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v7i2.89

Abstract

This paper presents a conception of class-based assessments oriented to the Higher Order Thinking Skill, based on the taxonomy of bloom to streamline the learning of Islamic Education. Class-based assessment is an activity carried out to obtain and streamline data on student learning outcomes at the classroom level, during teaching and learning activities. class-based assessments oriented to the Higher Order Thinking Skill in learning Islamic Education, is not an instant assessment and without any follow-up improvements. HOTS-oriented assessment is a continuous assessment to get feedback on subsequent learning. Through the HOTS-oriented assessment, students will be able to think creatively, critically, innovatively, argue, solve problems, and have expertise in making decisions, especially on material about Islamic Education. After the teacher performs class-based assessments oriented to the Higher Order Thinking Skills, based on the taxonomy of bloom, the teacher needs to make improvements in a directed and sustainable manner. The results of the assessment obtained, serve as reference material or reference for improvement in learning Islamic Education so on.
MEMAHAMI TENTANG MODEL, STRATEGI, METODE, PENDEKATAN, TEKNIK, DAN TAKTIK RAJA LOTTUNG SIREGAR
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v10i1.251

Abstract

Proses pembelajaran di sekolah yang dilakukan guru dalam mentransfer ilmu kepada siswa tidak akan terlepas dari model, strategi, metode, pendekatan, teknik, dan taktik. Jika hal tersebut dapat dikuasai guru dengan baik, maka pembelajaran akan menarik dan menyenangkan. Selain dari itu juga akan memberikan kemudahan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah sehingga pesan yang disampaikan akan dipahami siswa. Dengan demikian apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Pipin Armita; Asrizal -
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v7i1.85

Abstract

Pendidikan Islam sangatlah penting, karena merupakan hal dasar untuk diberikan kepada semua peserta didik tanpa terkecuali sebagai bekal untuk memahami dan menjalani kehidupan. Pentingnya mempelajari ilmu agama ini bermakna luas, tidak memandang kondisi seseorang baik dia normal ataukah memiliki keterbatasan, baik fisik, mental maupun kelainan dalam berperilaku, dalam hal ini disebut dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Jadi anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan anak-anak berkesulitan belajar juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reserch) atau studi dokumentasi. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan konsepsi kebijakan teori atau doktrin, dan pemikiran konseptual. Riset pustaka yang membatasi kegiatan hanya kepada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja, sedangkan data-data wawancara dipergunakan untuk mengkonfirmasi dan memperjelas (klarifikasi) data-data yang diperoleh dari pustaka tersebut. Hasilnya adalah pelaksanaan Pendidikan Islam terhadap anak berkebutuhan khusus tidak dapat hanya dilihat sebelah mata saja, tetapi harus adanya keseriusan berbagai pihak yang menangani pendidikan. Metode yang dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus yaitu metode pembiasaan, nasihat, dan keteladanan dengan pendekatan perilaku (behaviorial approach), dimana para pendidik berperan dalam melakukan perbaikan perilaku anak-anak tersebut, lebih dominan kepada menanamkan aspek akhlak atau perilaku yang sesuai dengan Pendidikan Islam.
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI TINJAUAN PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Hidayati Hidayati
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v5i1.25

Abstract

Perilaku korupsi dewasa ini memang mewabah dalam semua lapisan. Tidak terkecuali dalam lembaga penegak hukum yang dianggap mampu menegakkan hukum justru ikutserta dalam perilaku korupsi. Upaya pemberantasan korupsi, paling tidak mencakup dua bagian besar, yaitu (1) penindakan, dan (2) pencegahan. Upaya pencegahan tindak pidana korupsi di Indonesia tidak akan pernah berhasil secara optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat luas dan kalangan akademis dan pesrta didik. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika lembaga pendidikan, peserta didik dan mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan bangsa diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Keterlibatan peserta didik dan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum melainkan dalam batasan pencegahan melalui kegiatan pengetahuan pendidikan anti korupsi. Internalisasi nilai-nilai anti korupsi dalam kurikulum pendidikan islam diharapkan menjadi bagian keikutsertaan masyarakat dalam memberantas korupsi. Dengan demikian, peran penting pendidikan sebagai salah satu bagian dari wacana pemberantasan korupsi secara holistik adalah merumuskan model-model  pendidikan anti korupsi yang sesuai bagi masing-masing jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi yang diharapkan mampu menghasilkan pencegahan perbuatan korupsi di Indonesia. Kata Kunci: Korupsi, Kurikulum Pendidikan

Page 7 of 20 | Total Record : 196