cover
Contact Name
Jaya Pramana
Contact Email
jayapram@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
support@majalahpatologiindonesia.com
Editorial Address
Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya 6, Tromol Pos 3225, Jakarta 10002
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Majalah Patologi Indonesia
ISSN : 02157284     EISSN : 25279106     DOI : https://doi.org/10.55816/
Core Subject : Health,
Majalah Patologi Indonesia (MPI) digunakan sebagai wahana publikasi hasil penelitian, tinjauan pustaka, laporan kasus dan ulasan berbagai aspek di bidang patologi manusia. Tujuannya ialah menghadirkan forum bagi permakluman dan pemahaman aneka proses patologik serta evaluasi berbagai penerapan cara diagnostik sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu dan teknologi. Selain itu juga untuk merangsang publikasi barbagai informasi baru/mutakhir.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 25 No 2 (2016): MPI" : 8 Documents clear
Ekspresi p53 pada Karsinoma Payudara Duktal Invasif serta Hubungannya dengan Beberapa Parameter Patologik Prognosis Lismawati Rasyd; Salmiah Agus; Aswiyanti Asri
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.549 KB)

Abstract

Latar belakang Karsinoma payudara menempati urutan pertama tumor ganas pada wanita di Sumatera Barat dan merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita usia 35-55 tahun. Sulit untuk memperkirakan masa kelangsungan hidup karena derajat keganasan dan respon pasien terhadap pengobatan sangat bervariasi. p53 merupakan gen suppresor tumor dan mutasi pada gen ini berperan dalam karsinogenesis, aktivitas proliferasi serta invasi dan metastasis sel tumor. Mutasi gen p53 banyak ditemukan pada karsinoma payudara dan dihubungkan dengan prognosis yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ekspresi p53 pada karsinoma payudara duktal invasif (KPDI) serta hubungannya dengan derajat diferensiasi histopatologi, ukuran makroskopis tumor, invasi vaskular dan metastasis kelenjar getah bening. Metode Empat puluh tiga blok parafin karsinoma payudara duktal invasif dikumpulkan dari laboratorium Patologi Anatomik di Sumatera Barat. Ukuran makroskopis tumor dilihat pada status pemeriksaan basah jaringan. Slide HE diperiksa ulang untuk penetapan derajat diferensiasi histopatologi, invasi vaskular dan metastasis kelenjar getah bening (KGB). Ekspresi protein p53 diperiksa dengan metode imunohistokimia menggunakan antibodi anti-p53 produksi biogenex di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Hubungan ekspresi p53 dengan derajat diferensiasi histopatologi, invasi vaskular dan metastasis kelenjar getah bening diuji dengan chi-square, dan hubungan ekspresi p53 dengan ukuran makroskopis tumor dianalisis dengan t test. Hasil Ekspresi p53 pada karsinoma payudara duktal invasif ditemukan pada 17 dari 43 kasus (39,53%). Hubungan ekspresi p53 dengan derajat diferensiasi histopatologi bermakna secara statistik (p0,05). Kesimpulan Ekspresi p53 pada karsinoma payudara duktal invasif ditemukan sebanyak 39,53%. Ekspresi p53 berhubungan dengan derajat diferensiasi histopatologi. Kata kunci: derajat diferensiasi histopatologi, ekspresi p53, invasi vaskular, karsinoma payudara duktal invasif, metastasis kelenjar getah bening, ukuran makroskopis tumor.
Ekspresi Galectin-3 pada Karsinoma Papiler, Hiperplasia Nodular dan Adenoma Folikular Organ Tiroid Di Bali Ni Ketut Ari Widhiasih; Herman Saputra; Luh Putu Iin Indrayani Maker
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.061 KB)

Abstract

Latar belakang Karsinoma tiroid merupakan keganasan organ endokrin tersering. Lebih dari 85% kasus merupakan karsinoma papiler, yang tidak jarang menimbulkan kesulitan diagnosis, dan dapat dikelirukan dengan hiperplasia nodular dan adenoma folikular. Galectin-3 merupakan salah satu petanda yang terlibat pada mekanisme adesi sel. Protein ini mempunyai struktur pentamer unik yang berfungsi meregulasi berbagai mekanisme, antara lain kelangsungan hidup, proliferasi, transformasi, serta migrasi sel. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ekspresi galectin-3 pada karsinoma papiler lebih tinggi dibandingkan dengan hiperplasia nodular dan adenoma folikular tiroid, dan untuk melihat apakah ekspresi galectin-2 dapat digunakan sebagai petanda diagnostik. Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian diambil dari sediaan blok parafin dari bahan operasi tiroidektomi penderita yang telah diperiksa secara histopatologik di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar, sejak Januari 2013 sampai Agustus 2014. Jumlah sampel adalah 42, terdiri atas 14 kasus hiperplasia nodular, 14 kasus adenoma folikular, dan 14 kasus karsinoma papiler tiroid. Selanjutnya dilakukan pulasan imunohistokimia dengan antibodi primer anti galectin-3 pada seluruh sampel. Hasil penelitian dianalisis dengan uji chi-square, dengan tingkat kemaknaan (α) pada p
Ekspresi P53 Mutan dengan Jenis Histopatologik dan Derajat Diferensiasi Karsinoma Ovarium Dahliani Waruwu; Joko S. Lukito; Soekimin Soekimin
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.044 KB)

Abstract

Latar belakang Kanker ovarium memiliki insidensi paling rendah di antara tumor ganas ginekologik, hanya 30%, namun memiliki angka mortalitas tertinggi dibandingkan seluruh keganasan pada sistem genitalia wanita. Jenis histopatologik yang terbanyak dari seluruh kanker ovarium adalah kanker yang berasal dari epitel permukaan ovarium (karsinoma ovarium). Etiologi pasti kanker ovarium belum jelas, namun banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya mutasi gen. Gen p53 merupakan tumor supressor gen yang berperan penting pada siklus sel dan apoptosis. Diperkirakan hampir 50% keganasan pada manusia akibat mutasi gen p53. Prognosis penderita karsinoma ovarium dipengaruhi berbagai faktor antara lain jenis histopatologi, grading dan overekspresi p53. Tujuan penelitian ini untuk melihat tampilan p53 mutan, tipe histopatologik dan derajat diferensasi karsinoma ovarium. Metode Penelitian deskriptif analitik dengan metoda cross sectional terhadap 49 sediaan histopatologik yang sudah didiagnosis sebagai karsinoma ovarium (epitel permukaan ovarium), kemudian dilakukan pewarnaan imunohistokimia antibodi primer anti p53 mutan. Penelitian dilakukan di Instalasi Patologi Anatomik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dan Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hasil Penelitian terhadap 49 sampel diperoleh hasil tampilan p53 mutan lemah sebanyak 16 kasus: 12 kasus (75%) malignant serous tumor dan 4 kasus (25,00%) malignant mucinous tumor. Tampilan p53 mutan sedang sebanyak 26 kasus:18 kasus (69,23%) malignant serous tumor, 8 kasus (30,77%) malignant mucinous tumor, tampilan p53 mutan kuat sebanyak 7 kasus: 6 kasus (85,71%) malignant serous tumor, dan 1 kasus (14,29%) malignant mucinous tumor. Uji statistik Kruskal-Wallis tidak ada perbedaan tampilan p53 mutan dengan jenis histopatologi, di mana nilai p value=0,67 (p>0,005). Tampilan p53 mutan lemah sebanyak 16 kasus (100%) well differentiated, tampilan p53 mutan sedang sebanyak 26 kasus: 3 kasus (11,54%) well differentiated, 17 kasus (65,38%) moderately differentiated, 6 kasus (23,08%) poorly differentiated. Tampilan p53 mutan kuat sebanyak 7 kasus (100%) poorly differentiated. Kesimpulan Uji statistik dengan Kruskal-Wallis ada perbedaan tampilan p53 mutan dengan derajat diferensiasi tumor di mana nilai p value = 0.0001 (p
Hubungan Antara Derajat Histopatologi Karsinoma Penis dengan Tampilan Imunohistokimia HER-2 Reza Aditya Digambiro; Ibnu Alferally; Delyuzar Delyuzar
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.444 KB)

Abstract

Latar belakang Insidensi karsinoma penis di seluruh dunia sekitar 1/100.000 populasi. Sebanyak 95% dari kanker penis adalah karsinoma sel skuamosa, sisanya adalah melanoma, leiomiosarkoma atau tipe lainnya. Pada umumnya penyakit ini lebih banyak dijumpai pada usia tua, insidensi semakin meningkat pada usia 80 tahun keatas. Phimosis, peradangan menahun, radiasi ultraviolet, adanya riwayat menderita papiloma warts (infeksi Human Papilloma Virus/HPV), atau kondiloma serta tidak disirkumsisi merupakan beberapa faktor risiko terjadinya karsinoma penis. Pada riset yang dilakukan oleh Silva dan rekan-rekan (2012), dijumpai pewarnaan HER-2 yang positif kuat pada 28 kasus karsinoma penis (14,9%). Fakta ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Stankiewicz dan kawan-kawan (2011), yang menyatakan bahwa HER-2 tidak memiliki hubungan dengan karsinogenesis pada penis. Pada penelitian ini kami menganalisis adakah hubungan antara derajat histopatologi karsinoma penis dengan tampilan imunohistokimia HER-2 pada karsinoma penis dengan melakukan pemeriksaan imunohistokimia HER-2 pada sampel sediaan blok parafin dari jaringan penis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara derajat histopatologi karsinoma penis dengan tampilan imunohistokimia HER-2 pada kasus karsinoma penis di Instalasi Patologi Anatomik Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan 2008-2012. Metode Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini tidak memberikan perlakuan terhadap variabel tetapi hanya melihat ekspresi imunohistokimia HER-2. Pengukuran pada variabel hanya dilakukan satu kali dan pada satu saat. Hasil Pada uji korelasi Spearman ternyata secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara derajat histopatologi karsinoma penis dengan tampilan imunohistokimia HER-2 pada karsinoma penis (p>0,05). Kesimpulan Setelah dilakukan uji korelasi Spearman tidak didapati hubungan yang bermakna antara grading histopatologi karsinoma penis terhadap tampilan hasil pulasan imunohistokimia HER-2 pada karsinoma penis. Hubungan Antara HER-2 dengan pewarnaan sitoplasma yang berkaitan dengan keratin mungkin diakibatkan oleh reaksi silang antibodi dengan keratin atau antigen retrieval. Kata kunci : derajat histopatologi, HER-2, karsinoma, penis.
Hubungan Ekspresi E-cadherin dengan Derajat Diferensiasi dan Invasi Limfovaskuler pada Adenokarsinoma Kolorektal Rini Yulia; RZ Nizar; Edison Edison
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.36 KB)

Abstract

Latar belakang E-cadherin merupakan molekul adhesi antar sel epitel. Mutasi gen E-cadherin akan mempengaruhi pengikatan β-catenin menyebabkan adhesi antar sel terganggu. Mutasi gen APC terjadi pada awal proses karsinogenesis dan terlibat pada pengaturan adhesi sel. Mutasi APC juga mempengaruhi pengaturan stem sel pada intestinal, sehingga sel mengalami replikasi atau diferensiasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekspresi E-cadherin dengan derajat diferensiasi dan invasi limfovaskuler pada adenokarsinoma kolorektal. Metode Dilakukan penelitian observasional dengan desain cross sectional study pada 34 kasus adenokarsinoma kolorektal yang didiagnosa di Laboratorium Patologi Anatomik di Sumatera Barat tahun 2010-2011. Dilakukan review slide HE melihat derajat diferensiasi dan ada tidaknya invasi limfovaskuler. Selanjutnya dari blok parafin yang sama, dipotong lagi dan dilakukan pewarnaan imunohistokimia dengan antibodi anti E-cadherin dan dinilai ekspresinya dibawah mikroskop. Data yang didapat dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil Terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi E-cadherin dengan derajat diferensiasi adenokarsinoma kolorektal (p=0,043). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi E-cadherin dengan invasi limfovaskuler pada adenokarsinoma kolorektal (p=0,069). Kesimpulan Semakin tinggi ekspresi E-cadherin semakin baik derajat diferensiasi pada adenokarsinoma kolorektal. Tidak ada hubungan antara ekspresi E-cadherin dengan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan ekpresi E-cadherin perlu dipertimbangkan sebagai salah satu faktor prognosis pada adenokarsinoma kolorektal. Kata kunci: adenokarsinoma kolorektal, derajat diferensiasi, E-cadherin, invasi limfovaskuler
Hubungan Ekspresi Protein Gene Product (PGP9.5) dalam sel Cancer Associated Fibroblasts (CAFs) dengan Derajat Histopatologik Adenokarsinoma Kolorektal Feby Yanti Harahap; Delyuzar Delyuzar; T. Ibnu Alferally
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.328 KB)

Abstract

Latar belakang Adenokarsinoma kolon merupakan keganasan yang paling sering dijumpai pada saluran cerna dan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Protein Gene Product (PGP9.5) dikenal sebagai ubiquitin hidrolase L1 karboksil-terminal, mengkatalisis hidrolisis ester C-terminal ubiquitin dan amida, memiliki peran penting dalam degradasi protein melalui daur ulang ubiquitin bebas dengan membelah ubiquitinylated peptides. Hubungan PGP9.5 dengan sel-sel kanker dapat ditunjukkan dalam berbagai tumor dan berbagai neoplasma mesenkim seperti tumor selubung saraf, tumor miofibroblastik, dan tumor pembuluh darah. Namun belum ada upaya untuk fokus pada ekspresi PGP9.5 khusus pada cancer associated fibroblasts (CAFs). Tujuan penelitian ini untuk melihat ekspresi PGP9.5 pada cancer associated fibroblasts (CAFs) pada penderita adenokarsinoma kolorektal dan dihubungkan dengan derajat histopatologiknya. Metode Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 33 blok parafin adenokarsinoma kolorektal. Potongan jaringan kemudian diwarnai secara imunoistokimia dengan antibodi primer anti PGP9.5. Dilakukan analisis dengan statistik tentang ekspresi pada CAFs adenokarsinoma colorektal dan hubungannya dengan derajat histopatologiknya. Hasil Sejumlah 33 pasien didiagnosis dengan adenokarsinoma kolorektal. Dalam penelitian ini diketahui rentang usia penderita adalah 17 hingga 72 tahun. Distribusi penderita berdasarkan ekspresi PGP9.5 pada CAFs dengan low expression pada well differentiated sebesar 33,33%, moderately differentiated 48,49% dan poorly differentiated 9,09%. Sedangkan distribusi penderita berdasarkan ekspresi PGP9.5 pada CAFs dengan high expression tidak ditemukan pada well differentiated, moderately differentiated 6,06% dan poorly differentiated 3,03%. Tidak terdapat hubungan antara ekspresi PGP9.5 dengan derajat histopatologi adenokarsinoma kolorektal dengan nilai p=0,215 (p>0,05). Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara ekspresi PGP9.5 dengan derajat histopatologik adenokarsinoma kolorektal. Kata kunci : adenokarsinoma kolorektal, cancer associated fibroblasts (CAFs), imunohistokimia, protein gene product (PGP9.5), derajat histopatologik.
Ekspresi E-Cadherin dan MMP-9 pada Karsinoma Nasofaring Tanpa Metastasis, dengan Metastasis Awal dan Metastasis Lanjut Kelenjar Getah Bening Alief Yudo Astuti; Willy Sandhika
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.334 KB)

Abstract

Latar belakang Proses metastasis pada kelenjar getah bening karsinoma nasofaring melibatkan beberapa protein, diantaranya adalah E-cadherin dan MMP-9. E-cadherin merupakan glikoprotein transmembran yang berperan dalam adhesi antarsel epitel. Penurunan E-cadherin menyebabkan ikatan antarsel menjadi renggang dan mudah lepas. MMP-9 merupakan protease yang dihasilkan oleh sel tumor dan mampu mendegradasi membran basalis dan matriks ekstraseluler. Sel kanker melepaskan dirinya dan menembus membran basalis melalui aktifitas MMP-9. E-cadherin dan MMP-9 diduga berperan dalam proses invasi dan metastasis karsinoma nasofaring. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran ekspresi E-cadherin dan MMP-9 pada karsinoma nasofaring tanpa metastasis, metastasis awal dan metastasis lanjut sebagai dasar terapi target untuk meningkatkan ekspresi E-cadherin dan menurunkan ekspresi MMP-9. Metode Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah blok parafin biopsi karsinoma nasofaring WHO tipe 2 dan tipe 3 dengan diagnosis secara histopatologik di Laboratorium Patologi Anatomik RSUD Dr. Soetomo mulai Januari 2012-Desember 2013. Sampel dikelompokkan menjadi 3 yaitu kelompok tanpa metastasis, metastasis awal dan metastasis lanjut. Dilakukan pemeriksaan imunohistokimia menggunakan antibody monoclonal anti E-cadherin dan anti MMP-9. Derajat ekspresi E-cadherin dan MMP-9 dinilai berdasarkan persentase sel yang tercat positif. Perbedaan ekspresi E-cadherin dan MMP-9 dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney dan Games-Howell. Hasil Didapatkan perbedaan ekspresi E-cadherin yang bermakna pada karsinoma nasofaring tanpa metastasis dan metastasis awal dengan karsinoma nasofaring metastasis lanjut (p
Hubungan Ekspresi Protein Gene Product (PGP9.5) pada Lapisan Endometrium dan Jaringan Endometriosis di Ovarium Lokot Donna Lubis; Soekimin Soekimin; Joko S. Lukito
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.755 KB)

Abstract

Latar belakang Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium yang terdiri dari epitel kelenjar maupun stroma ditemukan pada lokasi di luar rongga uterus. Pada penelitian endometriosis saat ini didapati perbedaan kepadatan distribusi serabut saraf antara penderita endometriosis dengan tanpa endometriosis. Beberapa petanda saraf digunakan untuk mengidentifikasi serabut saraf pada lapisan endometrium seperti protein gene product (PGP9.5) yang merupakan petanda spesifik untuk serabut saraf bermyelin dan tidak bermyelin. Ekspresi PGP 9.5 dapat dijumpai pada berbagai lesi endometriosis termasuk lesi endometriosis di ovarium. Tujuan penelitian ini adalah melihat apakah serabut saraf yang dipulas dengan PGP9.5 dijumpai pada lapisan fungsional endometrium dan jaringan endometriosis di ovarium pada penderita endometriosis ovarium dan melihat hubungan ekspresi keduanya. Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah blok parafin berasal dari jaringan endometriosis di ovarium dan jaringan endometrium uterus. Sejumlah 50 sampel dipulas dengan imunohistokimia PGP9.5 dan hasil ekspresi pulasan serta hubungannya dianalisis dengan uji statistik. Hasil Serabut saraf yang terpulas PGP9.5 dijumpai pada lapisan fungsional endometrium pada 16% penderita dan distribusinya adalah 0,049±0,147/mm2. Serabut saraf yang terpulas PGP9.5 pada lesi endometriosis ovarium dijumpai pada 12% penderita dan distribusinya adalah 0,173 ± 0,498/mm2. Tidak terdapat hubungan antara serabut saraf yang terpulas dengan PGP9.5 pada lapisan fungsional endometrium dan pada lesi endometriosis di ovarium (p=0,422). Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara serabut saraf yang terpulas dengan PGP9.5 pada lapisan endometrium dan pada lesi endometriosis di ovarium. Kata kunci : endometriosis, endometriosis ovarium, imunohistokimia, lapisan endometrium, protein gene product (PGP9.5)

Page 1 of 1 | Total Record : 8