cover
Contact Name
Nur Azizah
Contact Email
jurnalfarmaku@stikes-muhammadiyahku.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
mfickry92@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal FARMAKU (Farmasi Muhammadiyah Kuningan)
ISSN : 25492381     EISSN : 26570408     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Farmasi Muhammadiyah Kuningan (JFARMAKU) Edisi Ketiga akhir tahun ini merupakan kumpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan Dosen. hasil yang dipublikasikan dalam jurnal ini ada yang berbentuk penelitian laboraturium maupun survei (bidang komunitas).
Arjuna Subject : -
Articles 82 Documents
Formulasi Sediaan Lipstik Pelembab-Pewarna Bibir yang Mengandung Sari Hasil Simulasi menyirih Atikah Atikah; Adilla Edi Arief; Ine Suharyani
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Maret 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.199 KB)

Abstract

Menyirih (nyeupah) merupakan tradisi orang tua masa lalu, yang dilakukan dengan cara mengunyah pinang, kapur sirih, gambir, dan daun sirih. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi pewarna dari hasil simulasi menyirih dan memformulasikannya dalam sediaan lipstick pelembab-pewarna bibir. Sari hasil simulasi menyirih dibuat dari campuran pinang, kapur sirih, gambir, dan daun sirih yang direndam kemudian disaring dan disentrifugasi. Optimasi basis lipstick menggunakan oleum cacao dengan konsentrasi berbeda yaitu 4%, 5%, 6%, dan formula 4% yang menghasilkan basis yang optimal. Formulasi sediaan lipstick menggunakan oleum ricini, vaselin album, cera alba, emulsifying wax, gliserin dan nipagin, serta sari hasil simulasi menyirih dengan tiga formulasi berbeda yaitu 35% memberikan warna peach, 40% memberikan warna nude dan 45% memberikan warna gold. Hasil uji stabilitas selama 30 hari dalam suhu kamar (25◦C-30◦C) menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan bentuk, warna dan bau. Pada uji hedonik, formula 40% yang banyak disukai yaitu 67,9%
Gambaran Penggunaan Dosis Metadon pada Pasien Terapi Rumatan Metadon di RSUD Gunung Jati Cirebon Ria Rahmawati
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Maret 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.755 KB)

Abstract

Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Indonesia merupakan bagian dari upaya nasional untuk pengendalian dan pencegahan infeksi HIV/ AIDS, yang sering dikenal dalam strategi pengurangan dampak buruk atau harm reduction. Walaupun Terapi Rumatan Metadon (TRM) bertujuan untuk terapi ketergantungan opioid, tetapi kebanyakan pasien menyalahgunakan minimal satu atau lebih zat psikoaktif lainnya. Untuk itu dilakukan penelitian tentang gambaran penggunaan dosis metadon pada pasien terapi rumatan metadon di RSUD Gunung Jati Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang dilakukan dengan cara mengolah data yang sudah ada, yaitu data rekapitulasi penggunaan dosis metadon pada pasien terapi rumatan metadon tahun 2010-2012 yang meliputi dosis awal, dosis rumatan terbesar dan dosis akhir terapi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari semua sampel yaitu 6 Pasien Terapi Rumatan Metadon mendapat dosis awal terapi sesuai dengan pedoman PTRM yaitu antara 20 mg- 30 mg; dosis rumatan terbesar masing-masing pasien adalah : 1 (FL) = 100 mg, 2 (DY) = 80 mg, 3 (SA) = 125 mg, 4 (NI) = 150 mg, 5 (EA) = 105 mg, 6 (AN) = 80 mg; dan dosis akhir terapi adalah : 1 (FL) = 65 mg, 2 (DY) = 40 mg, 3 (SA) = 80 mg, 4 (NI) = 150 mg, 5 (EA) = 105 mg, 6 (AN) = 40 mg.
Formulasi Gel Klorofil dengan basis Natrium-CMC dan Uji Stabilitas Fisiknya Dwitya Dwitya
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Maret 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teiah dilakukan penelitian mengenai formulasi gel klorofil dengan basis natrium CMC dan uji stabilitas fisiknya yang dibuat dengan empat formulasi. Dua formulasi disimpan disuhu kamar dan dua formulasi lainnya disimpan disuhu dingin yaitu di lemari pendingin. Keempat formulasi ini di uji secara fisik yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, dan uji pH. Pemilihan kadar basis ge1 dilakukan melalui optimasi basis gel dengan kadar Na-CMC 2,5%,3%, 4% dan 5%.Berdasarkan pengamtan selama 7 hat'. diketahui bahwa formulasi dengan basis Na-CMC 3% lebih stabil dan mempunyai karakteristik gel yang paling optimal sehingga digunakan sebagai basis gel selanjutnya. Tahap selanjutnya dilakukan formulasi gel klorofil dengan berbagai variasi konsnentrasi yaitu serta dilakukan uji organoleptis, uji homogenitas, dan uji pH. Berdasarkan uji organoleptis, uji homogenitas dan uji pH selama 31 hari menunjukan formula yang homogen, berwarna hijau bening, bau khas klorofil, dengan pH 7, dan stabil
Formulasi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau (Piper bettle L.) dalam Sediaan Gel Pencuci Tangan Tika Opilia
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Maret 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.548 KB)

Abstract

Mencuci tangan yang baik membutuhkan sabun antiseptik, air bersih dan handuk atau lap tangan bersih. Kandungan fenol (karvakrol) dan fenilpropan (eugenol dan kavikol) di dalam minyak atsiri daun sirih hijau berfungsi sebagai antiseptik (bakterisida dan fungisida yang sangat kuat). Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan minyak atsiri daun sirih dalam gel pencuci tangan. Gel dibuat dengan basis Na-CMC. Optimasi basis gel dilakukan dengan variasi konsentrasi Na-CMC 3%, 4% dan 5%. Basis yang diperoleh memiliki pH 10 sehingga ditambahkan dapar fosfat pH 4,0. Hasil optimasi menunjukan bahwa basis gel yang optimum adalah yang memiliki konsentrasi Na-CMC 3%. Basis gel inilah yang digunakan untuk formulasi minyak atsiri dalam sediaan gel pencuci tangan. Formulasi sediaan gel pencuci tangan mengandung minyak atsiri daun sirih dengan konsentrasi 0,2%, 0,4% dan 0,6%. Ketiga formula yang dibuat kemudian diuji dengan uji homogenitas dan uji stabilitas fisik. Hasil uji homogenitas menunjukan bahwa formula 1, 2 dan 3 homogen. Hasil uji stabilitas fisik menunjukan bahwa dari ketiga formula yang dibuat hanya formula 1 yang stabil
Formulasi Sediaan Gel dari Ekstrak Lidah Buaya, Daun Pandan dan Daun Sirih sebagai Anti Nyamuk Sri Umi Syamsiah
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Maret 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.321 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian formulasi sediaan gel dari ekstrak lidah buaya, daun pandan, dan daun sirih sebagai anti nyamuk. Optimasi basis gel dengan variasi basis gel yang mengandung Na-CMC 3%, 4%, 5%, dan 6%. Hasil dari optimasi basis yang diperoleh yaitu basis Na-CMC dengan konsentrasi 3%. Ekstraksi lidah buaya dan daun pandan dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Gel anti nyamuk dibuat dalam 4 formulasi, yaitu formula A mengandung ekstrak lidah buaya, formula B mengandung ekstrak daun pandan, formula C mengandung minyak atsiri daun sirih dan formula D mengandung campuran dari ketiga ekstrak. Hasil dari uji stabilitas gel menunjukkan sediaan gel tidak stabil baik bentuk dan bau, terutama pada sediaan yang mengandung minyak atsiri dan hanya formula B yang menujukkan gel yang stabil. Setelah dilakukan uji hedonik terhadap 63 orang responden, berdasarkan urutan tingkat kesukaan, formula A menjadi urutan pertama sebesar 73,65%, formula B menjadi urutan kedua sebesar 69,84%, formula D menjadi urutan ketiga sebesar 46,03%, dan pada urutan terakhir yaitu formula C sebesar 41,58%.
Uji Efektifitas Pohon Yodium (Jatropha multifida L.) terhadap Luka pada Mencit (Mus musculus) Agus Hermawan
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 2 (2016): Volume 1 Nomor 2 September 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.51 KB)

Abstract

Salah satu bentuk aplikasi pengobatan dengan tanaman obat adalah pengobatan pada luka yang sering dilakukan oleh masyarakat, dimana masyarakat banyak menggunakan getah pohon yodium. Pohon yodium ini mempunyai banyak sebutan terutama di daerah Indonesia, sedangkan nama ilmiah dari pohon yodium itu sendiri adalah Jatrophamultifida L. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas getah pohon yodium terhadap penyembuhan luka pada mencit jika dibandingkan dengan pengobatan sediaan povidon iodin, gel 1%, gel 2% dan kelompok control negatif. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 3 mencit untuk perlakuan dengan gel 1%, 3 mencit untuk perlakuan dengan gel 2%, 3 mencit untuk perlakuan dengan povidon iodin, 3 mencit untuk perlakuan dengan getah pohon yodium, 3mencit yang tanpa perlakuan. Observasi dilakukan selama 6 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan efektifitas antara kelima perlakuan (gel 1%, gel 2%, povidon iodin, getah, tanpa perlakuan)
ANALISIS PERESEPAN OBAT GENERIK DI APOTEK X KABUPATEN KUNINGAN PERIODE JANUARI 2014 Mia Amiyati
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 2 (2016): Volume 1 Nomor 2 September 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2086.512 KB)

Abstract

Analisis Peresepan Obat Generik di Apotek X Kuningan Periode Januan 2014 bertujuan untuk mengetahui tata laksana Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/068/I/2010 Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah dari resep yang diterima Apotek X Kabupaten Kuningan. Data penelitian yang digunakan adalah data penerimaan resep bulan Januari 2014 sebagai sempel. Data yang diperoleh kemudian dikategorikan menjadi kategori Obat generik bermerek, Obat generik, kategori Lain-lain, Penggantian Obat Generik ke Obat Generik Bermerek dan Penggantian Obat Generik Bermerk ke Obat Generik. Kemudian data tersebut dijumlahkan dan dipersentasikan. Hasil penelitian yang didapat yaitu peresepan obat Generik 36,86%, obat Generik Bermerek 48,90% dan kategori Lain-lain 14,23 %. Penggantian Obat Generik ke Obat Generik Bennerek 4,95%, sedangkan Penggantian Obat Generik Bennerek ke Obat Generik 0 %. Hasil penelitian tersebut rnenunjukkan bahwa kewajiban dokter menulis obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah belum sepenuhnya dilaksanakan
Analisis Penggunaan Obat di luar Formularium Nasional 2013 Pasien BPJS Anak dengan diagnosa Rhinofaringitis di RS Wijaya Kusumah Periode Januari-Desember Neneng Erna
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 2 (2016): Volume 1 Nomor 2 September 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1517.722 KB)

Abstract

Penggunaan obat diluar Fornas pada pasien BPJS di klinik anak dengan diagnosa rhinopharyngitis terlihat bahwa tremenza tab merupakan obat yang paling sering digunakan oleh dokter spesialis anak. Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan dievaluasi seberapa besar penyimpangan antara kesesuaian resep dokter dibandingkan dengan Fornas, kemudian dijelaskan dalam bentuk deskliptif, dimana metode ini menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Hasilnya adalah peresepan dan penggunaan obat untuk pasien BPJS di Klinik Anak Rumah Sakit Wijaya Kusumah rnasih belum sesuai dengan yang tercantum dalam Fornas, Hal tersebut dikarenakan tidak adanya sediaan yang sesuai dengan usiapasien dan terapi yang diperlukan.
PERBANDINGAN DAYADIURETIK INFUS HERBA MENIRAN HIJAU (PHYLANTUS NIRURI L) DENGAN FUROSEMID PADA KELINCI JANTAN (OCYCTAGUS CANICULUS) Imron Rosadi
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 2 (2016): Volume 1 Nomor 2 September 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1737.441 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelrtian yang berjudul "PERBANDINGAN DAYADIURETIK INFUS HERBA MENIRAN HIJAU (PHYLANTUS NIRURI L) DENGAN FUROSEMID PADA KELINCI JANTAN (OCYCTAGUS CANICULUS)" Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya diuretik infus herba rneniran dan membandingkannya dengan furosemid suspensi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen atau percobaan yang di ujikan pada kelinci jantan (OCYCTAGUS CANICULUS)dengan hasil adalah volume urin rata-rata kelompok kontrol negatif .yang diberikan aquadest sebanyak 10 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 8,1 nil. kontrol positif lang diberkan furosemid suspensi sebanyak l0 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 19,64 ml, dan kelornpok uji yang diberikan infus herba meniran sebanyak 10 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 13,06 ml Perlakuan dengan furosemid suspensi menghasilkan rata - rata volume urin paling besar dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (aquadest) maupun kelompok perlakuan dengan infus herba meniran
Perbandingan Daya Diuretik lnfus Daun Alpukat (Persea gratissima gaefrin) dengan Furosemid Aditya Rey; Imas Maesaroh
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 2 No 1 (2017): Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1743.393 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai daya diuretik infus daun alpukat dan membandingkannya dengan furosemid suspense. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen atau percobaan yang di ujikan pada kelinci jantan (ocyctagus Caniculus) yang dilakukan pada bulan april sampai dengan Mei 2014 di laboratorium farmakologi Akademi Farmasi Muhammadiyah Kuningan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah volume urin rata-rata kelompok kontrol negatif yang diberikan aquadest sebanyak 10 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 8,1 ml, kontrol positif yang diberikan furosemid suspensi sebanyak l0 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 19,64 ml, dan kelompok uji yang diberikan infus daun alpukat sebanyak l0 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 13,07 rnl. Perlakuan dengan furosemid suspensi menghasilkan rata rata volume urin paling besar dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (aquadest) maupun kelompok perlakuan dengan infus daun alpukat.