cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teologi Berita Hidup
ISSN : 26564904     EISSN : 26545691     DOI : https://doi.org/10.38189
Jurnal Teologi Berita Hidup merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi yang berkaitan dengan kepemimpinan dan pelayanan Kristiani, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup Surakarta. Focus dan Scope penelitian Jurnal Teologi Berita Hidup adalah: Teologi Biblikal, Teologi Sistematika, Teologi Pastoral, Etika Pelayanan Kontemporer, Kepemimpinan Kristen, Pendidikan Agama Kristen.
Arjuna Subject : -
Articles 250 Documents
Molu Mati dalam Perspektif Pendampingan dan Konseling Melkias Samanusa Papilaya
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.137

Abstract

Indonesian society is a society that is already in a fairly rapid technological development. This development makes people follow the cultures of people from outside the country. The concept of Indonesian culture also exists in plurality when viewed from the regions. This culture affects the patterns and behavior of a person or group to build relationships. Relationships that are built experience conflict. These conflicts are not only resolved by state law which applies to all citizens of the country. Another law that applies is customary fines or Molu Mati. Molu Mati is a basic concept that can be used in mentoring and counseling. Mentoring and counseling is a local concept that is used to solve a social problem.Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sudah ada dalam perkembangan teknologi yang cukup pesat. Perkembangan ini membuat masyarakat mengikuti kebudayaan-kebudayaan masyarakat dari luar negara. Konsep kebudayaan Indonesia juga sebenarnya ada dalam kemajemukan jika ditinjau dari daerah-daerah. Kebudayaan ini mempengaruhi pola dan perilaku seseorang atau kelompok untuk membangun relasi. Relasi yang dibangun mengalami konflik. Konflik ini tidak hanya diselesaikan dengan hukum negara yang berlaku bagi semua warga negara. Hukum lain yang berlaku ialah denda adat atau molu mati. Molu mati merupakan sebuah konsep dasar yang bisa dipakai dalam pendampingan dan konseling. Pendampingan dan konseling dilakukan merupakan konsep lokal yang dipakai untuk menyelesaikan sebuah persoalan sosial.
Keberpihakan Yesus (Analisis Sosio-Teologis Terhadap Teks Yohanes 4:1-42) Sipora Blandina Warella; Karel M Siahaya; Flora Maunary
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.244

Abstract

Konteks cerita teks dan sosial masyarakat teks ini tampak kekuatan struktural dari segi agama dan etnis Yahudi kuat membentuk keseragaman kultural bahwa secara hierarkhi masyarakat dengan latar kultur itu adalah unggul karena pemilihan Yahweh. Hal ini menimbulkan cara pandang dan sikap bahwa mereka masyarakat kelas satu sedangkan masyarakat Samaria dan yang lain adalah kelas dua, masalah perbedaan sosial yang tidak mengalami moderasi. Para rohaniawan Yahudi dalam kekuasaan dan status tidak dapat melakukan kontrol sosial di tengah struktur kekuasaan sosio-religius masyarakatnya yang melanggengkan perbedaan dan segregasi. Yesus memiliki mind set dan tindakan moderat dengan membangun percakapan moderasi bersama perempuan Samaria. Kesimpulannya ialah moderasi ala Yesus menjadi bencana bagi eksklusivisme dan dominasi masyarakat Yahudi yang mapan dalam kelas sosialnya, sebaliknya menjadi harapan bagi penataan konstruk sosial masyarakat moderat yang mengalami keslamatan universal. Kebaruan penelitian ialah moderasi ala Yesus dengan sikap menjumpai perempuan itu, membangun dialog mentransformasi bangunan ruang sosial bersama dalam perbedaan yang menghadirkan keslamatan universal, dimulai dengan sikap, tindakan dialogis dengan perempuan Samaria.
Pembinaan Profesional Guru Pendidikan Agama Kristen Melalui Supervisi Klinis Sanasintani Sanasintani
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.223

Abstract

There are several factors that encourage the development of clinical supervision for teachers. The factors are supervisors only conduct teacher evaluations, implementation is not centered on teacher needs, general and abstract teacher ability assessment tools, feedback provided in the form of directions, instructions, instructions and does not touch on the problems faced by teachers. Clinical supervision is a service and assistance to teachers with a personal human approach so that teachers can find themselves and be able to improve learning. The purpose of this research is to describe the professional coaching of Christian Education teachers through clinical supervision at Citra Bangsa Christian High School Kupang. The research method used is qualitative with descriptive. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data analysis techniques through data reduction, data presentation and conclusion/verification. The results showed that the professional coaching of Christian Education teachers through clinical supervision at Citra Bangsa Christian High School Kupang is a supervisory activity carried out by supervisors, principals / deputy principals of curriculum by means of individual techniques, classroom observations, and private conversations with Christian Education teachers. This is done through the stages of planning, implementation, monitoring, and evaluation. Then, the obstacles faced in the professional coaching of Christian Education teachers through Clinical Supervision at Citra Bangsa Kupang Christian High School include: lack of clinical supervision time, teachers are less prepared and disturbed because they are not used to clinical supervision, assessment of Christian Education teachers only formatively, in the process of teaching and learning some teachers have not used media tools, and teachers are limited in the ability to develop social media.Ada beberapa faktor yang mendorong dikembangkannya supervisi klinis bagi guru-guru. Faktor tersebut yaitu supervisor hanya melakukan evaluasi guru, pelaksanaan tidak berpusat pada kebutuhan guru, alat penilaian kemampuan guru umum dan abstrak, umpan balik yang diberikan berupa arahan, petunjuk, instruksi dan tidak menyentuh masalah yang dihadapi guru. Supervisi klinis merupakan layanan dan bantuan kepada guru dengan pendekatan manusiawi secara personal agar guru dapat menemukan dirinya sendiri dan mampu meningkatkan pembelajaran lebih baik. Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan pembinaan profesional guru Pendidikan Agama Kristen melalui supervisi klinis di SMA Kristen Citra Bangsa Kupang. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan profesional guru Pendidikan Agama Kristen melalui supervisi klinis di SMA Kristen Citra Bangsa Kupang merupakan sebuah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas, kepala sekolah/wakil kepala sekolah bidang Kurikulum dengan cara teknik perorangan, observasi kelas, dan percakapan pribadi terhadap guru Pendidikan Agama Kristen. Hal ini dilakukan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, serta evaluasi. Kemudian, hambatan yang dihadapi dalam pembinaan profesional guru Pendidikan Agama Kristen melalui Supervisi Klinis di SMA Kristen Citra Bangsa Kupang antara lain: kurangnya waktu supervisi klinis, guru kurang siap dan terganggu karena belum terbiasa disupervisi klinis, penilaian guru Pendidikan Agama Kristen hanya secara formatif saja, dalam proses belajar mengajar sebagian guru belum memakai alat media, serta guru terbatas kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar.
Aplikasi Prinsip Mazmur 2:11-12 dalam Peribadahan Kristen Wisnu Prabowo
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 2 (2020): Maret 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i2.34

Abstract

Abstract: Worship and service are things that are very well known to Christians. In conducting worship and service there are several things that should be used as a basis for guidance. In Psalm 2: 11-12, written instructions for Christians in worship. This article examines the meaning of the sentence in Psalm 2: 11-12, which is, "Serve the Lord with fear, and rejoice with trembling. Kiss the Son, lest he be angry. And ye perish from the way, when his wrath is kindled but a little. Blessed are all they that put their trust in him. " This study is a qualitative study using descriptive methods of literature and text analysis. The study results obtained are: First, worship must be performed with an attitude of fear and respect for the holiness and glory of God. Worship must also be performed with joy, but the attitude of that joy must also be done with fear and respect for the holiness and glory of God. Second, happiness will be found for every Christian who takes refuge in God. Christians take refuge in God as proof that they believe and surrender completely to God.Abstrak: Ibadah dan melayani adalah hal yang sangat dikenal oleh orang Kristen. Di dalam melakukan ibadah dan pelayanan tersebut ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar panduan. Di dalam Mazmur 2:11-12, tertulis tentang petunjuk bagi orang Kristen di dalam melakukan ibadah. Artikel ini mengkaji arti dari kalimat yang ada di dalam Mazmur 2:11-12 tersebut yaitu, “Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya!”. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif literatur dan analisis teks. Hasil kajian yang diperoleh adalah: Pertama,  ibadah harus dilakukan dengan sikap takut dan hormat akan kekudusan dan kemuliaan Tuhan. Ibadah juga harus dilakukan dengan sukacita, tetapi sikap sukacita itupun harus dilakukan dengan rasa takut dan hormat akan kekudusan dan kemuliaan Tuhan. Kedua, kebahagiaan akan di dapatkan bagi setiap orang Kristen yang berlindung kepada Tuhan. Orang Kristen berlindung kepada Tuhan sebagai bukti bahwa mereka percaya dan berserah sepenuhnya kepada Tuhan.
Analisis Perbandingan Gramatikal-Historis Bahasa Lidah dalam 1 Korintus dan Kisah Para Rasul Yohanes Hasiholan Tampubolon; Aeron Frior Sihombing; Geri Gehotman Mangasake; Hafa’ akhododo; Maria Mayda Bunge Tana; Ricky Pianto Randa; Williams Jefferson Bill Walimena
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.80

Abstract

Glossolalia is currently a relevant topic. There is much controversy and debate about the practice of speaking in tongues. This paper will conduct a comparative analysis of tongues in 1 Corinthians and Acts. The practice referred to is specifically whether the Bible allows simultaneous speaking in tongues based on both books. Also regarding the speaking in tongues, whether it must be understood by others or is it necessary for someone to interpret it. This situation also occurs in the current context. Believers in some churches when in a worship (singing or praying) together speaking in tongues and without interpretation. The author finds that there are significant differences regarding the practice of speaking in tongues as instructed by Paul in 1 Corinthians and the story of speaking in tongues as written by Luke in Acts. In fact, there is an interpretive vacuum that contemporary interpreters must fill. The author uses a comparative method and a grammatical-historical hermeneutic approach to the biblical text.
Yesus Antara Zelot dan Eseni: Konstruksi Teologi Transformatif dalam Konteks Indonesia Sheren Angela; Amos Sukamto; Tri Mulyanti
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.180

Abstract

Theological studies are often seen as normative and a religious teaching that is pure and unchangeable. This view causes theology to often become irrelevant to the context. Therefore, it is very important to increase efforts to construct transformative theology, especially in the Indonesian context, so that theology becomes relevant and able to become an answer to the problems of today's society. The presence of God in Jesus into the world is still mostly portrayed as the task of saving mankind from sin (John 3:16). The social ministry side of Jesus in the effort to transform society has not received enough attention. This article will analyze the path of social transformation that Jesus took by comparing the attitudes of the Zealots and the Essenes in responding to the problems that arise in society. The Zealots in responding to the realities of socio-political problems that occur around them tend to use violence (violence), whereas the Essenes tend to withdraw from the world (ascetic). Jesus is neither like the Zealots nor like the Essenes. Jesus entered into society (Non Ascetic), not using violence (Non Revolution), but through transformation (but through transformation). The method used is Hermeneutics by emphasizing historical, sociological and textual analysis to dissect some parts of Luke's Gospel. Through this article, it is hoped that it can provide alternatives to the construction of transformative theology in the Indonesian context, by imitating the praxis of the ministry of the Lord Jesus.Kajian teologi kerap kali dilihat sebagai suatu hal yang normatif dan merupakan suatu ajaran agama yang bersifat murni dan tidak dapat diubah. Pandangan tersebut mengakibatkan teologi sering menjadi tidak relevan lagi dengan konteks. Oleh karena itu sangat penting untuk memperbanyak usaha konstruksi teologi transformatif khususnya dalam konteks Indonesia, sehingga teologi menjadi relevan dan mampu menjadi jawaban bagi persoalan masyarakat masa kini. Kehadiran Allah dalam diri Yesus ke dalam dunia kebanyakan masih dipotret sebatas tugas penyelamatan manusia dari dosa (Yoh. 3:16). Sisi pelayanan sosial Yesus dalam usaha mentransformasi masyarakat masih belum mendapat perhatian yang cukup. Artikel ini akan menganalisis jalan transformasi sosial yang ditempuh Yesus dengan membandingkan sikap golongan Zelot dan golongan Eseni dalam merespons persoalan-persoalan yang muncul di dalam masyarakat. Golongan Zelot dalam merespons terhadap kenyataan-kenyataan persoalan sosial politik yang terjadi di sekitarnya cenderung dengan cara menggunakan kekerasan (violence), sebaliknya golongan Eseni cenderung menarik diri dari dunia (asketis). Yesus tidak seperti Zelot dan juga tidak seperti Eseni. Yesus masuk ke dalam masyarakat (Non Ascetic), tidak menggunakan kekerasan (Non Revolution), tetapi dengan jalan transformasi (but through transformation). Metode yang digunakan adalah Hermeneutika dengan memberi tekanan pada analisis historis, sosiologis dan analisis teks untuk membedah beberapa bagian Injil Lukas. Melalui artikel ini diharapkan dapat memberikan alternatif-alternatif konstruksi teologi transformatif dalam konteks Indonesia, dengan meneladani praxis pelayanan Tuhan Yesus.
Internalisasi Moderasi Beragama dalam Kurikulum Sekolah Tinggi Teologi di Indonesia Rifky Serva Tuju; Babang Robandi; Donna Crosnoy Sinaga
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.240

Abstract

Keragaman Agama di bangsa Indonesia menjadi sebuah kekayaan yang unik dari bangsa ini. Indonesia yang majemuk suku, ras, dan agama, memerlukan sikap yang toleransi. Kemajemukan Agama yang beragam memiliki bahaya yang mengancam bagi bangsa ini. Sikap-sikap intoleran sering sekali terjadi. Agama menjadi bagian penting dan vital seiring dengan banyaknya masyarakat yang memiliki sikap fanatisme dengan agamanya yang mengakibatkan retaknya hubungan antar umat beragama di Indonesia. Pemerintah terus mencari solusi dalam menangani masalah-masalah intoleran yang terjadi di Indonesia. Itulah sebabnya moderasi beragama tepat jika diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang multicultural ini. Di tahun 2021 melalui Kemendikbud Nadiem membuat Kurikulum Moderasi beragama demi menghapus intoleransi di sekolah.  Moderasi beragama merupakan sebuah solusi dalam menghadapi berbagai perbedaan yang berujung pada intoleransi beragama dan menghadapi banyaknya kelompok-kelompok ekstrem dan fundamental agama. Pemerintah menjadikan sekolah sebagai pusat pengajaran moderasi beragama.  Untuk itu dengan membentuk mahasiswa yang moderat terhadap agamanya pemerintah merasa perlu untuk memasukan kurikulum moderasi beragama  untuk memperkecil adanya orang-orang yang memiliki paham radikalisme terhadap pemeluk agama lain. Dengan memasukkan moderasi beragama di dalam kurikulum Sekolah Tinggi Teologi dapat menanamkan prinsip beragama yang moderat bagi para Mahasiswa. Sehingga dengan adanya kurikulum ini para dosen dapat membimbing mahasiswa agar memiliki karakter yang berkualitas, Sekolah TinggiTeologi menjadi toleran, sehingga menciptakan generasi muda yang menyadari bahwa kebersamaan adalah sumber kekuatan bangsa.
Perumpamaan Tentang Penabur Sebagai Kunci Memahami Esensi Kerajaan Allah The Theo Christi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.266

Abstract

Ada begitu banyak pandangan yang berbeda tentang Kerajaan Allah di benak semua orang percaya, terutama di antara banyak denominasi, dan beberapa denominasi bahkan bertentangan satu sama lain. Akibatnya, gereja-gereja kurang memiliki dorongan untuk mencari substansi Kerajaan Allah. Dalam Injil sinoptik, peneliti menemukan sepuluh dari empat puluh lima perumpamaan yang berbicara tentang esensi Kerajaan Allah. Dalam kajian ini, menyajikan salah satunya, yaitu “perumpamaan tentang penabur”, yang membahas tentang empat tanggapan hati manusia terhadap firman Kerajaan Allah. Ketika peneliti membaca temuan penelitian sebelumnya dalam pencarian tentang esensi Kerajaan Allah, ternyata para peneliti belum membahas kaitan “benih yang ditabur dengan Kerajaan Allah”. Untuk itu,, peneliti menemukan ruang kosong untuk diteliti yaitu mencari tahu apa arti buah dan kelimpahan dalam perumpamaan tentang penabur ini dalam kaitannya dengan esensi Kerajaan Allah. Dengan menggunakan metode studi literatur, peneliti memaparkan arti Kerajaan Allah dan makna berbuah dalam kelimphaan dengan Kerajaan Allah dengan mengkaji artikel ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa esensi Kerajaan Allah itu dipahami sebagai buah dari kehidupan seseorang  yang telah mengalami transformasi hati setelah ditaburi dengan benih firman Allah. Hasilnya secara kuantitas dapat  berbeda untuk setiap orang Kristen namun secara kualitas layak dihargai sebagai bukti eksistensi Kerajaan Allah dalam hidup seorang pengikut Kristus yang sejati, 
PAK yang Responsif dan Antisipatif Terhadap Kejahatan Seksual Online Pada Remaja Gizela Meylan Kalew; Valentino Reykliv Mokalu; Mick Mordekhai Sopacoly
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.252

Abstract

Kejahatan seksual kini menjadi urgensi di Indonesia karena mengalami peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Dari orang dewasa sampai kepada anak-anak menjadi objek dan korban dari para predator seks. Namun, penggunaan platform digital di era ini memunculkan varian baru kejahatan seksual dalam realitas virtual. Kaum Remaja yang sangat dekat dengan budaya digital sangat rentan menjadi korban kejahatan dan kekerasan seksual. Berdasarkan hal tersebut, maka berbagai upaya dari seluruh stakeholder secara khusus Pendidikan Agama Kristen (PAK) menjadi sangat penting untuk dilakukan. PAK tidak boleh terkurung dalam kurikulum di atas tumpukan kertas yang berfokus pada doktrinasi dan pemeliharaan iman secara pribadi. PAK harus menekankan pada nilai-nilai kasih, keadilan, hospitalitas, solidaritas, perdamaian, dan kesetaraan pada kehidupan nyata secara khusus pada Remaja. PAK harus responsif dengan memberikan upaya-upaya terhadap realita-realita sosial kemasyarakatan sekaligus antisipatif sehingga meminimalkan terjadinya kasus-kasus kejahatan seksual online di masa depan. Karena itu, PAK harus menjadi pionir terdepan dalam menyikapi dan menyelesaikan permasalahan kejahatan seksual online terhadap para Remaja sebagai generasi penerus bangsa.
Pendidikan Kristen di Sekolah: Sebuah Tugas Ilahi Dalam Memuridkan Jiwa Oda Judithia Widianing
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 1, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v1i1.6

Abstract

Pendidikan Kristen adalah sebuah tugas ilahi. Keunikannya melampui batas humanitas karena aspek subject matter, goal, dan spiritual dynamic yang tercakup di dalamnya. Di Indonesia sejarah membuktikann bahwa melalui pendidikan Kristen tepatnya pendidikan agama Kristen Allah dengan kedaulatan-Nya beranugerah atas bangsa ini sehingga Injil dapat dikabarkan secara sistematis ke hampir seluruh nusantara. Allah memakai legalitas pemerintah untuk menjadikan pendidikan Kristen sebagai mata pelajaran wajib di bangku pendidikan. Artikel ini akan memaparkan secara singkat sejarah, makna dan tugas pendidikan Kristen dalam memuridkan jiwa sesuai dengan Amanat Agung. Penulis juga menyertakan sejarah awal Kristen masuk ke nusantara dalam lingkup pendidikan.