cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teologi Berita Hidup
ISSN : 26564904     EISSN : 26545691     DOI : https://doi.org/10.38189
Jurnal Teologi Berita Hidup merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi yang berkaitan dengan kepemimpinan dan pelayanan Kristiani, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup Surakarta. Focus dan Scope penelitian Jurnal Teologi Berita Hidup adalah: Teologi Biblikal, Teologi Sistematika, Teologi Pastoral, Etika Pelayanan Kontemporer, Kepemimpinan Kristen, Pendidikan Agama Kristen.
Arjuna Subject : -
Articles 250 Documents
Strategi Guru PAK dalam Membangun Pancasila sebagai Paradigma Integrasi Bangsa terhadap Peserta Didik di Era Milenial Reni Triposa; Yonatan Alex Arifianto
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.166

Abstract

Abstract: Without realizing it, the millennial era with technological sophistication brings students to be influenced by wrong associations which will unconsciously bring about the disintegration of the nation. Therefore, teachers of Christian religious education can have strategies in bringing students to build their nationality through the paradigm of national integration based on Pancasila. through technological advances. and having used descriptive qualitative methods with a literature study approach, it can be concluded that the PAK teacher's strategy in building Pancasila as a paradigm of Nation integration towards students in the millennial era is to understand the degradation or moral decadence in the millennial era which continues to increase. For this reason, Christian Religious Education Teachers actualize the view of Pancasila as the basis for developing the integration of the Nation and also see that there is no theological debate on the value of Pancasila in the theological ethical perspective. From this, teachers have the basis to play a role in Guru Pak's strategy in the Actualization of National Integration in the millennial era, with the following steps: First, they are able to grow the faith of students who are increasingly mature. Second, it teaches to love each other and get rid of all bullying and improper behavior of students in respecting their nation's leaders. Third, provide an example in using social media and everything related to the internet of think. Abstrak: Tanpa disadari era milenial dengan kecanggihan teknologi membawa peserta didik terpengaruh dengan pergaulan yang salah yang secara tidak sadar akan membawa disintegrasi bangsa. Oleh karena itu guru pendidikan agama kristen dapat memiliki strategi dalam membawa peserta didik membangun kebangsaannya melalaui paradigma integrasi bangsa yang berlandaskan Pancasila. Melalui kemajuan teknologi dan memiliki menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka dapat disimpulkan bahwa strategi guru PAK dalam membangun Pancasila sebagai paradigma integrasi bangsa terhadap peserta didik di era milenial adalah memahami degradasi atau dekadensi moral di era milenial yang terus meningkat. Untuk itu Guru Pendidikan Agama Kristen mengaktualisasikan pandangan Pancasila sebagai dasar pembangunan integrasi bangsa dan juga melihat tidak ada perdebatan teologis dalam nilai Pancasila dalam perspektif  etis teologis. Dari hal tersebut guru memiliki dasar untuk berperan dalam strategi Guru Pak dalam aktualisasi integrasi bangsa di era milenial dengan langkah: Pertama, mampu menumbuhkan  iman peserta didik yang semakin  dewasa. Kedua, mengajarkan untuk saling mengasihi dan membuang segala perundungan, dan prilaku yang tidak benar peserta didik dalam menghormati pemimpin bangsanya. Ketiga, memberikan keteladan dalam mengunakan sosial media dan segala berhubungan dengan internet of things.  
Analisis Grammatical-Exegetical Wahyu 3:20 dan Implikasinya Terhadap Relevansi Penggunaan Wahyu 3:20 Dalam Model Penginjilan Kontemporer Jhon Leonardo Presley Purba; Riang Hati Waruwu; Amran Manullang; Robinson Rimun
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.195

Abstract

Revelation 3:20 is a popular verse that used in contemporary evangelism to encourage the unbelievers to believe in Jesus. Nevertheless, is such usage relevant to the text and context of Revelation 3:20? Using a descriptive qualitative research form with an interpretative model of Grammatical-Exegetical analysis, the aims of this study is to find the theological meaning of Revelation 3:20 and its implications for the relevance of the using of Revelation 3:20 in contemporary evangelistic models. The results of this study conclude that based on the text and context of Revelation 3:20, the usage of this verse in contemporary evangelism toward unbelievers is irrelevant to the text and its context, the meaning of "the door that knocks" by Jesus in this verse does not refer to the door of an individual's heart who do not know Christ but the "spiritual door" of the church or community of believers who have known Christ who are asked to repent from self-satisfied and lukewarmness because of physical wealth, this is also the true theological meaning of Revelation 3:20 which is very relevant with the moral and spiritual state of the church in the modern era which also tends to be self-satisfied and spiritually lukewarm so the implication for believers and the church today is the church need to repent from its self-satisfied, spiritual lukewarmness and "open its doors" for Christ so that Christ can come in to His church and live with His church.  Wahyu 3:20 merupakan ayat yang populer digunakan dalam penginjilan kontemporer untuk mendorong individu yang belum percaya menjadi percaya kepada Yesus. Namun, apakah penggunaan demikian relevan dengan teks dan konteks Wahyu 3:20? Menggunakan bentuk penelitian kualitatif deskriptif dengan model penafsiran analisa Grammatical-Eksegetical, penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna teologis Wahyu 3:20 dan implikasinya terhadap relevansi penggunaan Wahyu 3:20 dalam model penginjilan kontemporer. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan teks dan konteks Wahyu 3:20, penggunaan ayat ini dalam penginjilan kontemporer terhadap orang yang belum percaya tidak relevan dengan teks dan konteksnya, makna “pintu yang diketuk” oleh Yesus dalam ayat ini bukan merujuk pada pintu hati seorang individu yang belum mengenal Kristus melainkan “pintu rohani” gereja atau komunitas orang percaya yang telah mengenal Kristus yang diminta untuk bertobat dari berpuas diri dan suam-suam rohani karena kekayaan jasmani, inilah juga yang menjadi makna teologis yang sebenarnya dari Wahyu 3:20 yang sangat relevan dengan keadaan moral dan kerohanian gereja di era modern yang juga cenderung berpuas diri dan suam-suam secara rohani sehingga implikasinya bagi orang percaya dan gereja masa kini adalah agar gereja bertobat dari sifat berpuas diri, suam-suam rohani dan “membuka pintunya” bagi Kristus agar Kristus dapat datang kepada gereja-Nya dan tinggal bersama dengan gereja-Nya.
Pergeseran Nilai dalam Pola Pelayanan Ibadah Raya di Gereja Akibat Pandemi Covid-19 Jakson Sespa Toisuta
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.109

Abstract

Keadaan dunia tidak sama lagi seperti sebelum munculnya pandemi Covid-19. Virus yang begitu cepat penyebarannya dan dapat menyebabkan kematian pada manusia menjadi momok yang menakutkan bagi seisi dunia, yang akhirnya membuat seluruh dunia harus melakukan pembatasan pergerakan sosial secara massal untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Hal ini akhirnya memberi dampak yang kurang baik bagi gereja dan pelayanannya. Gereja harus ditutup dan pemerintah menganjurkan untuk beribadah di rumah saja. Beberapa waktu kemudian setelah ditemukannya vaksin pencegahan Covid-19 ini, akhirnya gereja diperbolehkan dibuka kembali untuk umat Tuhan bisa beribadah kembali di gereja. Namun di dalam masa pandemi ini, pelaksanaan kegiatan ibadah raya di gereja telah mengalami perubahan-perubahan yang signifikan dalam pola pelayanan ibadah raya tersebut. Berdasarkan hal itu, kemudian dilakukanlah penelitian  ini  dengan menggunakan  metode  kualitatif deskriptif dengan  pendekatan studi  pustaka untuk mengkaji, memaparkan secara empiris dan teologis mengenai pergeseran nilai dalam pola pelayanan ibadah raya di gereja, yang terjadi akibat dampak pandemi covid-19. Sumber data diperoleh dari observasi di lapangan, di mana penulis bertindak sebagai observasi partisipan. Data sekunder bersumber dari Alkitab, buku referensi dan jurnal ilmiah. Data yang diperoleh dideskripsikan, kemudian di-display, lalu membuat kesimpulan. Hasil yang diperoleh adalah pola pelayanan di ibadah raya telah mengalami perubahan yang signifikan, dari persiapan ibadah, pelaksanaan ibadah, bahkan sampai selesainya ibadah raya, pola pelayanannya telah mengalami pergeseran nilai akibat pandemi Covid-19.
Keteladanan Kepemimpinan Rasul Paulus sebagai Role Model dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Efesus 4:1-16 di Gereja Bahagian Bahasa Melayu di Negara Brunei Darussalam Render Luwis
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 2 (2020): Maret 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i2.36

Abstract

Abstract: The leader is the person who carries out the process, behavior or relationship. In this case the leader must have leadership qualities that are based on the based on the universal characteristics of a leader, for example, having this research is a literature study or literature review using reference books that contain a discussion about the leadership of the Apostle Paul as a role model in human resources development based on Ephesian 4:1-16 by applying descriptive methods. The leadership model of the Apostal Paul based on Ephesians 4:1-16 as the Role of the Gereja Bahagian Bahasa Melayu Human Resource Development Model in the State of Brunei Darussalam as follows: First the character of Christ-likeness. Second, the unity of believers because God is one which is the doctrinal expected by God to be the basis of theology of believers is that the believer must be able to maintain the unity of the Spirit by the bond of peace, not letting or even confounding. Third, unity of service by sharing gifts is God’s gift to believers to serve Him. Forth, the unity of being the perfect body or Christ is a process of believers throughout life continuously tirelessly focused to grow to be perfect.Abstrak: Pemimpin adalah orang yang melaksanakan proses, perilaku atau hubungan. Dalam hal ini pemimpin harus mempunyai kualitas kepemimpinan yang berbasiskan ciri universal seorang pemimpin, misalnya mempunyai Penelitian ini merupakan kajian literatur atau kajian pustaka dengan menggunakan buku-buku referensi yang memuat bahasan mengenai kepemimpinan Rasul Paulus sebagai role model dalam pengembangan Sumber Daya Manusia berdasarkan Efesus 4:1-16 dengan menerapkan metode deskriptif. Kesimpulan: Keteladanan Kepemimpinan Rasul Paulus berdasarkan Efesus 4: 1-16  sebagai Role  Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Gereja Bahagian Bahasa Melayu di Negara  Brunei Darussalam sebagai berikut berikut: Pertama, karakter seperti Kristus. Kedua, kesatuan orang percaya karena Allah adalah satu adalah doctrinal yang diharapkan oleh Tuhan menjadi dasar teologi orang percaya adalah bahwa orang percaya wajib mampu memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera, bukan membiarkan atau bahkan mengacaukan. Ketiga, kesatuan melayani dengan berbagai karunia  merupakan  pemberian Allah  kepada orang percaya agar mereka melayani-Nya. Keempat,  kesatuan menjadi tubuh Kristus yang sempurna merpakan proses orang percaya sepanjang hidup terus-menerus tanpa mengenal lelah  fokus untuk bertumbuh menjadi sempurna
Peningkatan Pertumbuhan Gereja Melalui Sikap Gembala Jemaat Berdasarkan 1 Petrus 5:2-3 Yanto Paulus Hermanto
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.82

Abstract

The growth of the church is God's will, so this goal is a priority for God's church. The growth of the church cannot be separated from the character Peter who is a disciple who was asked by the Lord Jesus to shepherd His people. Church growth cannot be separated from the attitude of church leaders (pastors), therefore the problem discussed in this study is how to increase church growth through the attitude of the church pastor based on 1 Peter 5: 2-3. By researching and answering the formulation of this problem, it is hoped that the leaders of the congregation and congregation will have knowledge and attitudes that are in accordance with the word of God, and finally church growth is experienced by all churches.Pertumbuhan gereja merupakan kehendak Allah, sehingga sasaran ini menjadi prioritas bagi gereja Tuhan. Pertumbuhan gereja tidak bisa dipisahkan dari tokoh Petrus yang merupakan murid yang diminta Tuhan Yesus untuk menggembalakan umat-Nya.  Pertumbuhan gereja pun tidak dapat dipisahkan dari sikap pemimpin jemaat (gembala), oleh sebab itu masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan gereja melalui sikap gembala jemaat berdasarkan 1 Petrus 5:2-3. Dengan meneliti dan menjawab rumusan masalah ini diharapkan para pemimpin jemaat dan jemaat memiliki pengetahuan dan sikap yang sesuai firman Allah, dan akhirnya pertumbuhan gereja dialami oleh semua gereja.
Eco-Teosentris: Studi Eco-Teologi dan Kearifan Lokal Dalam Masyarakat Batak Toba Yosefo Gule; Eduwaret Pratam Surbakti
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.182

Abstract

The ecological crisis caused by human activities in this modern era has threatened the existence of human life, nature, and various other living things. The current environmental crisis is the result of anthropocentrism which is widely embraced by humans because it is selfish and prioritizes human interests in viewing nature, and as a result humans must reconstruct their perspective on nature with an eco-theocentric approach which is considered more consider harmony in the entire ecosystem order and center on God. The goal of eco-theocentrism ethics is to transform the way humans perceive nature by giving respect to the world created by God and eco-theocentrism ethics is an ethical theory that pays more attention to the environment as a whole and is holistic centered on God, namely the relationship between humans and their environment, humans. with others who are centered in God. The research method in writing this article is to use a qualitative-descriptive study method with a library research approach, reading and comparing a number of references related to the study. In this article, the author will examine the eco-theocentric principles and their implementation in local wisdom practices in the Batak Toba society, as a strategy for contextual theology of the Batak Toba society in preserving the environment.Krisis ekologi yang diakibatan aktivitas manusia di era modern ini telah mengancam eksistensi kehidupan manusia, alam, dan berbagai makhluk hidup lainnya. Krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini adalah sebagai akibat dari paham antroposentrisme yang banyak dianut oleh manusia karena bermuatkan egoistis dan lebih mengutamakan kepentingan manusia dalam memandang alam, dan sebagai akibatnya manusia harus merekonstruksi kembali cara pandang mereka terhadap alam dengan pendekatan eko-teosentris yang dianggap lebih mempertimbangkan keselarasan dalam seluruh tatanan ekosistem dan berpusat kepada Allah. Tujuan dari etika eko-teosentrisme adalah mentransformasi cara pandangan manusia terhadap alam dengan memberikan sikap hormat terhadap dunia ciptaan Allah dan etika eco-teosentrisme merupakan teori etika yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan dan bersifat holistik yang berpusat kepada Allah, yaitu hubungan manusia dengan lingkungannya, manusia dengan sesamanya yang berpusat kepada Allah. Metode penelitian pada penulisan artikel ini adalah menggunakan metode kajian kualitatif-deskriptif dengan pendekatan library research, membaca dan membandingkan sejumlah referensi yang berhubungan dengan kajian. Dalam artikel ini penulis akan mengkaji tentang prinsip-prinsip eco-teosentris dan implementasinya dalam praktek-praktek kearifan lokal dalam masyarakat Batak Toba, sebagai salah satu strategi untuk berteologi secara kontekstual bagi masyarakat Batak Toba dalam memelihara lingkungan hidup.
Aktualisasi Pancasila dalam PAK: Penguatan Bela Negara dan Jati diri Bangsa Menghadapi Superioritas dan Fundamentalisme atas Nama Agama Tan Lie Lie; Yonatan Alex Arifianto; Reni Triposa
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.249

Abstract

Persoalan deskriminasi dan intoleransi yang diakibatkan pemahaman agama di ruang publik tidak memprioritaskan kebersamaan. Bahkan faham fundamentalisme yang mencoba memengaruhi anak bangsa untuk keluar dari marwah hidup yang pluralisme, sebagai ancaman yang nyata bagi generasi kedepannya. Peran penting dalam mereduksi superioritas agama  melalui aktulisasi pancasila menjadi tujuan dalam penelitian ini. Mengunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka dapat menjawab aktualisasi pancasila bagi kekristenan menjadikan umat Kristen sadar pentingnya menjaga jati diri bangsa dengan prioritas bela negara  melawan perkembangan superioritas dan fundamentalisme mengatasnamakan agama. Kesimpulan dari hasil pembahasan artikel ini adalah aktualisasi Pancasila dalam PAK: sebagai penguatan terhadap bela Negara dan sebagai Jati diri Bangsa dalam menghadapi Superioritas dan Fundametalisme atas Nama Agama. Diperlukan pemahaman bahwa Pancasila merupakan dasar hukum yang harus diterapkan bagi kehidupan bermasyarakat.  Untuk itu sebagai bagian dari makluk sosial dan beragama, Kekristenan dalam peran pendidikan agama Kristen turut membela bangsa dan negaranya dari berbagai ancaman termasuk sesama anak bangsa yang menginginkan perubahan ideologi negara.  Kekristenan juga dapat memprioritaskan bela negara dan pentingnya jati diri Bangsa sebagai bagian dari kerinduan Yesus bagi umatNya untuk menjadi terang dan garam. Maka diperlukan  sinergi Pancasila dan PAK sebagai upaya mereduksi  superiotas dan  fundamentalisme agama. Sehingga penelitian ini dapat memberikan wawasan dan sikap yang mengedepankan jati diri bangsa dan bela negara dalam bermasyarakat sebagai bagian mereduksi superioritas atas nama agama dan fundamentalisme.
Pandangan Etika Kristen terhadap Tindakan Aborsi pada Janin Yang Cacat Yanto Paulus Hermanto; Mishael Setiawan Wirianto
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.243

Abstract

One of the risks of pregnancy is having a defective fetus. With current technology, fetal defects can be detected as early as possible. To avoid complications and burdens in the future, the mother is allowed to have an abortion that is legally permitted and protected by laws and government regulations in Indonesia. Morally and legally, abortion due to fetal defects is allowed which gives legality of abortion to the mother. We all know that abortion is the murder of an innocent human being. But in cases of fetal defects, medical moral and legal ethics allow it to avoid hardships and burdens for the baby, mother and family. This has reaped the pros and cons for many circles. Ethically, Christians will look at this and seek the truth in the Bible.Salah satu resiko kehamilan adalah memiliki janin yang cacat. Dengan teknologi saat ini, kecacatan pada janin dapat dideteksi sedini mungkin. Untuk menghindari komplikasi dan beban di masa datang maka sang ibu diperbolehkan untuk melakukan aborsi yang secara legal diperbolehkan dan dilindungi oleh Undang-undang dan Peraturan Pemerintah di Indonesia. Secara moral dan hukum maka aborsi akibat cacat janin diperbolehkan yang memberikan legalitas aborsi bagi sang ibu. Kita semua tahu bahwa aborsi adalah pembunuhan terhadap manusia yang tidak berdosa. Tapi dalam kasus cacat janin, etika moral medis dan hukum memperbolehkannya untuk menghindari kesulitan dan beban bagi sang bayi, ibu dan keluarganya. Hal ini menuai pro dan kontra bagi banyak kalangan. Secara etika, orang Kristen akan memandang hal ini dan mencari kebenarannya di dalam Alkitab.
Implikasi Praktik “Hutang Piutang” dalam Amos 2:6-8 bagi Orang Percaya Masa Kini Gernaida Krisna R. Pakpahan; Abraham Geraldi Napitupulu
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.226

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi oleh penemuan ketidakadilan dalam praktik hutang piutang umat-Nya di zaman nabi Amos dimana kreditor menindas para debitor karena tidak mampu membayar hutangnya. Praktik hutang piutang ternyata menimbulkan banyak permasalahan baru khususnya ketika kredit macet. Setiap orang dapat terlibat dalam praktik hutang piutang yang sangat berisiko ini, termasuk orang percaya. Oleh sebab itu, penelitian ini mencari implikasi praktik hutang piutang bagi orang percaya masa kini, apakah orang percaya di masa kini diperbolehkan terlibat dalam prakitk hutang piutang? Dan bagaimana seharusnya sikap orang percaya sebagai seorang kreditor dan juga debitor? Untuk menjawabnya, peneliti menggunakan metode kualitatif jenis penelitian library research dengan melakukan eksegesis terhadap Amos 2:6-8 dan dilanjutkan dengan mencari implikasinya bagi kehidupan orang percaya di masa kini. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa permasalahan yang terjadi pada zaman nabi Amos karena debitor tidak mampu membayar hutangnya dan kreditor memiliki sikap materialistik sehingga cenderung menguasai bahkan menindas debitor. Walaupun praktik hutang masih bisa dilakukan saat ini, tetapi itu bukan menjadi solusi untuk penyelesaian masalah karena memiliki resiko memunculkan masalah lainnya, Alkitab menyatakan bahwa orang percaya seharusnya menjadi pemberi pinjaman. Tetapi dalam praktiknya dibutuhkan kasih dan keadilan sebagai prinsip utama. Diperlukan juga sikap yang mengandalkan Tuhan dengan memiliki iman hingga dihasilkannya penguasaan diri dalam hidup orang percaya serta pentingnya manajemen keuangan yang baik agar tidak terjebak dengan masalah hutang piutang. Penyorotan terhadap permasalahan hutang piutang pada zaman nabi Amos dan menarik implikasinya ke masa kini menjadi kebaruan dari penelitian ini.
Relevansi Strategi Pelipatgandaan Jemaat Berdasarkan 2 Timotius 2:1-13 Winarno Winarno
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 1, No 2 (2019): Maret 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v1i2.11

Abstract

What does it mean by multiplication based on II Timothy 2:1-13? What is congregation growth? How relevant is it for today’s congregation? Paul gave commandment to Timothy regarding the strategy of multiplying disciples for up to four generation in II Timothy 2:2, this showed that Paul as a spritual parent or mentor duplicate timothy as the second generation and Timothy will entrust the multiplication to those reliable to teach other to grow and become the forth generation of Paul. The relevance of today’s congregation means to train and prepared the congregation to be disciples. The first generation takes important role specially the pastor who leads the church to give equipment through the teaching and evangelism training and emphasize the characteristic of a disciple. Assisting and supporting in prayer is also needed for the next generation up to the four generation so that there is multiplication movement of congregation that become the disciple of Jesus Christ.  AbstrakApakah yang dimaksud pelipatgandaan berdasarkan II Timotius 2:1-13 ?, dan  apa itu pertumbuhan jemaat?  Serta bagaimana relevansinya bagi jemaat masa kini? Paulus memberikan perintah kepada Timotius berkaitan dengan strategi pelipatgandaan murid sampai empat generasi dalam II Timotius 2:2, ini menunjukkan bahwa mulai dari Paulus sebagai orang tua rohani atau mentor melipatgandakan Timotius sebagai generasi kedua dari Paulus, kemudian Timotius mempercayakan lagi atau melipatgandakan lagi yaitu orang yang dapat dipercayai sebagai generasi ketiga dan berikutnya orang yang dapat dipercayai mengajar orang lain untuk bertumbuh yang menjadi  generasi keempat dari Paulus. Relevansinya pada jemaat masa kini, berarti jemaat harus dilatih atau disiapkan untuk menjadi murid, dan peran generasi pertama sangat penting disini, yaitu peran gembala yang memimpin gereja dengan memberikan perlengkapan-perlengkapan melalui pengajaran dan pembimbingan serta melalui pelatihan-pelatihan penginjilan serta terus menekankan tentang karakter murid, dan melakukan pendampingan juga memberikan dukungan doa pada generasi berikutnya, sampai generasi yang keempat sehingga terjadi gerakan pelipatgandaan jemaat yang menjadi murid Tuhan Yesus Kristus.