cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
heme@unbrah.ac.id
Editorial Address
Gedung Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Jalan Raya By Pass Km 15 Aie Pacah Padang – Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Health and Medical Journal
ISSN : 26852772     EISSN : 2685404X     DOI : https://doi.org/10.33854/heme
Core Subject : Health, Science,
Health & Medical Journal with registered number pISSN: 2685-2772 and eISSN: 2685-404X is a peer-review journal published by Medical Faculty of Universitas Baiturrahmah. The frequency of publishing is two issues in a year. The topics covered include the fields of Allergy and Immunology, Anesthesiology, Cancer and stem cells, Cardiovascular, Cell and Molecular Biology, Children's Health, Dermato-venereology, Geriatrics, Histopathology, Internal Medicine, Neuro-psychiatric treatment, Ophthalmology, Otorhinolaryngology, Physical medicine and rehabilitation, Physio-pharmacology, Pulmonology, Radiology, Surgery includes orthopedics and urology, Obstetrics and Gynecology, Science of nutrition, Clinical Pathology, Anatomy Pathology, Parasitology, Microbiology, Public Health and Medical Education. Submissions are welcome from other clinically relevant areas. However, the Journal emphasizes publishing high-quality and novel research.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020" : 10 Documents clear
Visual Outcome after Oral versus Intravenous Methylpredisolone Therapy for Bilateral Optic Neuritis in Adults Naima Lassie; Hartono Hartono
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.61 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.260

Abstract

Introduction: Bilateral optic neuritis in adults is rarer then unilateral optic neuritis. The purpose of this study was to know the clinical profile and to know the visual outcome of bilateral optic neuritis in adult patients after oral versus intravenous methylprednisolone therapy. Methods: A retrospective review of patients with bilateral optic neuritis referred to dr.Sardjito General Hospital, Yogyakarta from 2011-2014. The data consisted of bilateral optic neuritis, unassociated with other pathologic processes. There are two groups of patients: Group A taking oral methylprednisolone 1mg/kgBB and Group B received intravenous methylprednisolone (as ONTT guideline). Visual acuity, visual field with Goldmann Perimetry, RAPD (Relative Afferent Puppilary Defect), Ishihara test and direct ophthalmoscopy evaluation were recorded and analysed in both group at baseline, 1 week, 1 month and 3 months follow up.  Results: Nineteen women and 9 men, with age range of 18-54 years old, had bilateral optic neuritis. The majority of the patients suffered from retrobulbar neuritis (43%), papilitis (39%) and neuroretinitis (18%). The average visual acuity before treatment in Group A was 0.22 ± 0.29 and in Group B had poorer average visual acuity 0.03±0.04 (p>0.05). But the trend of visual recovery in Group B with visual acuity at baseline worsen, the recovery of visual acuity was faster and better at one week. After one month the visual acuity was comparable in both groups (p>0.05). Conclusions: Visual improvement in early period of adult bilateral optic neuritis was similar after oral and intravenous methylprednisolone therapy. 
Functional Evaluation of Sciatic Nerve Anastomosis Wraped by Freeze Dried Human Amniotic Membrane in Sprague Dawley Rat Eko Perdana Putra; Pamudji Utomo; Mujaddid Idulhaq
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.567 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.259

Abstract

Background. Peripheral nerve injury (PNI) is a common medical condition. The defected nerve, if not repaired as early as possible, can cause long-term denervation and neurotrophy failure for the target organ. This leads to a series of denervation manifestations, such as muscle atrophy, loss of sensory function, etc. and ultimately, these manifestations seriously affect the patient’s sensorimotor function.1,2  Amniotic membranes have been widely used in ophthalmology and skin injury repair because of their anti-inflammatory properties. In this study, we measured therapeutic efficacy and determined if amniotic membranes could be used for sciatic nerve repair.Material and methods. A post test only control group design has been done  in 10 healthy Sprague Dawley rats. In all rats, a unilateral right side sciatic nerve transection was performed and reanastomosed by different methods: Group I (control group): included 5 rats, the anastomosis was done by epineural microsutures using 8/0 nylon. Group II: included 5 rats, the anastomosis was done by epineural microsutures using 8/0 nylon and  then wraped by freeze dried human amniotic membrane. Functional evaluation of nerve recovery was done over 3 weeks postoperatively using walking tract analysis and calculate using Sciatic Functional Index.Result. Functional results showed that there was no significant difference of the sciatic functional index (SFI) between group I and group II.Conclusion. We can conclude that during 3 weeks functional evaluation, there is no significant difference between control group and  experimental group that achieved freeze dried human amniotic membrane.Keywords: sciatic nerve injury, freeze dried human amniotic membrane, walking tract analysis, sciatic functional index.
Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di RSI Siti Rahmah dan RST Dr. Reksodiwiryo Padang Fandani Riskal; Mutiara Annisa; Nadia Purnama Dewi
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.252 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.312

Abstract

Latar Belakang: Pasien gagal ginjal kronik dengan Laju Filtrasi Glomerulus < 15 mL/menit harus menjalani terapi hemodialisis untuk mengganti fungsi ginjal. Pasien yang menjalani terapi hemodialisis dapat mengalami masalah psikologis salah satunya adalah depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSI Siti Rahmah dan RST Dr. Reksodiwiryo, Padang. Metode: Penelitian ini merupakan peneltian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 37 responden dengan teknik pengambilan sampel random sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 12-22 agustus 2019 di Ruang Hemodialisis RSI Siti Rahmah dan RST Dr. Reksodiwiryo, Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden adalah 50-59 tahun yaitu 15 responden (40,5%), jenis kelamin responden adalah perempuan yaitu 21 responden (56,8%), status perkawinan responden adalah kawin yaitu 27 responden (73%), tingkat pendidikan responden adalah SMU yaitu 18 responden (48,6%), pekerjaan responden adalah tidak bekerja yaitu 13 responden (35,1%) dan penghasilan perbulan responden adalah berpenghasilan rendah yaitu 27 responden (73%).  Gambaran tingkat depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah termasuk kategori depresi ringan yaitu sebanyak 19 responden (51,3%). Kesimpulan penelitian ini  didapatkan sebagian besar tingkat depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani Hemodilalisis di RSI Siti Rahmah dan RST Dr. Reksodiwiryo Padang, termasuk kategori depresi ringan.
Efektivitas Skoliometer Sebagai Alat Deteksi Dini Skoliosis Edwina Nabila
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.244 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.297

Abstract

Latar Belakang: Skoliosis merupakan suatu abnormalitas kelengkungan tulang belakang >10⁰ dan merupakan suatu kondisi seumur hidup. Tujuan: Skoliosis biasa timbul pada masa awal growth spurt remaja. Sebanyak 90% skoliosis idiopatik berada pada saat remaja. Prevalensi skoliosis idiopatik remaja di dunia sebesar 0,47%-5,2% dan Asia sebesar 0,4%-7%. Rasio perempuan dan laki-laki berkisar 1,5:1 hingga 3:1. Terdapat berbagai komplikasi yang dapat terjadi pada skoliosis dengan kurva >25⁰ dan tidak dilakukan tatalaksana seperti sakit punggung, citra diri terganggu, cacat fisik, gejala paru dan kematian. Deteksi dini skoliosis dapat dilakukan untuk mencegah skoliosis dengan menemukan tanda-tanda kelengkungan tulang belakang pada kelompok tanpa gejala dan keluhan. Deteksi dini skoliosis dilakukan dua kali pada perempuan usia 10 dan 12 tahun, sedangkan laki laki pada usia 13/14 tahun. Kesimpulan: Deteksi dini dengan skoliometer merupakan metode non-invasif dan bebas radiasi untuk mengukur ketidaksimetrisan sisi tubuh dalam derajat rotasi aksial. 
Hubungan Antara Usia Dengan Ukuran Tonsil Pada Tonsilitis Kronis Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang Sumatera Barat Pada Tahun 2017 - 2018 Seres Triola; Muhammad Zuhdi; Ade Teti Vani
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.747 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.299

Abstract

Latar Belakang:Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau subklinis yang berulang. Ukuran tonsil pada tonsilitis kronis membesar akibat hiperplasia parenkim atau degenerasi fibrinoid dengan obstruksi kripta tonsil. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2012, angka kejadian penyakit tonsilitis di Indonesia sekitar 23%. Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi di Indonesia pada bulan September tahun 2012, prevalensi tonsillitis kronik sebesar 3,8%. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan usia dengan ukuran tonsil pada tonsilitis kronik di Rumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018.Metode:  Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu rekam medis di RSI Siti Rahmah Padang 2017 – 2018. Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November 2018- Mei 2019 di instalasi THT-KL RSI Siti Rahmah Padang. Penelitian ini merupakan studi analitik. Populasi  adalah pasien tonsilitis kronik di instalasi THT-KL RSI Siti Rahmah tahun 2017 – 2018 sebanyak 66 pasien. Analisis data adalah univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji spearman rho dengan menggunakan program SPSS versi 24.0. Hasil: Berdasarkan penelitian sebanyak (57,6%) adalah wanita dan (42,4%) adalah laki-laki, paling banyak berada pada usia < 18 tahun yaitu (72.7%), paling banyak dengan ukuran tonsil hipertropi yaitu (65.2%) dan terdapat hubungan usia dengan ukuran tonsilitis pada tonsilitis kronik diRumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018 p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan usia dengan ukuran tonsilitis pada tonsilitis kronik diRumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018.
Juvenile Xanthogranuloma Irma Primawati
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.204 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.298

Abstract

Latar Belakang: Xantogranuloma juvenil adalah bentuk histiocytosis non-sel-Langerhans atau histiocytosis non-X yang paling sering dijumpai. Sering mengenai bayi dan balita.Laporan kasus: Suatu kasus xantogranuloma juvenil pada anak laki-laki usia 3 bulan telah dilaporkan. Terdapat nodul berwarna merah kecoklatan, kenyal, multipel, bulat dan oval, berbatas tegas, dengan diameter 0,5-2 cm, tersebar di kulit kepala, wajah, badan, ekstremitas dan genitalia. Sebagian mengalami ulserasi. Tidak ada keterlibatan membran  mukosa dan sistemik. Hasil pemeriksaan histopatologik ditemukan sel datia Touton yang khas untuk xantogranuloma juvenil.Conclusion :Dalam beberapa tahun, lesi dapat mengalami regresi spontan dan meninggalkan area berupa pigmentasi atau skar atrofik.
Faktor -Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Tahun 2015-2016 Intan Sariva Winda; AZ Rifki; Fionaliza Fionaliza
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.578 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.285

Abstract

Latar Belakang: Kebiasaan merokok saat ini dapat ditemui hampir disemua kalangan yang telah  menjadi perilaku seseorang yang sulit untuk ditinggalkan seperti perilaku merokok, Kebiasaan mahasiswa laki-laki merokok di ruangan yang tanpa disadari akan mengganggu orang-orang disekitarnya dengan alasan bahwa dengan mereka merokok dapat mengusir rasa penat yang mereka rasakan sambil menunggu datangnya dosen. Tujuan: Mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah tahun 2015. Metode:  Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang pada bulan juni 2019 sampai dengan September 2019 , jenis deskriptif dengan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang di Fakultas Kedokteran  Universitas Baiturrahmah Padang dengan 80 sampel dengan teknik total sampling, analisa data adalah univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensidan distribusi deskriptifdengan menggunakan program SPSS versi 24.0.Hasil: Sebanyak (Sebanyak (67,5%) mahasiswa adalah perokok ringan, sebanyak (52,5%) mahasiswa memiliki pengetahuan rendah, sebanyak (37,5%) pengaruh orang tua perokok terhadap perilaku merokok, sebanyak (65%) mahasiswa dengan pengaruh teman sebaya terhadap merokok, sebanyak (43,8%) mahasiswa perokok karena pengaruh stressdan sebanyak (46,3%) iklan mempengaruhi mahasiswa untuk merokok. Kesimpulan: Perilaku merokok ringan, pengetahuan rendah, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, pengaruh stress, pengaruh iklan
Gambaran Pengalaman Pembelajaran Blended Learning Mahasiswa Semester I menggunakan Google Classroom Resti Rahmadika Akbar; Mutiara Anissa; Dian Ayu Hamama Pitra; Debie Anggraini; Dita Hasni
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.809 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.258

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan teknologi informasi pada era revolusi 4.0 juga berpengaruh pada pendidikan. Pendidikan tinggi dituntut untuk mengembangkan kurikulum yang berbasis literasi digital dan literasi teknologi. Penggunaan blended learning mengkombinasikan metode tatap muka dengan google classroom pada modul pengantar pembelajaran kedokteran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengalaman pembelajaran mahasiswa menggunakan blended learning. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang. Sampel penelitian adalah mahasiswa semester pertama Fakultas Kedokteran universitas Baiturrahmah. Data dikumpulkan melalui kuisioner online menggunakan google form. Hasil: Jumlah responden 56 mahasiswa. Sebanyak 83.9% mahasiswa sudah familiar dengan istilah e-learning atau blended learning, 92.9% menyatakan tidak mengalami kesulitan saat menggunakan google classroom. Sebanyak 92,9% mahasiswa merekomendasikan google classroom sebagai media yang cukup efektif. Kesimpulan: manfaat blended learning dapat dirasakan oleh mahasiswa, media menyampaikan sumber pembelajaran dan media diskusi dengan mahasiswa serta memeriksa hasil tugas mahasiswa dengan cepat, serta meningkatkan kedisiplinan mahasiswa.
Prevalensi dan Faktor Risiko Inkontinensia Urin pada lansia Panti Sosial Tuna Werdha (PSTW) Sumatera Barat Rinita Amelia
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.801 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.264

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia mencapai usia 66.2 tahun memiliki kontribusi terjadinya peningkatan jumlah usia lanjut (Aging Structured Population). Proses penuaan (Aging Process) menimbulkan masalah kesehatan pada lansia diantaranya seperti depresi, penurunan daya tahan (Immune Deffisiency), Gangguan tidur (Insomnia) dan Inkontinentia Urin. Inkontinensia urin adalah defek spingter kandung kemih atau disfungsi neurologis yang menyebabkan hilangnya kontrol terhadap buang air kecil. Inkontinensia urin dapat menyebabkan masalah fisik, psikologis, sosial dan ekonomi sehingga mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi dan faktor risiko inkontinensia urin pada lansia di PSTW Pariaman. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Derajat inkontinensia urin ditentukan dengan menggunakan alat ukur diagnosis inkontinensia urin, berupa kuesioner yang berpedoman pada Sandvix Severity Index (SSI) dan The Three Incobtinence (3 IQ). Penelitian ini menggunakan total sampling pada lansia ≥45 tahun. Hasil :Dari   sini  didapatkan jumlah lansia yang mengalami Inkontinensia urin  berkisar 23.73% dengan jumlah laki-laki lebih tinggi (85.71%). Usia yang terbanyak adalah usia 65-75 tahun dan  keluhan sudah berlangsung lebih dari 6 bulan (85.72%) serta memiliki  tingkat pendidikan rendah (64.28%). Dari pemeriksaan tekanan darah separuh responden memiliki status hipertensi (50%). Untuk derajat inkontinensia urin berdasarkan level SSI didapatkan sebagian besar lansia mengalami Inkontinensia urin Sedang (Moderat Incontinence) sebesar 85.71%.  Kesimpulan Hal ini sesuai dengan teori bahwa masalah yang sering dialami lansia adalah Inkontinensia Urin dengan perkiraan insiden 25-35% dari seluruh usia lanjut selama hidupnya.
Gambaran Motivasi Strategi Pembelajaran Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Ilham Fahrul Arrazi; Resti Rahmadika Akbar; Fidiariani Sjaaf
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.592 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.286

Abstract

Latar Belakang: Motivasi berhubungan positif dengan strategi pembelajaran. Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Beberapa penelitian menyebutkan hubungan positif antara motivasi dan pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat gambaran motivasi strategi pembelajaran mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Metode penelitian yaitu deskriptif cross sectional. Metode: Penelitian menggunakan data primer dengan kuesioner Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) yang dibagikan melalui google form. Populasi penelitian merupakan mahasiswa semester akhir tahap akademik sebanyak 149 mahasiswa, dengan teknik pengumpulan sampel yaitu total sampling.  Hasil: Analisis data univariat ditampilkan dalam bentuk tabel distribudi frekuensi menggunakan SPSS 24.0. Hasil dari 95 responden, 83 mahasiswa tinggal di kontrakan/kos, berdasarkan jenis kelamin lebih banyak perempuan 76 (80%) mahasiswa, berdasarkan motivasi strategi pembelajaran 69 mahasiswa (72,6%) motivasi tinggi,  21 mahasiswa (22.1%) motivasi sedang, 5 mahasiswa (5.3%) motivasi rendah. Reliabilitas kuesioner dengan Cronbach’s Alpha 0,978. Kesimpulannya gambaran motivasi mahasiswa tahun akhir Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah menunjukkan motivasi tinggi.

Page 1 of 1 | Total Record : 10