cover
Contact Name
Ni Made Sri Muryani
Contact Email
srimuryanimade@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
srimuryanimade@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Medika Udayana
ISSN : 24609293     EISSN : 26856573     DOI : -
Core Subject : Health,
Aim of the journal evaluating and understanding the intervensions given both in fields of nursing and health using appropriate designs and methods.
Arjuna Subject : -
Articles 35 Documents
Gambaran Peran Keluarga dalam Merawat pasien Dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Di Poliklinik Jiwa UPTD. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali Parjana, I Wayan Edi; Muryani, Ni Made Sri; Suarjaya, I Wayan
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 5 No 02 (2019)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.938 KB)

Abstract

ABSTRACT Background: Hallucinations are one of the mental disorders in which the client experiences sensory changes in perception, feels a false sensation in one's senses which is not really there. The family is the closest person to the patient's family role that can be carried out by family to family members who experience hallucinations is to help clients know hallucinations and train clients to control their hallucinations. Objective: The purpose of this study was to describe the role of families in treating patients with sensory perception disorders: hallucinations. Results: The results of the study were obtained in fulfilling the patient's self-care who had a good role, namely 7 (21.9%) family members, patient health care as many as 7 (21.9%) family members, prevention of potential patient accidents as many as 8 (25 , 0%) family members and were prevented from withdrawing from the environment as many as 11 (34.4%) family members who received patients with hallucinations. Conclusions: conclusions were obtained as many as 6 (18.8%) family members who play a good role in caring for patients with hallucinations. 26 (81.3%) family members did not play a good role in caring for family members with hallucinations. Keywords: Role of family; hallucinations   ABSTRAK Latar Belakang : Halusinasi merupakan salah satu gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu pada panca indra seseorang yang sebenarnya tidak ada. Keluarga adalah orang terdekat dengan pasien peran keluarga yang dapat dilakukan keluarga pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi adalah membantu klien mengenal halusinasi dan melatih klien untuk mengendalikan halusinasinya. Tujuan : Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran peran keluarga dalam merawat pasien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Dengan menggunakn teknik consecutive sampling didapatkan responden dengan jumlah 32 anggota keluarga dengan sasaran keluarga pasien yang menatar pasien berobat atau kontrol ke poliklinik jiwa. Hasil : Hasil penelitian didaptkan dalam pemenuhan perawatn diri pasien yang berperan dengan baik yaitu sebanyak 7 (21,9%) anggota keluarga, pemeliharaan kesehatan pasien yaitu sebanyak 7 (21,9%) anggota keluarga, pencegahan potensi kecelakaan pasien yaitu sebanyak 8 (25,0%) anggota keluarga dan di pencegahaan menarik diri dari lingkungan yaitu sebanyak 11 (34,4%) anggota keluarga yang mearwat pasien dengan halusinasi. Simpulan : Sebanyak 6 (18,8%) anggota keluarga yang berperan baik dalam merawat pasien dengan halusinasi, 26 (81,3%) anggota keluarga tidak berperan baik dalam merawat anggota keluarga dengan halusinasi.   Kata kunci : Peran keluarga; Halusinasi  
Hubungan antara Pengetahuan dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di Kabupaten Badung putra, agus dwija
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 5 No 02 (2019)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.907 KB)

Abstract

Abstrak   Latar belakang dan tujuan: Prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia menurut WHO mencapai 30%, dan pada laporan riskesdas tahun 2013 tercatat 18,4% remaja mengalami anemia dengan persentase tertinggi pada jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 23,9%. Anemia pada remaja dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik dan gangguan perilaku dan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang anemia dan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Metode: Penelitian ini menggunakan design cross sectional analitik dengan jumlah sampel 106 remaja putri usia 15-18 tahun di sekolah menengah atas, Kabupaten Badung. Pengumpulan data dilakukan langsung pada responden di masing-masing sekolah, untuk data anemia dikumpulkan dengan cara pemeriksaan sampel darah atau panel hematologi (hemogram) dengan alat Hematologi Autoanalyzer, data pengetahuan tentang anemia dilakukan dengan cara wawancara menggunakan pedoman kuesioner, dan data status gizi dilakukan dengan cara pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan) untuk mendapatkan nilai IMT. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat untuk mengetahui distribusi dan frekuensi variable dan analisis bivariat menggunakan uji Kai-Kuadrat/Chi-Square dengan bantuan program SPSS. Hasil: Prevalensi anemia pada remaja putri diperoleh sebesar 13,2%. Hasil uji Kai-Kuadrat/Chi-Square menunjukkan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang anemia dengan anemia pada remaja putri (95%CI:1,93-20,77;  p=0,003). Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan anemia pada remaja putri (p=0,301). Simpulan: Pengetahuan yang kurang baik tentang anemia berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri, sedangkan status gizi tidak berhubungan dengan kejadian pada remaja putri. Diharapkan pihak terkait membuat suatu kebijakan tentang kegiatan skrining dan edukasi anemia khususnya pada remaja putri.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien DM tipe II tentang Manajemen DM di RSUD Wangaya Kota Denpasar Daryaswanti, Putu Intan; Dwipranata, Kadek Yoga; Deani, Ni Wayan
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 5 No 02 (2019)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.247 KB)

Abstract

Background: Diabetes Militus is a degenerative disease caused by changes in lifestyle such as diet can play a role in increasing blood glucose levels. This change in lifestyle is due to a lack of patient knowledge about DM management, leading to failure in DM management and complications for type II DM. Purpose: a study to determine the level of knowledge of Type 2 Diabetes Militus patients in Wangaya District Hospital, Denpasar. Method: The method used in the study is to use descriptive methods. The study population was patients visiting the Wangaya Hospital Polyclinic in Denpasar City with medical diagnosis of type II DM. The research sample of 30 respondents with purposive sampling. The data obtained from the questionnaire that had previously been tested for validity and reliability. Then the data is analyzed univariately to see the patient demographic characteristics and is presented in the frequency distribution. Results: the results of the study obtained the level of patient knowledge about management of Type 2 DM (73.3%) in either category. When viewed by the DM management component, the patient's knowledge of DM (63.3%) is sufficiently knowledgeable, the patient's knowledge of diet (63.3%) is good, the DM patient's knowledge of medicine (90.0%) is well-informed and knowledgeable DM patients about physical exercise (60.0%) lack knowledge. Conclusion: knowledge of type II DM patients about DM management as a whole is well known, but when elaborated the components of DM management which consist of the concept of disease from type II DM, diet, medication and physical exercise are not fully well known.
POTRET INDEKS KEPUASAN BIDAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BULELENG Suarmini, Kadek Ayu
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 6 No 01 (2020)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah di berbagai sektor pada saat ini masih banyak dijumpai kelemahan.Kelemahan yang terjadi pada saat pemberian pelayanan publik tentu saja menimbulkan dampak pada kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat.Salah satu pelayanan publik yang dilakukan oleh organisasi profesi dilakukan oleh Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Buleleng.Adapun bentuk pelayanan publik yang diberikan adalah pengurusan dan perpanjangan Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB) bagi bidan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur Indeks Kepuasan Bidan terhadap pelayanan publik yang dilakukan oleh Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia Cabang Buleleng. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota IBI Kabupaten Buleleng yang pernah melakukan pengurusan dan perpanjangan STRB.Teknik sampling yang digunakan adalah teknik probability sampling dengan jenis simple random sampling.Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 14 pertanyaan tertutup. Kuesioner disebarkan melalui Whatsapp Group IBI Buleleng dengan memberikan link untuk pengisian kuesioner pada google form. Hasil: Hasil penelitian ini dari 14 unsur tersebut hampir seluruhnya yaitu 13 unsur berada pada kategori baik dan hanya satu unsur yang berada pada kategori kurang baik yaitu unsur kecepatan pelayanan. Simpulan: Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa potret indeks kepuasan bidan terhadap pelayanan publik di kabupaten buleleng berada pada kategori baik, sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan di PC IBI Kabupaten Buleleng juga berada pada kategori baik.
THE ANALISIS PEMBIAYAAN PENCEGAHAN STUNTING DI KABUPATEN BADUNG DENGAN PENDEKATAN DISTRICT HEALTH ACCOUNT Sugianto, Made Agus
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 6 No 01 (2020)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Latar belakang: Angka stunting di Kabupaten Badung menunjukan tren peningkatan. Pada tahun 2015 angka stunting tercatat sebanyak 13,6% lalu pada tahun 2018 meningkat mencapai 25,24%. Tujuan: untuk menganalisis pembiayaan pencegahan stunting dengan menggunakan dengan Pendekatan District Health Account Metode: penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan studi crosssectional, dengan menggunakan instrumen district health acoount yang dipakai adalah klasifikasi account. Hasil: Seluruh biaya pencegahan stunting terbanyak bersumber dari pemerintah pusat (70,16 %), dan proporsi anggaran terbanyak dikelola oleh puskesmas (56,74%). Sebagian besar pembiayaan pencegahan stunting dipergunakan untuk belanja yang bersifat operasional (79,43%), dan pembiayaan terutama diarahkan terutama pada semua kelompok umur (48,53 %). Pada kelompok masyarakat 40% terbawah (keluarga miskin) rata-rata pengeluaran per bulan hanya sebanyak Rp.438.944 atau setara dengan 1.962,55 Kcal per orang per hari, angka ini di bawah angka rata-rata kecukupan kalori yang ditetapkan yaitu 2.200 - 2.500 Kcal per orang per hari. Pembahasan: Anggaran program pencegahan stunting paling banyak dikelola oleh puskesmas diutamakan untuk upaya promotif dan preventif seperti penyuluhan gizi, pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil, pemberian vitamin A dan makanan tambahan untuk balita. Pemerintah daerah harus mulai mempertimbangkan dana riil untuk pencegahan stunting karena jika anggaran dari pusat berkurang, maka pembiayaan akan beralih ke pemerintah daerah. Simpulan: Angka stunting di Kabupaten Badung pada tahun 2017 meningkat mencapai 25,24%. Biaya program pencegahan stunting puskesmas dipergunakan untuk belanja yang bersifat operasional untuk kelompok masyarakat 40% terbawah (keluarga miskin) yang rata-rata pengeluaran per bulan hanya setara dengan mengkonsumsi makanan sebanyak 1.962,55 Kcal per orang per hari. Saran: Pemerintah Kabupaten Badung agar meningkatkan pembiayaan pencegahan stunting yang diprioritaskan kepada penduduk 40% terbawah (penduduk miskin).
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA REPRODUKTIF (15-49 TAHUN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2019 manik, risda mariana
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 6 No 01 (2020)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: The government established a family planning (KB) program to regulate the population in Indonesia through the use of contraceptives. The most attractive contraception for women is hormonal contraception, which is 47.54% injections and 23.58% pills. The main concern with the use of hormonal contraceptive methods is an increased risk of hypertension. The use of contraceptives containing the hormones estrogen and progesterone can cause an increase in blood pressure. Based on the 2013 Riskesdas data, the prevalence of hypertension in Indonesia is 26.5%. The prevalence of hypertension in women tends to be higher than men which is 22.8% for men and 28.8% for women. Method: This research is an observational survey research, case-control design. Held in the Work Area of ??the Medan City Primary Health Center. Conducted from March-June 2019. The population in this study were all women of productive age (15-49 years) totaling 572 people. The size of the case sample was 35 people and 35 controls. Case samples were taken by means of consecutive sampling, control samples were taken by convenient sampling. Data analysis was performed univariately and bivariately using the Chi Square statistical test (?2) with a significance level of 0.05. Result: In the hypertension group, 77.1% used hormonal contraception and 22.9% did not use hormonal contraception. Whereas in the non hypertensive group 62.9% did not use hormonal contraception only 37.1% used hormonal contraception. There is a relationship between hormonal contraceptive use and hypertension in women of reproductive age. A value (OR = 5.7; 95% CI 2,008-16,244) means that women of reproductive age are at risk of experiencing hypertension 5.7 times greater if women of reproductive age use hormonal contraception than those who do not use hormonal contraception. Conclusion: Women of reproductive age are at risk of developing hypertension when using hormonal contraception. Therefore, it is recommended that women of reproductive age limit early use of hormonal contraception and prefer non-hormonal contraception or natural contraception. If using hormonal contraception to keep monitoring blood pressure regularly at least 3 months after using hormonal contraception and immediately stop using hormonal contraception if there is an increase in blood pressure. Keyword: Hormonal contraception, Hypertension, Women at Reproductive age
PENGARUH PENGAWASAN ORANG TUA DAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA B, Hamzah
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 6 No 01 (2020)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar bealakang: Perilaku seksual pranikah merupakan salah satu akibat dari pergaulan bebas. Permasalahan ini cenderung dilakukan oleh kelompok remaja tengah (15-18 tahun). Sekitar 63 persen remaja usia sekolah SMP, SMA dan mahasiswa di Indonesia mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah, data itu merupakan hasil survei yang mengambil sampel di 33 provinsi di Indonesia pada tahun 2008. Data survei terakhir Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2012 menyebutkan sebanyak 5.912 wanita di umur 15?19 tahun secara nasional pernah melakukan hubungan seksual. Beberapa perilaku pacaran permisif yang dilakukan oleh remaja antara lain berpegangan tangan saat pacaran (92%), berciuman (82%), rabaan petting (63%). Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengawasan orang tua dan media informasi dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMAN 1 Kotamobagu. Metode: Penelitian ini menggunakan design cross sectional analitik dengan jumlah sampel 299 remaja sekolah umur 14-18 tahun. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara langsung kepada responden dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden yang memiliki perilaku seksual pranikah berisiko sebanyak 31,1%, dan yang tidak berisiko sebanyak 68,9% responden. Responden yang mempunyai pengawasan orang tua kurang sebanyak 41,1%, dan yang baik sebanyak 58,9% responden, sedangkan responden yang memperoleh media informasi negatif sebanyak 45,8%, dan yang positif sebanyak 54,2% responden. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa, ada hubungan pengasawan orang tua (p=0,006) dan media informasi (p=0,001) dengan perilaku seksual pranikah pada remaja.  Simpulan: Ada hubungan pengawasan orang tua dan media informasi dengan perilaku seksual pada remaja SMAN 1 Kotamobagu. Disarankan kepada pihak terkait untuk berperan aktif didalam pemberian pendidikan seksual sejak dini agar siswa terhindar dari perilaku seksual pranikah berisiko.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMILIHAN TEMPAT PERSALINAN DI PUSKESMAS TEBING TINGGI Sari, Ruri Maiseptya
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 6 No 01 (2020)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah karena relatif masih rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan sosial ekonomi dengan pemilihan tempat persalinan di  Puskesmas Tebing Tinggi. Metode: Penelitian ini menggunakan Survei Analitik dengan Pendekatan Cross Sectional Populasi penelitian dalam penelitian ini ibu hamil trimester III di  Puskesmas Tebing Tinggi  bulan Juli  2019 yang berjumlah 52 orang. Sampel pada penelitian ini adalah  ibu hamil trimester III yang berada di  Puskesmas Tebing Tinggi yang diambil secara total sampling.  Pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer. Hasil: Hasil penelitian  dari 52 responden ibu hamil yang memilih non fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 31 responden  dan yang memilih fasilitas pelayanan kesehatan 21 responden. Dari 52 responden keluarga yang mendukung sebanyak 30 responden dan tidak mendukung sebanyak 22 responden, Dari 52 responden dengan sosial ekonomi <UMR sebanyak 35 responden dan ? UMR sebanyak 17 responden. Hasil uji Chi-square didapat nilai ?2 =4,278  dengan  p value = 0,05 artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan pemilihan tempat persalinan di Puskesmas Tebing Tinggi dengan kategori sedang. Hasil uji  Chi-square (pearson chi-square)  didapat nilai ?2 =8,27 dengan  p value = 0,05 artinya ada dukungan keluarga dengan pemilihan tempat persalinan di Puskesmas Tebing Tinggi dengan kategori sedang. Simpulan: Disimpulkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan Sosial Ekonomi dengan pemilihan tempat persalinan di Puskesmas Tebing Tinggi dengan kategori sedang. Latar Belakang: Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah karena relatif masih rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan sosial ekonomi dengan pemilihan tempat persalinan di  Puskesmas Tebing Tinggi. Metode: Penelitian ini menggunakan Survei Analitik dengan Pendekatan Cross Sectional Populasi penelitian dalam penelitian ini ibu hamil trimester III di  Puskesmas Tebing Tinggi  bulan Juli  2019 yang berjumlah 52 orang. Sampel pada penelitian ini adalah  ibu hamil trimester III yang berada di  Puskesmas Tebing Tinggi yang diambil secara total sampling.  Pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer. Hasil: Hasil penelitian  dari 52 responden ibu hamil yang memilih non fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 31 responden  dan yang memilih fasilitas pelayanan kesehatan 21 responden. Dari 52 responden keluarga yang mendukung sebanyak 30 responden dan tidak mendukung sebanyak 22 responden, Dari 52 responden dengan sosial ekonomi <UMR sebanyak 35 responden dan ? UMR sebanyak 17 responden. Hasil uji Chi-square didapat nilai ?2 =4,278  dengan  p value = 0,05 artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan pemilihan tempat persalinan di Puskesmas Tebing Tinggi dengan kategori sedang. Hasil uji  Chi-square (pearson chi-square)  didapat nilai ?2 =8,27 dengan  p value = 0,05 artinya ada dukungan keluarga dengan pemilihan tempat persalinan di Puskesmas Tebing Tinggi dengan kategori sedang. Simpulan: Disimpulkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan Sosial Ekonomi dengan pemilihan tempat persalinan di Puskesmas Tebing Tinggi dengan kategori sedang.
Hubungan Obesitas Sentral Terhadap Lipid Profil Pada Peserta Medical Check Up di Niki Diagnostik Center Denpasar Bagiartha, I Made Oka; Adiatmika, I Putu Gede; Daryaswanti, Putu Intan
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 3 No 01 (2017)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.363 KB)

Abstract

ABSTRACT Background: Central obesity is the fat deposition in the abdominal area and can cause adverse health effect. Dyslipidemia is a condition that follows the obese, where there is a lipid metabolism disorder characterized by changes in plasma lipid fractions (hypercholesterolemia, hypertriglyceridemia, increased LDL cholesterol and decrease HDL cholesterol). The situation is a high risk factor for atherosclerosis. This study aims to determine the relationship between central obesity and lipid profiles. Methods:The study was conducted at the check-up participants who have waist circumference ≥ 80 cm for women and waist circumference ≥ 90 cm for men. The study design was analytical descriptive cross-sectional study. Results: Data of waist circumference were measured by anthropometric assessment and data of lipid profiles were measured by using a TRX 7010. The results showed that waist circumference of participants were 91-115 cm, and all participants had increased levels of lipid profile. Based on the Pearson correlation test, a score is significant correlation between central obesity on LDL (p <0.05), and there is no significant correlation among to the total cholesterol, HDL cholesterol and triglycerides (p> 0.05). Conclusions:  It was concluded there is a relationship between central obesity and LDL cholesterol and no relationship among central obesity, total cholesterol, HDL cholesterol, and triglycerides. ABSTRAK Latar belakang: Obesitas sentral merupakan timbunan lemak yang terdapat di daerah perut dan dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Dislipidemia adalah kondisi yang mengikuti obesitas, dimana terjadi gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan perubahan fraksi lipid plasma (hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, peningkatan kolesterol LDL dan penurunan kolesterol HDL). Keadaan tersebut merupakan faktor risiko tinggi terjadinya aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara obesitas sentral dan lipid profil. Metode: Penelitian dilakukan pada peserta check up dengan lingkar pinggang ≥ 80 cm untuk perempuan dan lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki. Rancangan penelitian adalah deskriptif analitik cross-sectional study. Data lingkar pinggang diukur dengan pemeriksaan antopometri dan data lipid profil diukur dengan menggunakan alat TRX 7010. Hasil: penelitian didapatkan ukuran lingkar pinggang peserta adalah 91-115 cm dan semua peserta mengalami peningkatan kadar lipid profil. Berdasarkan uji korelasi Pearson, didapatkan nilai hubungan bermakna antara obesitas sentral terhadap LDL (p<0,05), dan tidak ada hubungan bermakna pada kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida (p>0,05). Simpulan: ada hubungan antara obesitas sentral dengan kolesterol LDL dan tidak ada hubungan antara obesitas sentral, kolesterol total, kolesterol HDL, dan trigliserida.
Hubungan Tingkat Stres Dengan Insomnia Pada Lansia di Seksi Penyantunan Lanjut Usia Wana Seraya Denpasar UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali Astutik, Windu; Napitupulu, Rico Almando; Swedarma, Kadek Eka; Putra, I Gede Yudiana
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 3 No 01 (2017)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.941 KB)

Abstract

ABSTRACT Backgroud: Influence the aging process cause many problems both physical, mental, and social economy. Mental disorders are common in the elderly population, insomnia, depression, stress, anxiety, dementia and delirium. This study aims to determine the stress level relationship with the level of insomnia in older adults. Methods: This study used a descriptive correlation design using cross sectional approach. Samples in this study were elderly people who live in Section of helpful aged “Wana Seraya” Denpasar UPT Social Services social service Unit of Bali Province  and research that met the inclusion criteria of 40 respondents. Results: The data obtained in the statistical analysis using Spearman Rho test. The results of this study were 16 respondents (40%) are stressed and 21 respondents (52.5%)  mild insomnia. The results of research shows there is the relationship between the level of stress with insomnia with the value of p = 0,001 ( p<0.05 ) and r = + 0,492 to the direction of a positive relationship, this means that getting high levels of stress and the more severe the level of insomnia. Conslusions: There was a correlation between stress levels and insomnia in the elderly in Section of helpful aged “Wana Seraya” Denpasar UPT Social Services social service Unit of Bali Province    ABSTRAK Latar Belakang: Pengaruh proses penuaan menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, mental, maupun sosial ekonomi. Gangguan mental yang sering dijumpai pada populasi lansia yaitu, insomnia, depresi, stres, anxietas, demensia dan delirium.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan tingkat insomnia pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Seksi Penyantunan Lanjut Usia “Wana Seraya” Denpasar UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali dan memenuhi kriteria inklusi penelitian yaitu sebanyak 40 responden. Hasil: Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan uji statistik Spearman Rho. Hasil penelitian ini adalah 16 responden (40%) mengalami stres sedang dan 21 responden (52.5%) mengalami insomnia ringan. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan insomnia dengan nilai p = 0,001 (p<0,05) dan r = +0,492 dengan arah hubungan positif, artinya semakin tinggi tingkat stres maka semakin berat tingkat insomnia. Simpulan: Ada hubungan yang antara tingkat stres dengan insomnia pada lansia di Seksi Penyantunan Lanjut Usia “Wana Seraya” Denpasar UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali.

Page 1 of 4 | Total Record : 35