cover
Contact Name
Ramadhan Tosepu
Contact Email
+628114034449
Phone
ramadhan.tosepu@uho.ac.id
Journal Mail Official
jurnalkmc@gmail.com
Editorial Address
Perumahan Nafa Graha Kampus, Blok I Nomor 3, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes
ISSN : 26864401     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes (JKMC) adalah jurnal ilmiah yang diuraikan berdasarkan pendekatan kesehatan. Jurnal ini memuat hasil hasil penelitian, review artikel, letter to the editor, ataupun tulisan lainnya yang terkait dengan kesehatan. Khususnya yang terkait dengan: Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan lingkungan, Kesehatan dan keselamatan kerja,Gizi masyarakat,Kesehatan reproduksiKebijakan dan manajemen kesehatan, Promosi kesehatan.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02" : 10 Documents clear
Hubungan Pengetahuan dan Motivasi dalam Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat Marcelina Somba; Narmi Narmi; Mien Mien
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi terapeutik merupakan suatu seni dalam proses penyembuhan pada pasien dan sebagai suatu bagian proses dalam membina hubungan perawat dan klien untuk menjaga kualitas asuhan keperawatan . Masalah kesehatan pasien dapat diketahui oleh perawat melalui proses komunikasi sehingga keberhasilan komunikasi yang diterapkan kepada pasien karena dipengaruhi oleh faktor perawat itu sendiri seperti pengetahuan dan motivasi perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi dalam pelaksanaan komunikasi teraupetik perawat di Rumah Sakit Kolaka Timur Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur. Desain penelitian yaitu analitik observasional melalui pendekatan cross sectional study. Populasi sebanyak 58 orang dan sampel sebanyak 58 orang dengan teknik total sampling. instrumen yang digunakan kuesioner. Analisis alternatif yaitu uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan hampir setengahnya responden memiliki pengetahuan baik dan memiliki komunikasi terapeutik baik yakni sebanyak 21 orang (36,2%), dan hampir setengahnya memiliki motivasi baik dengan komunikasi terapeutik perawat baik yakni sebanyak 20 responden (34,5%). Terdapat hubungan pengetahuan (ρ value = 0,000) dan motivasi (ρ value = 0,002) dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat di Rumah Sakit Kolaka Timur Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur. Peneliti memberikan saran kepada pihak RS untuk lebih meningkatkan motivasi kerja perawat melalui keikutsertaan dalam pelatihan dan pemberian reward kepada perawat.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Payudara Terhadap Pengetahuan Ibu. Nifas di RSU Permata Bunda Rachel Asnani Bara; Mien Mien; Muh. Jasmin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Masa nifas.yaitu masa setelah plasenta berakhir dan pada saat fungsi reproduksi mulai kembali normal seperti semula, waktu yang dibutuhkan sekitar 6-12 minggu untuk proses penyembuhan. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara terhadap pengetahuan ibu nifas, penelitian dilakukan dengan melibatkan 38 ibu dengan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan yaitu the one group pretes-posttes design dengan uji wilcoxon. Hasil nilai mean ± SD tentang pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan sebesar 11,11±3,211 dan nilai mean±SDpengetahuan setelah pendidikan kesehatan sebesar 18,58±3,406 serta terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara terhadap pengetahuan ibu nifas didapatkan nilai ρ value 0,000 ( <0,05). Disarankan ibu nifas agar selalu melakukan perawatan payudara pada masa kehamilan. Abstract. The puerperium period, which is the period after the placenta ends and when reproductive function begins to return to normal, it takes about 6-12 weeks for the healing process. The purpose of the study was to determine the effect of health education on breast care on postpartum mother's knowledge. The research was conducted by involving 38 mothers using purposive sampling technique. The method used is one group pretest-posttest design with Wilcoxon test. The results mean ± SD knowledge about before health education is 11.11 ± 3.211 and the mean ± SD is knowledge after health education is 18.58 ± 3.406 and there is an effect of health education about breast care on knowledge of postpartum mothers, the value is 0.000 (<0, 05). It is recommended that postpartum mothers always carry out breast care during pregnancy.
RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF PREGNANT MOTHERS AND THE EVENT OF LOW BIRTH WEIGHT IN MUNA DISTRICT, SOUTH SULAWESI Nur Fadhliah Gani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In Indonesia, Low Birth Weight (LBW) is the main cause of neonatal death. This study aims to determine the relationship between knowledge of pregnant women with low birth weight. This study was a cross-sectional on women who gave birth at the obstetrics and gynecology unit at the government-health service in Muna, Southeat Sulawesi. The sample size in this study was 108 people who were selected using a simple random sampling technique. The results of the study showed there was a relationship between knowledge of pregnant women and the incidence of low birth weight with P Value < 0.001 or p < = 0.05. Maternal knowledge about healthy preganancy, risk of LBW, and nutrition during pregnancy need to be considered in the prevention of LBW.
Hubungan Penyakit Infeksi, Pendapatan Keluarga dan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di Pesisir Pantai Kelurahan Petoaha Marsud Marsud; Desiderius Bela Dhesa; Siti Hadrayanti Ananda; Ellyani Abadi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Toddler nutritional status is an indicator of Toddler health which is influenced by several factors such as infectious diseases, income and parenting. Nambo Health Center data in 2019 The prevalence of good nutrition is 90.47%, over nutrition is 0.24%, malnutrition is 8.9%, and malnutrition is 0.3%. Increased in 2020 good nutrition 85.49%, over nutrition 0.11%, less nutrition 13.53%, and poor nutrition 0.45%. The purpose of this study was to determine the relationship between infectious diseases, family income and parenting patterns with the nutritional status of children under five. Quantitative research design, cross sectional study approach. The population is all toddlers from fishing families aged 12-59 months in the coastal area of ​​Petoaha, totaling 208 toddlers and a sample of 86 people obtained by purposive side. Data were analyzed using Fisher Exact test. The results showed that the relationship between infectious diseases and eating patterns with nutritional status was obtained with a p value of 0.000 and the relationship between income and nutritional status obtained a p value of 1,000. The conclusion of the study is that there is a relationship between infectious diseases and eating patterns with the nutritional status of children under five and there is no relationship between family income and the nutritional status of children under five on the Coastal Coast of Petoaha Village. Suggestions for the Petoaha Village Government, in order to establish a policy to improve the nutritional status of children under five. For mothers to provide good parenting and for further researchers, to analyze the dominant factors related to the nutritional status of Toddlers in Petoaha Village.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Pesisir Desa Sorue Jaya Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Nisrawati; Siti Hadrayanti Ananda H; Jenny Qlifianti Demmalewa; Abdurrakhman; Ellyani Abadi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The prevalence of stunting in Sorue Jaya Village is higher than other villages and has increased, namely in 2019 there were 4.4% Stunting Toddlers and in 2020 it was 28.6%. This study aims to determine the factors that cause stunting in toddlers in the coastal area of ​​Sorue Jaya Village, Soropia District, Konawe Regency. This research is a correlational study with a cross sectional study design. The population is all toddlers in the coastal area of ​​Sorue Jaya Village, Soropia District, Konawe Regency as many as 86 people and a sample of 86 people obtained by total sampling. Stunting data was obtained by measuring height using microtoise and the variables of diet, exclusive breastfeeding, education, occupation, family income and number of family members were obtained by distributing questionnaires. Data were analyzed using chi-square test, fisher's exact and multiple longistic regression. The results showed that there was a relationship between a history of exclusive breastfeeding, feeding patterns, education, work and number of family members with the incidence of stunting in Toddlers in the Coastal Area of ​​Sorue Jaya Village, Soropia District, Konawe Regency with p value <0.05, and there was no relationship family income with the incidence of stunting with a p value of 1,000 > 0.05. The conclusion of this study is that the factors that cause stunting in the coastal area of ​​Sorue Jaya village are a history of exclusive breastfeeding, eating patterns, education, work and number of family members.
Identifikasi Bakteri Escherichia Coli dan Gambaran Kondisi Fisik Sumur Gali di Sekitar Bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Punggolaka Kota Kendari Hesty Amalia Pratiwi; Ramadhan Tosepu; Siti Rabbani Karimuna
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Keberadaan bakteri Escherichia coli pada air sumur gali menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh mikroba. Air yang telah tercemar jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang secara terus menerus akan menyebabkan penyakit seperti diare dan mual bahkan dapat menyebabkan kematian. Bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Punggolaka Kota Kendari telah beroperasi pada tahun 1980an dan ditutup sekitar tahun 1996. Saat masih beroperasi TPA ini menggunakan sistem pengelolaan sampah open dumping hal ini dapat menimbulkan berbagai macam dampak salah satunya terhadap kualitas air tanah. Masyarakat yang berada di sekitar bekas TPA Punggolaka diketahui masih menggunakan air sumur gali untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi bakteri Escherichia coli dan gambaran kondisi fisik sumur gali di sekitar bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Punggolaka Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 sumur gali yang dijadikan sampel penelitian semuanya (100%) positif mengandung bakteri Escherichia coli, kondisi fisik sumur gali dari 5 sumur gali terdapat 3 (60%) sumur gali yang tidak memenuhi syarat, serta pengetahuan tentang sanitasi dasar pada masyarakat 88% baik, sikap tentang sanitasi dasar pada masyarakat 59% kurang, dan tindakan tentang sanitasi dasar pada masyarakat 56% kurang. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu semua sumur gali positif mengandung bakteri Escherichia coli, kondisi fisik sumur gali sebagian besar tidak memenuhi syarat, serta pengetahuan tentang sanitasi dasar pada masyarakat sudah baik, sedangkan sikap dan tindakan tentang sanitasi dasar pada masyarakat masih kurang. Abstract. The presence of Escherichia coli bacteria in dug well water indicates that the water has been polluted by microbes. Water that has been polluted if used for a long time continuously will cause diseases such as diarrhea and nausea and can even cause death. The former Punggolaka Landfill (TPA) in Kendari City was operational in the 1980s and closed around 1996. While still operating this landfill using an open dumping waste management system, this can cause various kinds of impacts, one of which is on groundwater quality. People around the former Punggolaka landfill are known to still use dug well water to meet their daily needs. This study aims to find out and identify Escherichia coli bacteria and a picture of the physical condition of the dug wells around the former Punggolaka Waste Landfill (TPA) in Kendari City. This study used an observational descriptive method with a sample return technique using Total sampling. The results showed that of the 5 dug wells used as research samples, all of them (100%) were positive for containing Escherichia coli bacteria, the physical condition of the dug wells from 5 dug wells, there were 3 (60%) unqualified dug wells, and knowledge of basic sanitation in the community was 88% good, attitudes about basic sanitation in the community were 59% less, and actions about basic sanitation in the community were 56% less. The conclusion of this study is that all positive dug wells contain Escherichia coli bacteria, the physical condition of the dug wells is mostly unqualified, and the knowledge of basic sanitation in the community is good, while the attitudes and actions about basic sanitation in the community are still lacking.
Analisis Kadar Protein, Kalsium & Fe Pada Biskuit Kelor Mix Ikan Sori Fatmawati; Kameriah Gani; Ellyani Abadi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Kelor merupakan bahan pangan lokal yang banyak tersedia di lingkungan masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya di Kota Kendari, Salah satu produk olahan kelor yang banyak digemari adalah Biskuit kelor yang dimix dengan ikan guna mengurangi rasa khas dari kelor. Ketersediaan ikan sori di Kota Kendari dapat didayagunakan guna menunjang kebutuhan zat gizi dalam setiap daur kehidupan. Tujuan penelitian adalah menganalisis kadar protein, kalsium dan Fe pada Biskuit kelor mix ikan sori. Penelitian ini adalah penelitian experiment (experimental research) dengan populasi adalah biskuit kelor sebanyak 100 gr. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kandungan gizi biskuit Kelor mix ikan sori dalam 1 mg biskuit terdapat Protein 0,0502 mg/dl, Kalisum 0,0589 mg/dl dan Fe sebanyak 0,4680 mg/dl. Penelitian ini menyarankan agar dilakukan. Penelitian ini menyarankan agar biskuit kelor mix ikan sori dapat dikonsumsi oleh masyarakat khususnya Balita, Anak Usia Sekolah, Remaja dan Ibu Hamil guna memenuhi kebutuhan Protein, Kalsium dan Fe. Abstract. communities, especially in Kendari City. One of the most popular processed Moringa products is Moringa Biskuits mixed with fish to reduce the distinctive taste of Moringa. The availability of sori fish in Kendari City can be utilized to support nutritional needs in every life cycle. The aims of this study was analyze the levels of protein, calcium and Fe in Moringa Biskuits mixed with sori fish. This research is an experimental research (experimental research) with a population of 100 grams of Moringa biskuits. Data were analyzed descriptively. The results showed that the nutritional content of Kelor biskuits mixed with sori fish in 1 mg of biskuits contained 0.0502 mg/dl Protein, 0.0589 mg/dl Kalisum and 0.4680 mg/dl Fe. This research suggests that it should be done. This study suggests that Moringa biskuit mix with sori fish can be consumed by the community, especially Toddlers, School Age Children, Teens and Pregnant Women to meet the needs of Protein, Calcium and Fe.
Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Puskesmas Grong-Grong Kabupaten Pidie, 2019 Ramadhaniah Ramadhaniah; Fira Azvia; Farida Hanum
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Stunting merupakan keadaan kurang gizi (Z-Score=<-2 SD) yang berlangsung secara terus menerus dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Kabupaten Pidie menduduki posisi nomor tiga tertinggi (43,7%) terkait kejadian stunting di Provinsi Aceh setelah Kabupaten Subussalam (47,3%) dan Kabupaten Aceh Selatan (44%) pada Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Grong-Grong Kabupaten Pidie Tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik dengan desain Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Grong-Grong yaitu sebanyak 86 responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 29 Juli sampai 06 Agustus 2019. Data primer diperoleh langsung melalui pengukuran tinggi badan anak dan melalui kuesioner yang dilakukan kepada responden dengan cara wawancara. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi-Square. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak (36.05%) anak mengalami stunting, status gizi pada ibu hamil (9,3%) KEK, yang bayi berat lahir rendah (8,14%), yang jarak kelahiran berisiko (17,4%), yang tidak memberikan ASI eksklusif (80,2%), dan yang ada penyakit infeksi (63,0%). Dari analisa statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI (p= 0,004), penyakit infeksi (p=0,001), dan tidak ada hubungan antara status gizi bumil (0,494), berat bayi lahir rendah (p=0,695), dan jarak kelahiran (0,405) dengan stunting pada balita. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif dan penyakit infeksi merupakan faktor yang sangat berhubungan terhadap kejadian stunting pada balita, saran kepada petugas Puskesmas Grong-Grong agar lebih meningkatkan pelayanan gizi yang menyeluruh mengenai ASI Eksklusif dan berusaha menurunkan kejadian penyakit infeksi dan dapat menurunkan stunting pada balita dimasa yang akan datang. Abstract. Stunting is a state of malnutrition (Z-Score = <-2 SD) that lasts continuously and occurs over a long period of time. Pidie District occupies the third highest position (43.7%) related to stunting in Aceh Province after Subussalam District (47.3%) and South Aceh District (44%) in 2017. This study aims to determine the determinants of stunting in children under five in Indonesia. the working area of ​​the Grong-Grong Health Center, Pidie Regency in 2019. This research is an analytical descriptive research with a cross sectional design. The population in this study were all mothers who had toddlers aged 24-59 months in the working area of ​​the Grong-Grong Health Center as many as 86 respondents. Data collection was carried out from 29 July to 06 August 2019. Primary data was obtained directly through measuring children's height and through questionnaires conducted to respondents by means of interviews. The statistical test used is the Chi-Square test. From the results of the study, it was found that as many as (36.05%) children experienced stunting, nutritional status of pregnant women (9.3%) SEZ, low birth weight babies (8.14%), with risky birth spacing (17.4%), who did not give exclusive breastfeeding (80.2%), and who had infectious diseases (63.0%). From statistical analysis, it can be concluded that there is a relationship between breastfeeding (p = 0.004), infectious diseases (p = 0.001), and there is no relationship between the nutritional status of pregnant women (0.494), low birth weight (p = 0.695), and birth spacing. (0.405) with stunting in children under five. The conclusion of this study shows that exclusive breastfeeding and infectious diseases are factors that are strongly related to the incidence of stunting in toddlers, advice to Grong-Grong Health Center officers to further improve comprehensive nutritional services regarding exclusive breastfeeding and try to reduce the incidence of infectious diseases and can reduce stunting. in future toddlers.
Hubungan Asupan BCAA, Status Gizi dengan Anemia Renal pada PGK Hemodialisa di RSU Kasih Bunda Cimahi Mirna Sumirah; Yuliati Widiastuti; Asysyifa Riana; Enok Sobariah; Judiono Judiono
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak . Penyakit Ginjal Kronik (PGK); merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversible dengan etiologi yang beragam, yang menyebabkan anemia dan memerlukan terapi hemodialisa, dimana proses hemodialisa mengeluarkan asam amino diantaranya BCAA (Branched Chain Amino Acid); melalui dialisat dan penurunan sintesis protein. Penilaian status gizi pada PGK; Hemodialisa menggunakan metode Dialysis Malnutrition Scores (DMS). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara asupan BCAA; status gizi; dengan anemia renal; pada PGK; hemodialisa; di RSU Kasih Bunda Cimahi. Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 35 pasien. Asupan BCAA; diperoleh dengan menggunakan metode food recall, status gizi; dengan menggunakan metode DMS dan kadar hemoglobin diperoleh dengan metode cyanmethglobin. Analisa bivariat menggunakan uji chi-square dan fisher excat test. Hasil asupan BCAA; pasien sebagian besar termasuk dalam kategori cukup (60%). Sebagian besar pasien memiliki status gizi; normal - baik (65,7%), dengan kadar hemoglobin pasien < 10 mg % (88,6 %). Hasil analisa bivariat yang diperoleh variabel asupan BCAA; memiliki p-value 0,312 ( > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara asupan BCAA; dengan anemia renal; Hasil analisa bivariat variabel status gizi; memiliki p-value 0,594 ( > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara status gizi; dengan anemia renal. Tidak ada hubungan Asupan BCAA; Status Gizi; dengan Anemia Renal; pada PGK; Hemodialisa; di RSU Kasih Bunda Cimahi Abstract. Chronic kidney disease (CKD); is a clinical condition of progressive and irreversible kidney damage with various etiologies, which causes anemia and requires hemodialysis therapy, where the hemodialysis process releases amino acids including BCAA (Branched Chain Amino Acid); through dialysate and decreased protein synthesis. Assessment of nutritional status; in CKD ;hemodialysis; using the Dialysis Malnutrition Scores (DMS) method. The aim of the study was to determine the relationship between BCAA; intake, nutritional status; and renal anemia; in hemodialysis ; CKD; at Kasih Bunda Hospital, Cimahi. This type of research is analytic observational with a cross sectional. The sampling technique used was total sampling with a total sample of 35 patients. BCAA; intake was obtained using the food recall, nutritional status; was obtained using the DMS and hemoglobin levels were obtained using theyanmethglobin. Bivariate analysis using chi-square and fisher excat test. The results of the patient's BCAA; intake were mostly in the sufficient category (60%). Most of the patients had normal - good nutritional status ;(65.7%), with the patient's hemoglobin level < 10 mg% (88.6%). The results of the bivariate analysis obtained that the BCAA; intake variable had a p-value of 0.312 (> 0.05), which means that there is no relationship between BCAA; intake and renal anemia, the results of the bivariate analysis of the nutritional status ;variable have a p-value of 0.594 (> 0.05), which means there is no relationship between nutritional status; and renal anemia. There is no relationship between BCAA; intake, nutritional status; and renal anemia; in hemodialysis; CKD; at Kasih Bunda Hospital, Cimahi.
Implementasi Bridging System antara E-Pueksesmas NG Dengan P-Care di Puskesmas Andalas Padang Tria Saras Pertiwi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 3 No 02 (2022): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 03 NOMOR 02
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Bridging System adalah penggunaan teknologi informasi berbasis Web Service dimana dapat menghubungkan Sistem Informasi Manajemen seperti Website BPJS Kesehatan dengan sistem informasi manajemen pelayanan kesehatan. Puskesmas Andalas Kota Padang Sumatera Barat, baru menerapkan Bridging System untuk menunjang pelayanannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Penerapan Bridging System Antara Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (E-Puskesmas Ng) dengan Primary Care (P-Care) di Puskesmas Andalas Kota Padang Sumatera Barat Tahun 2022. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan Wawancara dan Observasi kepada narasumber diantaranya perekam medis dan informasi kesehatan, petugas entri ruangan yang ada pada masing-masing poliklinik. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat beberapa hambatan yang diperoleh selama proses brigding yaitu pada sumber daya manusia, hardware, software, listrik, wifi dan kebijakan. Saran penelitian ini perlu pengadaan petugas IT yang kompeten, perbaikan sistem jaringan (Network), serta penambahan ataupun perbaikan komputer yang digunakan petugas perekam medis dalam menunjang pelayanan pasien. Kata Kunci: Bridging System, SIMPUS, E-Puskesmas NG, P-Care Absctract. Bridging System is the use of Web Service-based information technology which can connect Management Information Systems such as the BPJS Health Website with health service management information systems. Andalas Public Health Center, Padang City, West Sumatra, has just implemented the Bridging System to support its services. The purpose of this study is to determine the application of the Bridging System between the Puskesmas Management Information System (E-Puskesmas Ng) and Primary Care (P-Care) at the Andalas Health Center, Padang City, West Sumatra in 2022. This research is descriptive qualitative by conducting interviews and observations with resource persons. including medical recorders and health information, room entry officers in each polyclinic. The results showed that there were several obstacles encountered during the bridging process, namely human resources, hardware, software, electricity, wifi and policies. Suggestions for this research need to procure competent IT officers, repair network systems (Network), as well as add or repair computers used by medical recorders in supporting patient care. Keywords: Bridging System, SIMPUS, E-Puskesmas NG P-Care

Page 1 of 1 | Total Record : 10