cover
Contact Name
Didik Supriyanto
Contact Email
didiksupriyanto21@gmail.com
Phone
+6281553110298
Journal Mail Official
jurnalscholastic@gmail.com
Editorial Address
Jl. Hayam Wuruk 31 Wates Umpak Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
Location
Kab. mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
Scholastica : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
ISSN : -     EISSN : 26866234     DOI : -
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan is a peer-reviewed journal that focuses on critical studies of basic education. Investigated the dynamics of learning of children at the primary level/ Madrasah Ibtidaiyah. Besides focusing on the development of studies issues of basic education. The journal is published by Department of Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) STITNU Al Hikmah Mojokerto.
Articles 92 Documents
Aqsâm Al-Qur`ân Achmad Muchammad
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 4 No 1 (2022): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tema dalam ‘Ulûm al-Qur`ân ialah aqsâmal-Qur`ân yang berarti sumpah-sumpah Al-Qur`an. Sumpah-sumpah Al-Qur`an dapat dipahami paling tidak dengan dua pemahaman; pertama, redaksi kalimat sumpah yang terdapat dalam al-Qur`an, dan kedua, sumpah-sumpah Allah selaku Penutur kalam yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur`an. Yang pertama mencakup sumpah siapa pun yang diugkap Al-Qur`an, misalnya sumpah yang diucapkan setan ketika diusir oleh Allah dari surga (QS. Al-A’râf/7: 16-17), sumpah orang-orang kafir yang tidak percaya adanya hari kebangkitan (QS. Al-Nahl/16: 38), dan sebagainya. Adapun sumpah kategori kedua hanya meliputi sumpah-sumpah yang berasal dari Allah dalam Al-Qur`an seperti dalam QS. Al-‘Ashr/103: 1-3, dan lainnya. Selain jumlahnya yang cukup banyak, kalimat sumpah dalam kitab suci umat Islam tersebut juga mempunyai daya tarik tersendiri sehingga diperlukan pembahasan khusus dalam kajian ilmu-ilmu Al-Qur`an.Dari sini lahirlah sejumlah karya yang difokuskan untuk membedah sumpah dalam Al-Qur`an, seperti dilakukan oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dan beberapa ulama lainnya. Daya tarik dari sumpah Al-Qur`an yang dimaksud antara lain terdapat dalam tujuan sumpah itu sendiri. Jamak diketahui bahwa tujuan sebuah berita atau informasi dibubuhi dengan sumpah adalah untuk menguatkan kebenaran dari isi berita dan informasi tersebut. Lalu, apakah tujuan sumpah semacam ini juga sama dengan tujuan sumpah-sumpah Al-Qur`an, sebab: Bila sumpah Al-Qur`an ditujukan untuk kaum beriman niscaya tidak ada maknanya sebab tanpa sumpah pun mereka akan mempercayainya. Sedangkan jika diarahkan untuk pembaca non-mukmin atau kaum kafir tentu tak ada manfaatnya, bukankah sejak semula mereka telah ingkar? Atau barangkali ada maksud tertetu kenapa firman Tuhan tersebut dikuatkan dengan sumpah? Di sinilah salah satu alasan kenapa sumpah dalam Al-Qur`an urgen untuk dibicarakan. Dalam makalah ini penulis mencoba mengurai sumpah-sumpah Al-Qur`an diawali dengan langkah pengenalan tentang makna sumpah secara kebahasaan dan keistilahan, lalu unsur-unsur dari suatu kalimat sehingga dapat disebut sumpah, ayat-ayat yang dibubuhi sumpah, sampai faedah sumpah dalam Al-Qur`an.
Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum Sabran Sabran
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 4 No 2 (2022): November
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan multikultural yang memiliki esensi untuk mengedukasi tentang bagaimana kita memahami dan menerima keanekaragaman sebagai suatu keniscayaan, oleh hal ini dirasa tepat ketika nilai-nilai pendidikan multikultural ditanamkan pada setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran PAI yang merupakan sendi pokok pengetahuan yang membentuk kepribadian seseorang. Hal ini membuat penulis ingin meneliti bagaimana penanaman dan dampak dari penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural terhadap siswa di SMP Negeri 15 Samarinda. Metode digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu Kepala SMP Negeri 15 Samarinda, Guru PAI dan siswa SMP Negeri 15 Samarinda yang beragama Islam. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan uji keabsahan terhadap data hasil penelitian dengan kredibilitas dan juga menggunakan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian menunjukkan, dalam melakukan penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural guru memakai metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pembiasaan dan keteladanan. Hasil penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural terhadap siswa yaitu munculnya sikap toleran, saling menghormati, gotong royong dan tidak bermusuhan satu sama lain.
Internalisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama Pada Madrasah Aliyah Negeri di Kalimantan Timur Habib Anwar Al-Anshori; Babun Suharto; Mukhamad Ilyasin
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 4 No 2 (2022): November
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Internalization of the Values ​​of Religious Moderation at State Madrasah Aliyah in East Kalimantan which has the distinction of inculcating an understanding of religious moderation in students is very necessary so that students have a broad understanding of diversity and religion. The purpose of this study is to identify and explore the Transformation of Religious Moderation values ​​at Madrasah Aliyah Negeri in East Kalimantan. The method in this research is descriptive qualitative, multi-site research type and uses a phenomenological study approach. Then the data obtained through interviews, observations and document studies. The findings of this research are the transformation of religious values ​​to foster religious moderation through new student orientation activities, learning, extracurricular activities. The implication of this research is the internalization of moderate Islamic values ​​in fostering or strengthening religious moderation as an effort to form conceptually and empirically tested moderate students.
Implementasi Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto Azmil Mukhibbatul Bariroh
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 4 No 2 (2022): November
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Perencanaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas IX MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto; (2) Implementasi Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas IX MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto; (3) Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas IX MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto sejumlah 48 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan angket sebagai teknik pengumpul data pokok, sedangkan dokumentasi sebagai teknik pengumpul data pendukung. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan content analysis dan comparative Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, ditemukan bahwa model pembelajaran CTL pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas IX MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto belum sesuai dengan sintaks dan prinsip-prinsip pembelajaran CTL, sehingga motivasi belajar dan prestasi belajar siswa terbilang rendah. Untuk itu peneliti membuat draft rancangan model pembelajaran CTL yang sesuai dengan sintaks dan prinsip-prinsip pembelajaran CTL dan divalidasi oleh ahli pembelajaran, supervisor pendidikan dan praktisi pendidikan. Implementasi pembelajaran Al-Qur’an hadits dengan model pembelajaran CTL yang dikembangkan dilaksanakan dengan baik oleh guru, sesuai dengan sintaks dan prinsip-prinsip pembelajaran CTL; Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil angket, dimana selisih rata-rata antara sebelum dan sesudah diimplementasikan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) yang dikembangkan adalah berbeda, maka dinyatakan terdapat pengaruh/ efektifitas model pembelajaran CTL yang dikembangkan terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas IX MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto. Saran yang diberikan adalah guru hendaknya selalu konsisten dalam menerapkan model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kondisi siswa, karena ketidak konsistenan dalam menerapkan model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kondisi siswa dapat berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
Peran Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kecerdasan Siswa di SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik Heru Setiawan
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 3 No 2 (2021): November
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembahasan tentang profesionalitas guru saat ini masih banyak dibahas oleh orang dan masih saja diperdebatkan orang, baik kalangan para pakar ahli Pendidikan maupun di luar kalangan tersebut. Bahkan banyak yang menyepelehkan kewibawaan seseorang guru. Orang tua siswa pun kadang menghakimi dan mengintervensi seorang guru karena kurang profesional, tidak berkualitas, ketika siswa tersebut tidak dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi sendiri atau tidak sesuai dengan keinginan anaknya atas kemampuannya. Guru harus mempunyai keprofesionalitasan atas keguruannya karena menuntun sebuah kecerdasan spiritual siswa. Yang mana harus disorot dan diperhatikan oleh seorang guru apabila siswa yang tidak mempunyai kecerdasan spiritual akan mengalami rasa yang hampa pada dirinya dengan diibaratkan seperti tembok tidak ada tiang penyangga meskipun juga siswa mempunyai banyak prestasi yang telah diraihnya. Dikarenakan kecerdasan spiritual mempunyai tingkatan yang tertinggi diantara kecerdasan-kecerdasan yang lainnya. Kecerdasan spiritual dapat membantu mengatasi dari semua beban yang dirasa paling berat menjadi ringan.dan beberapa disebutkan kiat untukk meningkatkan kecerdasan spiritual siswa tersebut. Dan jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif-deskriptif. Selanjutnya, yang akan digaris bawahi adalah berapa kiat dalam meningkatkan kecerdasan spiritual yang telah ditanamkan pada stakeholder sekolah SPEMDALAS ini antara lain Guru menjadi teladan, membimbing, menyerukan, mengembangkan kecerdasan spiritual tersebut.
Korespondensi Ideologi Pancasila dalam Al-Qur‘an Ahmad Ari Masyhuri
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 4 No 2 (2022): November
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan yang kemudian melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan. Sejalan dengan hal tersebut, ideologi bangsa juga menunjukkan eksistensi yang sama dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia, ideologi dasar Negara yang ditetapkan adalah Pancasila. Maka dari itu, Pancasila memiliki esensi yang sangat penting bagi kehidupan warga bangsa ini. Akan tetapi, perjalanan Pancasila sebagai sebuah ideologi tidak selalu berjalan lancar pada prakteknya. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila pada hakikatnya adalah dasar Negara (filsafat Negara) sekaligus pandangan hidup (filsafat hidup) bangsa. Memahami hakikat Pancasila berarti memahami makna pokok dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua kedudukan dan fungsi tersebut bersifat hakiki. Karena itu, berbagai kedudukan dan fungsi Pancasila yang lain, seperti sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, ideologi nasional, perjanjian luhur, tujuan bangsa, termasuk sebagai norma dasar dan kriteria dasar watak/kepribadian manusia Indonesia semuanya dapat dikembalikan pada sifat hakiki tersebut. Berdasarkan kedudukan nilai Pancasila yang hakiki itu, lahir berbagai nilai dan ia berfungsi untuk melandasi tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jika ditilik dari aspek nilai tersebut, maka tidak diragukan lagi bahwa rumusan Pancasila memuat yang bersifat transedental (ketuhanan) dan humanistik dan sebagai dasar Negara, Pancasila memiliki ciri khas yang hanya dimiliki bangsa Indonesia. Dengan kata lain, keberadaan Pancasila pada hakikatnya adalah nilai-nilai yang berharga, yang memuat nilai-nilai dasar manusiawi dan nilai-nilai kodrati yang melekat pada setiap individu manusia yang diterima oleh bangsa Indonesia. Meskipun demikian, dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, ada sekelompok warga Negara Indonesia yang belum sepenuhnya memahami nilai-nilai Pancasila tersebut.
Perkembangan Psikologi Agama Sudirman Sudirman
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 1 No 1 (2018): November
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya. Ketika mengkaji psikologi agama, seseorang dihadapkan pada dua hal yakni “psikologi” dan “agama”. Kedua kata tersebut memiliki pengertian dan penggunaan yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai kajian aspek yang sama yaitu aspek batin manusia. Memang, manusia mungkin saja memanipulasi apa yang dialaminya secara kejiwaan, hingga terlihat berbeda dalam sikap dan tingkah lakunya, bahkan mungkin bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk membahas lebih lanjut mengenai psikologi agama, maka dalam makalah berikut akan diuraikan tentang pengertian, sejarah, metode, dan psikologi agama dalam Islam.
Hubungan Agama dan Kesehatan Mental Sudirman Sudirman
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 1 No 1 (2019): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di zaman kuno penyakit yang diderita manusia sering dikaitkan dengan gejala-gejala spiritual. Seorang penderita sakit dihubungkan dengan adanya gangguan dari roh jahat oleh semacam makhluk halus. Karenanya, penderita selalu berhubungan dengan para dukun yang dianggap mampu berkomunikasi dengan makhluk halus dan mampu menahan gangguannya. Pengobatan penyakit dikaitkan dengan gejala rohani manusia (Jalaluddin, 2004: 146). Sebaliknya, di dunia modern penyakit manusia didiagnosis berdasarkan gejala-gejala biologis. Makhluk-makhluk halus yang diasumsikan sebagai roh jahat di masyarakat primitif, ternyata sama dengan penggunaan perangkat medis modern dapat dideteksi dengan mikroskop, yaitu berupa kuman atau virus. Kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran membawa manusia demikian yakin bahwa gejala sistomastis penyakit disebabkan faktor fisik semata. Kepercayaan ini sebagian besar memang dapat dibuktikan oleh keberhasilan pengobatan dengan menggunakan peralatan dan pengobatan hasil temuan di bidang kedokteran modern.
Inovasi Bimbingan dan Penyuluhan Daerah Rawan Konflik pada Sejatim Himmatun Ayat (Serikat Janda Yatim, Himpunan Muslim Penyantun Anak Yatim) Moh. Anas
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 4 No 2 (2022): November
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perhatian ekonomi dan pendidikan pada anak yatim dan ibunya menjadi sangat penting agar tidak terjadi rawan konflik, karena ketika sang ayah yang menjadi sumber ekonomi meninggal dunia, maka kehidupan ekonomi dan pendidikan mereka akan bermasalah. Si ibu saat itu berubah menjadi ibu rumah tangga sekaligus menjadi kepala rumah tangga dan tulang punggung ekonomi keluarga. Suatu daerah dikategorikan rawan konflik sosial karena memudarnya rasa saling percaya antar warga, terputusnya komunikasi antar warga, dan hilangnya kohensivitas sosial antar warganya, Suatu daerah dikatakan terbertengi dari konflik jika dapat menjalankan Syari’at agamanya dengan baik, dan terwujudnya keluarga yang sakinah. Peran penyuluh Agama Islam sangat signifikan dalam peningkatan spriritualitas masyarakat, Dengan HIMMATUN AYAT (Himpunan Muslim Penyantun Anak Yatim) yang kemudian dapat terwujudnya SEJATIM (Serikat janda Yatim), maka dapat mewujudkan kesejahteraan anggotanya, baik secara ekonomi, pendidikan maupun spiritualitasnya. Sehingga anak- anak yatim, anak-anak terlantar dan para janda dapat terpenuhi kebutuhannya dan dapat menjalani kehidupan yang layak seperti masyarakat pada umunya, sehingga terciptalah keluarga yang sakinah mawaddah warohmah.
Pengembangan Bahasa Arab Madrasah Diniyah Roudlotul Huda Wangkal Krembung Sidoarjo Mochamad Syaifudin
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 4 No 1 (2022): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ta’allamu al-Arabiyah Fa Innaha Juzun Min Dinikum (Pelajarilah bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bagian dari agamamu), begitu kira-kira ungkapan yang disampaikan oleh Khalifah kedua, Umar bin Khottob. Beliau berpandangan begitu pentingnya bahasa Arab bagi tingkat keberagamaan seseorang. Ini bisa dipahami lantaran dalam ritual ibadah mahdloh, semua doa dipanjatkan dalam bahasa Arab. Kalaupun seorang hamba bisa membaca Arab tapi tanpa mengetahui makna kandungannya tentu tingkat penghayatan dan peresapan pesan dalam ritus itu akan berbeda dengan mereka yang memahami bahasa Arab. Sehingga bisa diungkapkan logika sederhana, tingkat kekhusyuan ibadah seorang hamba tergantung sejauhmana ia memahami apa yang ia panjatkan dalam bahasa Arab, begitu pula sebaliknya, walaupun ada perbedaan pandangan tentang faktor lain dalam menentukan kekhusyuan ibadah seseorang. Karena itu Madrasah Diniyah Roudlotul Huda Wangkal Krembung Sidoarjo memandang perlunya mengajarkan bahasa Arab sebagai pelajaran yang terpisah dari baca tulis al-Qur’an, sejarah nabi, tata laku ibadah, akidah keyakinan dan materi keagamaan lain walaupun seluruh materi itu ditulis dalam buku ajar dengan menggunakan bahasa Arab. Kalau hanya mengacu kepada apa yang tertulis dalam kitab ajar, tentu bahasa Arab hanya dianggap sebagai bahasa yang pasif, karena tujuannya hanya untuk bisa membaca dan memahami tanpa mampu untuk menjadikan alat komunikasi baik lisan maupun tulisan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa juga dengan pertimbangan kalau pembelajaran bahasa Arab hanya bertumpu pada bahasa yang tertulis dalam buku ajar tentu bahasa santri akan ketinggalan dengan perkembangan bahasa Arab yang begitu cepat. Karena selain tetap memakai literatur buku berbahasa Arab yang sudah diberi arti dan penjelasan minimalis, bahasa Arab juga diajarkan dengan sistem integratif, menggabungkan apa yang tercantum dalam teks buku ajar juga dengan materi kebahasaan yang bersifat murni dan aplikatif. Sehingga ke depan pembelajaran bahasa Arab ini akan membantu santri untuk memahami buku ajar berbahasa Arab secara mandiri, syukur-syukur bisa menyampaikan gagasan atas sebuah persoalan dengan menggunakan bahasa Arab baik lisan maupun tulisan. Dengan penguasaan semacam itu peluang santri untuk melanjutkan misi belajarnya ke negara-negara Timur Tengah akan semakin besar. Menuntut ilmu di Timur Tengah dengan ulam-ulama besar yang menggunakan bahasa Arab tentu menjadi dambaan setiap santri. Mudah-mudahan dikabulkan Allah SWt. Amien.

Page 7 of 10 | Total Record : 92