cover
Contact Name
Sugeng Maryanto
Contact Email
sugengmaryanto99@gmail.com
Phone
+6281225183599
Journal Mail Official
sugengmaryanto99@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
ISSN : 19780346     EISSN : 25803751     DOI : 10.35473
Jurnal Gizi dan Kesehatan adalah terbitan berkala nasional yang memuat artikel penelitian (research article) di bidang gizi dan kesehatan. Jurnal Gizi dan Kesehatan diharapkan dapat menjadi media untuk menyampaikan temuan dan inovasi ilmiah di bidang gizi dan kesehatan kepada para praktisi di bidang gizi, baik yang bergerak di bidang pendidikan gizi maupun yang bergerak di bidang pelayanan gizi di rumah sakit dan puskesmas, serta para praktisi gizi di dinas kesehatan maupun institusi-institusi lain.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN" : 12 Documents clear
FUNGSI KELUARGA PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN INTELLECTUAL DISABILITY DI SALATIGA Wulandari, Siska; Ranimpi, Yulius Yusak; Dary
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.37

Abstract

Background: Intellectual disability is a below average intellectual condition, marked by a limited of the ability in language, self-reliance self-care, socialization with the environment, and ability to follow school lessons. Having the children with intellectual disability givesan impact on the function of family. The purpose of this study is to determine the family function in families who have children with intellectual disability in Salatiga City. Methods: The method used inthe research is qualitative with phenomenological approach. There were five familyinvolved. In-dept interview was done to get the data. The research took place in SLB Salatiga, Central Java. Results: The result of this research shows that families ofthe children with intellectual disability are able to perform the function of family in their daily lives. Conclusion: Parents accept the presence of children bycontinuegiving attention, buildingrelationshipsand abilities of socio-emotional children, teaching children socializing, fulfilling the family economy effectively, fulfillingspecial needs for children with intellectual disability, and caring forfamily health Abstrak : Latar belakang: Intellectual disability merupakan suatu keadaan kecerdasan yang kurang dari rata-rata dan ditandai dengan kemampuan yang terbatas dalam berbahasa, kemandirian merawat diri, bersosialisasi dengan lingkungan, dan kemampuan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Memiliki anak dengan intellectual disability dapat memengaruhi atau berdampak pada fungsi keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fungsi keluarga pada keluarga yang memiliki anak dengan intellectual disability di Kota Salatiga. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah riset partisipan 5 orang/keluarga. Data diperoleh melalui teknik wawancara mendalam. Lokasi penelitian yaitu di SLB Negeri Salatiga, Jawa Tengah. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun keluarga memiliki anak dengan intellectual disability mereka tetap menjalankan fungsi keluarga dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Simpulan: Orang tua menerima keberadaan anak dengan tetap memberikan perhatian, membangun hubungan dan kemampuan sosioemosional anak, mengajarkan anak bersosialisasi, memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga secara efektif, memenuhi kebutuhan khusus anak intelectual disablity, serta perawatan kesehatan keluarga.
HUBUNGAN ANTARA PERSEN LEMAK TUBUH DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA ATLET DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLOP) PROVINSI JAWA TENGAH Widayati, Aditia; Pontang , Galeh Septiar; Mulyasari, Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.38

Abstract

Background :An athlete is required to have an excellent physical fitness to support his physical activity. Nutrition status is a factor that affects the leel of physical fitness associated with body composition. Purpose :This study aimed to determine the between body fat percentage physical fitness of athletes in PPLOP Central Java. Methods :The design of this study was a correlational deskriptif using cross-sectional with a total of 46 samples taken with total sampling method. Fat percentage was measured by using Bioelectric Impedance Analyzer (BIA). Physical fitness was measured by the Indonesian Physical Freshness Test Method. Data analysis used Spearman Rank correlation test with value α≤0,05. Results :Mean of body fat percentage in athletes was 15.5 ±4,8% with minimum score 8,90% and maxmimum score 30,00%, average physical fitness of the athletes 15.5 ± 4.8 with minimum score 8,90% and maximum score 30,00%. A total of 26 athletes (56.5%) had good body fat percentage, and as many as 29 athletes (63.0%) had good physical fitness. Bivariate analysis showed that there was no correlation between percentage body fat with physical fitness (p = 0.293). Conclusion: There is no correlation between percentage body fat with physical fitness Abstrak : Latar Belakang : Seorang atlet dituntut untuk memiliki kesegaran jasmani yang sangat baik guna menunjang aktivitas fisiknya. Status gizi merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani yang hubungannya dengan komposisi tubuh.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persen lemak tubuh dengan kesegaran jasmani pada atlet di PPLOP Jawa Tengah. Metode: Rancangan penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross-sectional dengan jumlah sampel 46 orang diambil dengan metode total sampling. Persen lemak diukur menggunakan Bioelectric Impedance Analyzer (BIA) dengan ketelitian 0,1. Kesegaran jasmani diukur dengan metode Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan nilai (α≤0,05). Hasil: Rerata persen lemak tubuh pada atlet 15,5 ±4,8 % dengan nilai min 8.90 % dan nilai max 30,00%, sedangkan rerata kesegaran jasmani pada atlet 15,5±4,8, denan nilai min dan nilai max 24 Sebanyak 26 atlet (56,5%) memiliki persen lemak tubuh baik, dan sebanyak 29 atlet (63,0%) memiliki kesegaran jasmani yang baik. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persen lemak tubuh dengan kesegaran jasmani (p=0.293). Simpulan : Tidak ada hubungan antara persen lemak tubuh dengan kesegaran jasmani atlet
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA ATLET DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLOP) PROVINSI JAWA TENGAH Masithoh, Anastasia; Pontang, Galeh S.; Mulyasari, Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.39

Abstract

Background: Physicalfreshnesscan support an performance athlete in exercise andmatch, the athletes can not feel fatigue.The ways toget good physical freshness are good hemoglobin level’s. Purpose: To determine the correlation betweenhemoglobin levels with physical freshnessof athletesin PPLOPof Central Java. Method: This researchuseddescriptivecorrelationdesign researchstudies andthe research method used cross sectional. The number of samples were 46 athletes in PPLOP as Central Java, using total sampling method. Boold hemoglobin levels were measured by using hemoglobinometer with an precision of0,1gr/dl. Physical freshness was measured by the physical freshness test for indonesian called TKJI. Data analysis used spearman rank test (α = 0,05). Result: Average hemoglobin level was 13,8 gr/dl ±1,8, minimum value 11,1 gr/dl and maximum value 19 gr/dl. The average TKJI was 19,41±2,1, minimum value 15 and maximum value 24. Based onthe results oftheanalysis dataobtained there was not any correlation between hemoglobin levels with physical freshness of the athletes ( p= 0,335; r = -0,145). Conclusion: There was not any correlation between hemoglobin levels with physical freshness of the athletes Abstrak : Latar Belakang: Kesegaran jasmani dapat menunjang performa atlet dalam berlatih dan bertanding, sehingga dalam berlatih dan bertanding atlet tidak mudah mengalami kelelahan. Salah satu upaya untuk mendapatkan kesegaran jasmani yang baik diperlukan kadar hemoglobin yang baik. Tujuan : Mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dengan kesegaran jasmani pada atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) Provinsi Jawa Tengah. Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi deskriptif korelasi, dengan metode pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 46 atlet yang ada di PPLOP Provinsi Jawa Tengah, yang diambil dengan metode total sampling. Kadar hemoglobin darah diukur dengan menggunakan alat hemoglobinometer dengan ketelitian 0,1 gr/dl. Kesegaran jasmani diukur dengan metode tes Kesegaran jasmani Indonesia (TKJI). Analisis data menggunakan uji korelasi spearman rank (α= 0,05). Hasil : Rerata kadar hemoglobin 13,8 gr/dl ± 1,8, nilai minimal 11,1 gr/dl dan nilai maksimal 19 gr/dl. Rerata nilai TKJI 19,41±2,1, nilai minimal 15 dan nilai maksimal 24. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan tidak ada hubungan kadar hemoglobin dengan kesegaran jasmani atlet ( p = 0,335; r = -0,145). Simpulan : Tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan kesegaran jasmani atlet.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA ATLET PPLOP PROVINSI JAWA TENGAH Adisoejatmien, Aulia Demalla; Pontang, Galeh Septiar; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.40

Abstract

Background :physical fitness is the ability to perform physical activity without causing a significant fatigue. For athletes, the availability of nutrient intake is very important in supporting the physical endurance so as not to get tired quickly. Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between energy intake and macro nutrients with physical fitness at the athlete. Method :This research used descriptive correlation method and research approach used cross sectional with 46 samples of athletes. Nutritional intake was measured by semiquantitative FFQ consumption survey method, while physical fitness was tested Indonesian Physical Freshness Test (TKJI). Bivariate analysis using pearson product moment and spearman method. Results :Average energy intake of athletes 89.76%, carbohydrate intake 85.89%, 94.72% protein intake, and fat intake 91.72%. While the average physical fitness test is a score of 19.41. Bivariate analysis showed that there was correlation between energy intake and fat intake with physical fitness with p = 0,009 and p = 0,008 respectively and there was no correlation between carbohydrate intake and protein intake with physical fitness with each value p = 0,119 and p = 0.295. Conclusion :There is a relationship of energy intake and fat intake with physical fitness and no relationship between carbohydrate intake and protein intake with physical fitness Abstrak : Latar belakang: Kesegaran jasmani adalah kemampuan melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan suatu kelelahan yang berarti Bagi atlet, ketersediaan asupan gizi sangat penting dalam menunjang daya tahan fisik agar tidak cepat lelah. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dan zat gizi makro dengan kesegaran jasmani pada atlet. Metode: penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dan pendekatan penelitian yang digunakan cross sectional dengan 46 sampel atlet PPLOP. Asupan gizi diukur dengan metode survei konsumsi FFQ semi kuantitatif, sedangkan kesegaran jasmani diuji Test Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Analisis bivariat menggunakan metode pearson product moment dan spearman (α > 0,05). Hasil: Rata-rata asupan energi atlet 89,76%, asupan karbohidrat 85,89%, asupan protein 94,72%, dan asupan lemak 91,72%. sedangkan rata-rata test kesegaran jasmani adalah skor 19,41. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan asupan energi dan asupan lemak dengan kesegaran jasmani dengan masing-masing nilai p=0,009 dan p=0,008 dan tidak ada hubungan asupan karbohidrat dan asupan protein dengan kesegaran jasmani dengan masing-masing nilai (p=0,119) dan p=0,295. Kesimpulan: Terdapat hubungan asupan energi dan asupan lemak dengan kesegaran jasmani dan tidak ada hubungan asupan karbohidrat dan asupan protein dengan kesegaran jasmani.
PENGARUH PEMBERIAN JUS CAMPURAN TOMAT (Solanum lycopersicum) DAN PISANG AMBON (Musa Paradisiaca,Linn) TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI USIA 46-65 TAHUN DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Putri, Baiq Riski Amalina; Maryanto, Sugeng; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.41

Abstract

Background :Hypertension is one of the main risk factors forstroke, heart attack, heart failure, arterial aneurysm and chronic heart failure.Anon-pharmacological management to lower blood pressure is by doing applying pattern containing high potassium and low sodium. star fruit Tomato and banana are the foods that are high inpotassiumandlowinsodium. Objective :To know how the granting of tomato juice (Solanum lycipersicum) mix of pisang ambon (Musa Paradisiaca, Linn) against a decrease in blood pressure in women aged 45-65 years old hypertension sufferersin the village of nyatnyono sub-district of ungaran west Regency semarang. Methods :The study was quasi experimental design using prepost test with control group design to 21 respondents, given mixed tomato and banana juice much as 296 ml that made from 200 grams of tomatoes 50 g banana, 50 ml of water, and given 2 x a day for 7 consecutive days Results: The mean of systolic and diastolic blood pressure before drinking mixed tomat and of banana juice was 154 ± 7.54 mmHg and 96 ± 4.97, after drinking tomato juice mixture of banana ambon decreased to 137.38 ± 5.509 mmHg and 86.57 mmHg. Bivariat analysis showed that there was a corelation between mixed tomato and banana juice to reduce blood pressure(p=0.0001). Conclusion :Giving of tomato juice (Solanum lycipersicum) mix of pisangambon (Musa Paradisiaca, Linn) to reduce blood pressure Abstrak : Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab penyakit stroke, serangan jantung, gagal jantung, anerurisma arterial dan gagal jantung kronis. Penatalaksanaan non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah, salah satunya merupaka pola makan tinggi kalium dan rendah natrium. Buah tomat dan pisang merupaka makanan yang tinggi kalium dan rendah natrium. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus tomat (Solanum lycipersicum) campuran pisang ambon (Musa Paradisiaca,Linn) terhadap penurunan tekanan darah pada perempuan usia 45-65 tahun penderita hipertensi di desa nyatnyono kecamatan ungaran barat kabupaten semarang. Metode : Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental, pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode consecutive sampling, yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi Kemudian, pengelompokan kelompok kontrol dan perlakuan di lakukan dengan menggunakan simple random sampling.Jumlah responden 21 orang, diberikan jus tomat campuran pisang ambon sebanyak 296 ml yang berasal dari 200 gram tomat 50 gram buah pisang dan 50 ml air yang di berikan 2 x sehari selama 7 hari berturut – turut. p < α (α= 0,05). Hasil : Tekanan darah sistolik dan diastolik rerata sebelum pemberian jus tomat campuran pisang ambon yaitu 154 ± 7,54 mmHg dan 96 ± 4,97, sesudah pemberian jus tomat campuran pisang ambon mengalami penurunan menjadi 137,38 ± 5,509 mmHg dan 86,57 mmHg analisis bipariat menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian jus tomat campuran pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah ( p = 0,0001 ). Kesimpulan: Pemberian jus tomat (Solanum lycipersicum) campuran pisang ambon (Musa Paradisiaca,Linn) berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
DAYA TERIMA FORMULASI MINUMAN BERBAHAN KEDELAI DAN LABU KUNING Liestyaningsih, Chori’ah; Maryanto, Sugeng; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.42

Abstract

Background: Functionalfood is food or drinks that contains ingredients that can improve health status and prevent certain diseases as well as acceptable in knowledge. Some functional foods high in antioxidants are soy and pumpkin. Objectives :The research aimed to describe the acceptability, nutritional value and antioxidant activity of soybean based and pumpkin. Methods: This research used experimental design of randomized complete design approach with one factor. The samplestested were formulations of 1 (25% soybeans + 75% pumpkin), formulation 2(50% soybeans + 50% pumpkin), and formulation 3 (75% soybeans + 25% pumpkin). Data analysis was a descriptive analysis of percentages and descriptive analysis statistic frequency. Results :Accaptability from the three formulations obtained the highest results formulation 1 : 78.59% the category is likes, then formulation 2 : 69.69% the category is likes, and the lowest formulation 3 : 51.75% category is neutral. Nutritional analysisiresults were known in the formulations 1 contains carbohydrates lavels were 9.35%, dieatary fiber was 3.50% and asl was 3.89% which was bigger while the formulation 3 had protein was 4.65%, fat 2.81%, and water 36.32% which was higher. While the total highest energy was on on formulation 2 was 69.71 kcal/100 grams. The highest antioxidant activity was in formulation 1: 22.408%, then the formulation 2 : 20.201%, and the lowest is formulation 3: 19.766%. Conclusion : Third formulation of drinks made from soy and pumpkin can be accepted. Nutrient content on the levels of carbohydrates, fiber, and highest asl is in formulation 1, levels of protein, fat, and water at the highest is in formulation 3, and the greatest total energy is in formulation 2, whereas the highest antioxidant activityis informulation1. Abstrak : Latar Belakang: Pangan fungsional merupakan makanan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah penyakit tertentu serta dapat diterima secara sensori. Beberapa pangan fungsional tinggi antioksidan adalah kedelai dan labu kuning. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan daya terima, nilai gizi dan aktivitas antioksidan formulasi minuman berbahan kedelai dan labu kuning. Metode : Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan pendekatan rancangan acak lengkap satu faktor. Sampel yang diuji coba adalah formulasi 1 (kedelai 25% + labu kuning 75%), formulasi 2 (kedelai 50% + labu kuning 50%), dan formulasi 3 (kedelai 75% + labu kuning 25%). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan analisis deskriptif statistik frekuensi. Hasil : Daya terima dari tiga formulasi diperoleh hasil tertinggi formulasi 1 : 78,59% suka, lalu formulasi 2 : 69,69% suka, dan terendah formulasi 3 : 51,75% netral. Kandungan nilai gizi dari formulasi 1 memiliki kadar karbohidrat 9,35%, serat kasar 3,50% dan abu 3,89% lebih besar dan formulasi 3 memiliki kadar protein yaitu 4,65%, lemak 2,81%, dan air 36,32% lebih tinggi. Dengan total energi tertinggi pada formulasi 2 : 69,71 kkal/100 gram. Aktivitas antioksidan tertinggi formulasi 1 : 22,408%, lalu formulasi 2 : 20,201%, dan terendah formulasi 3 : 19,766%. Simpulan : Ketiga formulasi minuman berbahan kedelai dan labu kuning dapat diterima. Kandungan gizi pada kadar karbohidrat, serat kasar, dan abu tertinggi pada formulasi 1, kadar protein, lemak, dan air tertinggi pada formulasi 3, dan total energi terbesar pada formulasi 2, sedangkan akvitas antioksidan tertinggi pada formulasi 1.
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGOBATAN TB PARU PADA ANAK DI BALAI KESEHATAN MASYARAKAT AMBARAWA Fernadiyanti; Puspita, Dhanang; Dary
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.43

Abstract

Background: Tuberculosis is a contagious disease caused by Mycobacterium tuberculosis which can attack all people from all ages. The highest infection occurred to 0-14 year-old children since their immune system is still weak. The success of the medical treatment toward children needs support from family such as monitoring the treatment process, fulfilling good nutrition, fulfilling enough rest and activity, etc. Objectives: The purpose of this study was to describe the family support during the medical treatment process of pulmonary TB to children. Methods:The method used in this research was qualitative by using purposive sampling to select the informants.The number of the research participants were 11.The informants’criteria were parents/family members who live in thesamehouse with the 0-14 year-old children who were diagnosedwith pulmonary TBwho were undergoing treatment or having accomplished the treatment. The research was done on May until June 2017. The data collection techniquein this researchwas through deep interview. Results: The result of this study obtained 4 themes, which were the definition of pulmonary TB on children, Pulmonary TB medical treatment to children, obstacles in children’s PulmonaryTBtreatment, and family support toward their children as Pulmonary TB patients. Conclusion :The Pulmonary TB children were getting some supports fromtheir familysuch as ensuring the routine of the treatment, meeting the cost, social and good nutrition to the children Abstrak : Latar Belakang: Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang semua kalangan usia. Penularan tertinggi pada rentang usia 0-14 tahun karena daya tahan tubuh yang masih lemah. Keberhasilan dalam pengobatan TB anak membutuhkan dukungan keluarga seperti pengawasan dalam pengobatan anak, pemenuhan nutrisi yang baik, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat yang cukup dan yang lainnya. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dukungan keluarga yang diberikan dalam pengobatan TB paru pada anak. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pemilihan riset partisipan menggunakan purposive sampling. Jumlah riset partisipan 11 orang. Kriteria pemilihan informan adalah orang tua/anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan anak berusia 0-14 tahun yang didiagnosa menderita TB paru dan sedang menjalani pengobatan/sudah selesai pengobatan TB paru. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2017. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Hasil: Dalam penelitian ini ada 4 tema yaitu pengertian tentang TB paru pada anak, pengobatan TB paru pada anak, hambatan dalam pengobatan TB paru pada anak, dan dukungan keluarga yang diberikan terhadap penderita TB paru pada anak. Simpulan: Anak yang menderita TB paru mendapatkan dukungan dari keluarganya seperti memastikan pengobatan yang dilakukan anak tidak pernah terlewatkan serta didukung dengan pemenuhan biaya, sosial, serta nutrisi yang baik untuk anak
PENGARUH MOBILISASI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RSU dr. SLAMET GARUT Shalahuddin, Iwan; Maulana, Indra
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.45

Abstract

Background: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) is a condition in which the periurethral glands present in the prostate area develop hyperplasia and the enlargement process occurs slowly. This pathological condition can be experienced by about 70% of men over the age of 50 years and tread old age. This number will increase to 80% in men over the age of 80 years. With clinical manifestations of increased urinary frequency, frequent nighttime urination, urinary urge, decreased urine volume, impaired urine flow, dripping at the end of urination, urinary retention (Brunner and Suddarth, 2002). Patient surgery with diagnosis Benign Prostate Hyperplasia (BPH) in dr. Slamet Garut reached285 people (about 14% of general surgery). Surgical action is a tense experience for some patients, this is due to lack of knowledge about treatment actions and medical action after surgery. Objective: To know the effect of mobilization on post-surgical wound healing process of BPH in surgical treatment room of Dr dr, Slamet Garut. Method:The type of research used in this study is quasi experiments, ie experiments that have not or do not have the characteristics of the actual experimental design, because the variables that should be controlled and manipulated by design is one group pre test and post test. In this study, researchers conducted a treatment in the form of mobilization of independent variables, then measured the effects or effects of mobilization on the dependent variable (Notoatmodjo, 2005). Results: The patient's wound prior to the mobilization had an average score of 2.28 and showed that most of the respondents, the wound healing conditions were in classification 2 were wound / bleed, inflammation, no pus and almost half of the respondents healing wounds in classification 3 wounds are still wet / bleeding, no inflammation and no pus. The condition of the wounded patient after the mobilization had an average score of 4.31 scale and showed more than most of the respondents wound healing conditions were in classification 5 ie wound dry, no inflammation and no pus, then a small part of the respondents are in the classification 4 ie clean wound, there are still signs of inflammation, but there is nopus. Conclusion: There is an effect of mobilization on post-surgical wound healing process of BPH in surgical treatment room RSU dr Slamet Garut Abstrak : Latar Belakang: Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral yang terdapat di area prostat mengalami hyperplasia dan proses pembesarannya terjadi secara perlahan-lahan. Kondisi patologis ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria diatas usia 50 tahun dan menapak usia lanjut. Angka ini akan meningkat hingga 80% pada pria diatas usia 80 tahun. Dengan manifestasi klinis peningkatan frekwensi berkemih, sering berkemih malam hari, dorongan ingin berkemih, volume urin menurun, aliran urin tidak lancar, menetes pada akhir berkemih, retensi urin ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). Operasi pasien dengan diagnosa Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Rumah Sakit umum dr. Slamet Garut mencapai 285 orang (sekitar 14 % dari operasi bedah umum). Tindakan pembedahan merupakan pengalaman menegangkan bagi sebagian pasien, hal ini dikarenakan kurang pengetahuan mengenai tindakan perawatan maupun tindakan medis setelah dilakukan pembedahan. Tujuan: Mengetahui pengaruh mobilisasi terhadap proses penyembuhan luka post operasi BPH di ruang perawatan bedah RSU dr,Slamet Garut. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, yaitu eksperimen yang belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, dikarenakan variabel-variabel yang seharusnya dikontrol dan dimanipulasi dengan desainnya adalah one group pre test dan post test. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan suatu perlakuan berupa mobilisasi terhadap variabel independen, kemudian mengukur akibat atau pengaruh mobilisasi tersebut pada variabel dependen (Notoatmodjo, 2005). Hasil: Keadaan luka pasien sebelum dilakukan mobilisasi memiliki nilai rata-rata skala 2,28 dan menunjukkan bahwa sebagian besar responden, kondisi penyembuhan lukanya berada pada klasifikasi 2 yaitu luka masih basah /berdarah, ada radang, tidak ada pus dan hampir setengahnya dari responden kondisi penyembuhan lukanya pada klasifikasi 3 yaitu luka masih basah/berdarah, tidak ada radang dan tidak ada pus. Keadaan luka pasien setelah dilakukan mobilisasi memiliki nilai rata-rata skala 4,31 dan menunjukkan lebih dari sebagian besar responden kondisi penyembuhan lukanya berada pada klasifikasi 5 yaitu luka kering, tidak ada radang dan tidak ada pus, kemudian sebagian kecil dari responden berada pada klasifikasi 4 yaitu luka bersih, masih terdapat tanda-tanda radang,tetapi tidak ada pus. Simpulan: Terdapat pengaruh mobilisasi terhadap proses penyembuhan luka post operasi BPH di ruang perawatan bedah RSU dr Slamet Garut
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA TENAGA KERJA LAKI-LAKI Purbowati; Afiatna, Puji
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.46

Abstract

Background of the study : Central obesity is a factor causing degenerative diseases and can lower work productivity. Excessive energy intake from macro nutrients can cause the accumulation of fat below the skin in the stomach called as central obesity. Purpose :It aimed to analyzethe correlation between the intake of macro nutrients and central obesity in male workers. Method: This research used descriptive-correlative design using cross-sectional approach. The subjects of this research were male workers aged 19-45 years at CV. Karoseri Laksana Semarang as many as 85 people taken by using the method of consecutive sampling. Central obesity was measured based on the waist circumference. The data of the intake was taken from the interview using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ). Bivariat analysis used the correlation test of Kendal tau (a = 0.05) Results: The workers suffering from central obesity were 26 people (30.1%). The workers having excessive carbohydrate intake were 51.8%, excessive fat intake were 45.%, and excessive protein intake were 53.4%. Conclusion: There is a significant correlation between fat and carbohydrate intake and central obesity, while there is no significant correlation between protein intake and central obesity Abstrak : Latar Belakang : Obesitas sentral merupakan faktor penyebab terjadinya penyakit degeneratif dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Asupan energi berlebih dari zat gizi makro menyebabkan penumpukan lemak bawah kulit termasuk di bagian perut yang disebut obesitas sentral. Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan asupan zat gizi makro dengan kejadian obesitas sentral pada tenaga kerja laki-laki. Metode : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah tenaga kerja laki-laki berusia 19 - 45 tahun di CV. Karoseri Laksana Semarang sejumlah 85 orang yang diambil dengan metode consecutive sampling. Obesitas sentral ditentukan berdasarkan lingkar pinggang. Data asupan diambil dengan wawancara menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnair (SQFFQ). Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Kendal tau (a = 0.05). Hasil: Tenaga kerja yang mengalami obesitas sentral sejumlah 26 orang (30.1%). Tenaga kerja yang mempunyai asupan karbohidrat kategori lebih yaitu 51,8%, asupan lemak kategori lebih 45.9% dan asupan protein kategori lebih yaitu 53,4%. Simpulan :Terdapat berhububungan bermakna antara asupan lemak dan karbohidrat dengan obesitas sentral , sedangkan tidak ada berhubungan bermakna antara asupan protein dengan obesitas sentral.
PENGARUH PEMBERIAN SMOOTHIES CAMPURAN PISANG AMBON DAN MELON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PEREMPUAN PENDERITA HIPERTENSI USIA 45-59 TAHUN Pratiwi, Galuh Endah; Maryanto, Sugeng; Pontang, Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.47

Abstract

Background: Hypertension is a major risk factor for heart disease, in addition to hiperkolesterolemia and diabetes mellitus. The content of the smoothies contains high potassium and low sodium to lower blood pressure. Objective: To know the influence of giving smoothies of ambon banana, smoothies of melon and smoothies of blend of ambon banan and melon foward s decrease in blood pressure in female hypertensive sufferers 45-59 years old. Research method: The type of research design used Experiment Design Quasy with pre and post test three –group design. The subjects of this study were women aged 45-59 years old with systolic blood pressure 130-170 mmHg and 90-100 mmHg diastolic blood pressure. The total number of 7 respondents in group I, 7 respodentd in group II and 7 respondents in group III. Systolic and diastolic blood pressure were measured by using a sphygmonamometer a mercury. Intake was measured by using a food eating recall 3x24hour and was analyzed by using nutrisurvey. Statistical analysis used paired t test and wilcoxon test (α=0,05). Results :There is a difference in systolic blood pressure before and after the treatment given in Group I, group II and group III with a p-value 0.0001 0.0001, and 0.017.There is adifference indiastolic blood pressurebefore and after thegivengroupI, groupIIand groupIIIwith ap-value of0.018,0.0180.028. Conclusion :The giving smoothies of ambonbanana, smoothies of melon and blended smoothies of ambonbanana andmelondeclineblood pressure. Abstrak : Latar Belakang: Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung, selain hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Kandungan dalam Smoothies mengandung kalium tinggi dan natrium rendah dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian smoothies pisang ambon, smoothies melon dan smoothies campuran pisang ambondan melon terhadap penurunan tekanan darah pada perempuan penderita hipertensi usia 45-59 tahun. Metode: Jenis penelitian Quasy Experiment Design dengan rancangan pre and post test three group design. Subjek penelitian ini adalah perempuan usia 45-59 tahun dengan tekanan darah sistolik 130-170 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-100 mmHg. Jumlah responden sebanyak 7 responden pada kelompok perlakuan I, perlakuan II dan perlakuan III.Tekanan darah sistolik dan diastolik diukur menggunakan sphygmonamometer air raksa. Asupan makan diukur menggunakan food reall 3x24 jam dan dianalisis menggunakan nutrisurvey. Analisis statistik menggunakan uji paired t-test dan Wilcoxon (α = 0,05). Hasil: Ada perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok I, kelompok II dan kelompok III dengan p-value 0,0001, 0,0001 dan 0,017. Ada perbedaan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kelompok I, kelompok II dan kelompok III dengan p-value 0,028, 0,018, 0,018. Simpulan: Pemberian smoothies pisang ambon, smoothies melon dan smoothies campuran pisang ambon dan melon berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2018 2018