cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpps@unesa.ac.id
Editorial Address
Jl Lidah Wetan, Gedung CPD, Surabaya 60213, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains)
ISSN : 20891776     EISSN : 25491597     DOI : http://dx.doi.org/10.26740/jpps.v9n1
Core Subject : Science, Education,
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) is one of the research journals in the education field which includes science, physics, chemistry, and biology education. JPPS also contains articles that discuss the latest issues about education.
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2013)" : 18 Documents clear
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MENGGUNAKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN TASC (THINKING ACTIVELY IN SOCIAL CONTEXT) Rosidi, Irsad; Ibrahim, Muslimin; Tjandrakirana, Tjandrakirana
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p250-257

Abstract

Research learning characterized biology with Thinking Actively in Social Context (TASC) approach to increase creative thinking skills of students has been done tested to applied in 30 students of class X SMA Negeri 1Kebomas-Gresik with one-group pretest-posttest design. The results of this research are learning performance categorized good (3.82) in the score range 1-4, the ability to think creatively students increased due to treatment (Gain Score = 0.9 and T test = -tmearure < -ttable = -21.028 -2.045), thoroughness student learning outcomes in classical (0.93) and the individual (0.86) and thoroughness indicators (0.92) increased by the treatment (Gain score = 0.8) and categories are complete, and the response students positive (98 percent). The conclusions this research, learning with TASC approach can improve the creative thinking ability of senior high school student.Telah dilakukan penelitian pembelajaran biologi dengan pendekatan Thinking Actively in Social Context (TASC) dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan diujicobakan pada 30 siswa kelas X SMA Negeri 1 Kebomas-Gresik dengan  desain  one  group  pretest-posttest.  Analisis  data  secara  deskriptif  kualitatif  dengan  hasil  pengamatan  keterlaksanaan pembelajaran kategori baik (3,82) dalam rentang skor 1-4, kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat akibat perlakuan (Gain Score = 0,9 dan uji T = -thitung < -ttabel = - 21,028 < -2,045), ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal (0,93) dan individu (0,86) serta ketuntasan indikator (0,92) meningkat akibat perlakuan (Gain score = 0,8) dan kategori tuntas, serta respon siswa positif (98%). Simpulan penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan TASC dapat meningkatkan kemampuan  berpikir kreatif siswa SMA.
PENERAPAN MAGANG KOGNITIF (COGNITIVE APPRENTICESHIP) UNTUK MENGAJARKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Rokhmah Wati, Dian Anisa; Tukiran, Tukiran; Ibrahim, Muslimin
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p212-217

Abstract

The main aim of this research are to describe (1) cognitive learning outcomes of students who were taught using the cognitive apprenticeship using reciprocal teaching (RT), scardamalia and bereiter?s F.W (SB), and schoenfeld problem solving (SPS) strategies and (2) metacognitive skill level of students who are taught using the cognitive apprenticeship with RT, SB, and SPS strategies. This type of research is experimental research using the static group pretest-posttest design consisting of three classes of experiments with different treatments. Research subjects are students of XI IPA 2 SMA Darul Ulum Unggulan BPPT Jombang by the number of each class of experiments is 22 students. Instruments used are in the form of test and questionnaire. Students' cognitive learning outcomes data obtained will be analyzed with one way ANOVA using SPSS 19 and questionnaire data will be described.The result of data analysis revealed that Ho is rejected and Hi is accepted. It means that there was differences in cognitive learning outcomes of students who were taught using the cognitive apprenticeship with RT, SB, and SPS strategies. Metacognitive skill level of individual students experiencing increased tendency for RT, SB, and SPS class, while the average grade of students' metacognitive skills is in grade 3, developing grade for RT and SB class, while grade of students' metacognitive skills is in grade 4, ok grage for SPS class. It can be concluded that the cognitive apprenticeship learning with SPS strategy can be used to teach metacognitive skills with more scaffolding and advised to use RT and SB strategies for suitable characteristics topic (reading and writing)Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Hasil belajar kognitif siswa yang diajarkan menggunakan magang kognitif dengan strategi reciprocal teaching (RT), scardamalia and bereiter?s F.W (SB), dan schoenfeld problem solving (SPS), (2) Tingkat keterampilan metakognitif siswa yang diajarkan menggunakan magang kognitif dengan strategi RT, SB, dan SPS. Jenis penelitian yang dilakukan adalah experimental research menggunakan static group pretest- postest design yang terdiri dari tiga kelas eksperimen dengan perlakuan yang berbeda-beda. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang dengan jumlah masing-masing kelas eksperimen adalah 22 siswa. Instrumen yang digunakan berupa soal tes dan angket. Data hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh akan dianalisis dengan anava satu jalur menggunakan SPSS 19 dan data angket akan dideskripsikan. Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang diajar menggunakan magang kognitif dengan strategi RT, SB, dan SPS. Tingkat keterampilan metakognitif siswa secara individual mengalami kecendrungan meningkat untuk kelas RT, SB, dan SPS, sedangkan secara rata - rata kelas tingkat keterampilan metakognitif siswa berada pada tingkat 3 yaitu tingkat developing untuk kelas RT, dan SB, sedangkan untuk kelas SPS berada pada tingkat 4 yaitu tingkat ok. Disimpulkan bahwa pembelajaran magang kognitif dengan strategi SPS dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan metakognitif, dengan pendampingan yang lebih maksimal dan disarankan untuk menerapkan strategi RT dan SB pada topik yang memiliki karakteristik yang sesuai yaitu membaca dan menulis
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPREHENSIF BERBASIS KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN IPA/BIOLOGI Triyoso, Anang; Ibrahim, Muslimin; Raharjo, Raharjo
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p258-263

Abstract

This  research  aims  was  to develop  a competency-based  assessment  instruments  in subject  of  Science/Biology.  This research was carried out through the development of the following 4-D design models of Thiagarajan (1974) and then continued the implementation the classroom using One Shot Case Study Design. The data were obtained as follows: the results of the validation instruments decent role in the category; legibility of instruments indicates that the content, appearance, difficulty sentences and interesting pictures and easy to understand students; enforceability of good category; effectiveness of the instrument showed that cognitive assessment to have a reliability tes objective 0.39, the level of difficulty of items were easily as many as 11 items (36.7%), medium as many as 16 items (53.3%), and difficult as many as 3 items (10%), sensitive items as many as 27 items (90%) and less sensitive as many as 3 items (10%), while the essay test has a reliability of 0.45, an easy difficulty level items as many as 2 items (20%), medium as many as 4 items (40%), and difficult as many as 4 items (40%), sensitive items as many as 6 items (60%) and less sensitive as many as 4 items (40%); assessment of the affective domain has a reliability 0.81; assessment of psychomotor domains I has a reliability  of 0.52 and psychomotor  II has a reliability  of 0.62.  Student  field  constraints  are not  accustomed  to using competency-based assessment instrument. Based on the analysis of data, it can be concluded that a Competency-Based Assessment Instruments in subject of Science/Biology that have been developed are valid, practical, and effective.Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengembangkan  instrumen  asesmen  komprehensif  berbasis  kompetensi  pada  mata pelajaran IPA/Biologi. Penelitian ini dilaksanakan melalui pengembangan instrumen mengikuti rancangan 4-D model dari Thiagarajan  (1974)  kemudian  dilanjutkan  implementasi  di  kelas  menggunakan  rancangan  One  Shot  Case  Study.  Data  hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: hasil validasi instrumen dalam kategori layak; keterbacaan instrumen  menunjukkan bahwa isi, penampilan, kesulitan kalimat dan gambar menarik dan mudah dipahami siswa; keterlaksanaan instrumen berkategori sangat baik; keefektifan instrumen menunjukkan bahwa asesmen ranah kognitif untuk tes objektif memiliki reliabilitas 0,39, tingkat kesukaran butir soal mudah sebanyak 11 butir soal (36,7%), sedang sebanyak 16 butir soal (53,3%), dan sukar sebanyak 3 butir soal (10%), butir soal sensitif sebanyak 27 butir soal (90%) dan kurang sensitif sebanyak 3 butir soal (10%), sedangkan tes uraian memiliki reliabilitas 0,45, tingkat kesukaran butir soal mudah sebanyak 2 butir soal (20%), sedang sebanyak 4 butir soal (40%), dan sukar sebanyak 4 butir soal (40%), butir soal sensitif sebanyak 6 butir soal (60%) dan kurang sensitif sebanyak 4 butir soal (40%); asesmen ranah afektif memiliki reliabilitas 0,81; asesmen ranah psikomotor I memiliki reliabilitas 0,52 dan psikomotor II memiliki reliabilitas  0,62.  Kendala  lapangan  adalah  siswa  belum  terbiasa  menggunakan  instrumen  asesmen  komprehensif  berbasis kompetensi. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa instrumen asesmen komprehensif berbasis kompetensi pada mata pelajaran IPA/Biologi yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif.
IMPLEMENTASI PETA KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS SEBAGAI COGNITIVE DIAGNOSTIC ASSESSMENT (CDA) Widiastuti, Sussi; Yuanita, Leny; Wasis, Wasis
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p218-223

Abstract

The objective this research is to implement a concept maps as a learning strategy and Cognitive Diagnostic Assessment (CDA) using TPS? Cooperative Learning Model. The subject of this research were X TITL 1, X TKJ 2, and X TKR 4 of SMK 1 Kediri on the subject of chemical reactions with One Group Pretest-Posttest design. The implementation of lesson plan is well categorized, the most dominant student activity is working in pairs, there is the changing of students? concept understanding level. The value of the correlation between the score of concept maps and learning outcomes is 0.7, it can be interpreted that the higher score in the concept map, the higher of learning outcomes. It can be concluded that concept maps can implement  using  TPS? cooperative learning model as a learning strategies and  Cognitive Diagnostic Assessment (CDA).Penelitian ini bertujuan   mengimplementasikan peta konsep menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS sebagai strategi belajar dan Cognitive Diagnostic Assessment (CDA). Subyek penelitian ini adalah kelas X TITL 1, X TKJ 2, dan X TKR 4 SMKN 1 Kediri  pokok  bahasan  Reaksi  Kimia  dengan  rancangan  penelitian  One Group  Pretest-Posttest  design.  Temuan hasil penelitian yakni keterlaksanaan RPP berkategori baik, aktivitas siswa yang dominan ad alah bekerja berpasangan, adanya perubahan tingkat pemahaman konsep siswa. Nilai korelasi antara skor peta konsep dan nilai hasil belajar lebih dari 0,7, dapat  disimpulkan semakin tinggi skor peta konsep semakin tinggi pula nilai hasil belajar.   Disimpulan bahwa peta konsep dapat diimplementasikan menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS Cognitive Diagnostic Assessment (CDA).
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA ANALISIS BERBASISMODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK Wahyuni, Wahyuni; Tukiran, Tukiran; Widodo, Widodo
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p181-190

Abstract

This research  is  purposed  to  develop  learning  instrument  of  chemical  analysis  for  eleventh  grade  of vocational high school student on the material of conducting water analysis and mineral through guided discovery learning model. This research is designed using Dick and Carey model whereas the experimental  design using One Group  Pretest-Posttest  Design.  This  finding  research  is learning  instrument  materials  which  developed  generally becomes acceptable or good. The analysis result of hand book and work book literacy are understandable and literate for student. The implementation of lesson plan is good but students activity for observing, discussing, and delivering opinion are dominant with 19%, 16%, and 13% respectively. Based on minimum completeness, guided discover y learning model also gave influence for students learning result which is on complete category. This research also described that N-gain comprehensions of concept average and critical thinking ability are on high category level. Students response to guided discovery learning model is good. Base on this research, it completely concluded that learning on the material of conducting water analysis and mineral using guided discovery model is able to encourage students concept comprehension and critical thinking ability.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Kimia Analisis siswa SMK kelas XI pada pokok bahasan Melakukan Analisis Air dan Mineral (MAAM) melalui model pembelajaran guided discovery. Desain pengembangan pada penelitian ini menggunakan model Dick and Carey, sedangkan rancangan uji coba menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Temuan penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran yang dikembangkan secara umum berkategori baik. Hasil analisis keterbacaan BAS dan LKS mudah dipahami dan terbaca oleh siswa. Keterlaksanaan  RPP berkategori  baik sedangkan aktivitas siswa yang dominan adalah melakukan pengamatan, berdiskusi,  dan berpendapat  masing-masing  adalah 19%, 16%, dan 13%. Berdasarkan tinjauan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), model pembelajaran guided discovery juga memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa yang berada pada kategori tuntas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa N-gain rata-rata pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis berada pada kategori tinggi. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan model guided discovery dinilai baik.  Berdasarkan  hasil  tersebut,  disimpulkan  bahwa  pembelajaran  pada  pokok  bahasan  Melakukan  Analisis Air  dan Mineral (MAAM) melalui model guided discovery dapat melatihkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA TOPIK CAHAYA Fitriyah, Ida
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p206-211

Abstract

This is the research of development that intends to develop learning  purchase based on inquiry by 7E learning cycle model in the light topic included syllabus, lesson plan, students book, students worksheet,  and  assesment sheet. This research is done by using  three steps, they are Development of learning instrument with Kemp model, validation of instrument and field experiment  by one group pretest-posttest design, which is done in SMPN 1 Tuban.  The result of this research is 1) Learning instrument based on inquiry by 7E learning cycle models is valid   for being done in learning: a) The result of instrumen validity refers to learning instrument in good category and it can be used in teaching learning process ; b) The difficulty level of instrument  is low a nd easy is understood by student;   c) Readablety of instrumen is high and   the materials easy is understood by students; 2) The learning instument is effective to use in learning process; a)   the value of cognitive test, performence test and affective test refer  to the improvement with high category; b) The students give a positive response to the learning process; 3) The learning instrument which has been   developed is practical to use  in learning process; a) The lesson plan that used is in a  good category; b) the hig est procentage of three student  activity are analysis the result of experiment, doing experiment / observation, and discussion/question - answer. The conclusion of the research analising   is the learning purchase which has been developed   based on inquiry by 7E learning cycle model in the light topic  have fullfiled validity, effectify and practical to use, so itis proper to use in learning process.Penelitian ini merupakan penelitian   pengembangan yang bertujuan mengembangkan   perangkat pembelajaran berbasis inkuiri dengan model learning cycle 7E topik Cahaya, meliputi Silabus, RPP, Materi ajar, LKS dan Lembar Penilaian. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Tuban melalui tiga tahap, yaitu pengembangan perangkat dengan model Kemp, validasi perangkat, dan ujicoba lapangan dengan rancangan one group pretest-posttest. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Perangkat Pembelajaran berbasis inkuiri dengan model Learning Cycle 7E valid untuk digunakan dalam pembelajaran; a) Hasil validasi perangkat menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berkategori baik dan dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar; b) Tingkat kesulitan perangkat yang dikembangkan rendah dan mudah dipahami siswa; c) Keterbacaan perangkat tinggi dan materi mudah dipahami;  2)  Perangkat pembelajaran  efektif  digunakan  dalam proses  pembelajaran;  a) Hasil  belajar kognitif  produk,  proses, psikomotor, dan  afektif menunjukkan peningkatan dengan kategori tinggi; b) Siswa memberikan respon positif terhadap perangkat pembelajaran  yang dikembangkan.  3) Perangkat  pembelajaran  yang dikembangkan  praktis  digunakan dalam pembelajaran;  a) keterlaksanaan RPP dalam kategori baik; b) Aktivitas siswa yang memiliki persentase tiga terbesar adalah menganalisis hasil percobaan, melakukan percobaan/ pengamatan, dan diskusi/tanya jawab. Penelitian ini berkesimpulan bahwa Perangkat Pembelajaran berbasis inkuiri dengan model Learning Cycle 7E topik Cahaya yang telah dikembangkan memenuhi unsur kevalidan, keefektifan dan kepraktisan, sehingga layak diimplementasikan dalam pembelajaran.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN CTL UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI FLUIDA DINAMIS Susanti, Susanti
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p224-230

Abstract

This Research purpose is to get the proof of the Development of teaching tool through CTL approach shows decrease of misconception after the learning. The amount of research subject contains 75 students from three classes, they are XII Scienc e 1, XII Science 4, and XII Science 5 in SMA Negeri 1 Surabaya. The research has been done with CRI (Certainty of Response Index) method for measuring the Student?s misconception. The research result shows the student?s misconception of Dynamic fluid happened on the concept at the beginning of learning before the CTL approach. The average percentage of misconcepti on on the three classes replication shows on the continuity equation shows 26.4 %, on the Bernoulli principal with the application of the Bernoulli, which is Torricelli theory shows 25.3 % of misconception , and on the next concept of application of Bernoulli principal which is Venture meter shows 30.7% of misconception, and on the Aircraft?s wing lifting shows 10.7% of misconception. On General Student Misconception happened on Dynamic fluid shows decrease level of misconception even though there are still few students on the three classes on the three replication classes shows increase of misconception level. The conclusion is Physic teaching and l earning through CTL approach can minimize the misconception level for Students on Dynamic fluid subject.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti dengan mengembangkan perangkat pembelajaran melalui pendekatan CTL agar terjadi penurunan miskonsepsi sesudah pembelajaran. Subyek penelitian berjumlah 75 siswa dari tiga kelas paralel yai tu kelas XII IPA1, XII IPA4, dan XII IPA5 di SMA Negeri 1 Surabaya. Penelitian dilakukan dengan metode CRI (Certainty of Response Index) untuk mengukur miskonsepsi siswa. Hasil penelitian menunjukkan miskonsepsi siswa pada materi fluida dinamis terjadi pada sebagian besar konsep di awal sebelum pemberian pembelajaran CTL. Persentase rata-rata miskonsepsi pada ketiga kelas replikasi, menunjukkan pada konsep persamaaan kontinuitas menyisakan miskonsepsi sebesar 26,4%, pada konsep asas Bernoulli beserta penerapannya yaitu Teori Torricelli masih menyisakan miskonsepsi sebesar 25,3%, dan pada konsep penerapan asas Bernoulli yang berikutnya yaitu pada pipa venturimeter masih menyisakan miskonsepsi sebesar 30,7%, dan gaya angkat sayap pesawat terbang masih menyisakan masing-masing 10,7%. Pada umumnya miskonsepsi siswa pada materi fluida dinamis mengalami penurunan meskipun ada beberapa siswa pada ketiga kelas replikasi mengalami kenaikan jumlah miskonsepi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika melalui pendekatan CTL dapat meminimalisir miskonsepsi siswa pada materi fluida dinamis
PERBEDAAN PENGGUNAAN LABORATORIUM REAL DAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TITRASI ASAM BASA Sulistiowati, Nanik; Yuanita, Leny; Wasis, Wasis
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p191-197

Abstract

The research was an experimental study to identify differences on process skills and student?s achievement by using real and virtual laboratories in acid base titration. The subject was students of 11st science class at Wachid Hasyim 2 Taman Sidoarjo High School. The research used 4 classes with real laboratory learning class as a control class while 3 classes given by the virtual laboratory as an experimental classes. Design of research was Control Group pre-test-post-test design. The result was a feasibility lesson plans on using real laboratory showed similar results with learning using virtual laboratory were categorized very wel l, student activity during the learning process using real and virtual  laboratory showed the same result were an increase in inquiry activities. The average value of the process skills of students used real laboratory on control class is 79,12 and virtual laboratory on experiment class 1, 2, and 3 were 80,18; 79,88; and 81,16 respectively.  The average value the results of student?s  achievement  used real laboratory on control class is 78,25 and virtual laboratory on experiment class 1, 2, and 3 were 79,48; 79,63; and 80,26 respectively. Process skills showed correlation with student?s achievement in use real and virtual laboratories. The conclusion was there are no differences in the skills process and student?s achievement by using real and virtual laboratories in acid base titration therefore virtual laboratory could be used as simulation media in schools with computing facilities before students learn using real laboratory. The virtual laboratory were not a competitor and didn?t function to replace the real laboratory.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan laboratorium real dan laboratorium virtual materi titrasi asam basa. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA di SMA Wachid Hasyim 2 Taman Sidoarjo. Uji coba penelitian menggunakan 4 kelas dengan pembagian 1 kelas diberikan pembelajaran dengan laboratorium real sebagai kelas kontrol sedangkan 3 kelas diberikan pembelajaran dengan laboratorium virtual sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Control Group pre-test-post-test Design. Hasil dari penelitian ini adalah keterlaksanaan RPP pada pembelajaran menggunakan laboratorium real menunjukkan hasil yang sama dengan pembelajaran menggunakan laboratorium virtual yaitu berkategori sangat baik, aktivitas siswa selama pros es pembelajaran menggunakan laboratorium real dan laboratorium virtual menunjukkan hasil yang sama yaitu mengalami peningkatan dalam kegiatan inkuiri. Nilai rata-rata keterampilan proses siswa yang menggunakan laboratorium real pada kelas kontrol sebesar 79,12 dan menggunakan laboratorium virtual pada kelas eksperimen 1, 2, dan 3 berturut-turut sebesar 80,18; 79,88; dan 81,16. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan laboratorium real pada kontrol sebesar 78,25 dan menggunakan laboratorium virtual pada kelas eksperimen 1, 2, dan 3 berturut-turut sebesar 79,48; 79,63; dan 80,26. Keterampilan proses menunjukkan adanya korelasi dengan hasil belajar produk pada pembelajaran yang menggunakan laboratorium real dan laboratorium virtual. Simpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan pada keterampilan proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan laboratorium real dan laboratorium virtual materi titrasi asam basa sehingga laboratorium virtual dapat digunakan sebagai media simulasi pada sekolah yang memiliki fasilitas komputasi sebelum siswa belajar menggunakan laboratorium real. Laboratorium virtual bukanlah kompetitor dan tidak difungsikan untuk menggantikan laboratorium real.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF YANG DI IMPLEMENTASIKAN MELALUI KEGIATAN EKSPERIMEN PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS Hartanto, Theo Jhoni; W.W, Soegimin; Wasis, Wasis
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p231-239

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran fisika berbasis kombinasi model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif pada materi kalor yang valid, praktis, dan efektif untuk melatih keterampilan pros es sains. Pengembangan perangkat dalam penelitian ini mengadaptasi model. Validitas perangkat menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan dalam pembelajaran. Kepraktisan perangkat ditinjau dari: (a) Keterlaksanaan RPP 1 dan keterlaksanaan RPP 2 memperoleh kategori baik; dan (b) Aktivitas siswa yang dominan pada pertemuan pertama adalah memperhatikan penjelasan guru dan aktivitas yang dominan pada pertemuan kedua adalah mengerjakan LKS. Keefektifan perangkat ditinjau dari: (a) Ketuntasan hasil belajar kognitif produk sebesar 87,5% di kelas VII-A dan 86,36% di kelas VII-B; (b) Keterampilan proses sains melalui tes kinerja menghasilkan ketuntasan sebesar 75,00% di kelas VII-A dan 86,36% di kelas VII-B; dan (c) Respon siswa pada umumnya sangat positif terhadap perangkat dan kegiatan pembelajaran.  Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif melalui kegiatan eksperimen yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran fisika pada materi kalor.
PENGGUNAAN METODE INKUIRI UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRI SERTA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI SMK NEGERI 1 LUMAJANG Rozaq, Mutrofin; Suyono, Suyono; Wasis, Wasis
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v2n2.p198-205

Abstract

This research to determine the decrease in student misconceptions and increase students' creativity through the inquiry method of learning the subject matter of geometric optic. This research conducted in two stages, namely preparation stage tha t aims to develop the following 4-D design models of Thiagarajan (1974) followed by the implementation phase of the design of learning in the classroom using One Group Pretest-Posttest Design. This research conducted one time without replication with a sample of 32 class XI Multimedia SMK 1 Lumajang. Research data indicate feasibility study gained an average of ? 3.5 with observer assessme nt criteria well. There is a decline in number of students who have misconceptions after learning inquiry methods, among others: the concept of the eye can see misconceptions decreased 31%, to the concept of the location of the incident angle and the reflect ion angle  misconceptions  declined  28%,  reflecting  the legal  concept  of  misconceptions  declined  17%,  the legal  concept  of  light refraction misconceptions decreased 16%, to the concept of determining the angle of refraction misconceptions declined 34% in t he course of the concept of special convex lens ray misconceptions decreased 34%, i`n the eyes of the concept of disability deter mines the  type  of  misconceptions  decreased  28%,  to  determine  the  nature  of  the  concept  of  the  shadow  of  a  convex  lens  occurs misconceptions decreased 19%, and the concept of determining the location of a concave lens shadow of misconceptions declined 9%. In addition, from the results of creativity tests before and after the inquiry method of learning gained increasing creativity of students with moderate category (<g> = 0,35). Based on the analysis of data, it can be concluded that the inquiry method can overcome misconceptions and capable students in an effort to enhance students' creativity, but limited to one class research sampl e. Therefore, it is still necessary adjustments to the situation and conditions in the school.Penelitian ini bertujuan  untuk  mengetahui  penurunan miskonsepsi  siswa  dan peningkatan  kreativitas  siswa  melalui pembelajaran dengan metode inkuiri pada materi pokok optika geometri. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan yang bertujuan mengembangkan perangkat mengikuti rancangan 4-D model dari Thiagarajan (1974) dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan pembelajaran di kelas menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini dilaksanakan satu kali tanpa replikasi dengan jumlah sampel 32 kelas XI Multimedia SMKN 1 Lumajang. Data hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran diperoleh rata-rata dari penilaian pengamat ?3,5 dengan kriteria baik. Terdapat penurunan sejumlah siswa yang mengalami miskonsepsi setelah pembelajaran dengan metode inkuri, antara lain: pada konsep proses mata dapat melihat miskonsepsi  menurun 31%, pada konsep letak sudut datang dan sudut pantul miskonsepsi  menurun 28%, pada konsep  hukum pemantulan miskonsepsi menurun 17%, pada konsep hukum pembiasan cahaya miskonsepsi menurun 16%, pada konsep menentukan sudut bias miskonsepsi menurun 34% pada konsep jalannya sinar istimewa lensa cembung miskonsepsi menurun 34%, pada konsep menentukan  jenis  cacat  mata  miskonsepsi  menurun  28%,  pada  konsep  menentukan  sifat  bayangan  lensa  cembung  terjadi miskonsepsi menurun 19%, dan pada konsep menentukan letak bayangan lensa cekung miskonsepsi menurun 9%. Selain itu dari hasil tes kreativitas sebelum dan setelah pembelajaran  dengan metode inkuiri diperoleh peningkatan kreativitas siswa dengan kategori  sedang  (< g > = 0,35).  Berdasarkan  hasil analisis  data,  dapat disimpulkan  bahwa  metode inkuiri  dapat  mengatasi miskonsepsi siswa serta mampu dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa, namun terbatas pada satu kelas yang dijadikan sampel penelitian. Oleh karena itu, masih diperlukan penyesuaian dengan situasi dan kondisi di sekolah

Page 1 of 2 | Total Record : 18