cover
Contact Name
sajuri
Contact Email
sajuripetani@gmail.com
Phone
+6281371655508
Journal Mail Official
journal.biofarm@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sriwijaya No.03 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165430     EISSN : 23016442     DOI : 10.31941
Core Subject : Agriculture,
BIOFARM Jurnal Ilmiah Pertanian merupakan jurnal ilmiah yang berisikan hasil penelitian dan kajian teoritis mengenai masalah-masalah pertanian secara luas (agrokompleks) di Indonesia diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Articles 153 Documents
RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT MIKROKAPSUL SEBAGAI PAKAN LARVA IKAN DAN UDANG Hayati Soeprapto
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.267

Abstract

Mikrokapsul adalah pakan bagi larva ikan dan udang. Pemeliharaan benih udang, selama ini masih menggunakan pakan Mikrokapsul komersial (buatan Pabrik) yang harganya cenderung mahal, padahal pakan tersebut sebenarnya dapat dibuat dari bahan baku lokal, yang mudah didapat dan murah harganya, antara lain telur bebek dan ikan layur (Trichiurus sp). Oleh karena telah dilakukan rekayasa teknologi yang dapat memanfaatkan bahan-bahan tersebut.Tekniknya adalah telur bebek dan daging ikan Layur di-mixer sampai homogen. Kedua campuran diberi air setengah bagian dan campuran telur serta air di-mixer kembali sampai homogen selama 15 menit, sambil dipanaskan hingga mencapai pada suhu 800 C dan terbentuk Emulsi. Proses pencampuran tersebut digunakan alat modifikasi, mixer dan kompor listrik. Alat tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mixer dan kompor listrik dapat berfungsi secara bersamaan/simultan. Emulsi yang terjadi selanjutnya di Oven selama 22 jam pada suhu 50 - 55°C, kemudian dibiarkan dingin. Selanjutnya bahan dari oven yang dingin di-mixer lalu disaring/diayak, dengan menggunakan ayakan berukuran 100 - 150  μm. Maka pakan Mikrokapsul telah terbentuk   .Hasil uji terhadap bentuk fisik, kandungan nutrisi, dan uji biologi pada larva Udang Windu (P. monodon), menunjukkan bahwa Pakan mikrokapsul buatan mempunyai ukuran 80 μm - 200 μm dan kandungan proteinnya 42,73%. Sedang pakan mikrokapsul komersial berdiameter antara 80 - 150 μm, dengan kandungan protein 45%. Larva yang diberi pakan mikrokapsul buatan, menunjukkan “trend” pertumbuhan yang sama dibanding larva yang pakan mikrokapsul komersial. Kata kunci: Mikrokapsul, rancang bangun. Pakan larva
Pengaruh Frekuensi dan Saat Aplikasi Beauveria bassiana terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal) pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Moh. Isrin; Anwar Fauzan
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i2.793

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi dan saat aplikasi serta interaksinya terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugen, Stal) Pada Tanaman Padi (Oryza sativa, L). Penelitian dilaksanakan di desa Menjangan, Bojong, Pekalongan. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang terdiri atas 2 faktor.Faktor pertama frekuensi yaitu kontrol, setiap 1 minggu, setiap 2 minggu, setiap 3 minggu. Faktor kedua pagi, siang, sore. Variabel pengamatan meliputi jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah hampa per malai, bobot gabah per 1000 butir, populasi wereng batang coklat, WBC yang terinfeksi jamur, intensitas serangan (%), populasi predator. Hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Perlakuan frekuensi terbaik adalah setiap 1 minggu. Saat aplikasi berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Perlakuan saat aplikasi terbaik adalah aplikasi sore. Terdapat interaksi yang sangat nyata anatara frekuensi dengan saat aplikasi terhadap semua variabel pengamatn kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Kombinasi terbaik diperoleh pada pada frekuensi setiap 1 minggu dengan saat aplikasi sore. Kata kunci: B. bassiana, frekuensi dan saat aplikasi
EVALUASI PENERAPAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN DAN TANAMAN G.H Sumartono
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 9 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i9.281

Abstract

Pertanian konvensional yang dilakukan secara terus menerus dengan menggunakan berbagai bahan agrokimianya, ternyata telah menimbulkan dampak negatif yaitu menurunkan tingkat produktivitas lahan, terganggunya keseimbangan ekosistem, dan berbahaya bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat produktivitas lahan, hasil tanaman padi  di Kabupaten Wonosobo, Purbalingga, dan Cilacap. Penelitian ini dilakukan  di tiga lokasi yaitu Kecamatan Kalikajar (Wonosobo), Kecamatan Bukateja (Purbalingga), dan Kecamatan Adipala (Cilacap). Metode penelitian adalah metode survai. Hasil pengamatan dan analisis data diperoleh hasil bahwa untuk komponen abiotik tidak ada perbedaan yang nyata selama 6 musim tanam atau selama 3 tahun pengamatan yang ada, namun memiliki hasil yang semakin baik untuk semua komponen yang diamati meliputi kandungan nitrogen total, nitrogen tersedia, karbon organik, bahan organik, C/N ratio, boron total, boron tersedia, mangan total, mangan tersedia, pH tanah, asam humat, asam fulfat, KPK, dan stabilitas agregat.  Untuk hasil tanaman padi terdapat perbedaan yang berarti untuk Kabupaten Wonosobo sebesar 23 persen, Kabupaten Purbalingga sebesar 38 persen, dan Kabupaten Cilacap sebesar 53 persen. Kata kunci : Pertanian organik, komponen abiotik, produktivitas, hasil tanaman.
Aplikasi Limbah Cair Tebu Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) pada Fase Pre Nursery Saktiyono Sigit Tri Pamungkas; Yoga Adiguna
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 16, No 2 (2020): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v16i2.1206

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh limbah cair tebu yang optimal bagi pertumbuhan bibit kelapa sawit di fase pre nursery (PN). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok non factorial. Dosis hasil fermentasi limbah cair tebu merupakan factor yang dicobakan, terdiri dari T0 (control), T20 (20 ml), T40 (40 ml), T60 (60 ml) dan T80 (80 ml), masing-masing diulang sebanyak 3 kali dalam 1 blok, sehingga total diperoleh 45 unit. Analisa data menggunakan ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% yang dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai) dan Panjang akar terpanjang (cm). Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi limbah cair tebu belum memberikan pengaruh yang optimal pada semua parameter pada pembibitan kelapa sawit di fase PN. Hasil terbaik ditunjukan pada T0 (tanpa perlakuan atau control) Kata Kunci: limbah cair tebu, pembibitan, pre nursery
ERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAMDAN FREKUENSI PENYIANGAN Edhi Turmudi; Eko Suprijono
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.272

Abstract

Upaya pemehunan konsumsi kacang bogor melalui peningkatan produksi dihadapkan pada permasalahan  gangguan gulma yang dapat diatasi dengan pengaturan kerapatan tanaman dan penyiangan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan frekuensi penyiangan pada setiap kerapatan tanaman kacang bogor yang pertumbuhan dan hasilnya tertinggi. Pelaksanaannya dengan menguji dua macam perlakuan yaitu tingkat kerapatan tanaman yang terdiri atas tiga taraf dan frekuensi penyiangan terdiri atas empat taraf disusun secara faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang  dilakukan dalam bentuk percobaan lapangan. Penyiangan dua kali secara nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang bogor. Hasil biji kering per petak tertinggi sebesar 1559,37 g lebih dari tanpa penyiangan. Indeks luas daun, jumlah daun, biomassa tanaman, jumlah polong muda, dan jumlah polong pertanaman tertinggi pada kerapatan tanaman 150.000 per hektar.Keta kunci : Kacang bogor, penyiangan
Pengaruh Konsentrasi Rootone F Terhadap Pertumbuhan Stek Beberapa Klon Melati (Jasminum spp) Agung Gumelar; Ari Handriatni
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 15, No 1 (2019): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v15i1.1099

Abstract

Penelitian  bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Rootone F  terhadap pertumbuhan stek beberapa klon melati.Telah  dilaksanakan  di  Desa  Kulu  Kecamatan  Karanganyar,  Kabupaten Pekalongan.  Rancangan  percobaan  yang  digunakan  adalah  rancangan  kelompok (RAK)  dengan  an  faktorial  4x3.  Faktor  pertama  konsentrasi  Rootone  F  yang  terdiri  atas  4  taraf,  yaitu  0  ppm,  1000  ppm,  3000  ppm,  dan  5000  ppm. Faktor  kedua  macam  klon  melati  yang  terdiri  dari  Melati  Putih,  Melati  Gambir, Melati Emprit.  Variabel  yang  di  amati  dalam  percobaan  ini  yaitu  :  Persentase  stek  hidup, Kecepatan muncul tunas, Tinggi tanaman per tanaman, Jumlah daun per tanaman, Panjang  akar  terpanjang  per  tanaman,  Jumlah  akar  per  tanaman,  Bobot  basah tanaman, Bobot kering tanaman, Bobot basah akar per tanaman dan Bobot kering akar per tanaman. Konsentrasi Rootone F  sangat berbeda nyata terhadap variabel kecepatan muncul tunas,  tinggi  tanaman  pertanaman,  panjang  akar  terpanjang,  jumlah  akar,  bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman.  Konsentrasi  Rootone  F   terbaik untuk pertumbuhan  stek  klon  melati  pada  konsentrasi  3000  ppm  (K2).  Macam  klon melati  berbeda  sangat  nyata  terhadap  variabel  kecepatan  muncul  tunas,  tinggi tanaman pertanaman, panjang akar terpanjang, jumlah akar, bobot basah tanaman dan  bobot  kering  tanaman.  Macam  klon  terbaik  adalah  melati  putih  (M1).Terdapat  interaksi  antara  konsentrasi  Rootone  F    dan  macam  stek  klon  melati berbeda  sangat  nyata  terhadap  bobot  basah  tanaman  dan  bobot  kering  tanaman, serta  berbeda  nyata  terhadap  variabel  tinggi  tanaman.  Interaksi  terbaik  didapat pada  pupuk  konsentrasi  Rootone  F    K2  =  3000  ppm  dan  stek  klon  melati  putih (K2M1). Kata Kunci : Pengaruh Rootone F , beberapa klon melati.
Pengaruh Variasi Kadar Salinitas Media dan Macam Bahan Amelioran Terhadap Pertumbuhan Azolla microphylla kaulf Nur Rihin
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 15, No 2 (2019): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v15i2.1140

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahaui kadar salinitas media dan macam bahan amelioran yang tepat serta interaksi antara kadar salinitas media dan macam bahan amelioran terhadap pertumbuhan Azolla microphylla Kaulf, dilaksanakan di Desa Toso Kecamatan Bandar Kabupaten Batang pada ketinggian 500 mdpl, pada Oktober 2018 sampai November 2018. Rancangan percobaan yang digunakan : Rancangan Acak Kelompok, perlakuan faktorial 4 x 3. Faktor pertama kadar  salinitas media   4 taraf : 0%, 5%, 10%, 15%. Faktor kedua  macam bahan amelioran 3 taraf : pupuk kandang sapi, zeolit, dolomit. Variabel yang diamati :  Laju pertumbuhan relatif per tanaman, panjang batang per tanaman, panjang akar per tanaman, kemunculan jumlah akar per tanaman, pertambahan biomasa  berat basah per tanaman, bobot kering per tanaman, waktu penggandaan per tanaman, kepadatan per bak plastik, jumlah tanaman bertahan hidup per bak plastik,  kandungan N Azolla segar per sampel,  kandungan N kompos Azolla per sampel. Hasil penelitian menunjukkan kadar salinitas media berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel dengan pola pengaruh bersifat linier. Kadar salinitas media 5% Azolla microphylla Kaulf masih toleran. Macam bahan amelioran berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel. Bahan amelioran terbaik adalah pupuk kandang sapi. Interaksi kadar salinitas media dan bahan amelioran berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel. Kombinasi terbaik  kadar salinitas media 5% dan  pupuk kandang sapi.
KERAGAMAN GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER UBI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) Budi Martono
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.263

Abstract

Genetic Variability and Heritability of Tuber Characters of Yam Bean (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) The research objectives to know genetic variabilities and heritabilities of character tubers of yam bean. Fiveteen accessions germplasm of yam bean were evaluated in Cikeumeuh Experimental Garden, Indonesian Center Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development (ICABIOGRAD), Bogor from August 2003 until March 2004, using a randomized complete block design with three replications. Result of the experiments indicated that diameter and weight of tubers had a wide range genetic variability. Meanwhile the tubers length and diameter of base tubers were narrow genetic variabilities. The characters of tubers diameter, diameter of base tubers, and tubers weight showed moderate heritability values;  heritability in tubers length were low. Key words: genetic variability, heritability, tuber characters, Pachyrhizuserosus (L.) Urban
Abu Pelepah Aren (Arenga pinnata Merr.) sebagai Bahan Kosmetika Perawatan Kulit Wajah Kaya Antioksidan Farida Oktavia; Jerry Wungkana
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i1.789

Abstract

Kesadaran masyarakat untuk menerapkan hidup sehat dengan cara back to nature juga terkait dengan pemilihan produk kosmetika yang digunakan sehari-hari. Abu pelepah aren potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika dengan kandungan antioksidan alami. Antioksidan alami bermanfaat untuk mengurangi jumlah radikal bebas yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Bagian pelepah aren yang diolah menjadi abu merupakan pelepah aren ke-3 hingga ke-6. Pada abu pelepah aren mengandung logam mineral seperti magnesium, zink, dan aluminium yang berperan sebagai penghambat aktivitas tirosinase sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan pemutih wajah. Kandungan metabolit sekunder pada abu pelepah aren berupa flavonoid, polifenol, tanin, saponin, kuinon, alkaloid, monoterpen dan seskuiterpen berpotensi sebagai anti bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus yang menjadi pemicu timbulnya jerawat. Kandungan tanin merupakan golongan senyawa polifenol dan dapat berperan sebagai antioksidan alami sehingga aman digunakan dalam jangka panjang dan rendah efek samping. Kata kunci: aren, pencerah wajah, metabolit sekunder, antioksidan, masker alam, abu pelepah
Pemanfaatan Gulma Mimosa invisa sebagai Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Risqa Naila Khusna Syarifah
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 16, No 2 (2020): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v16i2.1207

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan ekstrak gulma Mimosa invisa L. sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemanfaatan ekstrak gulma Mimosa invisa mampu menekan intensitas serangan hama, khususnya belalang dan putih palsu, serta intensitas infeksi patogen penyebab penyakit khususnya bercak cokelat dan hawar daun bakteri. Kandungan bahan kimia gulma ini berupa metabolit sekunder yang disebut mimosin, serta asam pipekolinat, tannin, alkaloid, saponin, triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid. Adanya kandungan bahan kimia inilah yang mmendasari pemanfaatkan gulma M. invisa sebagai pestisida nabati. Berdasarkan beberapa penelitian, ekstrak dari batang dan daun Mimosa mampu mengendalikan pathogen penyebab antraknosa dan alternaria. Aplikasi akar Mimosa pada tanaman cabai juga mampu menekan sebaran penyakit pada buah dan daunnya. Kata kunci: Mimosa invisa, pestisida, ekstrak gulma

Page 2 of 16 | Total Record : 153