cover
Contact Name
Febri Arif Cahyo Wibowo
Contact Email
febriarif14@umm.ac.id
Phone
+6282257852386
Journal Mail Official
febriarif14@umm.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Tlogomas 246 Malang Universitas Muhammadiyah Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Forest Science Avicennia
ISSN : 27227928     EISSN : 26228505     DOI : https://doi.org/10.22219
Core Subject : Agriculture,
Journal of Forest Science Avicennia fokus pada semua bidang tentang kehutanan (Manajemen Hutan, Budidaya Hutan, Konservasi Sumber Daya Hutan dan Teknologi Hasil Hutan). Jurnal yang sesuai untuk publikasi akan dilakukan proses review.
Articles 90 Documents
Identifikasi Tipe Kerusakan Pohon di RTH Kampus Universitas Mataram Khairul Fikri; Sitti Latifah; Irwan Mahakam Lesmono Aji
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.21637

Abstract

Fungsi Ruang Terbuka Hijau berdasarkan aspeknya yaitu terkait aspek sosial budaya, ekologi, dan estetika. Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, RTH membutuhkan pohon yang sehat. Oleh karena itu, dibutuhkan data terkait dengan informasi dari segi kesehatan pohon agar RTH tetap bisa menjalan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait tipe-tipe kerusakan pohon yang terjadi di RTH Kampus Universitas Mataram. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Forest Health Monitoring (FHM) untuk identifikasi tipe kerusakan pohon. Forest Health Monitoring (FHM) adalah salah satu metode pengamatan untuk mengetahui kondisi kesehatan pohon yang dikenalkan oleh USDA. FHM adalah proses pencatatan parameter atau pengambilan data sampel untuk dibandingkan dengan data baseline yang telah diketahui. dimana metodeIni terdiri dari tiga kode berurutan yang menunjukkan lokasi kerusakan, jenis kerusakan, dan tingkat keparahan yang diamati pada pohon. Dari kode ini, kerusakan pohon dapat dideteksi.Pada data hasil pengamatan didapatkan jumlah kerusakan yaitu 240 kasus dengan tipe kerusakan cabang patah/mati merupakan tipe kerusakan yang paling banyak ditemukan yaitu 30,4% atau berjumlah 73 kasus kerusakan. Sedangkan tipe kerusakan yang paling sedikit berjumlah 1 kasus kerusakan atau 0,4% yaitu tipe kerusakan daun berubah warna.
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Hutan Kemasyarakatan Wana Lestari Desa Karang Sidemen Muhammad Anwar Hadi; Sitti Latifah; Irwan Mahakam Lesmono Aji; Niechi Valentino; Andrie Ridzki Prasetyo
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.21715

Abstract

Pengetahuan tradisional terkait tumbuhan obat memiliki peran strategis sebagai alternatif untuk menunjang kesehatan masayarakat melalui ketersediaan pengobatan yang alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan berdasarkan hasil eksplorasi dan keterangan masyarkat di HKm Wana Lestari Desa Karang Sidemen dan mengetahui jenis yang dominan berdasarkan peta persebaran. Metode yang digunakan adalah wawancara  dan eksplorasi. Wawancara dilakukan terhadap 87 orang responden yang ditetapkan scara purposive sampling untuk mendapatkan jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat. dan pengecekan tumbuhan obat dilapangan menggunakan metode eksplorasi terhadap 24 lahan garapan petani. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengetahui persentase suku tumbuhan, persentase habitus tumbuhan dan persebarannya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 127 jenis tumbuhan obat dalam 55 suku pada lokasi HKm dengan 87 jenis diantaranya berasal dari keterangan masyarakat. selain itu diperoleh  jenis tumbuhan yang paling dominan berdasarkan peta persebaran adalah Ageratum conyzoides L., dan Mikania cordata (Burm. f) B.L.Rob
Kerapatan Stomata, Warna dan Kadar Klorofil Daun Kelakai (Stenochlaena palustris (Burm.F) Beddome) berdasarkan Perbedaan Lokasi Tumbuh dan Tingkat Umur Daun Dita Fadhila Dita Fadhila; Siti Hamidah; Wiwin Tyas Istikowati
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.21860

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik anatomi, warna daun serta kadar klorofil daun kelakai (Stenochlaena palustris (Burm.F) Beddome) pada 2 (dua) lokasi tumbuh yang berbeda di wilayah Banjarbaru, yaitu Cempaka dan Liang Aanggang. Metode untuk pengujian anatomi daun menggunakan metode utuh (whole mount), pengujian warna daun menggunakan analisis citra di Laboratorium Multimedia Telkom School Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Daun segar kemudian dibersihkan. Untuk mendapatkan gambar, daun dipindai dengan Canon LiDE 110. Nilai RGB ditentukan dengan imageJ perangkat lunak gratis, pengujian kadar klorofil menggunakan spektrofotometer UV/VIS di Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna daun, kerapatan stomata dan kandungan klorofil daun kelakai dari Cempaka dan Liang Anggang tidak menunjukkan hasil yang berbeda, disebabkan kondisi lingkungan yang sama. Daun tua berwarna lebih hijau mempunyai kandungan klorofil tinggi dan kerapatan stomata rendah dibanding daun muda yang cenderung berwarna merah. Secara umum daun kelakai dari 2 (dua) lokasi dan pada berbagai umur daun kerapatannya tergolong rendah. Meskipun demikian perlu diteliti lebih lanjut mengenai karakteristik habitat secara detail pada lokasi tempat pengambilan sampel.
Potensi Pengembangan Ekowisata Pada Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nuraksa Kabupaten Lombok Barat Provinsi NTB M Yusuf; Muhammad Nursan; Irwan Mahakam Lesmono Aji
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.22046

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis potensi pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nuraksa; (2) Menganalisis rumusan konsep kebijakan pemerintah dalam pengelolaan ekowisata pada kawasan Tahura Nuraksa; (3) Menganalisis model pengembanganekowisata pada kawasan Tahura Nuraksa; dan (4) Mengetahui sikap masyarakat terhadap pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Hutan Raya NuraksaKabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB. Penelitian dilaksanakan di Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat dengan menggunakan data tahun 2019. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam (in-depth interview), dokumentasi, FGD, dan triangulasi. Data dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman, serta analisis SWOT.Hasil penelitian menunjukkan: (1)  Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nuraksa  merupakan wilayah yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata; (2)   Pengembangan ekowisata di wilayah kawasan Taaman Hutan Raya Nuraksa hendaknya dapat diselaraskan dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, sertatidak berbenturan dengan upaya konservasi yang telah dilakukan pemerintah; (3) Model agrosylvo tourism (ekowisata) pada kawasan TahuraNuraksa, adalah model partisipasi-kemitraan antara pemerintah (Balai Taman Hutan Raya (Tahura)Nuraksa) dan masyarakat; dan (4)  Sebagian besar masyarakat (86,67%) di sekitar kawasan Tahura Nuraksa setuju dan mendukung terhadap pengembangan kawasan ini sebagai kawasan ekowisata.
Analisis Kesesuaian Lahan Ekowisata Mangrove Tanjung Batu, Desa Sekotong Tengah Kornelia Webliana B; Hairil Anwar; Irwan Mahakam Lesmono Aji; Diah Permata Sari; Ni Kadek Mayaning Sari
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.22128

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lahan dalam rangka  pengembangan kawasan ekowisata Mangrove Tanjung Batu, Desa Sekotong Tengah yang mengacu pada parameter ketebalan mangrove, kerapatan mangrove, jenis mangrove, pasang surut dan objek biota. Ekowisata merupakan sebuah konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang memadukan konservasi dan pariwisata, sehingga mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan alam, budaya serta meningkatkan partisipasi masyarakat lokal.  Dalam rangka kegiatan ekowisata mangrove, perlu dilakukan penilaian kesesuaian lahan yang bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian kawasan untuk pengembangan atraksi wisata yang berbasis ekologi. Analisis kesesusaian lahan penting dilakukan mengingat mangrove memiliki tingkat kerentanan yang cukup tinggi, oleh karena itu pembangunan pariwisata pada kawasan ini memerlukan perencanaan yang detail . Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan penentuan lokasi secara Purposive Sampling, dan pengukuran untuk mengetahui kondisi mangrove menggunakan metode Transek Garis dan petak contoh (Line Transect Plot. Hasil penelitian menunjukkan kondisi kerapatan mangrove, jenis mangrove, pasang surut dan jenis biota di kawasan ini berada pada kategori baik dengan skor 2-3, untuk parameter ketebalan mangrove berada pada kategori yang rendah dengan skor 1. Sedangkan hasil akhir penilaian kesesuaian lahan menunjukkan Tanjung Batu berada pada kategori “sesuai” untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata mangrove di wilayah Sekotong Tengah, dengan IKW pada stasiun I, II dan II adalah 1,97. Potensi ekowisata yang dapat dikembangkan di lokasi Tanjung Batu dapat berupa keanekaragaman flora dan fauna dan landscape pantai.
Respon Komunitas Burung pada Daerah Tepi antara Tegakan Agathis dan Agroforestri di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi Fadila Tamnge; Yeni Aryati Mulyani; Ani Mardiastuti
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.23320

Abstract

Daerah tepi diartikan sebagai sebuah garis yang memisahkan dua ekosistem berbeda. Keberadaan daerah tepi dapat menciptakan habitat bagi spesies yang toleran terhadap daerah terbuka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis spesies apa yang ditemukan di daerah tepi dan interior serta menganalisis bagaimana respon burung terhadap keberadaan daerah tepi. Survey burung dilakukan pada dua tipe habitat yaitu pada tegakan agathis dan agroforestri (daerah tepi dan interior) menggunakan metode titik hitung. Tercatat 35 jenis burung dari 22 famili yang teridentifikasi di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW). Kelimpahan dan kekayaan jenis burung tertinggi teridentifikasi di daerah tepi yaitu n = 310 individu dan S = 35 spesies. Komposisi komunitas burung teridentifikasi berbeda pada setiap tipe habitat. Terdapat 24 spesies burung yang dapat dipetakan menjadi 4 model respon burung terhadap kehadiran daerah tepi yaitu generalist-edge neutral, generalist-edge conspicuous, specialist-edge conspicuous, dan edge specialist. Adanya perbedaan respon terhadap keberadaan daerah tepi dipengaruhi oleh karakteristik habitat
Analisis Sifat Fisika dan Mekanika Papan Laminasi Bambu Petung (Dendrocalamus asper Roxb) dan Papan Laminasi Kayu Bayur (Pterospermum javanicum) Febriana Wulandari; Ni Putu Ety Dewi; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.23738

Abstract

Papan laminasi memiliki keunggulan antara lain mampu mereduksi cacat-cacat kayu, efisiensi pemanfaatan kayu, memiliki nilai estetika, mudah dalam perawatan dan meningkatkan kekuatan kayu interior serta meningkatkan ukuran dan dimensinya.  Penelitian ini menggunakan bahan baku papan laminasi dari kayu bayur dan bambu petung. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui perbandingan kekuatan fisika dan mekanika antara papan laminasi kayu bayur dan bambu petung serta untuk mengetahui kelas kuat papan laminasi dari papan laminasi kayu bayur dan papan laminasi bambu petung.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen.  Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial.  Berat labur yang digunakan sebesar 200 gram/m2 dengan tekanan kempa sebesar 20 N.m.   Berdasarkan hasil penelitian maka  sifat fisika dan mekanika papan laminasi kayu bayur dan papan lamimasi bambu petung tidak berbeda nyata.  Pengujian sifat fisika dan mekanika telah memenuhi standar JAS 234-2007, SNI 01-6240-2000 dan SNI 03-2105-2006.  Berdasarkan nilai kerapatan maka papan laminasi kayu bayur dan papan laminasi bambu petung masuk dalam kelas kuat III yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi berat terlindungi.
Identifikasi Bakteri Metanotrof pada Hutan Mangrove dan Hutan Produksi di Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Nugroho Tri Waskitho; Anisa Faleri Hawa Nugrahini; Tria Wahidiah; Febri Arif Cahyo Wibowo
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.25685

Abstract

Keseimbangan Gas Rumah Kaca (GRK) berdampak bagi lingkungan bumi karena dapat mengurangi pemanasan global dan perubahan iklim yang ekstrim. CH4 merupakan gas rumah kaca yang dapat menyebabkan peningkatan potensi pemanasan global 80% selama 20 tahun terakhir. Bakteri metanotrof memiliki enzim monooksigenase yang digunakan dalam proses oksidasi metan. Bakteri yang aktif pada kondisi aerobik ini memiliki peran penting dalam siklus gas metan dan menjadi solusi untuk mengurangi emisi gas metan di udara. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi genus isolat bakteri metanotrof serta menganalisis keadaan makroskopis dan sifat biokimia bakteri metanotrof pada kawasan hutan mangrove dan hutan produksi. Metode penelitian ini yaitu melakukan isolasi bakteri metanotrof dari sampel tanah kelima petak di kawasan hutan mangrove dan hutan produksi. Isolasi bakteri metanotrof menggunakan media selektif NMS (Nitrate Mineral Salts). Koloni bakteri yang tumbuh diamati secara makroskopis berupa (Warna, bentuk, ukuran, elevasi, topografi dan sifat optiknya), sifat biokimia (uji gram dan uji katalase), serta analisis data dengan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengujian sifat makroskopis pada kedua kawasan (hutan mangrove dan hutan produksi) tidak terdapat perbedaan mendasar. Genus Bakteri Metanotrof pada kawasan hutan mangrove ditemukan 3 genus yaitu Methylophaga, Methylobacterium, dan Methylococcus. Sedangkan pada hutan produksi terdapat 2 genus yaitu Methylobacterium, dan Methylovorus.
Studi Ekosistem Revegetasi Lahan Bekas Tambang PT. Semen Indonesia Tuban Jawa Timur Joko Triwanto; Amir Syarifuddin; Ihyak Ulum Mudin
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.25679

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis tumbuhan bawah dan menganalisis indeks nilai penting (INP) dengan mengukur bentuk vegetasi meliputi (kerapatan, kerapatan relatif, dominasi, dominasi relatif, frekuensi dan frekuensi relatif) dan indeks keanekaragaman (H’) di area revegetasi lahan bekas tambang PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Metode pengambilan data dengan observasi untul memperoleh data primer dar lapang. Metode analisis data secara kuantitatif meliputi: jenis, diameter dan tinggi setiap jenis vegetasi untuk mengetahui indeks nilai penting (INP) dan indeks keanekaragaman (H’). Hasil penelitian yang telah ditemukan tumbuhan bawah yang terdiri dari 8 famili, 10 genus dan 10 spesies. Jenis tanaman yang ditemukan di Area Revegetasi terdiri dari 3 famili dan 6 spesies antara lain: Tectona grandis Linn. f, Cassia siamea L, Swietenia macrophylla King, Samanea saman (Jacq). Merr, Leucanea leucocephala L, Acacia tomentosa Willd. Spesies dengan Indeks nilai penting (INP) tertinggi adalah Tectona grandis Linn f hal ini dapat dibuktikan bahwa dari semua fase pertumbuhan. Indeks keanekaragaman (H’) dari semua fase tergolong dalam kategori rendah, menunjukkan kemampuan suatu jenis tanaman tidak mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang berbeda.
Mitigasi Emisi Gas Metana: Identifikasi Bakteri Metanotrof pada Sistem Agroforestri di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Pujon Hill Nugroho Tri Waskitho; Tria Wahidiah; Febri Arif Cahyo Wibowo; Abyan Pradipta; Mokhamad Yusuf Romadloni
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 6 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.26865

Abstract

Peran masyarakat lokal dapat memecahkan masalah krisis lingkungan hidup dan kemiskinan. Adapun salah satu program kehutanan yang melibatkan peran serta masyarakat melalui kelembagaan lokal adalah hutan produksi. Bentuk pengelolaan lahan pada program tersebut menggunakan pola tanam agroforestri. Agroforestri dikembangkan untuk memberi manfaat kepada manusia atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan memperoleh isolat bakteri metanotrof yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai agen hayati dalam mendukung upaya penurunan emisi gas metan di kawasan sistem agroforestri. Metode  penelitian ini yaitu melakukan isolasi bakteri metanotrof dari sampel tanah kelima petak di kawasan sistem agroforestri menggunakan media selektif NMS (Nitrate Mineral Salts). Koloni bakteri yang tumbuh diamati secara makroskopis (Warna, bentuk, ukuran, elevasi, topografi dan sifat optiknya), sifat biokimia (uji gram dan uji katalase), serta didukung dengan telusur pustaka untuk menentukan jenis bakterinya. Kelimpahan koloni bakteri metanotrof tertinggi terdapat pada isolat Hagr-3-B sebesar 6,9 X 103 , sedangkan kelimpahan koloni bakteri metanotrof terendah pada isolat Hagr-4-B dan Hagr-4-C, yaitu sebesar 1,0 X 104. Jenis bakteri metanotrof yang telah diidentifikasi yaitu Methylophilus sp., dan Methylobacterium sp. Bakteri metanotrof yang berhasil diidentifikasi tersebut merupakan bakteri kategori gram negatif (-) dan katalase positif (+).