cover
Contact Name
Saat Egra
Contact Email
jpen@borneo.ac.id
Phone
+6285250361340
Journal Mail Official
jpen@borneo.ac.id
Editorial Address
Gedung F Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan Jalan Amal Lama No.1 Tarakan Kalimantan Utara
Location
Kota tarakan,
Kalimantan utara
INDONESIA
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian
ISSN : 25498150     EISSN : 25992872     DOI : https://doi.org/10.35334/jpen.v3i1
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian is a scientific journal in the field of agricultural science, published by Faculty of Agriculture, Borneo Tarakan University, North Kalimantan. This journal is published twice a year, namely in April and October period, as a medium of scientific information and communication to present a compilation of original research results, thoughts and views from researchers, experts and observers in agriculture including agricultural technology, pests and plant diseases, plant physiology and agricultural economics especially in the border region. J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian accepts manuscripts that are the results of research, research notes, review articles and review or study of literature (feature books), in Indonesian and English that has never been or is being considered for publication / publication in publishing scientific journals / bulletins / other magazines.
Articles 86 Documents
ANALISIS KELEMBAGAAN IRIGASI BERBASIS KOMUNAL PADA DATARAN TINGGI (Studi Kasus Di Desa Tonasa Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa) nurdin mappa
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v3i1.1568

Abstract

ABSTRACTIrrigation institutions in Indonesia generally have two forms, first there are institutions built by the government,secondly institutions built by communities that are managed communally. This research aims to analyze theprocess of the formation of communal irrigation institutions, the structure and functions of irrigation institutionsand analyze irrigation institutional rules communal, then compare it with other irrigation institutions. This researchis a qualitative study with a case unit in Tonasa Village. Primary data obtained through interviews and secondarydata obtained through data available from the relevant agencies. Data analysis was carried out by organizing databy sorting them into groups, involving the history of irrigation formation, institutional formation of the WaterUser Farmers Association (P3A), regulation of irrigation water use, irrigation maintenance, application ofsanctions to communal members who violated existing rules agreed on a communal-based irrigation in Tonasavillage, Buttonopao, Gowa district. The next step is the data will be synthesized to, search and find answers fromthe research questions and then publish it. The results showed that the irrigation institution of Tonasa Village wasbuilt from the bottom and already had a simple organizational structure and had regulations that were born fromthe community themselves, obeyed and enforced, for those who violated the sanctions imposed.Keywords: Institutional, Irrigation, Communal, PlateauABSTRAKKelembagaan irigasi di Indonesia secara umum ada dua bentuk, pertama ada kelembagaan yang dibangun olehpemerintah, kedua kelembagaan yang dibangun oleh masyarakat yang dikelola secara komunal.Penelitian inibertujuan untuk menganalisis proses terbentuknya kelembagaan irigasi komunal, struktur dan fungsi kelembagaanirigasi serta menganalisis aturan kelembagaan irigasi komunal, kemudian membandingkannya dengankelembagaan irigasi yang lain. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan unit kasus Desa Tonasa.Data primer diperoleh melalui wawancara dan data sekunder diperoleh melalui data-data yang tersedia dariinstansi yang terkait. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data dengan memilah-milahnya dalambeberapa kelompok, menyangkut tentang sejarah terbentuknya irigasi, pembentukan kelembagaan PerhimpunanPetani Pengguna Air (P3A), pengaturan penggunaan air irigasi, pemeliharaan Irigasi, penerapan sanksi padaanggota komunal yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang sudah disepakati pada irigasi yang dikelolaberbasis komunal di desa Tonasa kecamatan Tombolopao kabupaten Gowa. Langkah selanjutnya data akandisintesis untuk, mencari dan menemukan jawaban dari pertayaan penelitian kemudian mempublikasikannya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelembagaan irigasi Desa Tonasa terbangun dari bawah dan sudah memilikistruktur organisasi yang sederhana serta sudah memiliki peraturan yang lahir dari masyarakat sendiri, dipatuhidan ditegakkan, bagi yang melanggar ada sanksi yang diberlakukan.Kata Kunci : Kelembagaan, Irigasi, Komunal, Dataran tinggi
ANALISIS HAK KEPEMILIKAN LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA SETABU DAN DESA LIANG BUNYU KECAMATAN SEBATIK BARAT KABUPATEN NUNUKAN Deby Ayu Herlin; Adi Sutrisno
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i2.1511

Abstract

ABSTRACT While the research objectives formulated based on the background are: (1) to know the ownership rights of plantation land based on legislation in laws in the Republic of Indonesia; (2) to know the facts of land ownership rights of oil palm plantations in Setabu Village and Liang Bunyu Village, West Sebatik District, Nunukan Regency; and (3) to know the suitability of the land ownership rights stated in the laws and regulations with the ownership facts in Setabu and Liang Bunyu Villages in West Sebatik District, Nunukan Regency. The data used consists of secondary data and primary data, collected using document study techniques and interviews using questionnaires. The data obtained are then analyzed using qualitative content analysis techniques and qualitative descriptive analysis. The results of this study are (1) plantation land ownership rights based on laws and regulations consisting of ownership rights, use rights, business use rights and customary rights, where ownership rights are the most fulfilled and strongest rights: (2) plantation land rights over land controlled by farmers in Setabu Village and Liang Bunyu Village are "Right of Ownership" with proof of title in the form of Certificate, Letter of Village Head (SPPT) and Sub-District Letter (SPPH); and (3) the plantation ownership rights included in the legislation and the ownership rights to the plantation land controlled by the farmers of Setabu Village and Liang Bunyu Village are in conformity, namely the ownership of plantation land in the form of " Ownership Rights ", but evidence of plantation ownership rights in the two villages are more in the form of a Village Head Letter (SPPT) and Sub-District Letter (SPPH). Keywords: Property rights, legislationABSTRAK Sedangkan tujuan penelitian yang dirumuskan berdasarkan latar belakang adalah: (1) untuk mengetahui hak kepemilikan lahan perkebunan berdasarkan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia; (2) untuk mengetahui fakta hak kepemilikan lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Setabu dan Desa Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan; dan (3) untuk mengetahui kesesuaian hak kepemilikan tanah yang dinyatakan dalam undang-undang dan peraturan dengan fakta kepemilikan di Desa Setabu dan Liang Bunyu di Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan. Data yang digunakan terdiri dari data sekunder dan data primer, dikumpulkan menggunakan teknik studi dokumen dan wawancara menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi kualitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) hak kepemilikan tanah perkebunan berdasarkan hukum dan peraturan yang terdiri dari hak kepemilikan, hak pakai, hak pakai bisnis dan hak ulayat, di mana hak kepemilikan adalah hak yang paling terpenuhi dan terkuat: (2) hak atas tanah perkebunan atas tanah yang dikuasai oleh petani di Desa Setabu dan Desa Liang Bunyu adalah "Hak Kepemilikan" dengan bukti kepemilikan dalam bentuk Sertifikat, Surat Kepala Desa (SPPT) dan Surat Kecamatan (SPPH); dan (3) hak kepemilikan perkebunan yang termasuk dalam undang-undang dan hak kepemilikan atas tanah perkebunan yang dikendalikan oleh petani Desa Setabu dan Desa Liang Bunyu sudah sesuai, yaitu kepemilikan tanah perkebunan dalam bentuk "Hak Kepemilikan", namun bukti hak kepemilikan perkebunan di kedua desa tersebut lebih berupa Surat Kepala Desa (SPPT) dan Surat Camat (SPPH). Kata kunci: Hak properti, undang-undang
ANALISIS NERACA AIR DI KOTA TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Sudirman Sirait; Hendris Hendris
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1531

Abstract

Abstract Water needs for agricultural activities in Tarakan City which are located at the geographical coordinates of 117°34¢-117°38¢ East Longitude and 3°19¢-3°20¢ Nort Latitude are still dependent on rainfall, so that there is potential for uncertainty in water availability for plant. Water is one of the absolute factors needed by the agricultural sector for growth and development of plant that affects crop production. Production of agricultural products will decrease if the plants be through water stress. The water balance analysis method is a method that can know the level of carrying capacity of water resources, especially in water storage capacity for groundwater recharge. This study aims to analyze the water balance in Tarakan City to occupy plant water needs. This research was divided into several stages, which are the literature study, the data collection, and the data analysis. The results showed that during the period of 2008-2017 the Tarakan City area had a reliable rainfall value of 3497.68 mm/year, an average ETp value of 41.65 mm/month, a total CH value of more than 2997.88 mm, runoff value of 1630.34 mm, and groundwater recharge value of 1367.54 mm. Based on the results of the water balance analysis, that the Tarakan City area does not encounter a water deficit so that it can support crop cultivation activities and fulfill crop water needs to increase productivity. Key words: Groundwater Recharge, Rainfall, Run-Off, Water Balance, Water Resources AbstrakKebutuhan air untuk kegiatan pertanian di Kota Tarakan yang terletak pada koordinat geografis 117°34¢-117°38¢ Bujur Timur dan 3°19¢-3°20¢ Lintang Utara masih tergantung pada air hujan, sehingga berpotensi terjadinya ketidakpastian ketersediaan air untuk tanaman. Air merupakan salah satu faktor mutlak yang diperlukan sektor pertanian untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang mempengaruhi produksi tanaman. Produksi hasil pertanian akan menurun jika tanaman mengalami cekaman air. Metode analisis neraca air merupakan suatu metode yang dapat mengetahui tingkat daya dukung suatu wilayah terutama daya dukung sumberdaya air untuk kegiatan pertanian sehingga dapat memberikan rekomendasi upaya pengelolaan limpasan dan pengisian air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis neraca air di Kota Tarakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan yaitu studi pustaka, pengumpulan data, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2008-2017 wilayah Kota Tarakan memiliki nilai curah hujan andalan 3497,68 mm/tahun, nilai ETp rata-rata 41,65 mm/bulan, total nilai CHlebih 2997,88 mm, nilai limpasan 1630,34 mm, dan nilai pengisian air tanah 1367,54 mm. Berdasarkan hasil analisis neraca air, bahwa wilayah Kota Tarakan tidak mengalami defisit air sehingga dapat mendukung kegiatan budidaya tanaman dan memenuhi kebutuhan air tanaman untuk meningkatkan produktivitas. Kata kunci: Curah Hujan, Limpasan, Neraca Air, Pengisian Air Tanah, Sumberdaya Air
PENGARUH RADIASI ELEKTROMAGNETIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.) Hilman Aditya Pratama; Amarullah Amarullah; Dwi Santoso
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i1.1497

Abstract

ABSTRACT There are several things that cause an increase in the yield of tomato plants, one of which is the application of electromagnetic radiation to plants, thus encouraging some researchers in agriculture to review whether electromagnetic radiation has a positive influence on the growth and production of tomato plants. Electromagnetic field treatment and frequency of exposure using 56 μT electromagnetic fields to determine the effect on tomato plant growth in the vegetative phase. This research was conducted in January 2017 until completion. In this study the tools used included: a series of electromagnetic inductors, batteries, pipes, aluminum foil, tomato plant media, while the ingredients used were servo varieties of tomato seeds that were first sown. The treatments in this study were P0 = control, P1 = application for 20 minutes, control, P2 = application for 40 minutes, control, P3 = application for 60 minutes, control, P4 = application for 80 minutes. The results showed that the observation parameters that showed statistically significantly different results were parameters of plant height, number of leaves and stem diameter, the best treatment for each observation parameter was P2 treatment (exposure to electromagnetic radiation for 40 minutes).Keywords : Electromagnetic Radiation, Tomato Plant, VegetatifABSTRAK Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya peningkatkan hasil produksi tanaman tomat salah satunya adalah dengan pengaplikasian radiasi elektromagnetik terhadap tanaman, sehingga mendorong beberapa peneliti dibidang pertanian untuk meninjau apakah radiasi elektromagnetik memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Perlakuan besar medan elektromagnetik serta frekuensi pemaparan dengan menggunakan 56 µT medan elektromagnetik untuk mengetahui pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat pada fase vegetatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan selesai. Dalam penelitian ini alat yang digunakan meliputi: rangkaian induktor elektromagnetik, aki, pipa, alimunium foil, media tanaman tomat, sedangkan bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas servo yang terlebih dahulu disemai. Perlakuan pada penelitian ini P0= kontrol, P1= pengaplikasian selama 20 menit, kontrol, P2= pengaplikasian selama 40 menit, kontrol, P3= pengaplikasian selama 60 menit, kontrol, P4= pengaplikasian selama 80 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter pengamatan yang menunjukan hasil berbeda nyata secara statistik adalah parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang, perlakuan terbaik untuk setiap parameter pengamatan adalah perlakuan P2 (pemaparan radiasi elektromagnetik selama 40 menit).Kata kunci : Radiasi elektromagnetik, Tanaman tomat , vegetatif
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS STRAWBERY (Fragaria Vesca) DI DESA BONTO TALLASA KECAMATAN ULU ERE KABUPATEN BANTAENG Sahlan Sahlan; Sri Wahyuni
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1527

Abstract

ABSTRACT Agricultural development in Bantaeng directed to create an advanced agriculture and resilient, able to increase the yield and quality of production, increase farmers' income and living standards, expanding business opportunities and employment as well as filling and expanding the market. While the use of external inputs - massive and exaggerated to increase the yield and quality of production. The study aims to determine how the Agribusiness Development Strategy Bonto Tallasa Strawbery in Ulu Ere District of Bantaeng. Informants in this study is the unit of analysis (strawberries agribusiness development activities). The informants in this study were obtained intentionally which amounted to 8 people, 4 farmers, 2 Department of Agriculture (Extension) and 2 merchants suspected of knowing about the strawberry agribusiness development in Bonto Tallasa Ulu Ere District of Bantaeng. The results of this study indicate strawberry agribusiness development strategy are: 1. Improve the quantity to meet market demand. Utilizing existing facilities to develop new technologies. 2. Utilizing the experience of farmers and the potential of nature to improve the quality and quantity of the product in order to gain profit increased or high. 3. To collaborate with the government to obtain quality seeds. 4.Memberikan to improve institutional socialization in the application to overcome pests and diseases. 5. Maintaining quality of fruit to deal with competitiveness. 6. Improving understanding of farmers in processing products to meet safety standards and consumer products industries. 7. Utilizing the experience of farmers to cope with erratic weather changes. 8. Provide training to farmers on cultivation of strawberries products to meet the standards of consumer products and avoid competitiveness. 9. Increase the role of the institution to meet the industry. Keywords : Strategy, Agribusiness Development, Strawberry ABSTRAK Pengembangan pertanian di Kabupaten Bantaeng di arahkan untuk menciptakan pertanian yang maju dan tangguh, mampu meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas kesempatan berusaha dan menyediakan lapangan kerja serta mengisi dan memperluas pasar. Sementara ini penggunaan input luar secara besar – besaran dan berlebihan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Agribisnis Strawbery di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Informan dalam penelitian ini adalah unit analisis (kegiatan pengembangan agribisnis strawbery). Adapun informan dalam penelitian ini yang di peroleh secara sengaja yaitu berjumlah 8 orang, 4 orang petani, 2 Dinas Pertanian (Penyuluh) dan 2 orang pedagang yang diduga mengetahui tentang pengembangan agribisnis strawberry di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi pengembangan agribisnis strawberry antara lain: 1. Meningkatkan kuantitas untuk memenuhi permintaan pasar. Memanfaatkan sarana yang ada untuk mengembangkan teknologi baru. 2. Memanfaatkan pengalaman petani dan potensi alam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk agar mendapatkan laba yang meningkat atau tinggi. 3. Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk memperoleh bibit unggul. 4. Memberikan sosialisasi untuk meningkatkan kelembagaan dalam penerapan untuk menanggulangi hama dan penyakit. 5. Mempertahankan kualitas buah untuk menghadapi daya saing. 6. Meningkatkan pemahaman petani dalam mengolah produk agar mampu memenuhi standar produk konsumen dan industri. 7. Memanfaatkan pengalaman petani untuk mengatasi perubahan cuaca yang tidak menentu. 8. Memberikan pelatihan kepada petani tentang pengolahan produk strawbery untuk memenuhi standar produk konsumen dan menghindari daya saing. 9. Meningkatkan peran lembaga untuk memenuhi industri. Kata kunci : Strategi, Pengembangan Agribisnis, Strawberry.
PENGARUH PEMBERIAN GUANO WALET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) Mardhiana Mardhiana; Aditya Murtilaksono; Kapsah Kapsah
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i1.1498

Abstract

Abstract North Borneo is one of the largest walet nest producers in Indonesia and can improve the economy of North Borneo. The obstacle faced by walet breeders in North Borneo is walet droppings. Not much research on walet bird droppings, walet droppings is one of the organic fertilizers. The function of organic fertilizer is to increase soil pH and increase soil fertility. Brassica juncea L is a commodity planted by North Borneo farmers. North Borneo has low levels of acidity and fertility. This study aims to see the effect of giving guano walet to the growth and yield of Brassica juncea L.. The study design was a one-factor randomized design and was repeated 5 times. Treatments W0: without  guano walet (control), W1: guano walet 1.25 tons / ha, W2: walet guano walet 2.5 tons / ha, W3: guano walet 5 tons / ha and W4: guano walet 10 tons / ha. Analysis of the data used is ANOVA (Analysis of Variants) 95% confidence level to determine the effect of treatment. If there are parameters that influence it is done by Duncan's test of 5% level. The results of the study were the treatment of W4 gave the highest value and significantly affected the treatment of W0, W1, and W2 but did not significantly affect the treatment of W3 on plant height, leaf number and leaf width parameters. The W4 treatment had the highest average value significantly affected the other treatments on the plant wet weight parameters Key words: Brassica juncea L, organic fertilizer, guano walet, North Borneo Abstrak Kalimantan Utara merupakan salah satu penghasil sarang burung walet terbesar di Indonesia dan dapat meningkatkan perekonomian Kalimantan Utara. Kendala yang dihadapi oleh peternak burung walet di Kalimantan Utara adalah kotoran burung walet. Belum banyak penelitian tentang kotoran burung walet, kotoran burung walet salah satu pupuk organik. Fungsi pupuk organik adalah meningkatkan pH tanah dan menambah kesuburan tanah. Sawi merupakan komoditas yang ditanam oleh petani Kalimantan Utara. Kalimantan Utara memiliki tingkat keasaaman dan kesuburan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian guano walet terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok satu faktor dan diulang sebanyak 5x. Perlakauan W0 : tanpa guano walet (kontrol), W1 : guano walet 1,25 ton/ha , W2: guano walet 2,5 ton/ha, W3: guano walet 5 ton/ha dan W4 :  guano walet 10 ton/ha. Analisis data yang digunakan adalah ANOVA (Analisis of Variants) taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat parameter yang berpengaruh maka dilakukan dengan uji Duncan taraf 5%. Hasil penelitian adalah perlakukan W4 memberikan nilai tertinggi dan berpengaruh nyata terhadap perlakuan W0, W1, dan W2 tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan W3 pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan lebar daun.   Perlakuan W4 memiliki nilai rata-rata yang tertinggi berpengaruh nyata terhadap perlakuan lainnya pada paramater berat basah tanaman  Kata kunci: sawi (Brassica juncea L.), pupuk organik,  guano walet, Kalimantan Utara
PENGARUH KOTORAN AYAM DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP JUMLAH ANAKAN DAN TINGGI BATANG PADI HITAM (Oryza sativa L.) KABUPATEN TAPANULI SELATAN Romaya Sitha Silitonga; Jumaria Nasution
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1526

Abstract

ABSTRACT Black rice is very potential to be expanded because the content of anthocyanin, vitamin B1, and vitamin E black rice is higher than brown rice or white rice. At present, black rice producers are in Java, whereas in Sumatra, South Tapanuli District, Angkola Sub-District is a new type of black rice for rice farmers, so it is necessary to introduce and cultivate. The aims of the research was to determine the effect of chicken manure and paclobutrazol concentration on the tiller number and stems height of the rice plant in Batang Angkola District, South Tapanuli. This research method used was Randomized Block Design Factorial with two factors. The first factor was application of chicken manure (C) with dosage 0 g/pot 3 g/pot (C1), 6 g/pot (C2) and 9 g/pot (P3). The second factor was application paklobutrazol (P) with concentrations of 0 ppm (P0), 25 ppm (P1), 50 ppm (P2) and 75 ppm (P3). Statistical analysis used Anova 5%. If there is a difference followed by DMRT. The result showed that application of chicken manure at 9 g/pot (C3) and paclobutrazol 75 ppm (P3) were produce more tiller number and able to decrease height of black rice plant. Key words : Black Rice, Chicken manure, Paklobutrazol, South Tapanuli District, Tiller number, ABSTRAK Padi hitam sangat potensial dikembangkan karena kandungan antosianin, vitamin B1, dan vitamin E padi hitam lebih tinggi dari beras merah maupun beras putih. Adapun daerah penghasil beras hitam saat ini masih terdapat di daerah-daerah Pulau Jawa, sementara di Pulau Sumatera, khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Batang Angkola beras hitam masih tergolong tanaman padi jenis baru bagi para petani beras sehingga perlu dilakukan upaya perkenalan dan budidaya di daerah ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi kotoran ayam dan paclobutrazol terhadap jumlah anakan dan tinggi batang padi hitam yang tumbuh di Kecamatan Batang Angkola, Tapanuli Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama, aplikasi Kotoran ayam (C) dengan dosis 0 g/pot (C0), 3 g/pot (C1), 6 g/pot (C2) dan 9 g/pot. Faktor kedua, paklobutrazol (P) dengan konsentrasi 0 ppm (P0), 25 ppm (P1), 50 ppm (P2) dan 75 ppm (P3). Data dianalisis menggunakan statistik analisis variansi pada taraf kesalahan 5%. Apabila ada beda nyata dilanjutkan dengan DMRT. Hasil penelitian aplikasi Kotoran ayam 9 g/pot (C3) dan paclobutrazol 75 ppm (P3) menghasilkan jumlah anakan lebih banyak dan dapat menekan pertumbuhan tinggi batang padi hitam yang ditanam. Kata Kunci : Jumlah anakan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kotoran Ayam, Paclobutrazol, Padi hitam.
KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) PADA SAWAH SISTEM ORGANIK DAN KONVENSIONAL DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Zulhafandi Zulhafandi
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v3i1.1570

Abstract

ABSTRACTDragonflies are insects important in agricultural ecosystems. Dragonflies have a role as a predator, both in theform of a naiad and adults and feed on certain types of pests on rice plant. The objective of the research was tostudy the diversity of dragonflies (Odonata) in the fields organic and conventional systems of rice in PadangPariaman Regency. A survey was conducted using Purposive sampling survey. Sampleswere collected by usingwater and swinging insect nets. The results showed that the dragonflies (Odonata) found on the site of the researchconsisted of 5 family, 15 species with a total of 354 individuals. Odonata found in organic systems rice fieldsconsisted of 5 family, 15 species and 275 individuals, while the ones in conventional system of rice fields were 3familes, 10 species, 79 individuals. Diversity and equity were higher on the organic system of rice field 2.47 andequity 0.90 respectively, compared with conventional rice field with the value of diversity index of 1.98 and equityindex 0.82.Keywords: Diversity, Dragonflies (Odonata), organic, conventionalABSTRACTCapung merupakan serangga yang penting dalam ekosistem pertanian. Capung memiliki peran sebagai predator,baik dalam bentuk naiad maupun dewasa dan memangsa beberapa jenis hama pada tanamana padi. Penelitian inibertujuan untuk mempelajari keanekaragaman capung (Odonata) pada sawah sistem organik dan konvensional diKabupaten Padang Pariaman. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pengambilan sampelPurposive Random Sampling. Cara pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan jaring air dan jaring ayunHasil penelitian menunjukkan bahwa capung (Odonata) yang ditemukan pada lokasi penelitian terdiri dari 5famili, 15 spesies dengan total individu 354. Odonata pada sawah sistem organik 5 famili, 15 spesies, dan 275individu, sedangkan pada sawah konvensional ditemukan 3 famili, 10 spesies dan 79 individu. Keanekaragamandan kemerataan lebih tinggi terdapat pada sawah sistem organik dengan nilai indeks 2,47 dan kemerataan 0,90,dibandingkan dengan sawah konvensional yang memiliki nilai indeks keanekaragaman 1,98 dengan kemerataan0,82Kata kunci : Keanekaragaman, Capung (Odonata), organik, konvensional
PENGARUH MODEL STYROFOAM DAN SISTEM HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) Eko Hary Pudjiwati; Duta Delon Asmina
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i2.1512

Abstract

ABSTRACT Pakcoy's crop production and continuity are predicted to experience obstacles. The solution to overcome these problems is to apply the static hydroponic method. However, the condition of static hydroponic media solutions tends to experience saturation which will inhibit plant growth. This study aims to determine the effect of the modification of the styrofoam model and the hydroponic system on the condition of the static hydroponic media solution and to find out which treatment gives the best effect on growth, yield, and economic value. The results showed that the styrofoam model and the hydroponic system were able to influence the condition of the media solution on the parameters of dissolved oxygen content, pH, water volume and water level. S3H2 treatment provides the best pakcoy plant growth in the parameters of root volume, plant height, top wet weight, and underweight safe weight so that it can provide the best results. Based on the analysis of farming that has been done in five harvests, S1H2 treatment provides the best economic value with an R / C ratio of 1,52 and a B / C ratio of 0,52. Key words: hydroponics, hydroponic systems, media solutions, pakcoy, styrofoam models. ABSTRAK Produksi dan kontinuitas tanaman pakcoy diprediksi akan mengalami hambatan. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode hidroponik statis. Namun kondisi larutan media hidroponik statis cenderung mengalami kejenuhan yang akan menghambat pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi model styrofoam dan sistem hidroponik terhadap kondisi larutan media hidroponik statis dan untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan, hasil, dan nilai ekonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model styrofoam dan sistem hidroponik mampu memengaruhi kondisi larutan media pada parameter kandungan oksigen terlarut, pH, volume air dan tinggi air. Perlakuan S3H2 memberikan pertumbuhan tanaman pakcoy terbaik pada parameter volume akar, tinggi tanaman, berat basah brangkas atas, dan berat basah brangkas bawah sehingga mampu memberikan hasil terbaik. Berdasarkan analisis usaha tani yang telah dilakukan dalam lima kali panen, perlakuan S1H2 memberikan nilai ekonomis terbaik dengan nilai R/C ratio 1,52 dan B/C ratio 0,52. Kata kunci: hidroponik, larutan media, model styrofoam, pakcoy, sistem hidroponik.
KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA TANAMAN TERUNG BELANDA (Solanum betaceaum) DI DIENG KULON JAWA TENGAH Nurmaisah Nurmaisah; Deny Murdianto
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1524

Abstract

ABSTRACTTamarillo (Solanum betaceaum) is shrub, of Solanaceae family member. This species cultivated at warm temperate region 20oC. Tamarillo only grew in highland, above 1000 m from sea surface level. The aims of this research were to know the diversity and insect species abundance land and to know the potential role of insects that was beneficial and harmful on tamarillo plants at Dieng. The diversity of insect species was obtained from catching insect directly using insect net and indirectly using pitfall trap and light trap in research land. The data was analyzed by using Shannon-Wiener diversity index. The result showed that the diversity index value in 1,80 . The conclusion of the result was the diversity of insect species on monoculture was lower than polyculture land of Tamarillo in Dieng Plateau. The potential role of the insects were natural enemy and destructive insect. Key Words: Diversity, Tamarillo, Monoculture, Polyculture ABSTRAKTamarillo (Solanum betaceaum) adalah semak, dari anggota keluarga Solanaceae. Spesies ini dibudidayakan di daerah beriklim 20oC. Tamarillo hanya tumbuh di dataran tinggi, di atas 1000 m dari permukaan laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan spesies serangga tanah dan untuk mengetahui peran potensial serangga yang menguntungkan dan berbahaya pada tanaman tamarillo di Dieng. Keragaman spesies serangga diperoleh dari penangkapan serangga secara langsung menggunakan jaring serangga dan secara tidak langsung menggunakan perangkap lubang dan perangkap cahaya di tanah penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragaman pada 1,80. Kesimpulan dari hasil ini adalah keanekaragaman spesies serangga pada monokultur lebih rendah dari tanah polikultur Tamarillo di Dataran Tinggi Dieng. Peran potensial serangga adalah musuh alami dan serangga perusak. Kata Kunci: Keanekaragaman, Tamarillo, Monokultur, Polikultu