cover
Contact Name
Saat Egra
Contact Email
jpen@borneo.ac.id
Phone
+6285250361340
Journal Mail Official
jpen@borneo.ac.id
Editorial Address
Gedung F Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan Jalan Amal Lama No.1 Tarakan Kalimantan Utara
Location
Kota tarakan,
Kalimantan utara
INDONESIA
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian
ISSN : 25498150     EISSN : 25992872     DOI : https://doi.org/10.35334/jpen.v3i1
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian is a scientific journal in the field of agricultural science, published by Faculty of Agriculture, Borneo Tarakan University, North Kalimantan. This journal is published twice a year, namely in April and October period, as a medium of scientific information and communication to present a compilation of original research results, thoughts and views from researchers, experts and observers in agriculture including agricultural technology, pests and plant diseases, plant physiology and agricultural economics especially in the border region. J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian accepts manuscripts that are the results of research, research notes, review articles and review or study of literature (feature books), in Indonesian and English that has never been or is being considered for publication / publication in publishing scientific journals / bulletins / other magazines.
Articles 86 Documents
PENGARUH KONSENTRASI AIR BAKU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA PADA BUDIDAYA HIDROPONIK Anugerah Fitri Amalia; Andi Dalapati; Jonni Firdaus; Pujo Haryono; Elli Rachmawatie
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v4i2.2092

Abstract

AbstrakBudidaya hidroponik merupakan metode dalam budidaya menanam dengan menggunakan air tanpa mengggunakan tanah. Teknik menanam ini bergantung dengan konsentrasi dari air baku.Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi air baku terhadap hasil produksi tanaman selada. Penelitian ini dilakukan pada bulan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2021. Bertempat di dalam Halaman Kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah, Desa Maku, Daerah Poros Palu-Kulawi. Metode penelitian mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yaitu penggunaan dua konsentrasi air baku (air baku tanah dan air destilasi) untuk melarutkan nutrisi AB Mix (faktor A) dengan 2 taraf perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga didapat 10 ulangan. Adapun perlakuan  konsentrasi larutan nutrisi AB Mix yang digunakan adalah : A1 = 392 ppm Air Baku Tanah + 1200 ppm larutan AB Mix  dan A2 = 31 ppm Air Baku Destilasi + 1200 ppm larutan AB Mix. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Paired Sample T Test atau juga biasa disebut sebagai uji beda dua sampel berpasangan. Paired Sample T Test yaitu sampel yang serupa namun dilakukan dua perlakuan yang berbeda dengan berbantuan SPSS 22.0 for windows. Berdasarkan hasil uji antara Air Baku Tanah dan Air Baku Destilasi menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya, dimana hasil uji paired sample t-test berdasarkan nilai signifikansi (Sig.) tinggi tanaman diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima dan t sebesar 5,087. Untuk jumlah daun diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima dan t sebesar 5,087. Dan untuk berat tanaman diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,010 › 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak dan t sebesar 4,665. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara Air Baku Tanah dan Air Baku Destilasi terhadap hasil pertumbuhan selada..Kata kunci: Air Baku, Hidroponik,  Paired Sample T Test, Rancangan Acak Lengkap (RAL), Selada.
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA TARAKAN Zulhafandi Zulhafandi; Ahmad Mubarak
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v4i2.2160

Abstract

AbstractExtension agents are promoters in influencing the innovation adoption process before the innovation is adopted by the community. In addition, extension workers are able to build farmer skills, strengthen farmer institutions, and increase partnerships with the government and other agribusiness actors in supporting food security. Among the roles of the extension agent are as an advisor to the organizer, technical assistant and as a liaison. North Kalimantan is a province that directly borders with neighboring countries forcing the government to be aware of the spread of this epidemic by implementing all the appeals from the central government, including several cities/districts that have implemented PSBB. This condition is clearly not profitable for the community, especially farmers, fishermen and ranchers who have difficulty in meeting the needs of themselves and their families. Coupled with the extension workers who spearhead agricultural development, who help, facilitate farmers in their farming activities must also follow the appeals and rules from the government. So that the interaction between extension workers and farmers is very limited and interferes with the extension agenda that had previously been prepared by the extension workers with the farmers. The purpose of this study is to identify and describe the role of agricultural extension workers in supporting food security during the Covid-19 pandemic in Tarakan City. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. Data collection techniques in a qualitative approach are carried out with in-depth observations, data analysis begins by examining all data collected through in-depth interviews with key informants from agricultural extension workers and main actors in the agricultural sector. The technique of checking the validity of the data (data validity) in this study is the triangulation technique. Based on the analysis of the role of agricultural instructors, it was found that there were obstacles or obstacles in carrying out extension activities and implementing the role of extension workers due to the limited intensity of face-to-face meetings with fostered farmers. Of the four roles of agricultural instructors, extension workers have more roles in the category as advisors and technical assistance in agricultural cultivation, but the role as organizer is not optimal because it can be seen from the managerial and administrative abilities of farmers who have not been good, besides that the role as a liaison has also not worked well. this can be seen from the lack of facilitation of farmers with financial institutions and marketing institutions.Key words: The Role of Extension, Food Security, Covid-19AbstrakPenyuluh merupakan  promotor dalam mempengaruhi proses adopsi inovasi sebelum inovasi diadopsi oleh masyarakat. Selain itu, penyuluh mampu membangun keterampilan petani, memperkuat kelembagaan petani, serta meningkatkan kemitraan dengan pemerintah dan pelaku agribisnis lainnya dalam mendukung ketahanan pangan. Diantara peran penyuluh adalah sebagai penasehat organisator, pendamping teknis dan sebagai penghubung. Kalimantan Utara merupakan propinsi yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga memaksa pemerintahnya mewaspadai penyebaran wabah ini dengan menerapkan segala himbauan dari pemerintah pusat termasuk beberapa kota/kabupaten yang telah menerapkan PSBB. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan bagi masyarakat terutama petani, nelayan dan peternak yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Ditambah lagi dengan penyuluh yang menjadi ujung tombak pembangunan pertanian, yang membantu, memfasilitasi petani dalam kegiatan usahataninya juga harus mengikuti himbauan dan aturan dari pemerintah. Sehingga interaksi penyuluh dan petani sangat terbatas dan mengganggu agenda penyuluhan yang sebelumnya sudah disusun penyuluh bersama petani. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui dan mendeskripsikan Peran Penyuluh Pertanian Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kota Tarakan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam pendekatan kualitatif dilakukan dengan Observasi mendalam, analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang dihimpun melalui wawancara mendalam dengan key informan dari penyuluh pertanian dan pelaku utama dalam sektor pertanian. Teknik pemeriksaan keabsahan data (validitas data) dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Berdasarkan analisis peran penyuluh pertanian ditemukan terdapat hambatan atau kendala dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelaksanaan peran penyuluh dikarenakan terbatasnya intensitas pertemuan tatap muka dengan petani binaan. Dari ke empat peran penyuluh pertanian, Penyuluh lebih berperan dalam kategori sebagai penasehat dan pendampingan teknis budidaya pertanian, namun untuk peran sebagai organisator belum optimal karena terlihat dari kemampuan manajerial dan administrasi petani yang belum baik, selain itu peran sebagai penghubung juga belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari belum terfasilitasinya petani dengan lembaga pembiayaan dan lembaga pemasaran.Kata kunci: Peran Penyuluh, Ketahanan Pangan, Covid-19
SEBARAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DI KOTA TARAKAN DAN PREDIKSI POTENSI BAHAYA EROSI BERBASIS (SIG) Nur Indah Mansyur, S.P., M.P; Ramdani A.I
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v4i2.2145

Abstract

ABSTRACTLand use analysis is useful to identify the mechanisms of changes that occur in a land through a spatial approach in the Geographical Information System. The spatial approach is carried out by using the Arcgis program to analyze geographic data into map units. This study aimed to (1) determine the design of a Geographical Information System (GIS) in an inventory of the use and erosion potential hazards of agricultural land in Tarakan, and (2) inform the use and erosion potential hazards of agricultural land in Tarakan. this study took spatial data from the Public Works and Spatial Planning Office (DPUTR) of Tarakan, Digital Elevation Model (DEM) data to analyze the slope and height of Tarakan and field surveys using GPS. The results showed that the area of agricultural land use in Tarakan in general was 75.33%, dominated by forest land use 38.91%, non-residental open land 25.72%, agriculture 9.35% and plantation land 1.35%. In the land use system, it was never separated from the type of land cover. There were 10 types of land cover in Tarakan including urban forest, dry land forest, swamp/peat forest, mixed garden, dry land/fields, open land, shrubs, orchid botanical gardens, meadows and rice fields. Tarakan had the potential for erosion hazards which could be seen from the slope factor. From 2012-2020, there was an erosion of the area of the slope in each class, namely flat, sloping, steep, rather steep and very steep as well as a reduction in height from 124 MASL in 2012 to 107 MASL in the year 2020. With the existence of land cover and the potential danger of erosion, the land management approach in Tarakan must prioritize aspects of land intensification and conservation, so that the ecosystem can be maintained in a sustainable manner.Keywords : Land Use, Geographical Information System (GIS), Erosion Hazard Potential ABSTRAKAnalisis penggunaan lahan berguna untuk mengidentifikasi mekanisme perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu lahan melalui pendekatan spasial dalam Sistem Informasi Geografis. Pendekatan spasial dilakukan dengan menggunakan program Arcgis untuk menganalisis data  geografis kedalam satuan peta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui rancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam inventarisasi penggunaan dan potensi bahaya erosi lahan pertanian di Kota Tarakan, dan (2) menginformasikan penggunaan dan potensi bahaya erosi lahan pertanian di Kota Tarakan.. Penelitian ini mengambil data spasial dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tarakan, data Digital Elevation Model (DEM) untuk menganalisis kemiringan lereng serta ketinggian Kota Tarakan dan survey lapangan menggunakan GPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas penggunaan lahan pertanian di Kota Tarakan secara umum 75,33%, didominasi penggunaan lahan hutan 38,91%, lahan terbuka non pemukiman 25,72%, pertanian secara khusus 9,35% dan lahan perkebunan 1,35%. Dalam sistem penggunaan lahan tidak pernah terlepas dari jenis tutupan lahan, tutupan lahan di Kota Tarakan terdapat 10 jenis tutupan meliputi hutan kota, hutan lahan kering, hutan rawa/gambut, kebun campuran, tegalan/ladang, lahan terbuka, semak belukar, kebun raya anggrek, padang rumput dan sawah. Kota Tarakan memiliki potensi bahaya erosi dapat dilihat dari faktor kemiringan lereng dari tahun 2012-2020 terjadi pengikisan luas kemiringan lereng di setiap kelasnya yaitu datar, landai, curam, agak curam dan sangat curam serta terjadinya pengurangan ketinggian dari 124 mdpl tahun 2012 menjadi 107 mdpl ditahun 2020. Dengan adanya tutupan lahan dan potensi bahaya erosi tersebut maka pendekatan pengelolaan lahan di Kota Tarakan harus lebih mengedepankan aspek intensifikasi dan konservasi lahan, agar ekosistem dapat terpelihara secara berkelanjutan.Kata kunci : Penggunaan Lahan, Sistem Informasi Geografis (SIG), Potensi Bahaya Erosi
KERAGAMAN, HERITABILITAS, KEMAJUAN GENETIK DAN KORELASI KARAKTER KOMPONEN HASIL JAGUNG PADA CEKAMAN KEMASAMAN TANAH Eko Hary Pudjiwati; Siti Zahara
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v4i2.2091

Abstract

ABSTRAK  Informasi parameter genetic (keragaman, heritabilitas, kemajuan genetik dan korelasi) diperlukan untuk efektivitas suatu seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk menduga parameter genetik karakter hasil dan komponen hasil jagung dan penentuan kriteria seleksi untuk perbaikan hasil jagung pada kondisi cekaman kemasaman tanah. Percobaaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan. Bahan tanaman yang digunakan adalah 6 genotipe jagung yaitu MT1, MT2, MT3, MT4, MT5 dan MT6. Hasil penelitian menunjukkan karakter yang memiliki nilai duga heritabilitas tinggi adalah diameter tongkol (52,6 %) dan jumlah baris biji per tongkol (52%). Karakter dengan kemajuan genetik tinggi adalah Panjang tongkol (15,47), diameter tongkol (19,8%) dan jumlah baris biji per tongkol (15,54%). Karakter komponen hasil memiliki korelasi positif nyata dengan hasil kecuali diameter tongkol. Seleksi berdasarkan jumlah baris biji per tongkol lebih efektif untuk perbaikan hasil jagung pada kondisi cekaman kemasaman tanah. Kata kunci: jagung, heritabilitas, korelasi, kemajuan genetik, cekaman kemasaman tanah 
KARAKTERISASI MORFOLOGI TANAMAN ENAU DI KENAGARIAN SUNGAI NANIANG Trisia Wulantika
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v3i2.1481

Abstract

ABSTRACT Enau plant (Arenga pinnata Merr) is a type of palma plant that the entire plant can be utilized and potential to be developed. Sungai Naniang is the highest sugar producer in Bukik Barisan Sub-District, with an area of 20 ha. This research aims to find out the morphological characteristics of germplasm enau in Kenagarian Sungai Naniang.This research has been carried out in May to June 2018 with purposive sampling method. The results of the study found 4 variations of the stem color of the entire accession namely dark brown, light brown, grayish brown and grayish brown. The leaves of the enau plant are complete and compound leaves.Based on observations that have been made, there are not many variations in qualitative characters, otherwise many variations are found in quantitative characters. on the entire accession is black with a rough surface. Male flowers are like bullets, they sit in pairs and are purple. Round Female Flower, stand alone, green. Seeds are round in oval shape The number of seeds 3 per fruit and white. Keywords : Enau, Characterization, Morphology, Plant Breeding ABSTRAK Tanaman enau (Arenga pinnata Merr) adalah salah satu jenis tumbuhan palma yang Keseluruhan bagian tanamannya dapat dimanfaatkan dan potensial untuk dikembangkan. Kenagarian Sungai Naniang merupakan penghasil gula enau tertinggi di Kecamatan Bukik Barisan, dengan luasan mencapai 20 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi plasma nutfah enau di Kenagarian Sungai Naniang.Penelitian ini telah dilaksanakan  pada bulan Mei sampai Juni 2018 dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ditemukan 4 variasi warna batang dari keseluruhan aksesi yaitu  berwarna cokelat gelap, cokelat terang, coklat keabu-abuan dan abu-abu.Daun tanaman enau merupakan daun lengkap dan majemuk.Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tidak banyak ditemukan variasi  pada  karakter  kualitatif,  sebaliknya  banyak  ditemukan  variasi  pada karakter kuantitatif. ijuk  pada  keseluruhan  aksesi  berwarna  hitam  dengan permukaan yang kasar. Bunga Jantan       Seperti peluru, duduknya berpasangan dan berwarna ungu. Bunga Betina           Bulat, berdiri sendiri, berwarna hijau. Biji  berbentuk  bulat  lonjong Jumlah biji 3 perbuah dan berwarna putih.Kata Kunci : Enau, Karakterisasi, Morfologi, Pemuliaan Tanaman
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI COKLAT PADA UD. UIH KEC. LAMPA KAB. POLEWALI MANDAR Zulkifli Basri; Nurhaya Kusmiah
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v5i1.2154

Abstract

AbstractChocolate is a processed food derived from cocoa beans which is included in the complex food category, the type of chocolate can be classified according to its composition, where this processed food contains important components including total fat, total solids and total milk solids. Chocolate as a processed food is favored by consumers of all ages, so the demand for this product continues to increase, and the presence of chocolate products is one of the factors in increasing income. This study aims to analyze the business position and development strategies that can be applied to the industry based on its business position. The method used in this research is descriptive qualitative with data processing using SWOT analysis, IFAS/EFAS and AHP. Based on the research that has been done, the IFAS value is 1.89 and the EFAS matrix value is 1.83, where is the position of the chocolate industry business in quadrant II or product diversification. From the data obtained, it can be concluded that this business is nottoo good in terms of utilizing strengths to overcome weaknesses, and has not been able to take advantage of opportunities to overcome threats. The strategy offered is based on the IFAS/EFAS matrix, namely making product innovations that are in accordance with consumer needs, expanding partner cooperation and mentoring in order to increase human resource capacity.Keywords : Chocolate, Agroindustry, SWOT, EFAS/IFAS AbstrakCokelat merupakan makanan olahan yang berasal dari biji kakao yang termasuk dalam kategori pangan yang kompleks, jenis cokelat dapat diklasifikasikan sesuai dengan komposisinya, dimana makanan olahan ini mengandung komponen yang penting diantaranya total lemak, total padatan dan total padatan susu. Cokelat sebagai makanan olahan digemari oleh konsumen dari semua aspek usia, sehingga permintaan akan produk ini terus meningkat, dan keberadaan produk cokelat menjadi salah satu faktor  peningkatan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi usaha dan strategi pengembangan yang dapat diterapkan pada industri berdasarkan posisi usahanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif dengan pengolahan data menggunakan analisis SWOT matriks IFAS/EFAS dan diagram analisis SWOT . Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai pada matriks ifas sebesar 1,89 dan nilai  pada matriks EFAS yakni 1,83, dimana posisi  dari usaha industri coklat berada pada kuadran ii yang  menunjukkan kategori  diversifikasi produk. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa usaha ini belum terlalu baik dalam hal memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan, dan belum mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Strategi yang ditawarkan berdasarkan analisis SWOT  matriks IFAS/EFAS dan diagram analisis SWOT  yakni membuat inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, melakukan perluasan kerjasama mitra dan pendampingan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM.Kata kunci: Cokelat, Agroindustri, Analisis SWOT, IFAS/EFAS
ANALISIS RISIKO PRODUKSI USAHA SARANG BURUNG WALET (Collacalia Fuciphagus) DI KABUPATEN TANA TIDUNG Anang Sulistyo; Megawati Ayu Putri
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v4i1.1922

Abstract

AbstrakMembangun usaha sarang burung walet rumahan bukanlah hal yang mudah, selain harus benar-benar memahami cara mendatangkan burung,merawat sarang sampai tahap panen. Penelitian ini bertujuan untuk, 1) mengetahui sumber–sumber risiko produksi dan  dampaknya terhadap usaha sarang burung walet; 2) merumuskan strategi mengatasi risiko produksi usaha sarang burung walet di Kabupaten Tana Tidung. Penelitian ini dilakukan pada 30 peternak sarang walet di Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis probabilitas, Z-score dan Value At Risk (VaR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber–sumber risiko produksi usaha sarang burung walet yang teridentifikasi yaitu perubahan cuaca dan kesalahan tenaga kerja. Sumber risiko terbesar adalah perubahan cuaca pada periode ke II dengan probabilitas sebesar 72% dan dampak yang paling sebesar pada periode ke III sebesar Rp. 2.630.704. Sedangkan sumber risiko kesalahan tenaga kerja pada periode II dengan probabilitas sebesar 68% dan dampak yang paling besar pada periode ke I sebesar Rp. 589.111. Strategi penanganan sumber risiko perubahan cuaca/iklim dengan strategi preventif yaitu membuat ventilasi udara dan menggunakan alat pengukur thermo hygrometer, selanjutnya strategi mitigasi yaitu pengisian air menggunakan wadah bak atau baskom. Sumber risiko kesalahan tenaga kerja menggunakan strategi preventif yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui penyuluhan. Kata Kunci : Sarang Burung Walet, Sumber Risiko, Analisis Risiko, Penanganan Risiko AbstractBuilding a home swallow nest business is not easy, apart from having to really understand how to bring in birds, care for the nest until the harvest stage. This study aims to, 1) determine the sources of production risk and their impact on swallow's nest business; 2) formulating a strategy to overcome the risk of production in the swallow's nest business in Tana Tidung Regency. This research was conducted on 30 swallow nest breeders in Sesayap District, Tana Tidung Regency. The analysis used is descriptive analysis, probability analysis, Z-score and Value At Risk (VaR). The results showed that the identified sources of risk in the production of swallow's nest business were weather changes and labor errors. The biggest risk source is weather changes in the second period with a probability of 72% and the greatest impact in the third period of Rp. 2,630,704. While the source of the risk of labor error in period II with a probability of 68% and the greatest impact in the first period of Rp. 589,111. The strategy for handling the risk source of weather / climate change with a preventive strategy is to make air ventilation and use a thermo hygrometer measuring device, then the mitigation strategy is to fill water using a tub or basin container. The source of the risk of labor error using a preventive strategy, namely providing knowledge and skills through counseling.. Keywords: Swallow's Nest, Risk Sources, Risk Analysis, Risk Management
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia L. Merr) MELALUI PENDEKATAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) (Studi Kasus Di UKM D’baloy Food Industries Kota Tarakan) Nurlela Machmudin; Vera Safitri
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v3i2.1622

Abstract

ABSTRACTThe aim of the research was to compare the inventory control system in D’Baloy Food Industries MSMEs and the optimal control of onion dayak stock to production dayak onion tea by the method of Economic Order Quantity (EOQ). Descriptive analysis to describe the control system of dayak onion stock in D'baloy Food Industries MSMEs. EOQ methods to analyze optimum order quantities and calculate the optimum frequency of purchases. Safety stock analysis and Reorder point analysis are also carried out. The results showed  the management of raw material inventories in UKM D’baloy Food Industries was not optimal. The current cost of raw material inventory is Rp.752.000 in a year, inventory costs using the EOQ method is Rp.463.448. If applying the optimum inventory, then the cost of dayak onion material stock that can be saved by D’baloy Food Industries MSMEs is Rp.288.552. The cost savings are achieved if the quantity of each message is increased from 10 kg to 29 kg. The frequency of purchases decreased from 96 times a year to 33 times. To avoid the problem of uncertainty in demand and price of raw materials, the safety stock that D'Baloy must provide is 30 kg. The raw material is re-ordered when the stock of dayak onions 38.01 kg. The maximum inventory that must be available before reorder 59 kg. Inventory management using the EOQ method places more emphasis on the availability of safety stock with the reason to overcome the problem of uncertainty in demand and fluctuations in raw material prices.Keywords :  Dayak Onion, Economic Order Quantity, InventoryABSTRAKUKM D’Baloy Food Industries belum menerapkan manajemen persediaan bahan baku bawang dayak secara optimal karena bahan baku yang tersedia di perusahaan masih kurang. Kekurangan bahan baku akan menghambat produksi the bawang dayak. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan manajemen persediaan di UKM D’Baloy Food Industries bawang dayak untuk produksi teh bawang dayak dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Analisis deskriptif untuk menggambarkan manajemen persediaan dayak di UKM D’Baloy Food Industries. Metode EOQ digunakan untuk menganalisis jumlah pesanan optimal dan menghitung frekuensi pembelian optimal. Perhitungan safety stock dan Reorder point juga dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persediaan bahan baku bawang dayak di UKM D’Baloy Food Industries belum optimal. Biaya persediaan bahan baku saat ini adalah Rp.752.000 dalam setahun, sedangkan biaya persediaan menggunakan metode EOQ adalah Rp.463.448. Jika menggunakan persediaan optimal, maka biaya persediaan bahan bawang dayak yang dapat dihemat oleh D’Baloy Food Industries adalah Rp.288.552. Penghematan biaya dapat jika jumlah setiap pesan ditingkatkan dari 10 kg menjadi 29 kg. Frekuensi pembelian diturunkan dari 96 kali setahun menjadi 33 kali. Untuk menghindari masalah ketidakpastian dalam permintaan dan harga bahan baku, stok pengaman (safety stock) yang harus disediakan D'Baloy adalah 30 kg. Bahan baku dipesan ulang saat stok bawang dayak 38,01 kg. Persediaan maksimum yang harus tersedia sebelum memesan ulang 59 kg. Manajemen persediaan menggunakan metode EOQ lebih menekankan pada ketersediaan stok pengaman dengan alasan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam permintaan dan fluktuasi harga bahan baku.Kata kunci: bawang dayak, metode Economic Order Quantity, persediaan
PEMODELAN MESIN PENCACAH LIMBAH PERTANIAN MENGGUNAKAN PETRI NET Deny Murdianto; Dwi Santoso
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v5i1.2281

Abstract

AbstractThe chopper is a machine that is widely used to assist agricultural product processing activities, the most common problem is that the chopper machine will experience a decrease in efficiency if it is used frequently or the machine has passed a service life of more than three years. Another thing that often happens is that the main driving components, namely the dynamo, pulley, v-belt and chopper, wear out so that the efficiency of the engine decreases. Modeling using the petri net method aims to understand the dynamics that occur in the chopper. The chopper is said to be good in this modeling if it does not experience deadlocks and there are no long queues. The resulting Petri Net consists of four places and five transitions. Each place and transition describes the dynamics of the chopper. The transition  is a critical transition which, if enabled and fired, will cause the engine to turn off and make the queue to be chopped more and more. This happens because the initial assumption that is built requires that every enable transition will be immediately fired, namely the .Key words: Petri Net, Chopping Machine, ModelingAbstrakMesin pencacah merupakan suatu mesin yang banyak digunakan untuk membantu kegiatan pengolahan hasil pertanian, permasalahan yang banyak terjadi yaitu mesin pencacah akan mengalami penurunan efisiensi jika sering dipakai atau mesin tersebut sudah melawati masa pakai di atas tiga tahun. Hal lain yang sering terjadi yaitu komponen penggerak utama yaitu dynamo, pulley, v-belt dan chopper mengalami keausan sehingga efisiensi mesin mengalami penurunan. Pemodelan dengan menggunakan metode petri net bertujuan untuk memahami dinamika yang terjadi pada mesin pencacah. Mesin pencacah dikatakan baik pada pemodelan ini jika tidak mengalami deadlock dan tidak terdapat antrian yang panjang. Petri Net yang dihasilkan terdiri dari empat place dan lima transisi. Masing-masing place dan transisi menggambarkan dinamika pada mesin pencacah. Transisi  menjadi transisi kritis yang apabila enable dan difire akan mengakibatkan mesin off serta membuat antrian yang akan dicacah menjadi semakin banyak. Hal ini terjadi karena asumsi awal yang dibangun mengharuskan setiap transisi enable akan langsung difire, yaitu transisi .Kata kunci: Mesin Pencacah, Pemodelan, Petri Net
PENGARUH TETUA BETINA PADA BEBERAPA KARAKTER TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L) Eko Hary Pudjiwati, M.P; Danang Kisowo Jenar
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v4i1.1923

Abstract

ABSTRACTCorn plants are one of the most important food crops after rice and wheat. To get high corn production factors that can affect one of them is the use of high yielding varieties. In superior varieties there are genes that can make plant growth and production be higher than other varieties. In plant breeding programs to obtain a superior variety, it is necessary to know important information about the influence of the female parent. In general, some characters are controlled by genes in the nucleus, but there are some characters that are controlled by genes in cytoplasmic organelles. The characters controlled by genes in cytoplasmic organelles can be identified by reciprocal crossing. Faculty of Agriculture, University of Borneo Tarakan has a collection of S4 corn (selfing 4) that can be used as genetic material in plant breeding programs. Therefore, research needs to be done to find out the important characters that are controlled by genes outside the nucleus or the influence of female elders. the second results of crossing of maize plants (G2G1 and G4G3 with each reciprocal) showed that in vegetative and generative parameters there were female elders. In the same vegetative character in the two crossing of maize plants which showed the presence of female elders namely plant height, number of leaves and stem diameter. Whereas the same generative characters are the age of flowering females, the number of cob, the location of the cobs, the length of the cobs, the weight of the cobs, the weight of 100 seeds and the weight of the seeds per cob. In addition, it is known that corn plant genotypes show higher F1 mean results as female parents in maize crop crossing on several yield characters (generative), namely genotypes G2 and G4.Keywords: Cytoplasmic Genes, Corn, Effect of Female Elders, Reciprocal Crosses ABSTRAK Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang terpenting setelah padi dan gandum.. Untuk  mendapatkan produksi jagung yang tinggi faktor yang dapat mempengaruhi salah satunya adalah penggunaan varietas unggul. Pada varietas unggul terdapat gen yang dapat membuat pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi lebih tinggi dari varietas yang lain. Dalam program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan suatu varietas yang unggul perlu mengeketahui informasi penting tentang pengaruh tetua betina. Pada umumnya beberapa karakter dikendalikan oleh gen dalam kromosan inti, akan tetapi terdapat beberapa karakter yang dikendalikan oleh gen yang ada  di organel sitoplasma. Karakter yang dikendalikan oleh gen di organel sitoplasma dapat diketahui dengan melakukan persilangan resiprokal. Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan memiliki koleksi jagung S4 (selfing ke 4) yang dapat digunakan sebagai bahan genetik dalam upaya program pemuliaan tanaman. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian  untuk mengetahui karakter-karakter penting yang dikendalikan oleh gen di luar inti atau pengaruh tetua betina. hasil kedua persilangan tanaman jagung (G2G1 dan G4G3 dengan masing – masing resiproknya) menunjukkan pada parameter vegetatif dan generatif terdapat adanya tetua betina. Pada karakter vegetatif yang sama pada kedua persilangan tanaman jagungyang menunjukkan adanya tetua betina yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Sedangkan pada karakter generatif yang sama yaitu umur berbunga betina, jumlah tongkol, letak tongkol, panjang tongkol, berat tongkol, berat 100 biji dan berat biji per tongkol. Selain itu, diketahui genotipe tanaman jagung yang menunjukkan hasil nilai rerata F1 yang lebih tinggi sebagai tetua betina pada persilangan tanaman jagung pada beberapa karakter hasil (generatif) yaitu genotipe G2 dan G4. Kata kunci : Gen Sitoplasma, Jagung, Pengaruh Tetua Betina, Persilangan Resiprok