cover
Contact Name
Zauhani Kusnul
Contact Email
jurnal.pamenang@gmail.com
Phone
+62354-399840
Journal Mail Official
jurnal.pamenang@gmail.com
Editorial Address
Kampus Stikes Pamenang Pare Kediri Jl.Soekarno Hatta No.15 Bendo Pare Kediri
Location
Kab. kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Pamenang (JIP)
ISSN : 27160483     EISSN : 27156036     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Pamenang merupakan publikasi ilmiah enam bulanan yang diterbitkan oleh STIKES PAMENANG Kediri. Jurnal Ilmiah Pamenang menyajikan informasi dan kajian ilmiah hasil penelitian maupun non penelitian pada lingkup keperawatan, kebidanan, administrasi kesehatan dan issu-issu terkini terkait masalah kesehatan masyarakat. Redaksi Jurnal Ilmiah Pamenang menerima karya ilmiah hasil penelitian maupun non penelitian dari bidang keperawatan, kebidanan, administrasi kesehatan dan kesehatan masyarakat dari para intelektual, praktisi, mahasiswa serta siapa saja untuk menulis dan berbagi hasil penelitian maupun pemikiran secara bebas, kritis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Seluruh artikel yang masuk akan melalui proses review oleh para reviewer dengan bidang kepakaran yang relevan.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )" : 9 Documents clear
PENGALAMAN KEPALA RUANG DALAM MENGELOLA ADMINISTRASI RUANGAN DI RUMAH SAKIT “AMELIA” PARE, KEDIRI: EXPERIENCE HEADNURSE IN MANAGING WARD ADMINISTRATION AT HOSPITAL “AMELIA” PARE, KEDIRI Bambang Wiseno
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.639 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.34

Abstract

Abstrak : Peran perawat di rumah sakit yaitu memberikan asuhan keperawatan, advocator, educator, colaborator, coordinator, conselor dan researcher. Kepala ruang sebagai pimpinan dalam ruang perawatan mempunyai kewajiban dalam semua peran tersebut. Pengelolaan suatu ruangan di rumah sakit tidak terlepas dari kegiatan administrasi yang teratur dan terarah oleh semua tim yang ada di ruangan dalam mencapai tujuan. Peran perawat yang komplek tersebut akan bertambah beban kerjanya jika kurang didukung dengan tenaga profesional lain untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di ruangan termasuk tenaga administrasi. Pelaksanaan administrasi tidaklah mudah kecuali oleh tenaga profesional yang telah mendapatkan pendidikan khusus keadministrasian. Masing-masing kepala ruangan mempunyai pengalaman pribadi ketika dituntut untuk menyelesaikan administrasi yang ada di ruangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna dari pengalaman kepala ruang ketika mereka yang harus menyelesaikan semua permasalahan ruangan khususnya administrasi ruangan. Ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara (indept intervew) terhadap semua kepala ruang (purposive sampling) sebagai partisipan dari rumah sakit “Amellia” Pare Kediri sesuai kriteria penelitian ini. Setelah data saturasi, dilakukan analisa data menggunakan IPA (Interpretative Phenomonology Analisys). Didapatkan sebanyak 6 (enam) tema, yaitu; merasa senang bisa membantu orang lain, bertanggungjawab atas keberhasilan akreditasi rumah sakit, bertanggungjawab atas masalah keperawatan di ruangan, merasa masalah ruangan tanggungjawab bersama staff, merasa beban berlebih karena administrasi selain urusan keperawatan dan merasa perlu ada petugas administrasi. Ruangan keperawatan perlu tenaga administrasi khusus untuk menyelesaikan keadministrasian yang ada di ruangan. Abstract : The role of nurses in hospitals is to provide nursing care, advocators, educators, collaborators, coordinators, counselors and researchers. The head nurses as a leader in the treatment room has obligations in all of these roles. Management of a ward in a hospital is inseparable from regular and directed administrative activities by all the teams in the ward in achieving their goals. The role of a complex nurse will increase the workload if it is not supported by other professionals to solve problems in the room including administrative staff. Implementation of administration is not easy except by professionals who have received special administrative education. Each Head Nurse has personal experience when required to complete the administration in the ward. This study aims to find the meaning of the experience of the head of the room when they have to solve all the problems of the room, especially room administration. This is a qualitative research by collecting data through interviews (indept interview) of all room heads (purposive sampling) as participants from the "Amellia" Pare Kediri hospital according to the criteria of this study. After saturation data, the data analysis done using IPA (Interpretative Phenomonology Analysis). Obtained as many as 6 (six) themes, namely; feel happy to be able to help others, is responsible for the success of hospital accreditation, is responsible for nursing problems in the ward, feels the problem of ward responsibilities with the staff, feels excessive burden due to administration other than nursing matters and feels the need for administrative officers. The ward needs special administrative staff to completely room administration.
HUBUNGAN ASSERTIVENESS TERHADAP SELF ESTEEM PADA MAHASISWA KEPERAWATAN DI STIKES PAMENANG PARE KEDIRI: THE CORRELATION ASSERTIVENESS TO SELF ESTEEM NURSING STUDENTS IN DEPARTMENT OF NURSING PAMENANG HEALTH INSTITUTE PARE KEDIRI Erwin Yektiningsih
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.093 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.35

Abstract

Abstrak : Latar Belakang : Peningkatan SDM keperawatan sejak berada di institusi pendidikan perlu mengembangkan kemampuan soft skill seperti assertive yang berpengaruh terhadap konsep diri menjadi perawat profesional. Adapun salah satu komponen konsep diri adalah self esteem perawat yang dapat digambarkan sebagai informasi dan keyakinan bahwa perawat memiliki tentang tugas, nilai, dan perilaku untuk pengembangan nilai-nilai profesional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengatahui perilaku assertive dan Self Esteem pada mahasiswa keperawatan di STIKes Pamenang Pare Kediri pada tahun 2020. Methode: Penelitian ini adalah analitik digunakan pendekatan cross sectional dengan spearman-rho. Populasi adalah mahasiswa keperawatan 119 dan sampel 40 dengan teknik random sampling. Adapun Instrument penelitian ini kuesioner baku adalah Rathus Assertiveness Schedule (RAS) dan Rosenberg Self Esteem (RSE). Hasil: Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan yang cukup kuat dengan nilai korelasi positive antara assertive dengan self-esteem pada mahasiswa di STIKes Pamenang Pare, dikarenakan mahasiswa keperawatan yang berperilaku asertif tinggi cenderung mempunyai harga diri tinggi, sehingga sangat berkaitan erat dengan kelancaran selama menjalani masa studi di pendidikan keperawatan yang menghasilkan lulusan perawat yang kompeten dan profesional. Kesimpulan: Self esteem merupakan sejauh mana individu menilai dirinya yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompetensi yang dapat mempengaruhi perawat bertindak profesional sangat berkaitan dengan perilaku asertive. Sehingga semenjak di pendidikan perlu di siapkan pengelolaan assertiveness yang efektif untuk peningkatan low self esteem pada mahasiswa keperawatan. Abstract : Introduction: Improvement of nursing human resources since they are in educational institutions needs to develop soft skills such as assertive which affect the self-concept of becoming professional nurses. One component of the self-concept is nurses' self-esteem which can be described as information and beliefs that nurses have about duties, values, and behaviors for the development of professional values. Aims: This aims of research identified assertive behavior to self esteem in nursing students in Department of nursing Pamenang Health Institute Pare Kediri East Jawa in 2020. Methods: This study used analytic cross sectional approach with spearman-rho. The population nursing students were 119 and samples were 40 with random sampling techniques. This research the instruments were Rathus Assertiveness Schedule (RAS) and Rosenberg Self Esteem (RSE). Results: The results of this research was a significant and positive corelation between assertive and self-esteem in nursing students in Department of nursing Pamenang Health Institute Pare Kediri, because nursing students with high assertive category behavior tend to have high self-esteem category, so its were closely related to fluency while undergoing a period to study in nursing education that produces competent and professional nurse graduates. Conclusion: Self-esteem was the extent to which individuals assess themselves who had abilities, meaningfulness, worth, and competence that can influence nurses to act professionally were closely related to asertive behavior. So since in education it was necessary to prepare effective assertiveness management to increase low self esteem in nursing students.
TINGKAT STRES MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TINGKAT SATU DALAM MENGHADAPI WABAH COVID 19 DAN PERKULIAHAN DARING DI STIKES KARYA HUSADA KEDIRI.: STRESS LEVEL OF FIRST GRADE S1 NURSING STUDENT IN FACING COVID 19 AND ONLINE LECTURER AT KARYA HUSADA HEALTH INSTITUTE KEDIRI Melani Kartika Sari
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.699 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.36

Abstract

Abstrak : Wabah Covid-19 merupakan jenis penyakit baru dan sangat mudah menular. Virus baru ini sebelumnya tidak dikenal sebelum menjangkit banyak penduduk Wuhan, Cina. Virus ini kini menyebar hampir ke seluruh dunia. Untuk menghambat penyebarannya, pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan stay at home dan pembelajaran dilakukan secara daring. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat stres mahasiswa tingkat satu prodi S1 Keperawatan Stikes Karya Husada dalam menghadapi wabah Covid-10 dan perkuliahan daring akibat wabah tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling untuk mendapatkan jumlah sampel sebanyak 70 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form dan didapatkan sebagian besar mahasiswa mengalami stres sedang (38,57%), sebagian mengalami stres berat (28,57%), dan stres ringan sebanyak (32,86%). Stressor yang paling menyebabkan stres yaitu kesulitan memahami materi secara daring dan kekhawatiran tertular Covid-19. Kondisi wabah yang penuh dengan ketidakpastian ini perlu disikapi secara bijaksana oleh berbagai pihak. Perlu usaha untuk mereduksi stres dengan melakukan beragam aktivitas yang menyenangkan di dalam rumah yang bisa dilakukan oleh mahasiswa. Abstract : The Covid-19 outbreak is a new type of disease and is highly contagious. This new virus was previously unknown before infecting many residents of Wuhan, China. This virus is now spreading to most of the world. To prevent its spread, the government urges people to stay at home and learn online. The aimed of this study was to determine the level of stress of first-degree students in the Nursing Study Program at Stikes Karya Husada in dealing with the Covid-10 outbreak and online lectures due to the outbreak. This type of research is a descriptive study with cross sectional design. Sampling was done by purposive sampling technique to get a total sample of 70 respondents. Data were collected using a questionnaire in the form of google and found that most students experienced moderate stress (38.57%), some experienced severe stress (28.57%), and mild stress (32.86%). The stressors that cause the most stress are difficulty understanding online material and worry about contracting Covid-19. Pandemic conditions that are full of uncertainty need to be addressed wisely by various parties. It takes effort to reduce stress by doing a variety of fun activities in the home that can be done by students.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG WAKTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA UNTUK MEMBAWA PENDERITA STROKE KE RUMAH SAKIT: FACTORS INFLUENCING TIME SPAN OF FAMILY DECISION MAKING TO SEND PATIENT WITH STROKE TO HOSPITAL Zauhani Kusnul; Muhammad Ridwan
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.049 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.37

Abstract

Abstrak : Keberadaan keluarga sudah dipahami secara umum memiliki peran penting. Peran penting keluarga meliputi hampir semua aspek kehidupan, termasuk dalam masalah kesehatan. Keluarga adalah orang yang pertama kali mengetahui adanya masalah kesehatan dan mengambil keputusan terkait tindakan yang akan dilakukan. Rentang waktu pengambilan keputusan untuk membawa penderita stroke ke rumah sakit menjadi titik kritis dalam keberhasilan penanganan penderita stroke. Penelitian ini bertujuan meneliti apa sajakah faktor yang mempengaruhi rentang waktu pengambilan keputusan keluarga untuk membawa penderita stroke ke rumah sakit, dimana stroke merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan pengambilan keputusan dan tindakan cepat dan tepat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, dari bulan Mei-Agustus 2019 di rumah sakit Kabupaten Kediri. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara terstruktur dengan panduan kuesioner. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rentang waktu pengambilan keputusan keluarga untuk membawa penderita stroke ke rumah sakit, sedangkan variabel independennya meliputi; umur, pendidikan, kepemilikan asuransi kesehatan, keyakinan tentang penanganan penyakit stroke, dan persepsi tentang keputusan membawa penderita stroke ke rumah sakit. Selama rentang waktu dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 127 penderita stroke. Dengan uji chi-square SPSS 18 didapatkan bahwa usia, pendidikan, dan kepemilikan asuransi kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap rentang waktu pengambilan keputusan, sedangkan keyakinan tentang penanganan penyakit stroke, dan persepsi tentang keputusan membawa penderita stroke ke rumah sakit didapatkan memiliki pengaruh signifikan dengan rentang waktu pengambilan keputusan keluarga untuk membawa penderita stroke ke rumah sakit. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor keyakinan dan persepsi merupakan faktor yang secara positif mempengaruhi rentang waktu pengambilan keputusan keluarga untuk membawa penderita stroke ke rumah sakit. Abstract : Family existence is generally understood to have an important role in maintaining health. The important role of the family covers almost all aspects of life, including health issues. Family is the person who first becomes aware of a health problem and makes a decision regarding the action to be taken. The timeframe for making a decision to bring a stroke patient to the hospital is a critical point in the success of stroke patients. This study aims to examine what are the factors that influence the time span of family decision making to bring stroke patients to the hospital, where stroke is a health problem that requires decision making and prompt and appropriate action. The study was conducted for 4 months, from May-August 2019 in Kediri Regency hospital. Data collection was carried out in a structured interview with a questionnaire guide. The dependent variable in this study is the time span of family decision making to bring stroke patients to the hospital, while the independent variables include; age, education, health insurance ownership, beliefs about handling stroke, and perceptions about the decision to bring stroke patients to the hospital. During the time span in this study there were 127 stroke patients. With SPSS 18 chi-square test, it was found that age, education, and health insurance ownership had no significant effect on the decision making time span, while beliefs about stroke management, and perceptions about the decision to bring stroke patients to the hospital were found to have a significant effect on the time span family decision making to bring stroke sufferers to hospital. From this study it can be concluded that beliefs and perceptions are factors that positively influence the time span of family decision making to send stroke patients to the hospital.
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP PENERIMAAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN MEDIA GOOGLE FORM PADA TRY OUT UJI KOMPETENSI : FACTORS AFFECTING THE ATTITUDE OF STUDENT ACCEPTANCE IN THE USING OF GOOGLE FORM MEDIA FOR TRY OUT COMPETENCE TEST anas tamsuri; Suryono Suryono
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.942 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.47

Abstract

Abstrak : Kegiatan Try Out merupakan salah satu upaya penyiapan mahasiswa dalam menghadapi uji kompetensi. Dalam situasi Pandemi akibat Wabah Covid 19 maka bentuk ujian diselenggarakan secara online sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang pembatasan sosial. Salah satu metode yang digunakan untuk ujian online adalah dengan media Google Form. Penggunaan media ini merupakan hal baru dan belum pernah diketahui bagaimana penerimaan mahasiswa terhadap media tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap sikap penerimaan mahasiswa dalam penggunaan media Google Form pada Try Out uji kompetensi di Stikes Pamenang Tahun 2020. Desain penelitian adalah cross sectional. Teknik samping yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel 43 responden. Variabel penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu Sikap Penerimaan, variabel independent yaitu tipe perangkat, tipe jaringan dan pengalaman, serta variabel antara (intervening) yaitu persepsi kemudahan dan persepsi kendala. Data diambil dengan kuesioner yang disebarkan melalui Google Form dan dianalisis dengan Regresi Logistis dengan a=0,05. Hasil penelitian menunjukkan 16 responden (37%) tidak setuju dengan penggunaan Google Form. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel tipe perangkat tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan (Sig. 0,750), tipe jaringan tidak berpengaruh persepsi kemudahan (Sig. 0,650), pengalaman tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan (Sig. 0567). Variabel tipe perangkat tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan (Sig. 0,285), tipe jaringan tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan (Sig. 0,847), sedangkan pengalaman berpengaruh terhadap persepsi kendala (Sig. 0,016) dengan odd ratio 5,22. Penelitian ini juga mendapati bahwa faktor persepsi kemudahan tidak berpengaruh terhadap sikap penerimaan penggunaan Google Form sebagai media ujian Try Out (Sig. 0,489), dan begitu juga didapaktan bahwa persepsi kendala tidak berpengaruh terhadap sikap penerimaan penggunaan Google Form sebagai media ujian Try Out (Sig. 0,976). Dari hasil penelitian maka disarankan dikembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang berpengaruh terhadap penerimaan penggunaan Google Form sebagai metode test. ABSTRACT : Try Out activity is an effort to prepare students in facing the competency test. In a Pandemic situation due to the Covid 19 Outbreak, the form of exams was held online in accordance with government policy on social distancing. One method used for online exams is the Google Form media. The use of this media is new and it has never been known how the acceptance of students towards the media. The purpose of this study is to determine the factors that influence the attitude of acceptance of students in the use of Google Form media on the Try Out competency test at Pamenang School of Health in 2020. The study design was cross sectional. The sampling technique used was simple random sampling with sample size of 43 respondents. The variables of this study included the dependent variable: Attitide of Acceptance toward Google Form using as media of Try Out and the independent variable included : the type of device, the type of network, and experience; and the intervening variable, namely the perception of ease and perception of constraints. Data was collected using a questionnaire distributed via Google Form and analyzed with Logistic Regression with a = 0.05. The results showed 16 respondents (37%) did not agree with the use of Google Form. The results also showed that the type of device did not affect the perception of convenience (Sig. 0.750), the type of network did not affect the perception of ease (Sig. 0.650), experience did not affect the perception of ease (Sig. 0567). The type of device variable did not affect the perception of convenience (Sig. 0.285), the type of network did not affect the perception of ease (Sig. 0.847), while experience affect the perception of constraints (Sig. 0.016) with an odd ratio of 5.22. This study also found that the perceived ease factor did not affect the attitude of accepting the use of Google Form as a Try Out test media (Sig. 0.489), and likewise it was found that the perception of constraints had no effect on the attitude of accepting the use of Google Form as a Try Out test media (Sig. .976). From the results of the study it is recommended that further research be developed about other factors that influence the acceptance of using Google Form as a test method. Kegiatan Try Out merupakan salah satu upaya penyiapan mahasiswa dalam menghadapi uji kompetensi. Dalam situasi Pandemi akibat Wabah Covid 19 maka bentuk ujian diselenggarakan secara online sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang pembatasan sosial. Salah satu metode yang digunakan untuk ujian online adalah dengan media Google Form. Penggunaan media ini merupakan hal baru dan belum pernah diketahui bagaimana penerimaan mahasiswa terhadap media tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap sikap penerimaan mahasiswa dalam penggunaan media Google Form pada Try Out uji kompetensi di Stikes Pamenang Tahun 2020. Desain penelitian adalah cross sectional. Teknik samping yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel 43 responden. Variabel penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu Sikap Penerimaan, variabel independent yaitu tipe perangkat, tipe jaringan dan pengalaman, serta variabel antara (intervening) yaitu persepsi kemudahan dan persepsi kendala. Data diambil dengan kuesioner yang disebarkan melalui Google Form dan dianalisis dengan Regresi Logistis dengan a=0,05. Hasil penelitian menunjukkan 16 responden (37%) tidak setuju dengan penggunaan Google Form. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel tipe perangkat tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan (Sig. 0,750), tipe jaringan tidak berpengaruh persepsi kemudahan (Sig. 0,650), pengalaman tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan (Sig. 0567). Variabel tipe perangkat tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan (Sig. 0,285), tipe jaringan tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan (Sig. 0,847), sedangkan pengalaman berpengaruh terhadap persepsi kendala (Sig. 0,016) dengan odd ratio 5,22. Penelitian ini juga mendapati bahwa faktor persepsi kemudahan tidak berpengaruh terhadap sikap penerimaan penggunaan Google Form sebagai media ujian Try Out (Sig. 0,489), dan begitu juga didapaktan bahwa persepsi kendala tidak berpengaruh terhadap sikap penerimaan penggunaan Google Form sebagai media ujian Try Out (Sig. 0,976). Dari hasil penelitian maka disarankan dikembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang berpengaruh terhadap penerimaan penggunaan Google Form sebagai metode test.
SISTEM RUJUKAN DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL PERINATAL DI INDONESIA: REFFERAL SYSTEM IN MATERNAL PERINATAL HEALTH SERVICES IN INDONESIA luluk susiloningtyas luluk
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.618 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.57

Abstract

Abstrak : Kasus keterlambatan rujukan merupakan salah satu permasalahan utama terjadinya kematian ibu dan bayi di Indonesia. Kematian ibu dan bayi dapat diakibatkan pelayanan di fasilitas kesehatan belum maksimal, terjadi keterlambatan pelayanan rujukan, mengakibatkan sangat terlambatnya pasien tiba di fasilitas pelayanan rujukan. Berbagai hambatan termasuk ketidakjelasan hubungan dengan BPJS Kesehatan dalam hal pengaturan sistem rujukan, terjadinya perbedaan pendapat rujukan dan perhatian terhadap pengembangan sistem rujukan di daerah yang masih kurang kuat. Tahun 2020 Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Permenkes No. 3/2020 yang mengatur Klasifikasi dan Perizinan Rumah sakit, yang tentunya mempengaruhi sistem rujukan. Dengan sistem rujukan diharapkan meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Metode yang diambil berdasarkan tinjauan literatur dan penelitian yang mencoba menggali lebih banyak informasi guna mengetahui sistem rujukan yang terjadi di Indonesia baik kabupaten, provinsi, puskesmas dan rumah sakit. Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang memberikan dampak penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi akibat keterlambatan penanganan kegawatdaruratan. Sistem rujukan merupakan sistem dimana kordinasi merupakan unsur utama yang bersifat multi sektor dan harus ada dukungan berbagai profesi multi disiplin dan multi profesi. Untuk mendukung hal tersebut seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta agar melaksanakan prosedur rujukan kesehatan mengacu Petunjuk Teknis Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan. Setiap sarana pelayanan kesehatan di kabupaten/kota diharapkan membuat pemetaan alur rujukan pelayanan kesehatan disesuaikan dengan tingkat kemampuan fasilitas kesehatan, keberadaan jaringan transportasi dan keadaan geografis wilayah masing-masing. Simpulan penyediaan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas menjadi tantangan besar, pemerintah harus memiliki komitmen kuat meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, untuk mewujudkan program penurunan AKI dan AKB tersebut diperlukan perbaikan sistem rujukan yang efektif dan efisien dengan memperkuat sistem rujukan kesehatan diberbagai jenjang pelayanan kesehatan. Abstract : Late of referral is one of the main problems in the occurrence of maternal and infant mortality in Indonesia. Maternal and infant deaths can be caused by services at health facilities not yet maximized, there is a delay in referral services, resulting in very late patients arriving at the referral service facility. Various obstacles include unclear relations with BPJS Health in terms of setting a referral system, the occurrence of differences of referral opinions and attention to the d The health service referral system is one of the efforts to improve the quality of health services which has the effect of reducing maternal and infant mortality rates due to delays in emergency handling. The referral system is a system where coordination evelopment of a referral system in regions that are still not strong enough. is the main element that is multi-sectoral and there must be support from various multi-disciplinary and multi-professional professions. To support this, all public and private health service facilities should carry out health referral procedures referring to the Technical Guidelines for Health Services Referral Systems. Each health service facility in the district / city is expected to make a mapping of health service referral flow tailored to the level of ability of the health facility, the existence of the transportation network and the geographical situation of each region.Conclusion the provision of access to quality maternal and child health services is a big challenge, the government must have a strong commitment to improve maternal and child health status, to realize the MMR and IMR Reduction program, it is necessary to improve an effectiveand efficient referral system by strengthening the health referral system at various levels of service health.’
PENGGUNAAN GADGET DAN SEDENTARY BEHAVIOUR PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYAH BUSTANUL ATHFAL III PARE: USAGE OF GADGETS AND SEDENTARY BEHAVIOURS IN CHILDREN AGE PRESCHOOL IN AISYAH BUSTANUL ATHFAL III KINDERGARTEN PARE Linda Ishariani; Laviana Nita Ludyanti
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.721 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.62

Abstract

Abstrak : Penggunaan gadget menyebabkan perubahan pola, gaya hidup serta aktivitas terutama pada anak usia prasekolah. Anak yang bermain gadget cenderung lebih banyak diam dan asyik dengan gadgetnya. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi kurang bergerak (sedentary behaviour). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan penggunaan gadget dan sedentary behavior pada anak prasekolah di Taman Kanak-Kanak Aisyah Bustanul Athfal III Pare. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 45 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan gadget, dan variabel dependennya adalah sedentary behavior. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa denganan menggunakan uji Spearman Rho. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget sebagian besar dalam kategori sedang dan sedentary behavior dalam kategori berat. Hasil uji Spearman’s Rho didapatkan p= 0,002 maka H0 ditolak, hal ini menunjukkan ada hubungan antara penggunaan gadget dan sedentary behavior. Nilai koefisien korelasi ρ = 0,457 maka ada hubungan positif sedang antara penggunaan gadget dan sedentary behavior. Saran untuk orangtua agar selalu mendampingi anak dalam bermain dan memberikan aktivitas yang sesuai untuk tumbuh kembang anak. Abstract : The use of gadgets will cause changes patterns, lifestyles and activity in preschoolers. Children who play gadgets tend to be quiet and fixed toward their gadgets, and affect child to become less activity (sedentary behavior). The purpose of this study was to analyze the relationship between the use of gadgets and sedentary behavior in preschoolers in Aisyah Bustanul Athfal III Pare Kindergarten. This study was a correlational research design with cross sectional approach. The sampling technique used was purposive sampling. The number of samples of this study were 45 respondents. The independent variable in this study is the using of gadgets, and the dependent variable is sedentary behavior. Data were collected using a questionnaire and analyzed using the Spearman Rho test. The results show that the use of gadgets is mostly in the moderate category and sedentary behavior in the heavy category. Spearman’s Rho test resulting p = 0.002 means there is a relationship between gadget usage and sedentary behavior. Correlation coefficient value r = 0.457 then there is a moderate positive relationship between the use of gadgets and sedentary behavior. The use of gadgets is related to sedentary behavior which is influenced by the child's sex, parental work and changes in behavior patterns. Suggestions for parents to always accompany children while playing and provide activities appropriate for child development.
PENGARUH METODE EDUKASI CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DALAM DETEKSI DINI DEMAM BERDARAH DENGUE: Education Method of Lectures and Discussionstoward Health Cadre Ability in Early Detection of Dengue Hemorrhagic Fever Anita Rahmawati; Siti Markamah
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.134 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.63

Abstract

Abstrak : Keluhan demam sering terjadi pada banyak penyakit mulai kondisi ringan hingga penyakit yang membutuhkan perawatan segera seperti Deman berdarah dengue (DBD) namun masyarakat sering kurang menyadari sehingga berakibat fatal akhirnya menyebabkan kematian.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode edukasi ceramah dan diskusi terhadap pengetahuan kader kesehatan dalam deteksi dini DBD. Desain penelitian menggunakan pretest postest without control group. Total populasi diambil menjadi sampel yaitu 30 kader kesehatan di desa Suruhwadang kecamatan Kademangan kabupaten Blitar. Pengetahuan kader kesehatan meliputi pemahaman pengertian, mengenali tanda gejala, penyebab, penatalaksanaan, pencegahan, siklus/fase DBD dan tanda sindrom syok dengue yang diukur dengan kuesioner. Analisis data dengan Wilcoxon sign rank test. 53 % kader kesehatan mempunyai pengetahuan baik saat pretest menjadi 83% saat posttest. Analisa data menunjukkan ada perbedaan pengetahuan kader kesehatan antara pretest dan postest (p=0,001). Perpaduan metode edukasi ceramah dan diskusi menjadi metode yang tepat karena peserta edukasi tidak hanya pasif mendengarkan edukator tetapi dapat menjadi lebih aktif untuk menyampaikan pendapat, membuat kesimpulan atau memecahkan masalah sesuai materi yang dipelajari. Diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dalam deteksi dini DBD untuk mencegah akibat fatal dari penyakit ini. Abstract : Fever was a chief complain that frequently occur in some diseases ranging from mild diseases upto that require immediate care such as Dengue Haemorrhagic Fever (DHF), but people were still often didn't yet aware so that there was fatal consequences eventually leading to the death. The purpose of this study was to determine influence of lecture and discussion methods on ability of health cadres in early detection of DHF. Pretest-posttest without control group design was used in this study.Total population was taken from 30 health cadres at Suruhwadang village, Kademangan district, Blitar district. The ability of health cadres include understanding and recognizing of DHF such as definition, sign and symptom, cause, management, prevention, dengue cycle and the sign of dengue syok syndrome measured by a questionnaire. Data was analyzed by Wilcoxon sign rank test. There were about 53% health cadres that have good ability at pretest became 83% at posttest. Data analysis showed that there was a distinction in the ability of health cadres between pretest and posttest (p = 0.001). Combination of lecture and discussion methodswere the right methods because participants were not only passively listening to educators but could became more active in expressing opinion, making conclusion or solving problem according to the material was being studied. It is be expected that health workers can improve the ability of health cadres in early detection of DHF so thatcan prevent fatal consequences of this disease.
IMPLEMENTASI PIJAT REFLEKSI KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL: Implementation of Foot Reflexology Massage to Decrease Blood Pressure in Clients with Uncontrolled Hypertension Muhammad Fandizal; Yuli Astuti; Dhien Novita Sani
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.824 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.64

Abstract

Abstrak : Klien yang mengalami tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg pada dua hari berturut-turut dalam keadaan istirahat. Angka kejadian hipertesi di dunia sebanyak 1,13 milyar orang, 34,1% di Indonesia, dan 34,95% di DKI Jakarta. Untuk menurunkan angka komplikasi dari hipertensi dapat dilakukan dengan terapi non farmakologis yaitu dengan terapi komplementer pijat refleksi kaki. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pijat refleksi kaki terhadap penurunan tekanan darah pada klien dengan hipertensi tidak terkontrol di kelurahan Pondok Ranggon pada tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian Pre Eksperimen dengan pendekatan asuhan keperawatan. Bentuk desain penelitian yaitu One Group Pretest-Postest. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 orang klien dengan menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu purposive sampling. variabel dependen pada penelitian ini yaitu Tekanan darah yang diukur dengan alat pengukur tensi meter, pengukuran dilakukan sebelum intervensi dan setelah implementasi keperawatan. Variable independen yaitu implementasi pijat refleksi kaki dengan standar operasional prosedur (SPO) keperawatan selama 10-15 menit. Teknik analisis dengan uji T Paired dengan program komputer. Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan intervesi pijat refleksi kaki untuk menurunkan tekanan darah pada klien dengan penyakit hipertensi (ρ 0,006 < 0,05). Mean bernilai postif (8,66667) terjadi kecenderungan penurunan tekanan darah sesudah pijat refleksi kaki dengan rata-rata penurunan 8,7. Penurunan tekanan darah dapat terjadi karena pijat refleksi kaki dapat mempelancar aliran darah sehingga ketegangan otot dapat menurun serta kadar norefineprin juga ikut menurun, selain itu homon Cortisol yang memicu kecemasan dan stress juga dapat turun sehingga tekanan darah juga turun. Tekanan darah tinggi pada klien dengan penyakit hipertensi dapat diturunkan dengan intervensi non-farmakologis yaitu dengan pijat refleksi kaki selama 6 hari. Abstract : Increased blood pressure of more than 140/90mmHg on two consecutive days in the state of rest. The incidence of hypertension in the world is 1.13 billion people, 34.1% in Indonesia, and 34.95% in DKI Jakarta. To reduce the number of complications from hypertension can be done with non-pharmacological therapy, namely complementary therapy reflexology foot massage. The aim of this study was to analyze the effect of foot reflexology massage on the reduction in blood pressure in clients with uncontrolled hypertension in the kelurahan Pondok Ranggon in 2019. This research is a Pre Experiment research with nursing care. The research design is One Group Pretest-Posttest. The sample in this study amounted to 6 clients using the Non Probability Sampling technique that is Purposive Sampling. The dependent variable in this study is blood pressure as measured by a tensi meter, measurements taken before intervention and after implementation of nursing. The independent variable is the implementation of foot reflexology with nursing standard operational procedures (SOP) for 10-15 minutes. Analysis technique with the T test Paired with a computer program There were differences before and after the foot reflexology massage intervention to reduce blood pressure in clients with hypertension (ρ 0.006 <0.05). The mean value is positive (8.66667). There is a tendency for a decrease in blood pressure after a reflexology foot massage with an average decrease of 8.7. Decreased blood pressure can occur because reflexes in the legs can smoothen the blood flow so that muscle tension can decrease and the levels of norepinephrine also decrease, in addition, hormone cortisol which triggers anxiety and stress can also fall so that blood pressure also drops. High blood pressure in clients with hypertension can be reduced by non-pharmacological interventions, namely foot reflexology massage for 6 days.

Page 1 of 1 | Total Record : 9