cover
Contact Name
Ridwan Arifin
Contact Email
ridwanarifin.mail@gmail.com
Phone
+6281225294499
Journal Mail Official
ijps.policejournal@gmail.com
Editorial Address
Akdemi Kepolisian Republik Indonesia. Jl. Sultan Agung No 131 Candi Baru Semarang. Nomor Telepon: 024 8411680-90.
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Tanggon Kosala
ISSN : 20870043     EISSN : 27758478     DOI : -
Core Subject : Social,
Tanggon Kosala (ISSN 2087-0043) merupakan Jurnal Ilmiah yang diterbitkan oleh Akademi Kepolisian Republik Indonesia yang menerbitkan artikel-artikel hasil penelitian ataupun artikel ulasan berkaitan dengan Kajian Ilmu Kepolisian dalam berbagai perspektif keilmuan. Jurnal ini diharapkan menjadi rujukan baik nasional maupun internasional dalam kajian-kajian ilmu kepolisian.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)" : 14 Documents clear
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI PERWUJUDAN REFORMASI BIROKRASI POLRI MELALUI PENYELENGGARAAN PROGRAM S1 DALAM RANGKA PENYESUAIAN KUALIFIKASI STANDAR PENDIDIKAN PERWIRA POLRI SEBAGAI CENTER OF EXELLENCE MENUJU WORLD CLASS POLICE ACADEMY Usadi, Bambang
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan pengelolaan pendidikan di lingkungan Akademi Kepolisian yang telah menerapkan pola pendidikan holistik, dengan menggabungkan pola pembelajaran, pelatihan fisik dan non fisik, serta pembentukan sikap mental melalui pengasuhan masih harus berhadapan dengan kenyataan di lapangan terkait dengan tuntutan dan ekspektasi masyarakat yang tinggi terhadap profesionalisme kinerja Polri. Kapasitas dan kompetensi Perwira Polri harus ditingkatkan seiring tantangan kondisi obyektif dimana masyarakat semakin cerdas, terbuka serta memiliki kesadaran dan partisipasi hukum yang meningkat, ditambah lagi dengan kompleksitas kondisi tantangan tugas yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Polri. Gubernur Akpol dengan penuh kemantapan menetapkan visi besar menjadikan Akpol sebagai lembaga pendidikan yang menjadi pusat unggulan (center of exellence) menuju World Class Police Academy, sebagaimana visi Lemdikpol untuk menjadikan lembaga pendidikan di internal Polri sebagai Center of Exellence, yang diyakini dapatdilakukan melalui empat pendekatan, yakni: Teaching Quality (Kualitas Pengajaran), International Outlook (Pandangan/Wawasan Internasional), Graduate Employability (penerimaan dan penempatan personil) dan Research Quality (Kualitas Penelitian). Pada saat ini peserta didik (Taruna) telah mengikuti pendidikan prodi S1 STIK-PTIK di luar domisili dengan output berkualifikasi S1 untuk memenuhi tuntutan penyesuaian dan peningkatan kompetensi perwira Polri dalam menghadapi berbagai tantangan tugas yang semakin kompleks. Ke depan, eksistensi Akpol harus mampu menyelenggarakan program pendidikan tinggi secara mandiri, sehingga membuka kesempatan seluruh kegiatan akandemis dan nonakademis yang diselenggarakan diAkademi Kepolisian merupakan hasil murni kinerja Akpol tanpa dapat dianggap, dinilai atau bahkan diakui sebagai hasil kerja institusi pendidikan lain, sehingga mampu menegaskan posisi Akpol sebagai penyelenggara pendidikan tunggal di Akademi Kepolisian dan berhak mengakui seluruh prestasi yang dicapai sampai peserta didik mencapai tahap akhir dan dinyatakan lulus sebagai perwira remaja Polri.
APRECIATIVE INQUIRY DALAM INDIVIDUALIZED CONSIDERATION THE LEAD POLICY UNTUK MEMBENTUK TARUNA STIK-PTIK DI LEMBAGA AKPOL MENJADI PERWIRA POLISI YANG BERKARAKTER Raharjo, Susilo Teguh
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandangan negatif yang akhir-akhir ini sering menyudutkan para penegak hukum yang dinilai tidak lagi konsisten terhadap tugasnya, sering menyalahgunakan kewenangan, melanggar hak asasi manusia, arogan, KKN dan lain-lain disinyalir oleh para tokoh, pengamat, pemerhati dan bahkan pimpinan lembagaitu sendiri sebagai bentuk merosotnya atau tidak adanya lagi karakter pada penegak hukum, kemudian timbulah stigma.Tanpa disadari bahwa kondisi ini tidakterlepas dari peran serta lingkungan dan perkembangan sosial yang terus berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Upaya untuk mengatasi dan menjawab stigma ini sering tidak berhasil dan timbul perpecahan karena adanya dilakukan dengan saling menyalahkan, appreciative inquiry merupakan salahsatu konsep yang relevan untuk memperbaiki dan membangun karakter yang humanis karena memfokuskan pada kekuatan bukan pada kelemahantetap mencari sisi positif dan kekuatan dari ketidaknyamanan yang dirasakan tidak berkutat pada apa yang menjadi masalah tetapi pada kekuatan ataukeberhasilan apa yang dimiliki polisi sebagai penegak hukum perlu melakukan langkah langkah dan upaya untuk menjawab dan merubah stigma menjadi suatupersepsi yang dapat mengangkat pendapat positif dan dimulai dari awal dibentuknya Polisi, salah satunya adalah taruna sebagai embrio perwira polisiyang akan datang, penggunaan appreciative inquiry dalam pembentukan karakter dari taruna akan lebih membumi jika dalam pelaksanaanya dilakukanmelalui kebijakan pimpinan yang menekankan gaya kepemimpinan Individualized Consideration yaitu Individualized Consideration the lead policy.
ILMU KEPOLISIAN, PEMOLISIAN KOMUNITI, DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS POLRI Dwilaksana, Chryshnanda
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini berusaha menunjukan tentang implementasi ilmu kepolisian dan pemolisian komuniti dalam penyelenggaraan tugasKepolisian Negara RepublikIndonesia (Polri) sebagai salah upaya reformasi Polri untuk menghadapi berbagai masalah sosial yang terjadi dan memelihara keteraturan sosial dalammasyarakat. Banyak terdapat gaya pemolisian yang dapat dijadikan sebagai refernsi dalam menjalan kan tugas pemolisian, namun pemolisian yang tepatadalah pemolisian yang cocok dengan masyarakatnya. Artinya sesuai dengan corak dan budaya masyarakatnya. Perkembangan sosial yang senantiasaberkembang, menuntut polisi untuk semakin profesional dalam menjalankan tugasnya, dapat diterima oleh masyarakatnya. Oleh sebab itu berbagtipendekatan untuk melakukan pemolisian dilakukan dengan berbagai gaya pemolisian. Pada masyarakat modern yang demokratis memerlukan kehadiranpolisi yang benar benar sipil tidak lagi sebagai polisi yang melakukan tugasnya dengan pendekatan kekuatan, kekuatan pemolisian justru tertumpu padakekuatan masyarakat, pada kondisi ini comunity policing menjadi pemolisian yang sesuai. Sebagai suatu profesi Polisi memerlukan landasan ilmu untukmenjalankan tugasnya agar profesional, dan ilmu tersebut adalah ilmu kepolisian.
MEMBANGUN ATMOSFIR AKADEMIK MENGGUNAKAN STRATEGI PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN STRATA-1 STIK-PTIK DI AKPOL Wagiran, Wagiran
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diselenggarakannya perkuliahan Strata-1 STIK-PTIK di Akpol diharapkan dapat mempercepat terwujudnya World Class Police Akademy. Bergabungnyadosen STIK-PTIK dan dosen Akpol pada sebuah perkuliahan tim jelas telah dapat mendongkrak kualitas sumber daya manusia. Perkuliahan tim akanmenjadi kekuatan yang luar biasa ketika masing-masing anggota tim dapat bekerja sama dan saling melengkapi dalam upaya mengidupkan atmosferakademik. Pemberdayaan tim dosen sebagai sumber daya manusia membutuhkan strategi pembelajaran yang tepat, salah satunya dengan menerapkan strategi PAIKEM. Strategi PAIKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan atmosfer akademik di kelas, khususnya pada perkuliahan yang diampu oleh tim. Suasana akademik yang dibangun menggunakan strategi PAIKEM adalah pembelajaran yang memiliki ciri: aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Bila atmosfer akademik di dalam kelas kondusif maka proses perkulaiahan dapat berlangsung secara sempurna dan pada gilirannya hasil belajar juga akan meningkat.
PENGGUNAAN MODUL PADA STIK-PTIK DI LEMBAGA AKPOL SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MULTIMATERI Doyin, Mukh
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerjasama STIK-PTIK dan Akpol antara lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas polisi di Indonesia. Peningkatan kualitas ini diawali dengan prosespendidikan yang harus dilaksanakan. Konsekuensi perubahan ini tentu saja harus diikuti oleh unsur-unsur yang terkait di dalamnya, salah satunya adalahmodel pembelajaran. Mengingat semakin banyaknya materi yang harus dikuasai oleh para taruna, secara hipotetis modul dapat digunakan dalam prosesbelajar mengajar pada STIK-PTIK di Lembaga Akpol. Modul adalah bahan ajar mandiri. Dalam hal ini para taruna dituntut untuk belajar mandiri melaluipanduan modul. Keuntungan penerapan modul antara lain dalam waktu yang relatif singkat, materi ajar yang bisa disampaikan cukup banyak. Dengandemikian, kekurangan waktu tidak akan dialami dalam proses belajar-mengajar. Dengan menggunakan modul, taruna dapat mengatur waktu secara mandiritanpa harus bergantung kepada proses tatap muka. Kemandirian taruna dengan demikian akan semakin terlatih. Kepercaraayan diri, kesungguhan, motivasi,kreativitas, serta kekritisan juga dapat diwujudkan melalui pembelajaran dengan menggunakan modul.
IMPLEMENTASI METODE LESSON STUDY GUNA MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM STUDI STRATA 1 STIK DI AKPOL Indriyanto, Dedy
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akademi kepolisian merupakan lembaga pendidikan kedinasan di lingkungan Polri, yang senantiasa mengalami perubahan dalam rangka perbaikan mutupendidikannya sesuai dengan perubahan dan perkembangan serta tuntutan zaman. Perubahan dan perkembangan yang terakhir adalah adanya kerjasamaSTIK-AKPOL dalam rangka menghasilkan output AKPOL yang semula setingkat diploma menjadi strata-1Sarjana Ilmu Kepolisian. Menuju perubahandan menyongyong perubahan tersebut perlu kiranya dipersiapkan segala sesuatunya termasuk di dalamnya peningkatan proses pembelajaran. Di lain sisiselama ini proses pembelajaran secara umum masih menggunakan pendekatan teacher center yakni tenaga pendidik sebagai penyaji materi bertindak satu arah memberikan materinya, sedangkan siswa pasif, hanya diam mendengarkan penjelasan. Hal ini dirasa sangat tidak efektif dan memungkinkan untuksiswa/tarunanya mengantuk bahkan tertidur sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah metodeyang dapat diterapkan di lingkungan pendidikan khususnya AKPOL dalam rangka menyongsong perubahan kelembagaan disertai peningkatan proses pembelajaran, yakni dengan mengimplementasikan metode Lesson Study. Metode ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan jugakeaktivan peserta didik/taruna menuju pada pendekatan student center. Kondisi ini memungkinkan dikarenakan metode ini dibentuk dan diawaki olehkelompok lesson study yang terdiri dari tenaga pendidik pengampu mata kuliah, unsur manajerial kependidikan dan dapat ditambah dari tenaga pengasuhantaruna di lingkungan AKPOL. Selanjutnya kelompok lesson study akan melaksanakan tahap demi tahap dalam siklus metode yang diharapkan mampumenghasilkan perbaikan pada proses pembelajaran.
PERAN KELUARGA ASUH TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENGASUHAN MELALUI OPTIMALISASI PERAN KAKAK ASUH TARUNA Hidayat, Ferli
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akademi Kepolisian sebagai lembaga pendidikan dilingkungan Polri diharapkan dapat melahirkan perwira Polri yang praktisi dan akademisi sebagaikader pemimpin Polri masa depan, sesuai strata kepangkatan dan struktur organisasi yang tergelar, jujur, bersih, profesional, bermoral, modern, dandipercaya masyarakat. Langkah ini sejalan dengan gagasan Gubernur Akademi Kepolisian untuk mewujudkan Akademi Kepolisian sebagai center of excellentmenuju Akpol sebagai World Class Police Academy. Langkah konkret dalam mencapai hal tersebut salah satunya dengan peningkatan kualitas pengasuhanmelalui optimalisasi peran kakak asuh dalam kehidupan senior-junior di Akademi Kepolisian. Sebagai sebuah komunitas yang heterogen, polahubungan senior-junior yang terjadi dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang berbeda, dimana dengan perbedaan tersebut diharapkan dapat membentukpola hubungan yang bersifat patnership dengan berlandaskan hubungan asah, asih, dan asuh. Penelitian ini sendiri dibuat dengan menggunakan pendekatankualitatif dengan mengedepankan metode pencarian data melalui observasi langsung dan wawancara. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa polahubungan taruna dalam komunitas keluarga asuh seringkali berbenturan dengan kelompok kedaerahaan yang ada di Akpol. Kelompok kedaerahaan tersebuttanpa disadari menciptakan aturan internal dengan sifat hirarki yang lebih keras. Simpulan dari penelitian ini bahwa pelaksanaan program keluarga asuh berjalan sesuai dengan apa yang digariskan pimpinan Polri dalam membentuk pola hubungan senior-junior di Akpol. Kelompok keluarga asuh dapat membawataruna kedalam komunikasi yang efektif dengan latarbelakang hubungan emosional yang positif.
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI PERWUJUDAN REFORMASI BIROKRASI POLRI MELALUI PENYELENGGARAAN PROGRAM S1 DALAM RANGKA PENYESUAIAN KUALIFIKASI STANDAR PENDIDIKAN PERWIRA POLRI SEBAGAI CENTER OF EXELLENCE MENUJU WORLD CLASS POLICE ACADEMY Bambang Usadi
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan pengelolaan pendidikan di lingkungan Akademi Kepolisian yang telah menerapkan pola pendidikan holistik, dengan menggabungkan pola pembelajaran, pelatihan fisik dan non fisik, serta pembentukan sikap mental melalui pengasuhan masih harus berhadapan dengan kenyataan di lapangan terkait dengan tuntutan dan ekspektasi masyarakat yang tinggi terhadap profesionalisme kinerja Polri. Kapasitas dan kompetensi Perwira Polri harus ditingkatkan seiring tantangan kondisi obyektif dimana masyarakat semakin cerdas, terbuka serta memiliki kesadaran dan partisipasi hukum yang meningkat, ditambah lagi dengan kompleksitas kondisi tantangan tugas yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Polri. Gubernur Akpol dengan penuh kemantapan menetapkan visi besar menjadikan Akpol sebagai lembaga pendidikan yang menjadi pusat unggulan (center of exellence) menuju World Class Police Academy, sebagaimana visi Lemdikpol untuk menjadikan lembaga pendidikan di internal Polri sebagai Center of Exellence, yang diyakini dapatdilakukan melalui empat pendekatan, yakni: Teaching Quality (Kualitas Pengajaran), International Outlook (Pandangan/Wawasan Internasional), Graduate Employability (penerimaan dan penempatan personil) dan Research Quality (Kualitas Penelitian). Pada saat ini peserta didik (Taruna) telah mengikuti pendidikan prodi S1 STIK-PTIK di luar domisili dengan output berkualifikasi S1 untuk memenuhi tuntutan penyesuaian dan peningkatan kompetensi perwira Polri dalam menghadapi berbagai tantangan tugas yang semakin kompleks. Ke depan, eksistensi Akpol harus mampu menyelenggarakan program pendidikan tinggi secara mandiri, sehingga membuka kesempatan seluruh kegiatan akandemis dan nonakademis yang diselenggarakan diAkademi Kepolisian merupakan hasil murni kinerja Akpol tanpa dapat dianggap, dinilai atau bahkan diakui sebagai hasil kerja institusi pendidikan lain, sehingga mampu menegaskan posisi Akpol sebagai penyelenggara pendidikan tunggal di Akademi Kepolisian dan berhak mengakui seluruh prestasi yang dicapai sampai peserta didik mencapai tahap akhir dan dinyatakan lulus sebagai perwira remaja Polri.
APRECIATIVE INQUIRY DALAM INDIVIDUALIZED CONSIDERATION THE LEAD POLICY UNTUK MEMBENTUK TARUNA STIK-PTIK DI LEMBAGA AKPOL MENJADI PERWIRA POLISI YANG BERKARAKTER Susilo Teguh Raharjo
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandangan negatif yang akhir-akhir ini sering menyudutkan para penegak hukum yang dinilai tidak lagi konsisten terhadap tugasnya, sering menyalahgunakan kewenangan, melanggar hak asasi manusia, arogan, KKN dan lain-lain disinyalir oleh para tokoh, pengamat, pemerhati dan bahkan pimpinan lembagaitu sendiri sebagai bentuk merosotnya atau tidak adanya lagi karakter pada penegak hukum, kemudian timbulah stigma.Tanpa disadari bahwa kondisi ini tidakterlepas dari peran serta lingkungan dan perkembangan sosial yang terus berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Upaya untuk mengatasi dan menjawab stigma ini sering tidak berhasil dan timbul perpecahan karena adanya dilakukan dengan saling menyalahkan, appreciative inquiry merupakan salahsatu konsep yang relevan untuk memperbaiki dan membangun karakter yang humanis karena memfokuskan pada kekuatan bukan pada kelemahantetap mencari sisi positif dan kekuatan dari ketidaknyamanan yang dirasakan tidak berkutat pada apa yang menjadi masalah tetapi pada kekuatan ataukeberhasilan apa yang dimiliki polisi sebagai penegak hukum perlu melakukan langkah langkah dan upaya untuk menjawab dan merubah stigma menjadi suatupersepsi yang dapat mengangkat pendapat positif dan dimulai dari awal dibentuknya Polisi, salah satunya adalah taruna sebagai embrio perwira polisiyang akan datang, penggunaan appreciative inquiry dalam pembentukan karakter dari taruna akan lebih membumi jika dalam pelaksanaanya dilakukanmelalui kebijakan pimpinan yang menekankan gaya kepemimpinan Individualized Consideration yaitu Individualized Consideration the lead policy.
ILMU KEPOLISIAN, PEMOLISIAN KOMUNITI, DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS POLRI Chryshnanda Dwilaksana
Tanggon Kosala Vol. 1 No. 2 (2012): Tanggon Kosala (October, 2012)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini berusaha menunjukan tentang implementasi ilmu kepolisian dan pemolisian komuniti dalam penyelenggaraan tugasKepolisian Negara RepublikIndonesia (Polri) sebagai salah upaya reformasi Polri untuk menghadapi berbagai masalah sosial yang terjadi dan memelihara keteraturan sosial dalammasyarakat. Banyak terdapat gaya pemolisian yang dapat dijadikan sebagai refernsi dalam menjalan kan tugas pemolisian, namun pemolisian yang tepatadalah pemolisian yang cocok dengan masyarakatnya. Artinya sesuai dengan corak dan budaya masyarakatnya. Perkembangan sosial yang senantiasaberkembang, menuntut polisi untuk semakin profesional dalam menjalankan tugasnya, dapat diterima oleh masyarakatnya. Oleh sebab itu berbagtipendekatan untuk melakukan pemolisian dilakukan dengan berbagai gaya pemolisian. Pada masyarakat modern yang demokratis memerlukan kehadiranpolisi yang benar benar sipil tidak lagi sebagai polisi yang melakukan tugasnya dengan pendekatan kekuatan, kekuatan pemolisian justru tertumpu padakekuatan masyarakat, pada kondisi ini comunity policing menjadi pemolisian yang sesuai. Sebagai suatu profesi Polisi memerlukan landasan ilmu untukmenjalankan tugasnya agar profesional, dan ilmu tersebut adalah ilmu kepolisian.

Page 1 of 2 | Total Record : 14