cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Agrohorti
ISSN : 23373407     EISSN : 26143194     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Agrohorti merupakan jurnal on-line yang menyajikan artikel hasil penelitian, analisis kebijakan dan review yang berhubungan dengan budidaya tanaman dalam arti luas.
Arjuna Subject : -
Articles 381 Documents
Kemampuan Benih Kedelai (Glycine max L.) untuk Mempertahankan Viabilitasnya setelah Didera dengan Etanol Nitasari Dwi Anggraeni; Faiza C Suwarno
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.939 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.34-44

Abstract

Lot benih dengan tingkat viabilitas yang berbeda 60–80% dibutuhkan dalam penelitian invigorasi untuk meningkatkan vigor benih dan hasil panen. Percobaan laboratorium dilakukan untuk menentukan metode pengusangan cepat dengan larutan etanol 96% yang dapat menghasilkan tingkat viabilitas benih kedelai (Glycine max L.) yang diinginkan dan mengetahui vigor daya simpan benih tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor pada bulan November 2012 sampai Mei 2013. Benih kedelai verietas Gema, Burangrang, dan Ijen diberi perlakuan lama perendaman dalam larutan etanol 96%.  Benih yang telah diusangkan diuji viabilitasnya dengan metode UKD-dp. Benih dengan tingkat viabilitas yang diinginkan, P20 dan P40, disimpan  pada dua kondisi simpan, 27–30 0C dengan RH 61–72% dan 22–270C dengan RH 58-74%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa benih kedelai varietas Gema, Burangrang, Ijen dengan tingkat viabilitas 80% P20 dapat diperoleh dengan merendam benih didalam larutan etanol 96% berturut-turut selama 22 menit 31.8 detik, 22 menit 58.8 detik, 15 jam 19.8 menit sedangkan untuk tingkat viabilitas 60% P40 diperoleh dengan lama perendaman berturut-turut selama 99 menit 27.6 detik, 109 menit 34.2 detik, 40 jam 4.8 menit. Benih kedelai dengan tingkat viabilitas P20 dan P40 dapat mempertahankan vigor daya simpan (VDS) selama 8 minggu pada kedua kondisi simpan.
Pemanfaatan Alat Deteksi Bunyi untuk Menduga Kadar Air dan Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max L. Merrill) Nurul Rostami Dewi; Muhamad Rahmad Suhartanto; Akhiruddin Maddu
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.449 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.45-50

Abstract

Deteksi cepat kadar air dan viabilitas benih sangat penting dalam teknologi benih. Pemanfaatan bunyi yang dihasilkan benih bila dipantulkan dengan benda lain adalah salah satu cara yang belum diteliti. Penelitian ini bertujuan mempelajari pemanfaatan alat deteksi bunyi untuk menduga kadar air dan viabilitas benih kedelai (Glycine max L. Merrill) dengan melihat frekuensi gelombang bunyi yang dihasilkan. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, percobaan pertama mempelajari pengaruh antara ukuran benih dan kadar air terhadap frekuensi bunyi yang dihasilkan dari pantulan benih. Percobaan kedua mempelajari pengaruh antara ukuran benih dan viabilitas terhadap frekuensi bunyi yang dihasilkan dari pantulan benih. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu ukuran benih + kadar air dan ukuran benih + viabilitas. Hasil menunjukan bahwa pada percobaan pertama terdapat interaksi antara ukuran benih dan kadar air. Ukuran benih sedang memiliki korelasi yang positif antara kadar air dan ukuran benih terhadap frekuensi dan memiliki nilai korelasi (r) 0.96 yang mendekati 1 (≈1), artinya semakin tinggi kadar air maka frekuensi pantulan bunyi yang dihasilkan semakin tinggi. Percobaan kedua tidak terdapat interaksi antara ukuran benih dan viabilitas. Ukuran benih sedang memiliki nilai frekuensi tertinggi yaitu 482.36 Hz.
Controlled Deterioration Test untuk Menguji Ketahanan Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) terhadap Kondisi Cekaman Kekeringan Indra Kurniawati; Endang Muniarti
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.94 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.51-57

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari-April 2012. Percobaan pertama  bertujuan untuk menentukan toleransi benih beberapa varietas kacang hijau terhadap cekaman kekeringan menggunakan PEG 6000 dengan berbagai tingkat tekanan osmotik (0, -0.5, -1, -2 dan -3) bar. Percobaan kedua, Controlled Deterioration Test (CDT) dengan suhu 45°C, kadar air 20%, 22%, 24% dan 26% serta lama penderaan 0 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam bertujuan untuk mendapatkan kondisi air benih dan lama penderaan yang efektif untuk menguji vigor lima varietas benih kacang hijau. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak  dua faktor. Percobaan  ketiga bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara hasil percobaan pertama dan percobaan kedua, sehingga dapat diketahui keefektifan metode CDT sebagai indikator dalam menguji ketahanan benih kacang hijau terhadap cekaman kekeringan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap variabel KCT dan IV diperoleh hasil bahwa PEG 6000 yang mampu menyeleksi benih yang tahan dan tidak tahan terhadap kekeringan adalah tekanan osmotik -1 bar. Hasil dari percobaan dua yaitu kondisi CDT yang dapat digunakan untuk menguji vigor benih adalah kondisi CDT (kadar air/lama penderaan) 20%/48 jam dan 22%/24 jam. Hasil analisis korelasi antara variabel-variabel pada tekanan osmotik PEG 6000 -1 bar dengan VCDT pada dua kondisi CDT (20%/48 jam dan 22%/24 jam) menunjukkan korelasi nyata pada variabel %KN (r= 0.61 dan 0.58) dan KCT (r=0.62 dan 0.59).
Penentuan Media Pengujian Viabilitas Serbuk Sari Cabai Besar dan Cabai Rawit (Capsicum annuum L.) Christian Simanjuntak; Endah Retno Palupi; Karyadi Wanafiah
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.144 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.58-64

Abstract

Sampai saat ini, belum ada media yang menunjukkan korelasi daya berkecambah serbuk sari dengan produksi dan mutu benih. Oleh karena itu, peneltian ini bertujuan untuk menentukan  media pengujian serbuk sari in vitro yang terbaik untuk cabai dan mempelajari korelasi daya berkecambah serbuk sari cabai secara in vitro dengan produksi dan mutu benih. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Pertama, mencari media yang sesuai dengan daya berkecambah serbuk sari CB 005 dan CR 002. Kedua, mempelajari korelasi daya berkecambah serbuk sari pada media yang terpilih dengan produksi dan mutu benih. Hasilnya, PGM F menunjukkan nilai daya berkecambah serbuk sari yang konsisten lebih tinggi dari pada media yang lain, sehingga PGM F digunakan sebagai media dasar dalam percobaan modifikasi media. Media yang digunakan untuk pengujian serbuk sari CB 005 dan CR 002 yaitu PGM 1 dan PGM 4 (PGM F). Secara umum, daya berkecambah CB 005 tidak berbeda menggunakan PGM 1 dan PGM 4. PGM 1 memberikan nilai rata-rata daya berkecambah serbuk sari CR 002 yang lebih tinggi dari pada PGM 4. Pengujian daya berkecambah serbuk sari CB 005 dengan media PGM 1, PGM 4 (PGM F),  dan Ewid 1 tidak berkorelasi  dengan pembentukan buah, pembentukan biji, daya berkecambah benih, dan bobot 1000 butir.
Keragaan In Vitro dan In Vivo Hibrida Somatik antara Solanum melongena cv. Dourga dengan Solanum torvum Sw. Agus Joko Santoso; Ali Husni; Agus Purwito
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.092 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.65-74

Abstract

Terung adalah tanaman yang mudah terserang oleh banyak jenis penyakit. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tersebutadalah dengan mengintroduksi sifat ketahanandari kerabat liarnya melalui fusi protopas. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari keragaan in vitro dan in vivo hibrida somatik hasil fusi protoplas Solanum melongena cv. Dourga dengan Solanum torvum Sw.  Penelitian ini merupakan penelitian faktor tunggal dengan tujuh taraf klon, yaitu Solanum melongena cv. Dourga (SM), Solanum torvum Sw. (ST), dan 5 klon hibrida somatik (SMST1,  SMST2, SMST3, SMST4, and SMST5) yang disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Peubah yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, panjang tangkai daun, jumlah akar, panjang akar, jumlah buku, warna batang, warna tangkai daun, jumlah duri pada permukaan daun, dan bentuk lobus daun. Pada kondisi in vitro, pertumbuhan Solanum torvum Sw. berbeda sangat nyata dengan kelima klon hibrida somatik. Klon SMST1, SMST2, dan SMST4 menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik  dari klon SMST3 dan SMST5. Pada kondisi in vivo, klon-klon yang diuji memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan Solanum torvum Sw.
Perlakuan Priming Benih untuk Mempertahankan Vigor Benih Kacang Panjang (Vigna Unguiculata) Selama Penyimpanan Esty Putri Utami; Maryati Sari; Eny Widajati
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.912 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.75-82

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh priming dalam mempertahankan vigor benih kacang panjang selama dalam penyimpanan. Perlakuan priming yang dilakukan adalah perendaman benih dalam air, KNO3, CaCl2, asam askorbat, dan pelembapan diantara kertas selama dua jam. Perlakuan priming menyebabkan peningkatan kadar air benih hingga sekitar 9%, sedangkan perlakuan pelembapan diantara kertas hanya meningkatkan kadar air 1-2 % dibanding kontrol. Setelah selesai perlakuan, benih dikeringkan kembali hingga kadar air 12-13% lalu disimpan di ruang kamar(26-30.8 °C; RH 68-77 %) dan AC (±20 °C; RH ±50%) menggunakan plastic polipropilen (tebal 0.08 mm). Perlakuan priming mampu mempertahankan indeks vigor dan kecepatan tumbuh sampai dengan 15 minggu penyimpanan baik pada penyimpanan ruang AC ataupun kamar. Perlakuan perendaman dalam air  dapat menjadi pilihan terbaik sebagai perlakuan benih sebelum simpan karena murah dan mudah dilakukan serta memberikan hasil yang baik.
Simulasi Uji BUSS (Baru, Unik, Seragam Stabil) Enam Varietas Nenas (Ananas comosus L. Merr.). Poetri Agustine Aryawati; . Sobir
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.28 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.83-93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter keunikan, keseragaman, dan kestabilan dari enam varietas nenas sebagai simulasi UJI BUSS untuk permohonan hak Perlindungan Varietas Tanaman. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor, Jawa Barat. Bahan percobaan terdiri dari enam varietas nenas yang terdiri dari varietas yang diuji yaitu Dole 14, P-1972, Mayan Gold 01, Champaka, Pasir Kuda dan varietas referensi yaitu varietas Subang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam varietas dapat dinyatakan berbeda. Perbedaan antara varietas kandidat dengan varietas referensi terdapat tujuh karakter pada bagian tanaman, enam karakter pada bagian daun, empat karakter pada bagian bunga, sembilan belas karakter pada bagian tangkai buah dan buah. Keenam varietas dapat dinyatakan seragam dan stabil. Tipe simpang hanya ditemukan pada satu tanaman dengan dua crown pada varietas Subang, jumlah tipe simpang yang ditemukan masih dibawah batas standar keseragaman.
Penambahan Bahan Organik pada Media Pertumbuhan Krisan (Dendrathema grandiflora Tzvelve) secara In Vitro Megayani Sri Rahayu; Hasrat Enggal Prayogi
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.981 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.94-100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari  pengaruh dari penambahan berbagai bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman krisan secara in vitro, dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Hasil penelitian diolah menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah perlakuan media bahan organik terdiri atas tujuh taraf (MS0 tanpa penambahan bahan organik, kulit pisang 50 g/l + ½ MS (½ konsentrasi hara makro, mikro dan vitamin), kulit pisang 100 g/l + ½ MS, kulit pisang 150 g/l + ½ MS, ubi jalar ungu 50 g/l + ½ MS, ubi jalar ungu 100 g/l + ½ MS dan ubi jalar ungu 150 g/l + ½ MS). Faktor kedua adalah perlakuan varietas krisan dengan dua jenis (Puspita Nusantara dan Puspita Pelangi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organik dalam media kultur jaringan krisan memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, dan panjang akar. Varietas krisan memberikan pengaruh pada tinggi tanaman dan  jumlah daun tanaman krisan. Interaksi antara media bahan organik dan varietas krisan terjadi pada tinggi tanaman umur 4–10 MSK.
Aplikasi 1-Methylcyclopropeneuntuk Meningkatkan Vase life Bunga Potong Tapeinochilos anannaceae K. Schum Isa Salsabilla; Juang Gema Kartika
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.368 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.101-110

Abstract

Kualitas bunga Tapeinochilos anannaceae K. Schum (kasturi) sebagai bunga potong harus dipertahankan kesegarannya selama masa simpan, sehingga perlu diaplikasikan perlakuan pasca panen yang tepat. Salah satu perlakuan pasca panen yang dapat digunakan adalah pemberian 1-Methylcyclopropene (1-MCP). Posisi bunga selama penyimpanan diduga dapat mempengaruhi vase life bunga potong. Penelitian ini bertujuan untuk memperpanjang vase life bunga potong kasturi dengan menggunakan 1-MCP, mendapatkan konsentrasi 1-MCP optimum dan mencari posisi yang terbaik untuk memperpanjang vase life bunga potong kasturi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan sepuluh ulangan, faktor pertama adalah konsentrasi 1-MCP yang terdiri dari lima taraf: 0 ppm (A0), 0.1 ppm (A1), 0.2 ppm (A2), 0.3 ppm (A3) dan 0.4 ppm (A4). Faktor kedua yaitu posisi penyimpanan secara vertikal dan horizontal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi 1-MCP pada bunga potong kasturi secara nyata dapat memperpanjang vase life bunga potong kasturi hingga 1.2-1.8 kali lipat dibandingkan tanpa perlakuan 1-MCP. Kombinasi perlakuan yang optimum untuk memperpanjang vase life bunga potong kasturi adalah 1-MCP dengan konsentrasi 0.3 ppm dan disimpan dengan posisi vertikal.
Budidaya Tanaman Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) dalam Wadah: Pengaruh Jenis Media Tanam dan Jumlah Bibit Resti Putri Septyani; Sintho Wahyuning Ardie; Slamet Susanto
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.441 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.111-121

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam dan jumlah bibit dalam budidaya tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) secara hidroponik menggunakan polybag terhadap pertumbuhan tanaman akar wangi varietas Verina 2. Penelitian dilakukan di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan Bawah, IPB dengan elevasi 240 m di atas permukaan laut (dpl) mulai dari bulan November 2012 hingga Juli 2013. Penelitian disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor dan lima ulangan. Faktor pertama adalah komposisi media tanam (v/v) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu 100% arang sekam, arang sekam : styrofoam (2:1), dan arang sekam : styrofoam (1:1). Faktor kedua adalah jumlah bibit dalam satu polybag yang terdiri atas dua taraf yaitu satu bibit dan dua bibit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara komposisi media tanam dan jumlah bibit per polybag tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan pertumbuhan akar tanaman akar wangi. Tanaman yang ditanam pada media arang sekam : styrofoam (1:1) memiliki jumlah daun, jumlah anakan, jumlah akar, panjang akar, kandungan klorofil, dan karotenoid yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang ditanam pada media lainnya. Penanaman dua bibit per polybag menghasilkan jumlah daun, jumlah anakan, bobot basah dan kering tajuk, dan jumlah akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan satu bibit per polybag. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penanaman dua bibit per polybag pada media                    arang sekam : styrofoam (1:1) menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan akar terbaik pada tanaman akar wangi.

Page 5 of 39 | Total Record : 381