cover
Contact Name
Thomas Mata Hine
Contact Email
tomhin050566@gmail.com
Phone
+6282247944422
Journal Mail Official
jurnalnukleus@undana.ac.id
Editorial Address
Jln. Adisucipto, Penfui, Kupang, Indonesia, 85001
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Nukleus Peternakan
ISSN : 23559942     EISSN : 2656792X     DOI : 10.35508
Aims Jurnal Nukleus Peternakan purposes to publish original research and reviews articles on tropical veterinary medicine and domesticated animals such as dog, cat, cattle, buffaloes, sheep, goats, pigs, horses, poultry, as well as Indonesian wild life. Scope Jurnal Nukleus Peternakan cover a broad range of research topics in animal production and fundamental aspects of genetics, reproduction, socioeconomic of livestock, nutrition, physiology, and preparation and utilization of animal products. Articles typically report research with beef cattle, goats, horses, pigs, and sheep; however, studies involving other farm animals, aquatic and wildlife species, endangered animals, and laboratory animal species that address fundamental questions related to livestock and companion animal biology will be considered for publication.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018" : 11 Documents clear
KECERNAAN IN VITRO PAKAN KOMPLIT YANG MENGANDUNG LEVEL ALGA HIJAU (Ulva lactuca) YANG BERBEDA SEBAGAI PENGGANTI RUMPUT LAPANGAN Noh Abani; I Gusti Ng. Jelantik; Grace Maranatha
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.840

Abstract

The objective of this experiment was to investigate the effect of substitution of U. lactuca to field grass on the in vitro digestibility of complete feed. Parameters measured were dry matter and organic matter digestibility, as well as total VFA and NH3 concentrations. This study was following a Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatments and 4 replications, i.e: R0 = 60% field grass + 40% concentrate, R1 = 48% field grass + 40% concentrate + 12 % U. lactuca, R2 = 36% field grass + 40% concentrate + 24% U. lactuca, R3 = 24 % field grass + 40% concentrate + 36% U. lactuca, R4 = 12% field grass + 40% concentrate + 48 % U. lactuca, R5 = 60% U. lactuca + 40% concentrate. The results showed that treatments had significant effect (P<0.01) on DMD and OMD as well as the total VFA and NH3 concentrations. The result of statistical analysis showed that U. lactuca was able to completely replace grass in the complete feed because DMD and OMD were higher (67,99% and 70,04%) from control treatment (65,38% and 66,73%). While total VFA and NH3 concentration were significantly (P<0.01) higher in R3 (147.66 mM and 9.80 mM) compared to other treatments. It was concluded that the optimum level of the inclusion of U. lactuca in replacing field grass was 36%. ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh level U. lactuca sebagai pengganti rumput alam terhadap kecernaan in vitro pakan komplit. Parameter yang diukur adalah kecernaan bahan kering dan bahan organik serta konsentrasi VFA total dan ammonia (NH3). Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu: R0 = 60% rumput alam + 40% konsentrat, R1 = 48% rumput alam + 40% konsentrat + 12 % U. lactuca, R2 = 36% rumput alam + 40% konsentrat + 24% U. lactuca, R3 = 24 % rumput alam + 40% konsentrat + 36% U. lactuca, R4 = 12% rumput alam + 40% konsentrat + 48% U. lactuca, R5 = 60% U. lactuca + 40% konsentrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap KcBK dan KcBO serta konsentrasi VFA total dan NH3. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa U. lactuca dapat sepenuhnya menggantikan rumput alam dalam pakan komplit karena KcBK dan KcBO lebih tinggi (67,99% dan 70,04%) dari perlakuan kontrol (65,38% dan 66,73). Sedangkan konsentrasi VFA total dan NH3 meningkat mencapai puncaknya pada perlakuan R3 (147.66 mM dan 9.80 mM). Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa level kecernaan optimum U. lactuca menggantikan rumput alam adalah sebesar 36%.
PENGGUNAAN TEPUNG KULIT PISANG TERFERMENTASI TERHADAP KONSUMSI, KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA TERNAK BABI Aldian Leonard Amtiran; I Made Suaba Aryanta; Grace Maranatha
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.841

Abstract

The study aimed at evaluating and determining the effect of including fermented banana skin in the diet on dry and organic matter intake and digestibility of grower landrace crossbred pig. There were 12 landrace gilts of 1.5 months of age with 15-25 kg (CV 15.67%) initial body weight used in the study. The study was designed in Block design of 4 treatments with 3 replicates. Statistical analysis result showed that effect of treatment is not significant (P>0.05) on either intake or digestibility of dry matter or organic matter of the gilts. The conclusion is that including fermented banana skin in the diet performed the similar dry and organic matter intake and digestibility of grower pig. It is recommended that advance study by increasing the level of fermented banana skin inclusion in the diet to find out the maximum level of the inclusion. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung kulit pisang terfermentasi dan untuk mengevaluasi level terbaik penggunaan tepung kulit pisang terfermentasi terhadap konsumsi, kecernaan bahan kering dan bahan organik pada babi peranakan landrce fase pertumbuhan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ternak babi betina peranakan landrace fase pertumbuan umur 1,5 bulan, variasi berat badan 15-25 kg, rata-rata 20,08 kg (koefisien variasi 15,67%). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering, serta bahan organik. Dengan demikian disimpulkan bahwa penggunaan tepung kulit pisang terfermentasi menghasilkan konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik yang relatif sama. Dianjurkan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan meningkatkan level penggunaan tepung kulit pisang terfermentasi dalam ransum untuk mendapatkan level penggunaan terbaik.
NILAI EKONOMI PENGGUNAAN POLLARD DALAM RANSUM KOMERSIAL BABI PERANAKAN LANDRACE FASE PERTUMBUHAN Tedy Bana; Winfrit Albert Lay; Sirilius S. Niron
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.842

Abstract

The aim of this study was to determine the economical value of pollard inclusion in the ration of landrace crossbred pigs. Twelve - 10 weeks old young female pigs (Landrace Crossbred; initial body weight 34–49,5 kg; CV 13,34%) were used in this study following a Randomized Completely Block Design (RCBD) with 4 treatments and 3 blocks as replication. The feed treatments offered were: R0 = 100% commercial feed CP 552; R1= 95% CP 552 + 5% pollard; R2 = 90% CP 552 + 10% pollard; and R3 = 85% CP 552 + 15% pollard. The results of this study indicated that inclusion of 5–15% pollard to substitute the CP 552 had significantly increased (P < 0,01) the economic value of income over feed cost (IOFC) and income. Similarly, inclusion of 5–15% pollard to substitute the CP 552 had also significantly increased (P < 0,05) feed cost efficiency economy and operational cost of landrace crossbred pigs. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi penggunaan pollard dalam ransum komersial babi Peranakan Landrace fase pertumbuhan. Dua belas ekor babi betina peranakan landrace berumur 10 minggu dengan bobot badan awal antara 34–49,5 kg (koefisien variasi 13,34%), sehingga digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang diberikan terdiri dari 4 perlakuan ransum dan 3 kelompok sebagai ulangan. Keempat ransum perlakuan tersebut masing-masing: R0 = 100% ransum komersial CP 552, R1 = 95% CP 552 + 5% pollard, R2 = 90% CP 552 + 10% pollard, dan R3 = 85% CP 552 + 15% pollard. Hasil dari penelitian ini terbukti bahwa penggunaan pollard dengan level 5-15% sebagai pengganti ransum komersial CP 552 menghasilkan peningkatan nilai ekonomi yang sangat nyata (P < 0,01) pada income over feed cost (IOFC) dan pendapatan, dan nyata (P < 0,05) pada efisiensi ekonomi penggunaan pakan, efisiensi ekonomi operasional pemeliharaan babi betina peranakan landrace fase pertumbuhan.
ANALISIS EKONOMI PENGGUNAAN TEPUNG KULIT PISANG KEPOK TERFERMENTASI DALAM RANSUM BABI PERANAKAN LANDRACE Ignasius Paulo Datoalin; Maria Yasinta Luruk; Johanis Ly
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.843

Abstract

The study was carried out in the starter pens of Mad Susur pig farm in jln. Safne’o, Dusun Neketuka, Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. The varibles studied in the study were: farm codition and farmer profile, income over feed cost (IOFC), production cost (variable and fixed cost), income and break even point (BEP: production and price BEP), and Net income of the pig farmer by using certain level of fermented banana skin (FBS) in the feed. There were 12 landrace crossbred pigs used in the study. Block design 4 treatments with 3 block was applied. The 4 treatments feed offered were formulated as: R0 (feed without FBS); R1 (feed with 2% FBS); R2 (feed with 4% FBS); and R3 (feed with 6% FBS). Varible studied in the study consisted of: IOFC, production cost (variable and fixed cost), income, benefit and BEP (production and price BEP). Economic analysis shows that including FBS in the feed up to the level 6% reduced IOFC to 517.087 IDR; production cost to 1.683.287 IDR; income to 918.333 IDR; increased net income up to 216.713 IDR; productin BEP at 0,84 (±1) pigs and Price BEP of 1.683.287 IDR per pig. The conclusion is that FBS can be included up to 6% in the landrace crossbred pig feed. ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan babi Mad Susur yang terletak di Jln. Safne’o, Dusun Neketuka, Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. Permaslahan dalam penelititan ini adalah bagaimanakah keadaan usaha ternak dan karakteristik peternak serta berapa besar income over feed cost (IOFC), biaya produksi (biaya variabel dan biaya tetap), penerimaan dan break even point (BEP), yakni BEP harga dan BEP produksi dan pendapatan bersih yang diperoleh peternak dengan menggunakan tepung kulit pisang terfermentasi dalam ransum babi peranakan Landrace pada level tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi IOFC, biaya produksi, penerimaan dan BEP serta pendapatan bersih yang diperoleh peternak. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor ternak babi Landrace. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: Ransum tanpa penggunaan tepung kulit pisang terfermentasi (TKPF); R1: Ransum menggunakan 2% TKPF; R2: ransum menggunakan 4% TKPF; dan R3: ransum menggunakan 6% TKPF. Varibael dalam penelitian ini adalah IOFC, biaya produksi (biaya variabel dan biaya tetap), penerimaan, keuntungan dan BEP (produksi dan harga). Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa penggunaan TKPF dalam ransum hingga level 6%: IOFC yang diperoleh hingga Rp.517.087; mampu menekan biaya produksi hingga Rp.1.683.287; penerimaan yang diperoleh hingga Rp.918.333; keuntungan bersih yang didapat semakin meningkat hingga Rp.216.713; serta mampu memberikan break even point (BEP) produksi pada 0,84 ekor dan harga sebanyak Rp. 1.683.287 per ekor ternak. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa TKPF dapat digunakan dalam ransum babi peranakan landrace hingga level 6%.
SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN DAUN KABESAK TERHADAP KECERNAAN, RETENSI NITROGEN DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK KAMBING Daniel Yosef Faotlo; Tara Tiba Nikolaus; Jalaludin .
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.844

Abstract

The purpose of this study was to assess the digestibility of nutrients, nitrogent retention and total digestible nutrient of the substitution of concentrate with kabesak leaves (Acacia leucophloea Roxb). Twenty five local male goats were used in this study (average body weight ± 10-30kg; SD 5,859). The animals were randomly allotted to the treatments following randomized completely block design with 5 treatments and 5 groups. The feed treatments were: R0 = grass 60%: concentrate 40% + kabesak leaves 0%; R1 = grass 60% : concentrate 30% + kabesak leaves 10%; R2= grass 60%: concentrate 20%+ kabesak leaves 20%; R3 = grass 60%: concentrate 10% + kabesak leaves 30%; R4 = grass 60%: concentrate 0% + kabesak leaves 40%. Data were analyzed with ANOVA procedure and continued by using Duncan's Multiple Range Test. The results showed that substitution of concentrate with kabesak leaves (Acacia leucophloea Roxb) significantly affect (P<0,01) the digestibility of nutrients, nitrogent retention and total digestible nutrients. Replacing 50% concentrate with white kabesak leaves (Acacia leucophloea Roxb) did not influence digestibility of crude protein, crude fat, free nitrogent extract and total digestible nutrient even increase digestibility of crude fiber and nitrogen retention. Substitution of 75% concentrate by white kabesak leaves did not influence digestibility of crude fiber and free nitrogent extract, nitrogent retention and total digestible nutrients however decrease digestibility of crude protein and crude fat. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecernaan zat-zat makanan, retensi nitrogen dan total digestible nutrient ransum akibat subtitusi pakan konsentrat dengan daun kabesak putih (Acacia leucophloea Roxb) pada kambing lokal jantan. Sebanyak 25 ekor kambing jantan lokal (berat badan ± 10-30kg dan SD 5,859) ditempatkan secara acak mengikuti pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 kelompok. Perlakuan pakan yang dicobakan adalah: R0 = Rumput Alam 60%: Konsentrat 40% + daun kabesak putih 0%; R1 = Rumput Alam 60%: Konsentrat 30% + daun kabesak putih 10%; R2=Rumput Alam 60%: Konsentrat 20%+ daun kabesak putih 20%; R3 = Rumput Alam 60%: Konsentrat 10% + daun kabesak putih 30%; R4 = Rumput Alam 60%: Konsentrat 0% + daun kabesak putih 40%. Data dianalisis menurut prosedur sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak berganda Duncan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa subtitusi konsentrat dengan daun kabesak putih (Acacia leucophloea Roxb) berpengaruh yang sangat nyata (P<0,01) pada kecernaan zat-zat makanan, retensi nitrogen dan total digestible nutrient. Substitusi 50% konsentrat dengan daun kabesak putih tidak mempengaruhi kecernaan protein kasar, lemak kasar dan BETN serta TDN bahkan meningkatkan kecernaan serat kasar dan retensi nitrogen, namun substitusi pada level 75% menurunkan kecernaan protein kasar dan lemak kasar.
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT YANG MENGANDUNG TEPUNG TONGKOL JAGUNGTERHADAPKINERJA FISIOLOGIS SAPI BALI PENGGEMUKAN Hengky Umbu L Hamaratu; Yohanis Umbu L Sobang; Marthen Yunus
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.845

Abstract

The purpose of this study was to assess the effect of feeding concentrate with and without corncob flour on respiration rate, heart rate and rectal temperature of fattening Bali cattle. Six- two years old male Bali cattle (initial body weight 101,5-120 kg, SD= 15,114%) were used in the study following a Latin Square Design with 3 treatments and 3 period. Feed treatments offered were: P1 = Breeder pattern (Leucena leucocephala, Ceiba pentandra gaertn leaf and grass) ad libitum, P2 = P1 + concentrate feed without corn starch 1 kg, and P3 = P1 + concentrate feed containing corncob flour. The results showed that the treatment had no significant effect (P> 0.05) on the respiratory rate, heart rate and rectal temperature. Therefore, feeding corncob concentrate to male Bali cattle had no significant effect on respiratory rate, heart rate and rectal temperature. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan konsentrat dengan dan tanpa tepung tongkol jagung terhadap frekuensi pernafasan, denyut jantung dan suhu rektal pada sapi Bali penggemukan. Sebanyak 6 ekor sapi Bali jantan dengan umur berkisar 1,5-2 tahun (berat badan 101,5-120 kg, KV= 15,114%) ditempatkan secara acak mengikuti pola Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 3 perlakuan dan 3 periode. Perlakuan yang dicobakan adalah: P1= Pola peternak (Lamtoro, daun kapuk dan rumput) ad libitum, P2 = P1 + pakan konsentrat tanpa tepung tongkol jagung 1 kg, dan P3= P1+ pakan konsentrat mengandung tepung tongkol jagung. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap frekuensi pernafasan, denyut jantung dan suhu rektal. Karena itu, pemberian konsentrat tepung tongkol jagung, tidak berpengaruh nyata terhadap frekuensi pernafasan denyut jantung dan suhu rektal sapi Bali jantan.
PENGARUH PENGGANTIAN DEDAK PADI DENGAN TEPUNG BONGGOL PISANG TERFERMENTASI TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN PROTEIN DAN ENERGI TERNAK BABIPENGARUH PENGGANTIAN DEDAK PADI DENGAN TEPUNG BONGGOL PISANG TERFERMENTASI TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN PROTEIN DAN Stepanus Umbu Mehangtana; Heru Sutedjo; Ni Nengah Suryani
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.846

Abstract

The aim of the study is to evaluate effect of substituting rice bran with fermented banana corm (FBC) in the diet on intake and digestibility of protein and energy in pigs. There were 12 starter landrace crossbred (6 weeks old) with 11-21 kg, average. 15.42kg (CV 25.42%) initial body weight used in the trial. Block design of 4 treatments with 3 replicates procedure was applied. The 4 treatment diets were formulated as R0: control diet (0% FBC); R1: diet containing FBC substituting 33.3% rice bran; R2: diet containing FBC substituting 66.7% rice bran; and R3: diet containing FBC substituting 100% rice bran. The results showed that effect of treatment is not significant (P>0.05) on either intake or digestibility of protein and energy in pigs; and there is no significant (P>0.05) difference between R0 with R1, R2 and R3 but there is significant (P<0.05) difference between R1 with R2 and R3 on intake energy. The conclusion is that fermented banana corm can substitute 100% (21% of the diet) rice bran in starter diet. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian dedak padi dengan tepung bonggol pisang kepok terfermentasi (TBPKF) dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan protein dan energi. Penelitian ini menggunakan 12 ekor anak babi peranakan Landrace fase starter (umur 6 minggu), dengan bobot badan berkisar antara 11-21 kg dengan rata-rata 15,42kg (KV 25,69%). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan diberi R0 : Ransum kontrol 0% Tepung Bonggol Pisang Kepok terfermentasi. R1: Ransum mengandung TBPKF sebagai pengganti 33,3% dedak padi. R2: Ransum mengandung TBPKF sebagai pengganti 66,7% dedak padi. R3: Ransum mengandung TBPKF sebagai pengganti 100% dedak padi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap konsumsi protein, kecernaan protein dan kecernaan energi; tidak ada perbedaan antara R0 dengan R1, R2 dan R3, namun ada perbedaan nyata (P<0.05) antara R1 dibandingkan R2 dan R3, terhadap konsumsi energi. Kesimpulanya bahwa tepung bonggol pisang kepok terfermentasi dapat menggantikan dedak padi sampai 100% (21% dalam ransum).
PENGARUH JARAK TANAM DAN UMUR PEMOTONGAN YANG BERBEDA TERHADAP NILAI ENERGI Clitoria ternatea SECARA IN VITRO Oskar Kana Ngunju Mbanu; I Gusti Ngurah Jelantik; Jalaludin .
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.847

Abstract

This study aimed to determine the right time to harvest Clitoria ternatea with the highest energy content at different plant density. The research was conducted in the Noelbaki village, District Central Kupang, while the in vitro analysis was conducted at Animal Feed Laboratory in Fapet Undana for 5 months starting in October 2015 until February 2016. The study was conducted using a completely randomized factorial design. Factor A was plant spacing with 5 treatments and factor B was cutting age with 3 treatments, resulting in 15 combinations with three replications. Result showed that there was no interaction (P> 0.05) between the plant spacing and cutting age in terms of IVDMD, IVOMD, and DE of Clitoria ternatea. Plant spacing did not significantly (P> 0.05) affect IVDMD, IVOMD and DE of Clitoria ternatea. Cutting age did not have significant effect (P> 0.05) on IVDMD and DE, but have significant effect (P <0.05) IVOMD of Clitoria ternatea. To obtain high energy value of Clitoria ternatea planted monoculture or integrated with maize which planted at different row distances, it should be hervested at the age of no more at 90 days. ABSTRAK Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui waktu pemotongan yang tepat dalam pemotongan Clitoria ternatea dengan kandungan energi tertinggi pada jarak tanam yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial. Faktor A adalah jarak tanam dengan 5 perlakuan dan Faktor B adalah umur pemotongan dengan 3 perlakuan, sehingga menghasilkan 15 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Dari hasil uji statistik tidak ada interaksi (P>0.05) antar jarak tanam dan umur pemotongan terhadap IVDMD, IVOMD, dan DE tanaman Clitoria ternatea. Jarak tanam tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap IVDMD, IVOMD dan DE tanaman Clitoria ternatea. Umur pemotongan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap IVDMD dan DE, dan berpengaruh (P<0.05) terhadap IVOMD tanaman Clitoria ternatea. Untuk menghasikan nilai energi Clitoria ternatea yang ditanam monokultur maupun terintegrasi dengan jagung pada jarak tanam rapat maupun jarak tanam yang longgar sebaiknya dipotong pada umur 90 hari.
PENGARUH PEMBERIAN LARVA FESES SAPI TERHADAP KONSUMSI RANSUM, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KONVERSI RANSUM AYAM BURAS Aplianita Padi Lero; Ni Putu F. Suryatni; Markus Sinlae
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.848

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of Larvae supplementation on feed intake, body weight gain and feed conversion of native chicken. Sixty four- 4 weeks old native chicken were used in this study following a completely randomized design with four treatments and four replicates. The treatments offered were L0: Commercial diet 100%; L1: Commercial diet 75% + Larvae served ad libitum, L2: Commercial diet, 50% + larvae served ad libitum. L3: Commercial diet, 25% + larvae served ad libitum. Variables measured were feed intake, body weight gain and feed conversion. The results showed that inclusion of larvae to commercial diet (P <0,05) increased body weight gain of native chicken with the highest values for L1 (13,04 gram/head/day) compared to the other of treatments. Feed intake was not affected by the treatments. However, feed conversion ratio of the native chicken became poorer as the level of commercial diet declined. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian larva yang berasal dari feses sapi terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam buras. Penelitian ini digunakan 64 ekor ayam buras berumur 4 minggu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan. Perlakuan yang dicobakan adalah L0: Ransum komersial 100%, L1: Ransum Komersial 75% + Larva secara ad libitum, L2: Ransum komersial 50% + Larva secara ad libitum, L3: Ransum komersial 25% + Larva secara ad libitum. Variabel yang diukur antara lain konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan Larva segar secara ad libitum dan pakan komersial dari level 75%, 50% dan 25% memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan ayam buras dan paling tertinggi terdapat pada perlakuan L1 sebesar 13.04 gram/ekor/hari dari perlakuan L2 dan L3. Pemberian larva feses sapi dan pakan komersial memberikan pengaruh tidak nyata pada konsumsi ransum ayam buras. Pemberian larva feses sapi dengan level pemberian ransum komersial yang semakin menurun mengakibatkan konversi ransum meningkat secara nyata pada ayam buras.
KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK SECARA IN VITRO HIJAUAN PADANG PENGGEMBALAAN BATU BERINGIN DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT, KABUPATEN KUPANG Ariance Rambu Awa Ati; Yoakim H. Manggol; Dominggus B. Osa
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.849

Abstract

This study was conducted at the pasture of Batu Beringin Sumlili, Kupang, aimed to know the dry matter and organic matter digestibility of forages in the pasture. The survey method and direct measurement by utilizing a 1m x 1m square frame at the site of study was conducted. Data obtained were tabulated and calculated for the percentage and the average of dry matter and organic matter digestible of forages. The dry matter and organic matter digestibility the first location were 42,13% and 44,26% respectively, and for the second location were 49,32 % and 50,39 %, respectively. Therefore it can be concluded that the dry matter and organic matter digestible forages at pasture of Batu Beringin Sumlili during rainy season were 45,72 % and 47,60%, respectively. ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan di padang penggembalaan Batu Beringin Desa Sumlili Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang, dengan tujuan untuk mengetahui Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro Hijauan Padang Pengembalaan Musim Hujan. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu pengukuran dan pengamatan langsung dilapangan. Materi penelitian adalah hijauan berupa rumput, legume dan gulma yang tumbuh di padang penggembalaan lokasi penelitian, Alat-alat yang digunakan berupa petak ukur/plot 1 x 1 m. Data yang diperoleh ditabulasi dan dihitung untuk mendapatkan persentase dan rata- rata kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro. Presentasi kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro berturut-turut pada lokasi pertama 42,13% dan 44,26 %, dan pada lokasi kedua diperoleh 49,32 % dan 50,39 %. Hasil penelitian disimpulkan bahwa kecernaan bahan kering dan bahan organik hijauan makanan ternak di padang penggembalaan Batu Beringin Desa Sumlili Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang masing-masing 45,72 % dan 47,60%.

Page 1 of 2 | Total Record : 11