cover
Contact Name
Asef Kurniyawan Hardjana
Contact Email
publikasidiptero@gmail.com
Phone
+62811582318
Journal Mail Official
publikasidiptero@gmail.com
Editorial Address
Jalan A. Wahab Syahrani No.68, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : 24605875     EISSN : 24605883     DOI : https://doi.org/10.20886/jped
Core Subject : Agriculture,
Silvikultur; Jasa Lingkungan (Nilai Hutan); Biometrik Hutan; Pengolahan Hasil Hutan; Keteknikan dan Pemanenan Hutan; Hasil Hutan Bukan Kayu; Perlindungan Hutan; Konservasi Sumberdaya Hutan; Perhutanan Sosial, Ekonomi dan Kebijakan; Ekologi Tumbuhan dan Biomassa Hutan; Mikrobiologi dan Bioteknologi; Hama dan Penyakit Hutan; Anatomi Kayu; Hidrologi dan Konservasi Tanah Hutan; Dendrologi, Fitogeografi dan Arsitektur Pohon; Fisiologi Tumbuhan
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 173 Documents
Kajian Tempat Tumbuh Jenis Shorea Smithiana, S. Johorensis dan S. Leprosula di PT ITCI Hutani Manunggal, Kalimantan Timur Nilam Sari; Karmilasanti karmilasanti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2015.1.1.15-28

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji tempat tumbuh dari family Dipterokarpa, yaitu jenis Shorea smithiana, S. johorensis dan S. leprosula. Pembuatan 3 plot penelitian di dalam 1 hektar berbentuk bujur sangkar dengan jalur-jalur inventarisasi selebar 20 meter jarak datar. Dari hasil penelitian pada ketiga plot pengamatan menunjukkan jenis S. smithiana, S. johorensis dan S. leprosula memiliki Indeks Nilai Penting (INP) yang cukup dominan dari jenis-jenis lainnya dan mampu tumbuh pada kelas kelerengan yang ekstrim. Ketiga jenis tersebut hidupnya lebih cenderung kearah individualis atau tidak berkelompok dan ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Dari hasil analisa tanah tempat tumbuh, memperlihatkan sifat fisik tanah yang baik terutama bulk density, pori total, kadar air tanah dan tekstur tanahnya. Sifat kimia juga terlihat cukup subur. Tipe iklim mikro seperti suhu udara dan kelembaban termasuk kategori sedang, dengan intensitas cahaya dan curah hujan tahunan yang tinggi.
RIAP DIAMETER HUTAN BEKAS TEBANGAN SETELAH 20 TAHUN PERLAKUAN PERBAIKAN TEGAKAN TINGGAL DI LABANAN BERAU, KALIMANTAN TIMUR Abdurachman Abdurachman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.2.121-130

Abstract

Prinsip dasar pengelolaan hutan yang lestari adalah panen hutan sama dengan riap hutan itu sendiri, sehingga informasi riap ini menjadi sangat penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi riap diameter hutan bekas tebangan setelah 20 tahun perlakuan penjarangan di Labanan Berau, Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan di Labanan, Berau. Pengukuran dilaksanakan pada 6 plot, dengan masing-masing plot seluas 4 ha. Terdapat tiga perlakuan yaitu Pembebasan, Penjarangan selektif dan perlakuan kontrol. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap berblok. Hasil penelitian menunjukkan rataan diameter pertahun untuk grup dipterocarpaceae adalah 0,53 cm/thn (kontrol), 0,84 cm/thn (Pembebasan) dan 0,55 cm/thn (Penjarangan selektif), sedangkan non dipterocarpaceae adalah 0,29 cm/thn (kontrol), 0,36 cm/thn (Pembebasan) dan 0,33 cm/thn (Penjarangan selektif). Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan penjarangan 20 tahun yang lalu yang ditunjukkan dengan hasil nilai F dari analisa keragaman. 
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT DAN PEMANFAATANNYA DI KAWASAN TANE' OLEN DESA SETULANG MALINAU, KALIMANTAN TIMUR Karmilasanti Karmilasanti; Supartini Supartini
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.1.23-38

Abstract

Tane' Olen adalah kawasan hutan lindung di Desa Setulang, Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau. Hutan ini didominasi oleh jenis-jenis dipterokarpa dan memiliki keanekaragaman flora yang tinggi, termasuk tumbuhan berkhasiat sebagai obat yang digunakan oleh masyarakat sekitarnya. Tulisan ini memaparkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional di kawasan Tane' Olen yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat Desa Setulang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksploratif. Materi tumbuhan dikumpulkan secara purposive sampling selama eksplorasi menggunakan pengenal jenis penduduk setempat di kawasan Tane'Olen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai obat tradisional ada 32 jenis, yang tergolong dalam 31 marga dan 26 suku tumbuhan. Araceae merupakan suku tumbuhan yang paling banyak dijumpai. Habitus tumbuhan obat sebagian besar berupa pohon, sedangkan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun. Cara penggunaan tumbuhan obat sebagian besar dalam bentuk bahan tunggal, dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaannya sebagian besar untuk pengobatan luar, namun ada juga yang digunakan untuk pengobatan dalam. 
Sifat Kimia dan Warna Kayu Keruing, Mersawa dan Kapur Ganis Lukmandaru; Siti Fatimah; Andrian Fernandes
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2015.1.2.69-80

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia dan warna  kayu keruing (Dipterocarpus humeratus), mersawa (Anisoptera laevis) dan kapur (Dryobalanops keithii) yang sampai saat ini relatif belum banyak diketahui. Sampel pohon diperoleh dari  hutan Muara Wahau, Kalimantan Timur. Bagian gubal dan teras diperoleh dari bagian pangkal pohon. Pengujian komponen kimia mengacu pada standar ASTM. Pengukuran warna dilakukan melalui sistem koordinat CIELAB. Hasil pengukuran kadar ekstraktif di 3 spesies pada nilai kadar ekstraktif etanol-toluena (KEET) menunjukkan kisaran pada kayu bagian gubal (KG) 2,37-4,60 % dan teras (KT) 2,58-4,81 %, kelarutan dalam air panas (KAP) sebesar 2,14-6,49 % (KG) dan 1,14-5,77 % (KT), kadar kelarutan dalam air dingin (KAD) adalah 1,61-6,39 % (KG) dan 1,063,26 % (KT). Kecenderungan dari gubal ke teras menunjukkan adanya kenaikan nilai KEET, dan penurunan nilai KAP dan KAD. Pengukuran komponen dinding sel pada kadar lignin berkisar 27,39 – 33,29 % (KG) dan 25,77- 34,19 % (KT), kadar holoselulosa berkisar 70,50-73,73 % (KG) dan 65,94-74,84% (KT), sedangkan kadar a-selulosa berkisar 45,83-49,62 % (KG) dan 44,23-52,32 % (KT). Dari gubal ke teras, perbedaan nilai kadar lignin dan selulosa relatif kecil. Kelarutan dalam NaOH 1 % berkisar 12,06-17,07 (KG) dan 11,85-20,79 % (KT), kadar abu sekitar 0,72-3,64 % (KG) dan 0,74-4,73 % (KT), sedangkan nilai pH berkisar 5,56-8,02 (KG) dan 7,09-7,96 (KT). Untuk sifat warna, kisaran nilai indeks kecerahan (L*), kemerahan (a*), dan kekuningan (b*) pada bagian gubal adalah 48-53, 6-11, dan 9-20, secara berturutan,, sedangkan pada bagian teras masing-masing  40-49, 9-16, dan 14-18.
Perubahan Fisiologis dan Biokimia Benih Tengkawang Selama Penyimpanan Asep Rohandi; Nurin Widyani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.1.9-20

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek fisiologi dan biokimia perubahan fisik dan fisiologis benih tengkawang (Shorea stenoptera) selama proses penyimpanan. Percobaan penyimpanan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 2 x 5 dengan 3 kali ulangan. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu ruang simpan dan lama penyimpanan. Suhu ruang simpan terdiri dari ruang kamar (28-290C) dan  ruang AC (18-20 0C), sedangkan lama penyimpanan terdiri dari 0, 1, 2, 3 dan 4 minggu. Parameter fisiologis yang diamati meliputi daya berkecambah, kecepatan berkecambah dan nilai perkecambahan, sedangkan parameter biokimia meliputi kandungan pati, lemak, protein dan daya hantar listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap perubahan fisiologis (daya berkecambah, kecepatan berkecambah dan nilai perkecambahan) benih S. Stenoptera, yang dapat menyebabkan viabilitas benih terus menurun dengan semakin lamanya periode penyimpanan. Perbedaan suhu ruang simpan pada penyimpanan benih tengkawang (KA awal 46,06%) tidak  menunjukkan perbedaan nyata. Sampai minggu ke 4 daya berkecambah benih di ruang kamar mampu dipertahankan sebesar 44% dan di ruang AC sebesar 49,33%. Kandungan lemak dan nilai daya hantar listrik cenderung mengalami peningkatan, sedangkan kandungan pati dan protein pada benih tengkawang cenderung mengalami penurunan selama penyimpanan. 
KAJIAN EKONOMI POLITIK DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Eddy Mangopo Angi; Catur Budi Wiati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.2.63-80

Abstract

Pemerintah Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan kebijakan dan program Kaltim Green, Low Carbon Growth Strategy (LCGS), Strategi Rencana Aksi Provinsi Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus (SRAP REDD+), dan  Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD GRK). Kebijakan ini untuk memperbaiki tata kelola hutan dan lahan (TKHL) untuk mendukung pemerintah menurunkan emisi GRK dunia melalui rencana aksi (mitigasi) sebesar 26% dan 41% hingga tahun 2020. Tujuan studi ini untuk menyampaikan hasil kajian sosial, ekonomi, budaya dan politik yang berkontribusi terhadap deforestasi, degradasi hutan dan lahan. Termasuk relasi aktor formal dan non formal dalam proses pengambilan kebijakan daerah serta isu-isu strategis TKHL terkait perencanaan tata ruang, proses kebijakan tata ruang, perijinan, dan penganggaran. Pengumpulan data dilaksanakan di Kabupaten Paser, Kaltim pada  periode tahun 2012-2013 dan dilanjutkan studi meja (desk study) tahun 2014. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (dept interview), Kelompok Diskusi Terfokus (Focus Group Discussion/FGD) dan studi literatur. Metode analisis data menggunakan analisis masalah (analisis konteks dan kebijakan) dan analisis stakeholders (analisis aktor). Hasil studi menyebutkan bahwa deforestasi terbesar disebabkan karena izin-izin di bidang kehutanan dan perkebunan, sedangkan degradasi hutan dan lahan disumbangkan dari kegiatan pertambangan. Hal tersebut didukung dari struktur politik, legislatif memberikan kontribusi dukungan yang besar atas penguasaan dan pemanfaatan sumber daya alam bagi eksekutif. Kata Kunci: deforestasi, degradasi hutan dan lahan, Tata Kelola Hutan dan Lahan (TKHL), Kabupaten Paser 
Pengaruh Komposisi Media dan Perbedaan Populasi Pada Pertumbuhan Cabutan Pasak Bumi Deddy Dwi Nur Cahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.67-72

Abstract

Pasak bumi merupakan salah satu jenis tumbuhan berkhasiat obat dari ekosistem hutan dipterocarpaceae. Pemanfaatan jenis tersebut selama ini dieksploitasi dari hutan alam dengan menggunakan bagian akarnya, sehingga seluruh bagian tanaman akan tercabut dan menyebabkan semakin menurun keberadaannya. Disisi lain, permintaan akar pasak bumi semakin meningkat di pasar domestik maupun manca negara dengan harga yang cukup tinggi.  Diperlukan budidaya untuk memenuhi permintaan yang  semakin meningkat dan menjaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan perbedaan populasi pada pertumbuhan cabutan pasak bumi. Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu media semai [M] dan populasi [P]. Faktor media terdiri dari 4 aras yaitu top soil [M1]; top soil : pasir (1:1) [M2]; top soil : pasir : pupuk kompos (3:3:1) [M3] dan top soil : pupuk kompos (6:1) [M4]. Faktor populasi terdiri dari 2 populasi, yaitu populasi Samboja [P1] dan Taman Nasional Kutai (TNK) [P2]. Masing-masing komposisi media sebanyak 20 tanaman diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jadi bibit antara 91,67-100%. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa faktor media dan populasi memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi dan diameter bibit pasak bumi. Penggunaan kompos dengan komposisi media [M3 dan M4] memberikan pertumbuhan terbaik untuk tinggi dan diameter bibit. Populasi Samboja lebih unggul dalam pertumbuhan tinggi bibit dibanding populasi TNK, namun sebaliknya untuk pertumbuhan diameter bibit.
KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe), TIMBAL (Pb) dan MANGAN (Mn) PADA AIR SUNGAI SANTAN Kiamah Kamarati; Marlon Aipassa; Muhammad Sumaryono
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.1.49-56

Abstract

Meningkatnya pembangunan dan perkembangan daerah industri disekitar sungai maka akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai dan pencemaran lingkungan sekitar. Banyaknya aktifitas masyarakat seperti pertanian, pertambangan dan kegiatan industri lainnya akan berpengaruh terhadap kandungan logam berat pada air Sungai Santan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam berat Fe, Mn dan Pb  dan untuk mengetahui baku mutu air berdasarkan kelas pada Sungai Santan. Pengambilan sampel air dilakukan pada daerah hulu, tengah dan hilir sungai dan pada saat sebelum hujan dan sesudah hujan. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan logam berat pada Sungai Santan masuk kedalam kelas I dan II yaitu dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan konsumsi lainnya dan dapat digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan mengairi  tanaman.Kata kunci: Logam Berat, Sungai, Pencemaran
KAJIAN DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN TERHADAP SUPLAI BAHAN BAKU INDUSTRI KAYU DI KALIMANTAN TIMUR Catur Budi Wiati; Karmilasanti karmilasanti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.1.73-90

Abstract

Pelaksanaan Permenhut No.P.55/Menhut-II/2006 dimaksudkan untuk memperpendek jalur birokrasi untuk menghemat waktu dan biaya yang dapat berdampak pada biaya pengurusan yang tinggi (high cost economy). Tetapi ketidaksiapan sumberdaya manusia sebagai penerbit dan kebingungan penerapan di lapangan akibat kondisi alam yang tidak ideal menjadi alasan sebagian besar perusahaan di Kalimantan Timur mengalam kesulitan untuk melaksanakan Permenhut No.P.55/Menhut-II/2006 di lapangan. Disisi lain kayu bulat asal hutan alam dari Kalimantan Timur, khususnya jenis dipterokarpa, memegang peranan cukup penting bagi industri pengolahan kayu di Indonesia. Karena sekitar 50% dari total produksi kayu bulat Indonesia yang dipergunakan untuk bahan baku industri berasal dari Kalimantan Timur.  Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan hasil penelitian tentang pelaksanaan Permenhut No.P.55/Menhut-II/2006 di Kalimantan Timur, permasalahan yang dihadapi dan dampaknya bagi potensi kayu dari hutan alam, khususnya jenis dipterokarpa, di Kalimantan Timur. Penelitian yang dilakukan sekitar bulan Mei – Desember 2007 ini mendapatkan hasil bahwa pelaksanaan permenhut No.P.55/Menhut-II/2006 yang efektif dan efesien berdampak terhadap peningkatan produksi kayu bulat Kalimantan Timur yang tentunya juga akan meningkatkan produksi kayu bulat nasional.
KEHADIRAN DAN KERAGAMAN HERBA-LIANA SEBAGAI SUMBER PAKAN SATWA LIAR DI KAWASAN REKLAMASI PASCATAMBANG BATUBARA PT KIDECO JAYA AGUNG, PASER, KALIMANTAN TIMUR Slamet Rohmadi; Yaya Rayadin; Paulus Matius; Yosep Ruslim
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.2.71-82

Abstract

Kegiatan pemulihan fungsi kawasan ekosistem pascatambang dilakukan melalui kegiatan reklamasi dan revegatasi lahan. Penilaian keberhasilan kegiatan reklamasi dan revegetasi selama ini hanya didasarakan pada pertumbuhan dan keberadaan tanaman pokoknya. Kehadiran dan keragaman jenis tumbuhan bawah herba dan liana dikawasan reklamasi pascatambang belum menjadi indikator dalam penilaian keberhasilan kegiatan reklamasi. Kehadiran jenis herba-liana sendiri sangat penting bagi sumber pakan satwa liar yang ada didalamnya. Oleh karena ini dalam penelitian ini dilakukan perhitungan kehadiran dan keragaman jenis herba-liana pada berbagai variasi umur tanaman reklamasi yang berbeda. Tingkat keragaman dan kehadiran didasarkan pada nilai frekuensi kehadiran pada masing masing subplotnya. Dari tabel 11 variasi umur tanaman yang berbeda menunjukkan bahwa semakin berkembang umur tanaman reklamasi akan diikuti pula oleh penambahan keanekaragaman jenisnya herba dan liana. Frekuensi dari 176 kehadiran menunjukkan bahwa jenis yang paling banyak hadir adalah jenis Zoysia matrella 80,7% (142 dari 176) diikuti oleh jenis Mucuna sp. 75% (132 dari 176) dan Asystasia intrusa 59,1% (104 dari 176). Secara umum kehadiran jenis tumbuhan bawah kategori herba liana sangat penting dalam mempercepat pemulihan ekosistem pascatambang.

Page 4 of 18 | Total Record : 173


Filter by Year

2007 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue