cover
Contact Name
Farhamzah
Contact Email
farhamzah@ubpkarawang.ac.id
Phone
+6281380007942
Journal Mail Official
buanafarma@ubpkarawang.ac.id
Editorial Address
JL. H.S. Ronggowaluyo Telukjambe Timur Karawang 41361
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Buana Farma
ISSN : -     EISSN : 27972100     DOI : 10.36805
Core Subject : Health, Science,
The major focus of Jurnal Buana Farma is to publish articles in the area of Experimental Pharmacology, Clinical Pharmacy, Pharmaceutical Technology, Pharmacoeconomy, Pharmacognosy, Pharmaceutical chemistry.
Articles 82 Documents
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN BODY CREAM EKSTRAK KETAN HITAM (Oryza sativa var. glutinosa) Fidya Ikrima Dewi; Anggun Hari Kusumawati; Ermi Abriyani
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i1.39

Abstract

Ketan hitam (Oryza sativa var glutinosa) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa antioksidan yang mampu menangkal atau meredam dampak oksidatif atau radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit. Pada penelitian ini ekstrak ketan hitam diformulasikan menjadi sediaan body cream. Ekstrak ketan hitam diekstraksi dengan etanol 96% menggunakan metode maserasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui uji evaluasi sifat fisik sediaan Body Cream dan untuk mengetahui formulasi yang menghasilkan sifat fisik yang optimal. Formulasi dibuat dengan konsentrasi yang berbeda dan dilakukan uji evaluasi fisik yang meliputi uji organoleptik, pH, viskositas, daya sebar dan daya lekat. Hasil penelitian pada formulasi bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan yang digunakan dalam formulasi berpengaruh pada uji sifat fisik. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa formulasi optimal yang memenuhi persyaratan sifat fisik untuk sediaan body cream adalah formula 2 memiliki warna ungu bau khas dan tekstur semi padat dengan nilai pH= 5.78, viskositas= 4742 cps, daya sebar= 5.63 cm, daya lekat= 1.22 detik.body cream, ketan hitam, evaluasi fisik, Oryza sativa var glutinosa
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT KARAWANG Maya Arfania
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i1.40

Abstract

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan serius yang dihadapi dunia, termasuk Indonesia. Jawa Barat memiliki prevalensi total penderita DM sebanyak 1,7%. Dimana Jawa Barat berada di urutan 10 dari 33 propinsi yang ada di Indonesia. Di Kabupaten Karawang prevalensi pasien yang terdiagnosis DM sebesar 1,0% dan dengan gejala sebesar 1,2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendidikan dan penghasilan merupakan faktor risiko ketidakpatuhan minum obat pasien DM di Rumah Sakit Karawang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pasien DM dengan menggunakan kuesioner MMAS-8. Setelah itu dilakukan analisis faktor risiko terhadap terjadinya ketidakpatuhan, dimana faktor risiko yang dilihat adalah tingkat pendidikan dan penghasilan. Analisis faktor risiko dilakukan secara statistik dengan menggunakan chi square dengan taraf kepercayaan 95%, didapatkan p value sebesar 0,315 (tingkat Pendidikan) dan 0,362 (penghasilan). Dari hasil tersebut diketahui bahwa dalam penelitian ini tingkat pendidikan dan penghasilan bukanlah merupakan faktor risiko kepatuhan minum obat pasien DM Rumah Sakit Karawang.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN GEDI (Abelmoschus manihot L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Neni Sri Gunarti; Sri Carnia; Lia Fikayuniar
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i1.41

Abstract

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun gedi (Abelmoschus manihot L.) terhadap bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus) dengan menggunakan pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya. Metode difusi sumuran digunakan untuk melihat daya hambat dari masing – masing ekstrak yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kepolaran tiga pelarut yaitu n-heksan, etil asetat, dan etanol 96% memberikan aktivitas penghambatan yang berbeda pada bakteri Propionibacterium acne, dan Staphylococcus aureus. Dimana ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat menunjukkan daya hambat yang besar dibandingkan ekstrak n-heksan terhadap bakteri Propionibacterium acne dengan zona hambat sebesar 34,52±1,48 mm, 30,38±0,93 mm, dan 21,70±2,20 mm. Sedangkan untuk bakteri Staphylococcus aureus ekstrak etanol 96% 30,58±1,96 mm, ekstrak etil asetat 31,06±1,18 mm, dan ekstrak n-heksan 23,81±6,14 mm. Daya hambat dari masing – masing pelarut termasuk kedalam kategori sangat kuat.
REVIEW : MASKER WAJAH HERBAL DI INDONESIA Nia Yuniarsih; Aeni Indriyati; Ani Munjiani
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i1.43

Abstract

Penuaan kulit merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari, yang ditandai dengan keriput dan pigmentasi pada kulit. Sejak dahulu masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan kosmetik dan pengobatan penyakit kulit dimana kepercayaan masyarakat terhadap senyawa aktif dari bahan alam relatif lebih aman dibandingkan senyawa-senyawa kimia sintetik. Keanekaragaman hayati yang besar di Indonesia merupakan salah satu faktor pendukung pengembangan produk kosmetik dan perawatan kulit dari bahan alam. Salah satu contoh kosmetik adalah masker wajah, pemakaian masker wajah bermanfaat untuk melembutkan kulit, membuka pori-pori yang tersumbat, dan membersihkan sisa kosmetik yang tidak bisa dihilangkan menggunakan pembersih biasa. Selain itu, pemakaian masker wajah yang teratur juga dapat membantu mencegah penuaan dini dan mengurangi munculnya keriput dan garis-garis halus. Beberapa tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan alami masker kulit wajah yaitu bengkoang, buah naga merah, kacang hijau, buah semangka, aloe vera, Madu, Piper longum , Akar manis, Tomat, Kersen. Review jurnal ini bertujuan untuk memberi informasi mengenai beberapa tanaman bahan alam yang memiliki kandungan senyawa fitokimia dan dapat digunakan sebagai bahan masker kulit wajah.
IDENTIFIKASI KANDUNGAN PREDNISON PADA JAMU REMATIK DAN PEGAL LINU DI KARAWANG BARAT Lia Fikayuniar
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i1.44

Abstract

Dengan konsep kembali alam, sehingga obat tradisonal menjadi pilihan alternatif pengbotan pendamping untuk pengobatan konvensional, karean selain khasiat nya yang baik tetapi memiliki efek samping yang relatif rendah, dan berdasarkan dari penggunaan turun temurun. Dengan hal tersebut ada beberapa pada fakta nya produsen menggunakan kesematan itu untuk melakukan produksi dengan mengambil keuntungan dengan cara memberi produknya dengan campuran bahan kimia obat tanpa aturan, sehingga hal tersebut membahayakan konsumen seperti yang tertera dalam peraturan kemenkes bahwa syarat obat tradisional dilarang sama sekali mengandung bahan kimia obat (BKO). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan Bahan Kimia Obat (BKO) prednison pada jamu rematik dan pegal linu. Sampel jamu yang digunakan yaitu sebanyak sepuluh sampel jamu yang berbeda dengan metode spektrofotometri UV-Vis sebagai metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan adanya lima sampel jamu (yang positif mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) (A, B, C, D, E, F, J) yang dianalisis dengan Spektrofotometri UV-Vis yang mengandung rata-rata kadar prendison yang paling tinggi adalah sampel Jamu J pada konsentrasi 30 ppm dengan nilai 0,07833%.
UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) AMYLUM FAMILI ZINGIBERACEAE SEBAGAI BAHAN DASAR KOSMETIK Aeni Indriyati; Rismayanti; Farhan Fadilah; Tedja Dwi Somantri; Farhamzah
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i2.104

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia dalam hal keanekaragaman hayati. Berbagai macam spesies tumbuhan tumbuh subur, tidak terkecuali tumbuhan obat herbal yang berasal dari golongan Zingiberaceae atau yang biasa disebut masyarakat Indonesia sebagai tumbuhan jahe-jahean. Zingiberaceae merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai zat berkhasiat. Salah satu kandungan yang ada pada golongan Zingiberaceae yaitu kandungan amylum atau pati yang masih banyak mengandung zat berkhasiat. Pada penelitian ini dilakukan pengujian standarisasi bahan amylum famili Zingiberaceae antara lain Curcuma zeodaria (Temu Putih), Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak), Curcuma longa Linn. (Kunyit), Curcuma aeruginosa Roxb. (Temu Hitam), Zingiber zerumbet Smith. (Lempuyang Gajah), Zingiber aromaticum val. (Lempuyag Wangi), Zingiber littorale Val. (Lempuyan Pahit) dan Zingiber officinale Var. Rubrum. (Jahe Merah) menggunakan metode pengujian Angka Lempeng Total (ALT) untuk mengetahui amylum zingiberaceae tersebut memenuhi standar batas maksimum cemaran mikroba. Dari hasil pengujian ALT didapatkan bahwa amylum temu putih lebih sedikit mengandung koloni bakteri yaitu sejumlah 0,11 x 105 ± 0,44 x 105 koloni, sedangkan amylum lempuyang pahit lebih banyak mengandung koloni bakteri dengan jumlah 0,82 x 105 ± 0,28 x 105 koloni. Berdasarkan hasil pengujian ALT yang telah dilakukan, amylum dari golongan Zingiberaceae tersebut masih memenuhi syarat ambang batas maksimum cemaran bakteri yakni ≤105. Sehingga, amylum dari beberapa famili zingiberaceae ini dapat digunakan sebagai bahan kosmetika.
UJI SKRINING FITOKIMIA DARI AMILUM FAMILIA ZINGIBERACEAE Suci Wildatul Wahidah; Khuzaimah Nurul Fadhilah; Hadyani Nahhar; Saskia Nur Afifah; Neni Sri Gunarti
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i2.105

Abstract

Skrining fitokimia bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder yang terdapat pada amilum familia zingiberaceae meliputi pemeriksaan alkalaoid, flavonoid, polifenolat, tanin, kuinon, saponin, steroid dan terpenoid. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah amilum Kunyit (Curcuma Longa L.), amilum Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), amilum Jahe Merah (Zingiber officinale var.Rubrum), amilum Temu Putih (Curcuma zedoria), amilum Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.), amilum Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet Smith.), amilum Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum .val) dan amilum Lempuyang Pahit (Zingiber littorale .val). Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa amilum Jahe Merah (Zingiber officinale var.Rubrum) mengandung senyawa saponin dan alkaloid. amilum Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan kuinon, amilum Kunyit (Curcuma Longa L.) mengandung senyawa Alkaloid, flavonoid,saponin dan kuinon. Amilum amilum Temu Putih (Curcuma zedoria) mengandung senyawa alkaloid. ), amilum Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) mengandung senyawa alkaloid, amilum Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet Smith.) mengandung senyawa flavonoid, amilum Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum .val) mengandung senyawa flavonoid dan amilum Lempuyang Pahit (Zingiber littorale .val) mengandung senyawa flavonoid dan tanin.
ANALISIS KEPATUHAN MAHASISWA FARMASI DAN NONFARMASI UNIVERSITAS BUANA PERJUANG AN KARAWANG TERHADAP PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19 Dinda Nur’ayuni Wahyudi; Dedy Frianto; Surya Amal
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i2.106

Abstract

Covid-19 merupakan virus mematikan yang berasal dari China dan ditetapkan sebagai pandemi global. Virus ini terus menyebar ke penjuru dunia termasuk Indonesia. Pencegahan penyebaran virus Covid-19 ini dapat dilakukan dengan mematuhi 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Terdapat berbagai macam latar belakang pendidikan yang tinggi di masyarakat baik mengenai kesehatan ataupun non kesehatan, dengan kategori pendidikan yang tinggi seharusnya memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi pula, karena memiliki wawasan pengetahuan yang sangat luas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan dan hubungan jenis pendidikan mahasiswa farmasi dan Nonfarmasi terhadap protokol kesehatan di Universitas Buana Perjuangan Karawang. Penelitian ini menggunakan metode survei. Pengambilan sampel menggunakan perhitungan Isaac dan Michael dengan jumlah sampel 536. Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap kepatuhan protokol kesehatan antara mahasiswa farmasi dan Nonfarmasi dengan nilai signifikan 0.398 (p value > 0.05) menggunakan uji Mann Whitney. Tidak terdapat hubungan antara jenis pendidikan dengan tingkat kepatuhan mahasiswa farmasi dan Nonfarmasi terhadap protokol kesehatan dengan nilai signifikansi 0,411 (p value > 0,05) menggunakan uji Kendall-Tau, begitupula, tidak ada hubungan antara tingkat kepatuhan dengan angka kejadian Covid-19 dengan nilai signifikansi 0.602 (p value > 0.05) menggunakan uji Kendall-Tau. Kesimpulanya tidak terdapat perbedaan kepatuhan yang signifikan antara mahasiswa farmasi dan Nonfarmasi, tidak terdapat hubungan jenis pendidikan terhadap tingkat kepatuhan, dan tidak terdapat hubungan angka kejadian covid dengan tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
EVALUASI PEMURNIAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN CARBON ACTIVE RESIN COATED POWDER BERDASARKAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS Sudrajat Sugiharta; Nia Yuniarsih; Dadan Ridwanuloh
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i2.107

Abstract

Banyaknya sisa minyak jelantah maka perlu upaya memanfaatkan minyak jelantah dengan dilakukan pemurnian yang dapat diolah menjadi sabun, biodesel, lilin dan lain-lain. Metode yang dilakukan secara eksperimental melalui pemurnian minyak jelantah yang didapat dari pecel lele yang dimurnikan dengan carbon active resin coated powder, dengan perbandingan 15 g : 90 g pada hasil despicing minyak jelantah. Hasil penelitian organoleptik yaitu berupa bentuk semula kental menjadi sedikit kental, berwarna hitam kecokelatan manjadi bening kecokelatan dan aroma tengik kuat menjadi sedikit tengik. Selanjutnya hasil penetapan pH pemurnian minyak jelantah yaitu didapatkan nilai pH dari pengujian 15 g menunjukkan hasil 4,95 ± 0,63 sedangkan nilai pH dari pengujian 90 g yaitu 5,05 ± 0,63 telah diterima dengan spesifikasi (IS: 6357-1971) pH 6,5-8. Penentapan bobot jenis minyak jelantah yaitu didapatkan dari pengujian 15 g menunjukkan hasil 0,298 ± 0,0028 sedangkan pada pengujian 90 g menunjukkan hasil 0,287 ± 0,01 dengan spesifikasi SNI 01-3174-1995 bobot jenisnya ialah 0,900 g/cm3. Pengunjian viskositas didapatkan hasil 85 cps. Sedangkan hasil kadar asam lemak bebas minyak jelantah yaitu didapatkan pengujian 15 g dengan hasil 0,192 % ± 0,09 sedangkan pada pengujian 90 g menunjukkan hasil 0,32 % ± 0,27 dengan spesifikasi SNI 3741-2002 kadar asam lemak bebas ialah maks 0,3 %. Dari penelitian pemurnian minyak jelantah menggunakan carbon active resin coated powder pada parameter oraganoleptik adanya perbaikan setelah pemurnian Sedangkan parameter pengujian pH, viskositas, bobot jenis dan kadar asam lemak bebas memenuhi persyaratan SNI.
POTENSI TANAMAN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA BERDASARKAN KANDUNGAN SENYAWA AKTIF : LITERATURE REVIEW ARTICLE Neni Sri Gunarti; Himyatul Hidayah; Annida Huril Adzkia; Iin Lidia Putama Mursal
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i2.129

Abstract

Hiperurisemia merupakan suatu kondisi dimana kadar asam urat didalam darah seseorang melampaui batas nilai normalnya. Hiperurisemia dapat disebabkan karena peningkatan metabolisme asam urat (overproduction), dengan penurunan ekskresi asam urat urin (underexcretion), atau kombinasi keduanya. Untuk mengobati hiperurisemia maka digunakan pengobatan secara alami salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah daun tempuyung (Sonchus arvensis L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tanaman tempuyung sebagai antihiperurisemia berdasarkan kandungan senyawa aktifnya. Dengan mengkaji beberapa literature yang berkaitan dengan hal tersebut, didapatkan hasil 7 artikel yang digunakan. Penelitian ini menggunakan Literature Review Article (LRA) yang merupakan sebuah metode yang sitematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identikasi. Maka, pencarian literature yang akan digunakan hanya terbatas pada penggunaan daun tempuyung sebagai antihiperurisemia yang dipublikasikan pada tahun 2010-2021. Proses pencarian literatur dilakukan melalui google schoolar dengan Kata kunci : “Sonchus arvensis L. and hyperuricemia”, “senyawa aktif dan Sonchus arvensis L. Flavonoid”. Berdasarkan literature review article yang dilakukan menunjukan bahwa tanaman daun tempuyung yang memiliki aktivitas antihiperurisemia dari golongan flavonoid dengan senyawa aktif apigenin, luteolin, apigenin-7-O-Glukosida, kaemferol, dan luteolin-7-O-Glukosida.