cover
Contact Name
Dian Ayubi
Contact Email
jurnal.ppki@ui.ac.id
Phone
+6221-7863475
Journal Mail Official
jurnal.ppki@ui.ac.id
Editorial Address
Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Gedung D, Lantai 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Jawa Barat 16424
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 27235815     EISSN : 26156911     DOI : http://dx.doi.org/10.47034/ppk.v3i2
Jurnal ini membahas determinan perilaku sehat, strategi promosi kesehatan (seperti komunikasi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, advokasi kesehatan) dalam upaya pembangunan kesehatan di berbagai tatanan (sekolah, rumah sakit, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan komunitas).
Articles 53 Documents
Literasi Kesehatan Mental Orang Dewasa dan Penggunaan Pelayanan Kesehatan Mental Trisni Handayani; Dian Ayubi; Dien Anshari
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 2, No. 1, Juni 2020
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47034/ppk.v2i1.3905

Abstract

ABSTRAK Latar belakang. Prevalensi penduduk Indonesia yang menderita gangguan mental emosional mengalami peningkatan, dimana prevalensi sebesar 6% pada tahun 2013 meningkat menjadi 9,8% pada tahun 2018. Pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) belum diwujudkan secara optimal di wilayah Kecamatan Bogor Timur. Masih sedikit ODMK yang memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwaTujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan literasi kesehatan mental dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan jiwa.Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden adalah orang dengan masalah kejiwaan yang bertempat tinggal di Kecamatan Bogor Timur. Teknik multistage random sampling digunakan untuk memilih 139 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik ganda.Hasil. Nilai rerata literasi kesehatan mental sebesar 73,08 (skala 100). Sebanyak 56,1% ODMK telah memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa dan 57,6% responden berumur ≥30 tahun. Pada mereka yang mempunyai literasi kesehatan mental tinggi, sebanyak 64,9% telah memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa. Hasil analisis multivariat menunjukkan hubungan signifikan antara literasi kesehatan mental dengan perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan jiwa pada ODMK setelah variabel jenis kelamin dan ketersediaan pelayanan kesehatan jiwa dikendalikan.Kesimpulan. Orang dengan literasi kesehatan mental yang tinggi cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa dibanding dengan mereka dengan literasi rendah.  ABSTRACTBackground. In Indonesia, prevalence of emotional mental disorder has increased from 6% in 2013 to 9.8% in 2018. Mental health service has not optimally utilized by people with mental health problems in East Bogor sub-district. Objective. This study aimed to determine the relationship of mental health literacy with mental health service use. Method. This study used a cross sectional design with a quantitative approach. Respondents were people with mental health problems who lived in East Bogor Sub-District. A total of 139 respondents were selected using multistage random sampling technique. Data were collected by in-person interview using a questionnaire. Data were analysed using a multiple logistic regression test for multivariate model selection. Results. The results of this study showed that the mean score of mental health literacy was 73.08 (scale of 100). There were 56.1% respondents utilized mental health services. As many as 57.6% respondents aged ≥30 years. Among those who have high mental health literacy, 64.9% of them have utilized mental health services.  Results from multivariate analysis showed that there was a significant relationship between mental health literacy and the use of mental health service in people with mental health problems, after adjustment with gender and mental health service availability.Conclusion. People with high mental health literacy tended to use mental health services compared to those with low literacy.
Persepsi Remaja Terhadap Kesan Menakutkan Pada Peringatan Kesehatan Bergambar Di Bungkus Rokok Ditinjau Dari Extended Parallel Process Model Andi Annisa Dwi Rahmawati; Rita Damayanti; Dien Anshari
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 1, No. 1, April 2018
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (846.273 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v1i1.2120

Abstract

Latar Belakang. Tujuan pencantuman Peringatan Kesehatan Bergambar (PKB) pada bungkus rokok adalah mencegah remaja dari kebiasaan merokok. Dengan melihat gambar menakutkan pada PKB, remaja perokok juga diharapkan termotivasi berhenti merokok.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pesan persuasif yang berusaha memunculkan rasa takut berperan dalam proses penerimaan atau penolakan pesan pada siswa yang pernah mendapat intervensi program berhenti merokok bernama Not on Tobacco (NOT)  dengan yang belum pernah mendapatkannya. Metode. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Rapid Asessment Procedures (RAP). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam.Hasil. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang mendapat intervensi program berhenti merokok memiliki keyakinan diri yang lebih tinggi untuk dapat mengurangi konsumsi rokok atau berhenti merokok dengan mudah dibandingkan siswa yang tidak mendapat intervensi. Mereka yang mendapat intervensi juga menunjukkan penerimaan pesan paling baik. Hal ini terlihat dari perubahan niat, sikap, dan perilaku informan ke arah yang positif, berkaitan dengan perilaku merokok. Sementara itu, siswa yang tidak mendapat intervensi menunjukkan penolakan pesan akibat tidak dapat mengendalikan rasa takut. Hal ini tercermin dari perilaku siswa yang menghindari melihat PKB.
Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan COVID-19 Pada Peserta Seminar Online STIKes Raflesia 7 April 2020 Susilawati Gunawan; Iis Sinsin; Andri Yan Prima Zani
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 3, No. 1, Juni 2021
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.978 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4553

Abstract

Latar Belakang. Awal tahun 2020, dunia mengalami guncangan pandemi COVID-19. Peningkatan jumlah kasus berlangsung cepat, dan menyebar ke berbagai negara. Penyebaran yang cepat dan jumlah kasus yang meningkat secara eksponensial mengakibatkan pentingnya sosialisasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit menular ini. Masyarakat perlu memainkan peran untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.Tujuan. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.Metode. Menggunakan metode kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional). Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner secara online menggunakan platform google form kepada peserta seminar COVID-19 di STIKes Raflesia Depok. Populasi adalah seluruh peserta seminar COVID-19 di STIKes Raflesia tanggal 7 April 2020 sebanyak 310 peserta. Sampel adalah 260 peserta yang mengisi kuesioner dengan lengkap. Analisis data menggunakan multivariat uji regresi logistik ganda.   Hasil. Hasil penelitian ini menemukan pengetahuan responden mengenai COVID-19 71,2% baik, sikap responden sebanyak 74,6% positif dan perilaku responden menunjukan 59,2% baik.Kesimpulan. Tidak diketemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap yang positif dan perilaku yang baik dalam pencegahan COVID-19. ABSTRACTIntroduction. Early in 2020, the world was shocked by the COVID-19 pandemic. The increasing number of cases was fast and spread to various countries. The rapid spread and the number of cases increasing have resulted in the importance of socialization and education on preventing and controlling this infectious disease. The community must play a role in breaking the chain of COVID-19 transmission by implementing health protocols.Objective. to find out the knowledge, attitudes and practices of the community to prevent the spread of the COVID-19 Methods. used a quantitative approach with a cross-sectional design by distributing questionnaires online using the google form platform to the participants of the COVID-19 Seminar at STIKes Raflesia Depok. The population is all participants of the COVID-19 seminar at STIKes Raflesia on 7th April 2020, totaling 310 participants. Thus, the sample was 260 participants who filled out the questionnaire completely. Data analysis used multivariate multiple logistic regression test.Results. The survey results showed that the respondents' knowledge about COVID19 was 71.2% good, the attitude showed 74.6% positive and the respondent's behavior showed 59.2% wellConclusion. There was no significant relationship between good knowledge resulting in a positive attitude and good behavior in preventing COVID-19.
Determinan Pemilihan Implan Pada Pasangan Usia Subur Di Kecamatan Medan Petisah Ayu Amalia Rahmi; Ella Nurlaella Hadi
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 2, No. 2, Desember 2020
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.947 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v2i2.4144

Abstract

ABSTRAKLatar belakang. Penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari 265.015.300 orang pada tahun 2018 menjadi 268.074.600 orang pada tahun 2019. Pemerintah membuat program untuk mengintervensi masalah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali yaitu program keluarga berencana (KB). Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dengan implan menjadi salah satu alat kontrasepsi unggulan dari BKKBN.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku pemilihan implan dan determinannya.Metode. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan survei analitik cross sectional. Sampel 85 akseptor dari 560 dipilih dengan menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square.Hasil. Sebanyak 11.8% responden menggunakan metode implan. 71.8% responden memiliki pengetahuan kurang, 65.9% responden bersikap negatif, 83.5% responden menilai peran petugas kesehatan masih kurang dan 67.1% responden yang tidak mendapatkan dukungan suami. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, peran petugas kesehatan, dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi implan, sedangkan sikap menunjukkan tidak ada hubungan dengan pemilihan konstrasepsi implan.Kesimpulan. Ada hubungan antara variabel pengetahuan, peran tenaga kesehatan, dan dukungan suami dengan pemilihan Implan pada responden. ABSTRACTBackground. Indonesia's population has increased from 265,015.3 million in 2018 to 268,074.6 million in 2019. The government has created a program to intervene in the problem of uncontrolled population growth, namely the family planning (KB) program which is promoted and effective is the Long-Term Contraception Method (MKJP) with implants is one of the superior contraceptives of the BKKBN. Objective. This study aimed to to see the selection of implants and their determinations. Method. This study used a quantitative study with cross sectional analytic survey method. Sample of 85 acceptors from 560 were selected using simple random sampling. Data collection was carried out through interviews using a questionnaire. Data were analyzed by univariate and bivariate using chi-square test. Results. Study found 11.8% of respondents used the implant method. 71.8% respondents have less knowledge, 65.9% of respondents have a negative attitude, 83.5% of respondents think that the role of health workers is still lacking, and 67.1% of respondents did not get support from their husbands. The results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between knowledge, the role of health workers, and husband's support with the choice of implant contraception, while attitudes showed no relationship with the choice of implant contraception.Conclusion. Knowledge variables, the role of health workers, and husband's support was related with the choice of implants in respondents.
Bagaimana Media Memberitakan Produk Pangan? Analisis Isi Artikel Media Daring Tentang Susu Kental Manis Dien Anshari; Mochamad Mochamad Wachyu; Nadia H. Qatrunnada; Ahmad Syafiq
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 1, No. 1, April 2018
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.97 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v1i1.2100

Abstract

Latar Belakang: Media massa dapat menentukan agenda publik dan mengarahkan cara pandang publik terhadap isu tertentu.Tujuan:Penelitian ini bertujuan menggambarkan bagaimana media daring membingkai susu kental manis (SKM) sebagai salah satu produk pangan.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis isi kuantitatif dalam ilmu komunikasi. Data untuk penelitian berupa semua artikel yang memuat frase”susu kental manis” yang terbit sepanjang 2016-2017 di situs media daring kompas.com (n=64), tempo.co (n=49), detik.com (n=142) dan vemale.com (n=120).Hasil: Dari total 375 artikel tentang SKM, ada 34 artikel dengansentimen negatif, 24positif, sedangkan sisanya netral. SKM dibingkai secara negatif karena tinggi kandungan gula dan lemak, tidak termasuk produk susu, serta dapat menyebabkan diabetes, obesitas, masalah pencernaan, dan kerusakan gigi.Sementara SKM dibingkai secara positif karena dapat meningkatkan cita rasa makanan/minuman, harganya terjangkau, termasuk kebutuhan pokok, serta merupakan sumber energi dan protein. Sebagian bingkai negatif terhadap SKM baru ditemukan pada 2017. Penerbitan artikel dengan bingkai negatif terlihat memiliki pola tertentu dan tidak dilandasi kasus spesifik.Kesimpulan: Media daring dalam membingkai SKM terlihat mengabaikan prinsip baku jurnalisme seperti dampak (significance), urgensi, dan verifikasi faktual. Penelitian dengan pendekatan politik ekonomi bisa menggali lebih dalam mekanisme maupun motif media daring dalam membuat artikel tentang produk pangan.
Karakteristik Komunikator Remaja SMA yang Berhubungan dengan Komunikasi Kesehatan Reproduksi di Kota Palembang Putri Dwi Oktarini; Fenny Etrawati
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 3, No. 2, Desember 2021
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.21 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v3i2.5169

Abstract

Latar Belakang. Usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah kesehatan reproduksi yang tidak aman dan beresiko seperti aborsi dan infeksi menular seksual. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut yaitu melalui pendekatan peer group yang dikembangkan dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) sebagai jembatan proses komunikasi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik komunikator remaja SMA dengan  komunikasi kesehatan reproduksi di Kota Palembang tahun 2018.Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 112 remaja SMA yang institusi pendidikannya sudah terpapar Program PIK R di Kota Palembang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster random sampling.Hasil. Terdapat 30,4% komunikasi kesehatan reproduksi yang kurang aktif pada remaja SMA di Kota Palembang. Karakteristik komunikator yang memengaruhi komunikasi kesehatan reproduksi pada remaja SMA di Kota Palembang adalah pengetahuan, hubungan pertemanan, keterampilan menyampaikan informasi, dan peran orangtua.Kesimpulan. Perlunya upaya peningkatan kualitas anggota dengan mengadakan pelatihan bagi pendidik sebaya dan konselor sebaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja dalam memberikan KIE mengenai kesehatan reproduksi.  ABSTRACTBackground. Adolescents are the most vulnerable age to experience unsafe and risky reproductive health problems such as abortion and sexually transmitted infections. One of the efforts made by the government to overcome this is through a peer group approach developed in the Youth Information and Counseling Center (PIK R) as a bridge to the communication process. Objective. This study aims to determine the relationship between the characteristics of high school youth communicators with reproductive health communication in Palembang City in 2018.Method. This study used a cross-sectional design. The sample of this study is 112 high school adolescents whose educational institutions had been exposed to the PIK R in Palembang CIty. The sampling of this study used random cluster sampling. Results. There were 30.4% of reproductive health communication less active in high school adolescents in Palembang City. The characteristics of communicators that influenced reproductive health communication in high school adolescents in Palembang City were knowledge, friendship relationships, information conveying skills, and the role of parents.Conclusion: The need for efforts to improve the quality of members by conducting training for peer educators and peer counselors to strengthen adolescents’ knowledge, attitudes, and skills in providing IEC regarding reproductive health. 
Hubungan Health Locus of Control dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Kota Depok Tahun 2020 Shania Adhanty; Dian Ayubi; Dien Anshari
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 3, No. 1, Juni 2021
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.513 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4150

Abstract

Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) telah menyebabkan 4,2 juta kematian pada tahun 2019. Di Indonesia, penyakit DM merupakan salah satu PTM yang menyebabkan kematian utama. Kepatuhan diet menjadi perilaku yang sangat penting dan diperlukan kendali diri.Tujuan. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan lokus kendali diri untuk sehat baik dimensi internal, orang berpengaruh, keberuntungan dan faktor lainnya dengan kepatuhan diet pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Depok tahun 2020.Metode. Penelitian menggunakan desain cross-sectional, pengambilan data dilakukan melalui convenience sampling pada 52 pasien DM tipe 2 yang berkunjung ke poli penyakit dalam RSUD Kota Depok.Hasil. Pasien memiliki nilai kepatuhan diet yang cukup yaitu 66,23 dari skala 100. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dengan kekuatan sedang dan positif antara lokus kendali untuk sehat dimensi internal dan dimensi orang berpengaruh dengan kepatuhan diet (r= 0,46 dan r= 0,28) diikuti dengan dimensi keberuntungan menunjukkan kekuatan sedang dan negatif terhadap kepatuhan diet (r= -0,28).Kesimpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara health locus of control dimensi internal, powerful others dan chance dengan kepatuhan diet dengan kekuatan hubungan sedang dan arah korelasi positif pada dimensi internal dan powerful others sedangkan negatif pada dimensi chance. ABSTRACTBackground. Diabetes Mellitus (DM) caused 4.2 million deaths in 2019. In Indonesia, DM is an NCD that causes major deaths. Dietary adherence becomes a vital behavior and requires self-control. Objective. This study aimed to determine the relationship between health locus of control on internal, powerful-others, chance dimensions and other factors with dietary adherence among type 2 DM patients at Depok City Hospital in 2020.Method. This study used a cross-sectional design and data collection through convenience sampling on 52 type 2 DM patients who visited internist poly in Depok City Hospital.Results. This study indicates that patients have adequate dietary adherence values 66,23 on a scale of 100. Pearson correlation test results show a significant relationship between health locus of control on internal and powerful-others dimensions with a moderate and positive relationship with dietary adherence (r= 0,46 and r= 0,28). Meanwhile, the chance dimension shows a moderate and negative relationship with dietary adherence (r= -0,28).Conclusion: There is a significant relationship between health locus of control internal, powerful others and chance dimensions with dietary compliance with moderate strength. The direction of the correlation is positive on the internal dimension and powerful others while negative on the chance dimension.
Hubungan Smoking Media Literacy dengan Status Merokok Siswa Menengah Atas Danang Wahansa Sugiarto; Dian Ayubi; Evi Martha
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 2, No. 1, Juni 2020
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.358 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v2i1.3973

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang. Paparan media dapat mempengaruhi inisiasi remaja untuk merokok. Konsep literasi media (smoking media literacy [SML]) dikembangkan sebagai  strategi dalam pengendalian tembakau berbasis sekolah.Tujuan. Untuk mengetahui hubungan SML dengan status merokok siswa SMA negeri di wilayah Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan pada April-Mei 2018 di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden yang berjumlah 310 siswa-siswi SMA negeri. Analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik ganda. Variabel yang dikontrol dalam analisis adalah jenis kelamin, pendidikan orang tua, parenting, orang terdekat yang merokok (orang tua, saudara kandung, dan teman sebaya), capaian prestasi di sekolah, depresi, self-esteem, sifat memberontak, dan sifat mencari sensasi.Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 14,2% responden yang berstatus merokok. Nilai rata-rata skor SML responden adalah 68,94 (dalam skala 100). Hasil regresi logistik ganda menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara SML dengan status merokok setelah jenis kelamin, saudara yang merokok, teman sebaya yang merokok, capaian prestasi di sekolah, dan sifat memberontak dikendalikan (nilai p=0,048; CI=1,008-7,085).Kesimpulan. Pemahaman siswa SMA tentang literasi media masih rendah, dan SML berhubungan dengan status merokok siswa. ABSTRACTBackground. Media exposure is a very influential factor in the initiation of adolescents to smoke. Therefore, media literacy (smoking media literacy [SML]) was developed  as a school-based tobacco control strategy. Objective. The purpose of this research was to examine the relation of SML with the smoking status of high school students in Purwakarta Regency Method. This research used quantitative research with a cross-sectional design conducted in April-May 2018 in Purwakarta Regency. Data were collected by self-administered questionnaires from 310 students of public senior high school. Data were analyzed using logistic regression test. Statistical adjustments were made for gender, parental education, parenting, smoking status of parents, siblings, and peers, school performance, depression, self-esteem, rebellion, and sensation seeking character.Results. There were 14.2% smokers among respondents. The mean of SML score was 68.94 (on a scale of 100). The result of logistic regression showed that there was a significant correlation between SML and smoking status with adjustment by sex, the sibling who smokes, peers who smoke, school achievement, and rebelliousness (p-value=0.048; CI=1.008-7.085).Conclusions. High school students' understanding of media literacy was still low, and SML was related to students' smoking status.
Pengaruh Citra Tubuh, Perilaku Makan, dan Aktivitas Fisik Terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Remaja: Studi Kasus pada SMA Negeri 12 DKI Jakarta Muhammad Ridwan Hadi Kusuma; Tri Krianto
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 1, No. 1, April 2018
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.181 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v1i1.2114

Abstract

Latar Belakang. Pemahaman citra tubuh yang keliru tentang “kurus itu indah” menjadi idaman bagi remaja puteri. Hal ini sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara kelangsingan tubuhnya dan ketakutan menjadi gemuk mendorong remaja untuk menerapkan pembatasan makanan yang berlebihan, sehingga kebutuhan gizinya tidak terpenuhi yang nantinya akan berakibat terjadinya kurang gizi.Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap perilaku makan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada siswi SMA Negeri 12 Jakarta Timur kelas X dan XI tahun 2014.Metode. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014 dengan desain cross sectional, sampel penelitian adalah 238 siswi. Analisis data menggunakan analisis jalur.Hasil. Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya pengaruh citra tubuh terhadap IMT melalui perilaku makan dan aktivitas fisik, membuktikan bahwa citra tubuh tidak langsung berpengaruh terhadap IMT, namun masih harus dilihat bagaimana perilaku makan serta aktivitas fisik yang dilakukan oleh responden.
Proses Perubahan Perilaku Berhenti Merokok: Studi Kualitatif Mengenai Motif, Dukungan Sosial dan Mekanisme Coping La Ode Reskiaddin; Supriyati Supriyati
Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 3, No. 1, Juni 2021
Publisher : Perkumpulan PPKMI & Dept. PKIP FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.69 KB) | DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

Abstract

Latar Belakang. Tingginya jumlah perokok sebenarnya juga diiringi dengan tingginya keinginan untuk berhenti merokok, namun tidak semua berhasil berhenti merokok.Tujuan. untuk menggali peran motivasi, dukungan sosial, mekanisme coping dalam upaya berhenti merokok.Metode. Penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian fenomonologi. Teknik snowball sampling dan rekrutmen via whatsapp digunakan untuk mendapatkan informan, dan dipilih menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kapada 18 orang yang terdiri dari 5 orang (1 perempuan 4 laki-laki) yang sudah berhenti merokok 6 bulan sampai 2 tahun, 4 orang yang sedang berhenti merokok (<6 bulan) dan 9 orang sebagai significant others. Keabsahan data melalui triangulasi, member checking dan peer debrieving.   Hasil. Faktor sosial merupakan penyebab yang mendominasi untuk merokok. Motif kesehatan adalah motif utama untuk berhenti merokok. Dukungan untuk berhenti merokok diantaranya dukungan secara emosional dan instrumental.Kesimpulan. Perokok berhenti merokok karena motif kesehatan seperti ingin lebih sehat.  Motif non kesehatan diantaranya haram dan pengeluaran membeli rokok lebih banyak dari kebutuhan untuk makan. Coping kognitif seperti mensugesti diri melalui perubahan mindset sebagai salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengendalikan perilaku merokok. Dukungan sosial hanya sebagai penguat atau moderator. Coping merupakan pengendali utama dalam berhenti merokok. Dukungan sosial sebagai moderator dalam proses berhenti merokok. ABSTRACTIntroduction. A high number of smokers aligned with smoking cessation eagerness, but not all succeed.Objective. to explore the motive, social support and coping mechanism for smoking cessationMethods. Qualitative research with phenomenology research design. We did the snowball sampling technique and participants’ recruitment via WhatsApp and Purposive sampling. 18 in-depth interviews consisted of 5 participants (1 woman and 4 men) who quit smoking within the past 6 months to 2 years, 4 participants who are quitting smoking (<6 months) and 9 people as significant others. Data validation was through triangulation, member checking and peer debriefing.Results. Social factors are the dominant cause of smoking. Health motives are the main motives for quitting smoking. Support for quitting smoking includes emotional and instrumental support Conclusion. Smokers’ motivations to quit due to health reasons such as a better level of health. Non-health reasons are religious prohibition (haram) and cigarette expenses higher than primary (food) expenditure. Research also found cognitive coping such as personal suggestion through mindset change, is one of the strategies to control smoking behavior. Social support as a booster or moderator. Coping is the primary controller in smoking cessation. It’s strengthened by personal willingness. Social support acted a moderator.