cover
Contact Name
Muhammad Farid
Contact Email
mfarid01@yahoo.com
Phone
+6285234100084
Journal Mail Official
paradigmastkip@gmail.com
Editorial Address
Said Tjong Baadilla, No.1, Desa Nusantara, Kecamatan Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah
Location
Kab. maluku tengah,
Maluku
INDONESIA
Paradigma: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
ISSN : 2549600X     EISSN : 28283384     DOI : -
Jurnal PARADIGMA mengedepankan telaah terpadu disiplin pendidikan, keguruan, dan ilmu-ilmu kemanusiaan secara luas. Publikasi tulisan dalam PARADIGMA ini dijalankan oleh para dosen dari tiga disiplin di STKIP Hatta-Sjahrir Banda Naira, yaitu Pendidikan Sejarah, Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Matematika. Jurnal PARADIGMA juga menerima tulisan dari para pakar dan akademisi lain pada bidang keilmuan terkait. Terbit secara online dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Maret dan Oktober.
Articles 55 Documents
UNSUR INTRINSIK TEMA DAN AMANAT DALAM NOVEL MIRAH DARI BANDA KARYA HANNA RAMBE MUHAMMAD MIFTAH SABBAN
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 5 No 1 (2019): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.693 KB)

Abstract

Salah satu jenis karya sastra yang menarik untuk dikaji ialah novel. Pengkajian terhadap salah satu genre karya sastra tersebut dimaksudkan untuk dapat mengambil nilai-nilai amanat didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur intrinsik tema dan amanat dalam novel Mirah dari Banda karya Hanna Rambe. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Data yang digunakan adalah tema dan amanat dalam novel Mirah dari Banda karya Hanna Rambe. Sumber data adalah novel Mirah dari Banda karya Hanna Rambe yang diterbitkan pada bulan November 2003, terdiri dari 328 halaman, cetakan kedua oleh Indonesiatera. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca-catat. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model alir, yaitu 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan 3) penarikan simpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian novel Mirah dari Banda karya Hanna Rambe terdapat lima jenis tema dan dua jenis amanat. Kelima jenis tema tersebut, yaitu tema jasmaniah, tema organik, tema sosial, tema egoik, dan tema ketuhanan. Diantara lima jenis tema tersebut, tema yang paling dominan dalam novel Mirah dari Banda karya Hanna Rambe adalah tema egoik. Amanat dalam novel Mirah dari Banda karya Hanna rambe, yaitu amanat eksplisit dan amanat implisit. Diantara dua jenis amanat tersebut, amanat yang paling dominan dalam novel Mirah dari Banda karya Hanna Rambe adalah amanat implisit.
ANALISIS FENOMENOLOGI INGARDEN PUISI PADA KUMPULAN DERU CAMPUR DEBU KARYA CHAIRIL ANWAR KASMAWATI; MEGAWATI PELUPESSY
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 5 No 1 (2019): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.004 KB)

Abstract

Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang mengandung daya imajinasi dengan menggunakan media bahasa dalam penyampaiannya. Karya sastra tersebut harus dipahami dan dinikmati berdasarkan dunia sastra, sebab karya sastra merupakan dunia rekaan yang tercipta melalui proses penghayatan, pemikiran dan penilaian. Karya sastra lahir sebagai hasil perpaduan antara fenomena dunia nyata dan dunia imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya.Selain itu adapun Jenis- jenis sastra terbagi atas beberapa jenis baik dari segi bentuk maupun isinya. Dari segi bentuk ada 3 jenis yakni prosa, puisi dan drama, sedangkan dari segi isi yaitu epik, lirik, didaktif, dan dramatik. Jenis sastra yang saya ambil adalah dari bentuk puisi yang mengandung unsur keindahan bahasa yang singkat. Fenomenologi Ingarden peneliti yang menentukan sebuah puisi untuk dikaji. Setelah mendapatkan puisi untuk diteliti kemudian menentukan alur penelitian fenomenologi ingarden yaitu, lapis bunyi yang terdiri dari kakofoni, efoni, aliterasi dan asonansi untuk menganalisis deretan bunyi-bunyi fonem atau bunyi kecil. Menganalisis lapis arti yaitu satuan arti berupa kata, frasa dan kalimat, mengananlisis dari dunia pengarang gambaran yang menjalin cerita itu, setelah itu ada lapis dunia implisit dimana berupa sugesti atau kiasannya dan yang terakhir yaitu lapis metafisika yang berupa kualitas atau sifat metafisisnya.
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 BANDA NEIRA HARTATI RAMLI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.104 KB)

Abstract

Pembelajaran hendaknya mengedepankan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara sehingga pengetahuan yang diperoleh bermakna bagi dirinya. Pengetahuan yang diperoleh bersumber dari pengalaman yang ditemukannya sendiri dan menempatkan dirinya sebagai subjek belajar. Pembelajaran dengan konsep ini disebut dengan pembelajaran penemuan (Discovery Learning). Pembelajaran discovery learning menuntut adanya kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah dengan keaktifan tinggi dalam menemukan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya. Model pembelajaran ini memfasilitasi siswa untuk berfikir kritis, bertindak kreatif, dan produktif, serta terampil dalam berkolaborasi. Implementasinya menuntut siswa untuk belajar menemukan, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan sendiri. Langkah- langkah ilmiah ditempuh agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengolahan informasi, sehingga pengetahuan baru yang diperoleh adalah pengetahuan yang benar, serta melatih siswa untuk terbiasa mengemukakan berbagai hal berdasarkan bukti-bukti yang akurat. Discovery learning menimbulkan keingintahuan dan motivasi siswa untuk terus melanjutkan tugas mereka hingga menemukan jawaban dari permasalahan. Selain itu, discovery learning juga membiasakan siswa untuk terampil dalam menyelesaikan masalah secara mandiri dan reflektif. Mandiri yang dimaksud adalah tidak bergantung pada apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui aktifitas penemuan dan diskusi. Dalam pembelajaran siswa aktif mencari tahu dan tidak lagi diberi tahu. Selain itu, discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013.
MAKNA GERAK DALAM TARIAN PAJOGE DI KECAMATAN BANDA KABUPATEN MALUKU TENGAH ECA WONGSOPATTY
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.053 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda serta memahami makna gerak dalam tarian Pajoge tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara mengklasifikasikan data, baik data yang di peroleh dari hasil obeservasi maupun dari hasil wawancara. Data yang telah dikumpul akan diolah dan dideskripsikan dalam bentuk uraian. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dan menginterpretasikannya mencakup (1) bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah; (2) makna gerak tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah. Temuan penelitian adalah bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah meliputi ragam gerak, pola lantai, iringan musik, penari, kostum atau busana, waktu dan tempat pertunjukan. Makna gerak tari pajoge di kecamatan Banda terdiri dari lima makna gerak yaitu gerak pertama (berdiri lurus kedepan kemudian berjalan masuk secara perlahan), gerak kedua (duduk setengah dan memberi hormat), gerak ketiga (gerakan inti memutar badan ke kiri), gerak keempat (gerakan inti memutar badan ke kanan), gerak kelima (berdiri di tempat sambil memberi penghormatan). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pelestarian budaya Indonesia pada umunya dan kesenian tradisional Banda Naira pada khususnya serta memberikan motivasi bagi masyarakat dalam menumbuhkan kecintaannya dan bangga terhadap seni tari tradisional.
REFLEKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH: ANTARA TEORI DAN PRAKTIK KASMAWATI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.669 KB)

Abstract

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan penggunaan media pembelajaran bahasa, yaitu media audial (alat perekam dan laboratorium bahasa). Kemampuan operasional suatu laboratorium bahasa yang hanya terdiri atas sebuah perekam utama, kotak penghubung yang menghubungkan beberapa buah headset tanpa dilengkapi mikrophon. Dalam laboratorium tersebut pembelajaran berlangsung serentak untuk semua siswa yang ada dengan cara mendengarkan materi dari sumber yang sama. Tingkatan AP terdapat laboratorium bahasa dengan tipe AA „audio „active‟ Perbedaan dengan tipe AP adalah adanya mikrophon sebagai pelengkap tambahan bagi laboratorium ini. Proses pembelajaran dengan menggunakan laboratorium bahasa ini lebih lentur dan bervariasi sebab dengan adanya mikrophon, siswa dapat mengulang materi yang sudah didengarnya dari perekam utama. Sedangkan laboratorium bahasa tipe AAC, yang merupakan tipe paling lengkap sehingga variasi belajar yang dijalani siswa lebih banyak. Tape recorder yang digunakan secara klasikal, maka ratio penggunaannya adalah 27. Intensitas penggunaan media-media pembelajaran Bahasa Indonesia. Keberadaan laboratorium yang sedikit jumlahnya ternyata juga jarang digunakan. Dari 33 responden guru yang ditanya tentang pengunaan laboratorium bahasa, sebagian besar (76 persen) menyatakan tidak pernah menggunakan sementara hanya 24 % dari mereka yang pernah.
ALIH KODE BAHASA BUTON PENUTUR BANDA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA KEGIATAN JUAL BELI DI PASAR BANDA NAIRA MUJIATI LA SAADI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.524 KB)

Abstract

Seorang yang melakukan pembicaraan sebenarnya mengirimkan kode-kode kepada lawan bicaranya. Dalam masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur mutlak hanya menggunakan satu bahasa. Oleh karena itu, alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (language dependency) dalam masyarakat multilingual tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan alih kode bahasa Buton penutur Banda terhadap Bahasa Indonesia pada kegiatan jual beli di pasar Banda Naira. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dalam penelitin ini dijabarkan secara deskriptif dengan tanpa menggunakan angka-angka atau data statistik. Data dalam penelitian ini adalah alih kode bahasa Buton penutur Banda terhadap Bahasa Indonesia dialek Banda. Sumber data adalah tuturan lisan dalam kegiatan jual beli di pasar Banda Naira Kabupaten Maluku Tengah. Masyarakat Banda yang melakukan interaksi jual beli tersebut merupakan subjek dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk alih kode berupa: (1) bentuk ekternal dan (2) bentuk internal. Bentuk alih kode eksternal yang ditemukan yaitu alih bahasa Buton ke dialek Banda dan alih dialek Banda ke bahasa Buton. Bentuk alih kode internal yang ditemukan, yaitu terjadinya alih ragam: beralihnya ragam santai ke ragam formal dan alih variasi: beralihnya dialek Ambon ke dialek Banda. Terkait dengan faktor penyebab terjadinya alih kode ditemukan: (1) hadirnya orang ketiga, (2) berubahnya topik pembicaraan, (3) penutur dan lawan tutur karena memiliki latar belakang yang sama, (4) penegasan maksud, dan (5) berubahnya situasi berbahasa. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan kepada mahasiswa khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia agar dapat menambahkan pengetahuan dalam bidang kebahasaan dari linguistik terapan terutama bidang sosiolinguistik, kepada peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian- penelitian selanjutnya.
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA HARTATI RAMLI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.104 KB)

Abstract

Pembelajaran hendaknya mengedepankan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara sehingga pengetahuan yang diperoleh bermakna bagi dirinya. Pengetahuan yang diperoleh bersumber dari pengalaman yang ditemukannya sendiri dan menempatkan dirinya sebagai subjek belajar. Pembelajaran dengan konsep ini disebut dengan pembelajaran penemuan (Discovery Learning). Pembelajaran discovery learning menuntut adanya kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah dengan keaktifan tinggi dalam menemukan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya. Model pembelajaran ini memfasilitasi siswa untuk berfikir kritis, bertindak kreatif, dan produktif, serta terampil dalam berkolaborasi. Implementasinya menuntut siswa untuk belajar menemukan, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan sendiri. Langkah- langkah ilmiah ditempuh agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengolahan informasi, sehingga pengetahuan baru yang diperoleh adalah pengetahuan yang benar, serta melatih siswa untuk terbiasa mengemukakan berbagai hal berdasarkan bukti-bukti yang akurat. Discovery learning menimbulkan keingintahuan dan motivasi siswa untuk terus melanjutkan tugas mereka hingga menemukan jawaban dari permasalahan. Selain itu, discovery learning juga membiasakan siswa untuk terampil dalam menyelesaikan masalah secara mandiri dan reflektif. Mandiri yang dimaksud adalah tidak bergantung pada apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui aktifitas penemuan dan diskusi. Dalam pembelajaran siswa aktif mencari tahu dan tidak lagi diberi tahu. Selain itu, discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013.
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KOMUNIKASI POLITIK Beberapa Tilikan Kasus Akhmad Fathanah di Media Harian Tempo MUJIATI LA SAADI; FADLY KASDAM
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 4 No 1 (2018): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam wacana politik, tujuan penggunaan bahasa umumnya untuk menutupi kekurangan, melarikan diri dari tanggung jawab, menangkis serangan lawan politik, menutupi topeng kebusukan, menjatuhkan mental, meneror, atau bahkan menakut-nakuti lawan. Seorang politisi dalam menggunakan bahasa pastilah menyiratkan kesantuanan, baik yang positif maupun yang negatif untuk menjatuhkan lawan politiknya serta untuk penyelamatan muka. Penentu kesantunan tidak hanya bentuk bahasa itu sendiri, melainkan juga bentuk bahasa dan konteksnya, yang antara lain latar penggunaan, partisipan, tujuan, instrumen, norma, dan genre. Seperti halnya kasus Akhmat Fathanah yang termuat dalam media massa „Harian Tempo‟ menyiratkan berbagai strategi kesantunan sebagai upaya penyelamatan muka. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah teks yang mengandung kesantunan berbahasa. Sumber data penelitian ini adalah media massa “Harian Tempo” edisi 31 Januari 2013 dan 6 Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode baca-catat. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan formulasi Model Person Brown dan Levinson, yaitu rasionalitas dan muka. Hasil analisis menunjukan bahwa strategi kesantunan yang diterapkan berupa tanpa basa basi menuduh atau menyudutkan salah satu pihak tertentu, kesantunan positif dengan masih memercayai dan menghargai orang lain, dan kesantunan negatif sebagai upaya perlawanan untuk mempertahankan eksistensi dirinya. Pelajaran yang dapat diambil dari kasus korupsi AF yang termuat dalam media massa Harian Tempo bahwa kritik, ketidaksetujuan, keluhan, dan sebagainya boleh saja dikemukakan dalam suatu wacana politik, asalkan memilih strategi kesantunan yang tepat karena dapat membantu menciptakan citra elegan di hadapan masyarakat terkait kedudukan politiknya.
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 BANDA KABUPATEN MALUKU TENGAH ERNAWATI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 4 No 1 (2018): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep bilangan bulat dapat diberikan dan ditanamkan secara efektif dengan mengajarkan bilangan bulat di sekolah. Ada dua objek yang dapat diperoleh siswa dalam belajar matematika, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung terdiri dari fakta, konsep, skill, dan prinsip. Kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran memiliki perbedaan satu sama lain. Hal ini dapat menjadikan mereka memiliki perbedaan persepsi dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pentingnya pemahaman konsep bilangan bulat bagi siswa dan masih banyaknya kesulitan yang dihadapi oleh para siswa maka dirasa perlu untuk dilakukan suatu pengkajian tentang kesulitan belajar siswa dalam mempelajari bilangan bulat. Hal itu perlu dilakukan agar guru dapat mengetahui letak kesulitan siswa dalam penguasaan konsep dan prinsip dalam bilangan bulat sehingga guru dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan persoalan bilanganbulat. Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa penting untuk meneliti dan menganalisis tentang kesulitan siswa dalam mengerjakan soal matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VII SMP Negeri 6 Banda Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan dalam mengerjakan soal matematika yang dialami oleh siswa pada materi operasi hitung bilangan bulat dan cara mengatasinya, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat dan cara mengatasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix-method atau penggabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang menjadi penyebab atau sumber terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika adalah kesulitan dalam memahami dan menggunakan lambang, menggunakan proses yang tepat, menggunakan bahasa, menguasai fakta dan konsep prasyarat, menerapkan aturan yang relevan, mengerjakan soal tidak teliti, memahami konsep, perhitungan atau komputasi, mengingat, memahami maksud soal, mengambil keputusan, dan mengaitkan konsep dan mengaitkan fakta.
DILEMA EKONOMI-POLITIK PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG DI SULAWESI SELATAN (1924-1945) NAJIRAH
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 4 No 1 (2018): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan merekonstruksi kebijakan ekonomi Jepang di Sulawesi Selatan tentang pertanian padi. Menganalisis proses implementasi kebijakan ekonomi pertanian padi. Menjelaskan akibat dari kebijakan sosial ekonomi pertanian padi. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pendudukan Jepang di Sulawesi Selatan berkaitan dengan upaya Jepang untuk menguasai Asia Timur Raya dengan ideologi fasis yakni Satu Negara, Satu bangsa, Satu Pemimpin. Slogan ini mengantar bagsa Jepang menduduki daearh-daerah sekitar Sulawesi yang dicitrakan bahwa sesungguhnya Sulawesi Selatan tidak mengalami serangkaian kebiakan Jepang dalam Ekonomi. Argumentasi ini didukung oleh beberapa sejarawan seperti Meztika zed, bahwa menurutnya Sulawesi Selatan hanya dijadikan sebagai daerah pertahanan bagi serangan sekutu. Akan tetapi argumentasi tersebut tidak sepenuhnya benar, karena melihat fakta yang ada, bahwa Sulawesi Selatan yang merupakan pertahanan dari infiltrasi sekutu, hanya mempunyai 2 daerah pertahanan yakni di Tator dan Makassar. Sementara daerah Slawesi Selatan ketika itu memilki 6 Ken kanrikan dan 25 Bunken kanrikan. Ada beberapa pusat pertahanan yang dibangun Jepang di beberapa tempat seperti Pinrang dan Bantaeng, tetapi tidak selesai. Mereka hanya membentuk pusat pertahanan sementara. Pembentukan tentara Heiho dan Seinendan yang relative sedikit, membuktikan bahwa daerah Sulawesi Selatan sepenuhnya bukan tempat ofensif bagi Jepang. Keberadaan Jepang di Sulawesi selatan dipengaruh oleh kondisi eksternal dan internal yakni pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kedua faktor itu, mengiring Jepang menguasi daerah-daerah yang mampu menopang upaya militernya di Asia. Faktor penting bagi Jepang ketika berkuasa di Sulawesi Selatan adalah pemanfaatan sumber daya alam. Pemanfaatan ini diprioritaskan pada upaya pemenuhan beras / padi guna kelangsungan hidup tentara militernya.