cover
Contact Name
Adhar Arifuddin
Contact Email
healthytadulako@gmail.com
Phone
+6285242303103
Journal Mail Official
healthytadulako@gmail.com
Editorial Address
Jl. Soekarno Hatta KM.9, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako , Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, 94148
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako)
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 24078441     EISSN : 25020749     DOI : https://doi.org/10.22487
Core Subject : Health,
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) merupakan media komunikasi dan publikasi ilmiah di bidang ilmu kesehatan yang diterbitkan oleh Unit Penjaminan Mutu Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako yang. Jurnal ini terbit secara berkala 4 kali dalam setahun (Januari, April, Juli dan Oktober). Jurnal Tadulako Sehat diterbitkan pertama kali pada tahun 2015. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) menerima dan menerbitkan artikel penelitian, tinjauan pustaka dan laporan kasus di bidang kedokteran dan kesehatan.
Articles 230 Documents
GAMBARAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA DI RS.X PALEMBANG Karina, Karina; Zulkifli, Hilda; Novrikasari, Novrikasari
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.832 KB) | DOI: 10.22487/htj.v7i1.44

Abstract

Sektor kesehatan berisiko menimbulkan stres kerja tak terkecuali pada perawat wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka stres kerja berdasarkan sumber stres kerja pada perawat wanita di RS. X Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan sampel sebanyak 54 orang perawat wanita di RS. X Palembang. Data diambil menggunakan Expanded Nursing Stress Scale (ENSS) versi Bahasa Indonesia. Responden dengan nilai di atas rerata sebanyak 21 orang (38,9%) untuk skor total, Subskala Kematian dan Sekarat sebanyak 28 orang (51,9%), Subskala Konflik dengan Dokter sebanyak 24 orang (44,4%), Subskala Tidak Cukup Persiapan sebanyak 32 orang (59,3%), Subskala Permasalahan dengan Teman Kerja sebanyak 23 orang (42,6%), Subskala Permasalahan dengan Supervisor/Atasan 22 orang (40,7%), Subskala Ketidakjelasan Pengobatan dengan responden sebanyak 22 orang (40,7%), Subskala Permasalahan dengan Pasien sebanyak 29 orang (53,7%), dan Subskala Beban Kerja sebanyak 24 orang (44,4%). Uji Chi-Square yang dilakukan mendapatkan ­p-value yang berbeda pada setiap variabel yaitu, usia (p-value = 0,445), status gizi (p-value = 0,802), masa kerja (p-value = 0,025), kebiasaan olahraga (p-value = 0,268), dan tingkat pendidikan (p-value = 0,076). Terdapat perbedaan yang bermakna pada stres kerja dengan masa kerja dan Subskala Tidak Cukup Persiapan merupakan sumber stres kerja dengan angka tertinggi.
GAMBARAN ELEKTROENSEFALOGRAM PASIEN KEJANG PASCA STROKE (POST STROKE SEIZURE) Handayani, Fitriah; Aulina, Susi
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.655 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.45

Abstract

Stroke merupakan kondisi yang terjadi jika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan ataupecahnya pembuluh darah. Stroke terjadi 16,9 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Kasus kejangterjadi pada lebih 1/3 dari kasus stroke. Kejadian stroke berasosiasi dengan peningkatan insidens sebesar23 – 35 kali lebih tinggi untuk terjadinya kejang. Post stroke seizure (PSS) merupakan episode konvulsiyang terjadi baik tunggal atau multiple setelah stroke yang diperkirakan karena kerusakan otak yangirreversible atau reversible. Sedangkan post stroke epilepsy adalah konvulsi setelah stroke yang terjadiminimal 2 bangkitan tanpa provokasi dengan jarak antar bangkitan lebih dari 24 jam. Klasifikasi PSSterbagi atas early post stroke seizure dimana kejang terjadi onset 2 minggu awal pasca stroke, dan late(delayed) post stroke seizure jika kejang terjadi onset setelah 2 minggu pasca stroke. Gelombangelekstroensefalografi (EEG) kejang pasca stroke yang paling sering ditemukan adalah generalized slowwave, focal slowing, focal sharp and slow waves, periodic lateralized epileptiform discharges (PLEDs),tetapi 5,1% pasien memiliki EEG normal. Pemberian anti konvulsan untuk mencegah kejang berulangdirekomendasikan oleh European Guideliness of The European Stroke Organization (Class I, Level A).sedangkan pemberian profilaksis tidak direkomendasikan (Class IV, GCP).
PERBANDINGAN EFEK ANTARA DEXMEDETOMIDIN DOSIS 0.25 MCG/KGBB DAN 0.5 MCG/KGBB INTRAVENA TERHADAP DURASI BLOK ANESTESI SPINAL PADA BEDAH EKTREMITAS BAWAH Fahruddin, Fahruddin; Amri, Imtihanah; Wahyudi, Wahyudi
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.826 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.46

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai perbadingan efek pemberian dexmedetomidin dosis 0.25 mcg/kgBB dan 0.5 mcg/kgBB secara inravena terhadap durasi blok sensorik, blok motorik dan kejadian efek samping pada pasien yang menjalani bedah ekstremitas bawah dengan anestesi spinal. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dimana 40 pasien dewasa dengan kategori PS ASA I/II yang direncanakan untuk menjalani bedah elektif pada ektremitas bawah dengan anestesi spinal secara acak dibagi dalam dua kelompok. Setiap kelompok mendapatkan anestesi spinal dengan Bupivacain hiperbarik 0,5% 2,5 mL. kelompok D0,25 mandapatkan dexmedetomidin 0,25 mcg/kgBB dan kelompok D0,5 mendapatkan dexmedetomidine 0,5 mcg/kgBB yang diberikan intravena selama 10 menit, 30 menit setelah anestesi spinal dilakukan. Waktu regresi 2 segmen, waktu regresi blok motorik dan angka kejadian efek samping kemudian dicatat. Hasil menunjukkan durasi blok sensorik pada kelompok D0,5 lebih panjang secara signfikan (145,90 ± 7,18) dibandingkan kelompok D0,25 (125,95 ± 6,93) (P = 0,000). Durasi blok motorik pada kelompok D 0,5 lebih panjang secara signfikan (151,70 ± 12,63) dibandingkan dengan kelompok D0,25 (141,85 ± 6,23) (P = 0,003). Tidak ada perbedaan angka kejadian efek samping pada kedua kelompok ( P = 0,134). Pemberian dexmedetomidin dosis 0,5 mcg/kgBB intravena memperpanjang durasi baik blok sensorik dan motorik dibandingkan dosis to 0,25 mcg/kgBB tanpa adanya perbedaan kejadian efek samping.
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RELAPS PADA LEUKEMIA Rahma, Rahma; Rasyid Ridha, Nadirah; Daud, Dasril
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.71 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.47

Abstract

Meskipun pengobatan Leukemia Limfoblasik Akut (LLA) pada anak telah mengalami perbaikan, sekitar 20 % anak masih mengalami relaps. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian relaps pada penderita LLA-L1 anak. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar sejak tahun 2006-2015. Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif berdasarkan data rekam medis pasien yang dirawat. Sampel sebanyak 91 pasien, yakni penderita anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dibagi atas kelompok relaps dan tidak relaps. Data dianalisis menggunakan metode analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 23 (25,3%) sampel mengalami relaps dan 68 (74,7%) sampel tidak relaps. Berdasarkan analisis bivariat terdapat sampel berjenis kelamin laki-laki mengalami relaps 11 (20%) dan sampel tidak relaps 44 (80%). Terdapat sampel berjenis kelamin perempuan mengalami relaps 12 (33,3%) dan sampel yang tidak relaps 24 (66,7%) dengan nilai p=0,152 (p>0,05). Interval waktu saat diagnosa awal sampai terjadinya relaps pada kelompok berjenis kelamin laki-laki memiliki mean 20,09 bulan, sedangkan pada kelompok berjenis kelamin perempuan memiliki nilai mean 21,75 bulan dengan nilai p=0,739 (p>0,05). Mean interval waktu saat remisi komplit sampai terjadinya relaps pada kelompok berjenis kelamin laki-laki adalah 17,72 bulan, sedangkan mean interval pada kelompok berjenis kelamin perempuan adalah 19,66 bulan dengan nilai p=0,700 (p>0,05).
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI TERHADAP LARVA Aedes Aegypti Mutiarasari, Diah; Liberties Bubun Tangke Kala’Tiku, Lady
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.9 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.48

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kasus tertinggi DBD pada provinsi Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu. Daun pandan juga diketahui sebagai larvasida. Adanya efek daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap nyamuk Aedes aegypti. Pada daun pandan terdapat senyawa kimia yang terkandung di dalamnya seperti saponin, alkaloid, flavonoid, tanin, dan polifenol. Untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai larvasida alami terhadap larva Aedes aegypti. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan true experimental posttest control. Bentuk true experimental dalam penelitian ini adalah posttest only control design. Desain penelitian ini dipilih karena dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Sampel yang digunakan untuk setiap perlakuan sebanyak 25 larva Aedes aegypti, sehingga untuk mengetahui jumlah keseluruhan sampel yang dibutuhkan yaitu dengan perhitungan 25 larva × jumlah perlakuan = 25 × 24 = 500 larva Aedes aegypti. Dari hasil uji pendahuluan didapatkan hasil pada konsentrasi 0,5%, 0,6%, 0,7% dan 1% tidak terdapat larva yang mati setelah paparan 24 jam. Dari hasil ini terlihat bahwa ekstrak daun pandan tidak memiliki efek yang berarti sebagai larvasida pada larva nyamuk Aedes aegypti. Hasil ini menunjuk bahwa kematian pada sampel larva nyamuk Aedes aegypti yang mengindikasi bahwa larva resisten terhadap ekstrak daun pandan. Pada kontrol (+) yaitu bubuk abate yang menyebabkan kematian 100% pada larva nyamuk. Ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) tidak efektif digunakan sebagai larvasida pada larva Aedes aegypti.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA WANITA USIA 20-45 TAHUN DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU Thaha, Rahmah; Nyoman Widajadnja, I; Andyka Hutasoit, Gina
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.411 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.50

Abstract

GAMBARAN PENDERITA DISFAGIA YANG MENJALANI PEMERIKSAAN FIBEROPTIC ENDOSCOPIC EVALUATION OF SWALLOWING DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG PERIODE 2015 - 2016 Rony Nayoan, Christin
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.104 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.51

Abstract

Disfagia merupakan gejala kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung atau proses penelanan. Disfagia dapat menyebabkan kematian karena memberikan komplikasi yang serius seperti malnutrisi, dehidrasi, pneumonia aspirasi, abses paru dan bahkan kematian. Prevalensi disfagia pada dewasa paling banyak diatas 50 tahun yakni sekitar 7 – 22 % populasi. Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES) merupakan pemeriksaan standard untuk menilai pasien dengan disfagia, terutama menilai resiko aspirasi saat intake oral dan untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Untuk memberikan gambaran mengenai hasil pemeriksaan FEES pada penderita disfagia di RSUP Dr.Kariadi Semarang selama tahun 2015 - 2016. Subyek dalam penelitian ini adalah penderita disfagia yang menjalani pemeriksaan FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi Semarang periode 2015-2016. Penelitian ini adalah deskriptif – retrospektif yang diambil dari data rekam medik dari penderita disfagia yang menjalani pemeriksaan FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi Semarang periode 2015-2016. Jumlah subyek penelitian 28 orang, laki – laki lebih banyak dibanding wanita dengan distribusia usia terbanyak adalah lebih dari 50 tahun Disfagia terbanyak adalah fase orofaringeal dengan etiologi disfagia terbanyak adalah gangguan neuromuskular. gambar.6).Evaluasi pre swallowing didapatkan 32 % penderita memberikan kelainan dan 79 % penderita memberikan kelainan pada evaluasi swallowing. Hasil evaluasi teraupetik didapatkan jumlah penderita yang direkomendasikan menggunakan NGT pada 13 penderita dan tetap diet per oral pada 15 penderita. Penilaian dengan FEES pada penderita dengan disfagia penting untuk dilakukan karena dapat menemukan resiko kejadian aspirasi baik sebelum proses menelan maupun saat proses menelan serta dapat merekomendasikan penggunaan NGT dan jenis konsistensi dan tehnik menelan yang tepat.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS TINGGEDE Enggar, Enggar
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.84 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.52

Abstract

Kejadian penyakit ISPA di Indonesia masih cukup tinggi terutama pada anak-anak yaitu kelompok balita. Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Tinggede dari 874 balita ada 428 balita yang terkena ISPA. Pada tahun 2014 ISPA menempati urutan pertama dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas Tinggede. Tujuan penelitian ini membuktikan ada atau tidaknya hubungan pengetahuan terhadap sikap ibu yang mempunyai anak balita dengan kejadian penyakit ISPA. Jenis penelitian ini menggunakan motode survei analitik. Pengambilan sampel dari 874 populasi diambil sebesar 90 responden. Hasil analisa univariat dari 90 responden ada sebanyak 69 responden (76,7%) yang berpengetahuan baik dan 21 responden (22,3%) berpengetahuan kurang baik. Sedangkan untuk sikap dari 90 responden yang memiliki sikap baik ada 86 responden (96,6 %) dan yang memiliki sikap kurang baik 4 responden (4,4 %). Hasil analisa bivariat dari 90 responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 69 responden yang tediri dari 66 responden (73,3%) bersikap baik, dan yang memiliki sikap kurang baik berjumlah 3 responden (3,3%). Sedangkan responden berpengetahuan kurang baik berjumlah 21 responden yang terdiri dari 20 responden (22,2%) bersikap baik dan yang memiliki sikap kurang baik 1 responden (1,1%). Dari hasil analisa bivariat dilakukan uji chi square didapatkan p.value 0,936 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap sikap ibu mempunyai anak balita dengan kejadian penyakit ISPA
HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALU Rahman, Abd; Salmawati, Lusia; Putu Suatama, Ignasius
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.273 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.53

Abstract

Kinerja adalah usaha yang dilakukan dari hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral dan etika. Perawat mempunyai risiko yang sangat tinggi terkena stres, karena perawat memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia. Faktor-faktor penyebab stres kerja pada perawat yaitu lingkungan kerja fisik, peran individu dalam organisasi dan hubungan kerja yang akan mempengaruhi kinerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional. Jumlah populasi yaitu 37 perawat dan keseluruhan perawat dijadikan sebagai responden (total sampling). Variabel yang menunjukkan adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu adalah lingkungan kerja fisik (p=0,029), peran individu dalam organisasi (p=0,007). Variabel yang menunjukkan tidak adanya hubungan stres kerja dengan kinerja perawat adalah variabel hubungan kerja (p= 0.0634). Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan kebutuhan serta kenyamanan perawat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di rumah sakit.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSU ANUTAPURA KOTA PALU Fahira Nur, A.; Arifuddin, Adhar
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.273 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.55

Abstract

Preeklampsia meruakan salah satu penyebab kematian ibu hamil, dengan predisposisi yaitu kehamilan ganda, diabetes melitus, riwayat hipertensi ibu, molahidatidosa, obesitas, sosial ekonomi rendah, paritas ibu dan primigravida muda umur < 20 tahun dan pada primigravida tua umur > 35 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di RSU Anutapura Palu pada tahun 2016. Jenis penelitian menggunakan Survey Analitikdengan pendekatan Case Control. Jumlah sampel yaitu sebanyak 104 responden dengan perbandingan 1:3. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Penelitian menunjukkan bahwa Pimigravida (OR=4,594;95% CI 1,594-13,593) berisiko 5,594 kali terhadap preeklampsia. Obesitas (OR=5,632;95% CI 2,028-15,640) berisiko 5,632 kali terhadap preeklampsia. Riwayat Hipertensi (OR= 1.591;95% CI 0,652-3,883) berisiko 1,591 kali terhadap preeklampsia dan Kunjungan Kehamilan/ANC (OR=7,933;95% CI 2,531-21,240) berisiko 7,933 kali terhadap preeklampsia. Primigravida, obesitas, riwayat hipertensi, kunjungan kehamilan/ANC. Perlu perhatian bagi ibu hamil untuk rutin melakukan kunjungan ANC, mencari informasi dari pelayanan kesehatan agar dapat meminimalisir kejadian yang berakibat buruk terhadap penyakit dan komplikasi yang diderita pada saat kehamilan, serta memperhatikan pola makan agar teteap terjaga berat badan selama masa kehamil.

Page 5 of 23 | Total Record : 230