cover
Contact Name
Fathiyyatul Khaira
Contact Email
fathiyyatul.khaira@gmail.com
Phone
+6285161910033
Journal Mail Official
jikesi.editorial@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jln. Limau Manis, Pauh – Padang – Sumatera Barat. 25163.
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia
Published by Universitas Andalas
ISSN : -     EISSN : 27224848     DOI : https://doi.org/10.25077/jikesi.v1i3
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia is a peer-reviewed and open-access journal that focuses on promoting health sciences to integrate research in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and case reports. Subjects suitable for publication include but are not limited to the following fields: Anesthesiology Cardiovascular Cell and molecular biology Child health Dermato-venereology Histopathology Internal medicine Neuro-psychiatric medicine Nutrition Obstetrics and Gynecology Ophthalmology Otorhinolaryngology Pharmacology Pulmonology Radiology Surgery
Articles 216 Documents
Kajian Terkini CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) Chicy Widya Morfi; Ahmad Junaidi; Elsesmita Elsesmita; Diana Nur Asrini; Dya Mulya Lestari; Irvan Medison; Russilawati Russilawati; Fauzar Fauzar; Roza Kurniati; Finny Fitry Yani
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.016 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.13

Abstract

The COVID-19 outbreak in Wuhan, Hubei Province, China, caused by a newly known coronavirus strain, SARS-CoV-2, up to March 3th, 2020, has caused 90.870 confirmed cases to be reported from 72 countries (including Indonesia) with 3.112 deaths (CFR 3,4%). Upper airway swab and lower airway aspirate specimens from suspected patients are required for examination by the RT-PCR microbiological method for establishing COVID-19. There are no specific antivirals for the management of COVID-19. On January, 30th, 2020 WHO has established Covid-19 as the Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), but the increase in the number of cases is fast enough so that on March,11th 2020, WHO has established Covid-19 as a pandemic.
Neonatus dari Ibu Tuberkulosis Aktif Revi Riliani; Finny Fitry Yani
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.678 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.14

Abstract

TB merupakan salah satu penyakit menular terbanyak di dunia dan mengalami perubahan dalam epidemiologi dimana terjadi peningkatan proporsi wanita usia subur yang tertular TB dan selanjutnya berkemungkinan akan berdampak pada kejadian TB perinatal. Diperkirakan insiden transmisi vertikal TB dari ibu ke bayi sebesar 16%, dengan angka kematian yang tinggi yaitu 50-60%. Kesulitan dalam diagnosis berkontribusi pada tingginya angka kematian ini. Indeks kecurigaan yang tinggi disertai penelusuran infeksi dapat menurunkan angka kematian akibat TB kongenital, serta pemberian pengobatan profilaksis yang optimal dapat mencegah kejadian TB perinatal pada bayi yang terpapar dengan penderita. Penulisan kasus ini bertujuan untuk melihat luaran pada bayi yang terpapar tuberkulosis dan mendapatkan pengobatan profilaksis. Penelusuran literatur dilakukan oleh dua orang melalui PubMed dan DOAJ untuk mencari penelitian yang relevan. Kata teks digunakan dalam pencarian studi. Dari penelusuran didapatkan empat studi memenuhi kriteria eligibilitas. Dari keempat studi, pada dua studi ditemukan hanya satu subjek yang mendapat pengobatan profilaksis yang berkembang menjadi infeksi tuberkulosis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian profilaksis pada bayi yang terpapar tuberkulosis berpengaruh pada luaran dan efektif menjegah progresivitas penyakit.
Gambaran Stres Akademik Mahasiswa Asal Papua di Provinsi Sumatera Barat Muhammad Hasbi; Nila Anggreiny; Yantri Maputra
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.201 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.15

Abstract

Latar Belakang. Mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Provinsi Sumatera Barat dituntut untuk mampu beradaptasi, bukan hanya beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, tetapi juga beradaptasi dengan kehidupan akademiknya. Mahasiswa Papua merasa bahwa beban dan tuntutan akademik yang diterima membebani dan menimbulkan masalah bagi kehidupan akademiknya. Stres akademik adalah keadaan tertekan yang dialami oleh individu karena tuntutan dan beban akademik yang melebihi kemampuan individu yang tidak dapat diatasi oleh individu tersebut. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sumber utama stres akademik dan tingkat stres akademik mahasiswa asal Papua di Provinsi Sumatera Barat. Metode. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah stres akademik. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling, dimana semua sampel yang ditemui dan bersedia dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 53 orang mahasiswa. Pada penelitian ini, stres akademik diukur dengan menggunakan Academic Stress Inventory of Students dari Lin dan Chen (2009) yang terdiri dari tujuh sumber stres yang tersebar menjadi 34 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,944. Hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres akademik mahasiswa asal Papua berada pada kategori tinggi dan yang menjadi sumber utama stres akademik mahasiswa asal Papua di Provinsi Sumatera Barat adalah pengajar. Kesimpulan. Mahasiswa asal papua yang dominan memiliki stress adalah jenis kelamin laki-laki dan berada di semester satu. Sumber utama mereka stress dari pengajar. Kata kunci: mahasiswa papua, stres, stres akademik
Faktor − Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Gagal Napas pada Pasien PPOK Eksaserbasi Akut di RSUP Dr. M. Djamil Padang Mirtha Anggraeni; Russilawati Russilawati; Sabrina Ermayanti
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.322 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.16

Abstract

Latar Belakang. Eksaserbasi akut pada pasien PPOK menjadi faktor risiko untuk kejadian gagal napas. Pasien PPOK eksaserbasi akut dengan gagal napas memiliki status kesehatan yang lebih buruk dan morbiditas yang lebih tinggi. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gagal napas pada pasien PPOK eksaserbasi akut di RSUP Dr M Djamil Padang. Metode. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol menggunakan data sekunder dari rekam medis RSUP Dr M Djamil Padang periode Januari 2016 - Desember 2017. Penelitian ini melibatkan 53 subjek pada masing-masing kelompok kasus (gagal napas) dan kelompok kontrol (tanpa gagal napas). Analisis data menggunakan analisis x2. Hasil. Karakteristik kelompok kasus dan kontrol tidak memiliki perbedaan yang bermakna, yang terdiri dari jenis kelamin (p=1,000), usia (p=0,804), status merokok (p=0,127), dan derajat merokok (p=0,942). Riwayat eksaserbasi akut ≥1 kali dalam satu tahun sebelumnya lebih banyak pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol (86,8% vs 67,9%; p=0,037; OR = 3,103;95% CI = 1,162-8,288). Kelompok kasus lebih banyak yang meninggal dibandingkan dengan kelompok kontrol (50,9% vs 3,8%; p=0,000). Faktor risiko independen yang dianalisa adalah status merokok (p=0,974; OR=0,981), riwayat eksaserbasi (p=0,007; OR=4,169), dan terapi rumatan (p=0,024; OR=0,359). Kesimpulan. Riwayat eksaserbasi dalam satu tahun sebelumnya pada pasien PPOK eksaserbasi akut merupakan faktor risiko independen terjadinya gagal napas. Hasil luaran pada kelompok kasus lebih buruk dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kata kunci: gagal napas, PPOK eksaserbasi akut, riwayat eksaserbasi dalam satu tahun sebelumnya
Kandungan Timbal pada Sala Lauak yang Dijual di Pasar Raya Padang Akibat Penggunaan Kertas Ketikan sebagai Pembungkus Habifa Mulya Cita; Asterina Asterina; Gestina Aliska
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.654 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.17

Abstract

Latar Belakang. Timbal merupakan logam berat yang dapat memberikan efek buruk terhadap kesehatan manusia. Timbal masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan, saluran cerna, dan kulit. Makanan dapat terkontaminasi oleh timbal apabila pengemasan tidak tepat, misalnya pada sala lauak yang dibungkus menggunakan kertas ketikan dapat masuk ke dalam tubuh. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya kandungan timbal pada sala lauak yang dijual di Pasar Raya akibat penggunaan kertas ketikan sebagai pembungkus. Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan di Laboratorium Air Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Andalas pada Mei 2018 – November 2018. Jumlah sampel sebanyak 34 sampel terdiri 17 sampel sala lauak yang dibungkus kertas ketikan dan 17 sampel yang tidak dibungkus kertas ketikan dengan menggunakan teknik total sampling. Pemeriksaan sampel menggunakan alat ICP (Inductively Coupled Plasma). Hasil. Hasil penelitian didapatkan seluruh sala lauak yang dijual pedagang di Pasar Raya Padang positif mengandung timbal, baik yang dibungkus kertas ketikan maupun yang tidak dibungkus. Rata-rata kadar timbal pada sala lauak yang dibungkus sebesar 0,172 ppm dan sala lauak yang tidak dibungkus sebesar 0,167 ppm. Kesimpulan. seluruh sampel sala lauak mengandung logam timbal dan terdapat peningkatan kadar timbal akibat pembungkusan. Kata kunci: logam timbal, sala lauak, kertas ketikan
Pengaruh Pemberian Kawa Daun Gambir terhadap Kadar Malondialdehid Jaringan Hati Mencit Diabetes yang Diinduksi Aloksan Fachrurrazi Al Ansori; Nur Indrawaty Lipoeto
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.217 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.18

Abstract

Latar Belakang. Kawa daun gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan minuman yang terbuat dari daun gambir yang dikeringkan dan diseduh seperti membuat teh yang mengandung senyawa epicathecin, epicathecin-3-gallate, epigalloctahechin-3-gallate, dan epigallocathechin yang berpotensi menurukan kadar MDA jaringan hati. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kawa daun gambir (Uncaria gambir Roxb) terhadap kadar MDA jaringan hati mencit (Mus musculus) diabetes yang diinduksi aloksan. Metode. Penelitian ini merupakan true experimental dengan post-test only control group design. Sebanyak 30 ekor mencit dibagi menjadi lima kelompok yaitu K-, K+, P1, P2, P3. Kelompok K+, P1, P2, dan P3 diinduksi aloksan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian kawa daun gambir dosis 1 gr/100 ml, 2 gr/100 ml, dan 4 gr/100 ml untuk P1, P2, dan P3 selama 14 hari. Rerata kadar MDA jaringan hati diperiksa dengan metode thiobarbituric acid reactive substances (TBARS). Analisis data menggunakan One-way ANOVA dan Post Hoc Least Significant Differences (LSD). Hasil. Induksi aloksan dapat meningkatkan kadar MDA jaringan hati kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan dibanding kontrol negatif. Rerata kadar MDA jaringan hati pada kontrol negatif adalah 8,34 nmol/ml, kontrol positif 12,71 nmol/ml, perlakuan satu 10,64 nmol/ml, perlakuan dua 8,35 nmol/ml, perlakuan tiga 8,46 nmol/ml. Terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh pemberian kawa daun gambir pada perlakuan 1, perlakuan 2, dan perlakuan 3 terhadap kontrol positif, p= 0,000 (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan perlakuan 2 dan perlakuan 3 terhadap kontrol negatif, p= 0,986. Kesimpulan. Kawa daun gambir dapat menurunkan kadar MDA jaringan hati.
Peran Peran Selenium pada Diare Akut Nolitriani Nolitriani; Yusri Dianne Jurnalis; Yorva Sayoeti
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.063 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i2.19

Abstract

Diare cair akut merupakan salah satu manifestasi gangguan fungsi saluran cerna. Umumnya episode diare adalah akut, bila berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare persisten. Diare masih merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar yang diselenggarakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, berdasarkan penyakit menular, diare menempati urutan ketiga setelah tuberkulosis dan pneumonia. Di Indonesia, dilaporkan tiap anak mengalami diare sebanyak 411 per 1000 episode per tahun dengan angka kesakitan dan kematian masih tetap tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Penelitian mendapatkan bahwa defisiensi mikronutrien tertentu dapat berhubungan dengan penyakit diare. Penelitian mengenai zink telah banyak diketahui, namun hanya sedikit penelitian tentang mikronutrien yang lain seperti selenium yang diduga juga terlibat dalam proses diare akut. Penyakit gastrointestinal dinilai sebagai suatu stress oksidatif. Selenium yang mengandung enzim gastrointestinal glutathione peroxidase (GPx2/ GPx GI) yang paling banyak ditemukan dalam mukosa epitel traktus gastrointestinal. Pada diare terjadi defisiensi selenium yang dapat meningkatkan stress oksidatif dan menurunkan differensiasi dan proliferasi sel T dan menurunkan toksisitas limfosit T. Hal ini memunculkan hipotesis bahwa selenium memegang peranan dalam proses penyembuhan diare akut.
Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah yang Dirawat di RSUP DR. M. Djamil Padang Katelino Marpaung; Husna Yetti; Defrin Defrin
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1332.94 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.20

Abstract

Abstrak Latar Belakang. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang mempunyai berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat setelah lahir. Saat ini BBLR menjadi salah satu penyebab kematian neonatus terbanyak di Kota Padang. Banyak faktor yang dapat memengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah, seperti usia ibu, paritas, jarak kehamilan, status gizi, antenatal care, anemia, pendidikan, sosial ekonomi, penyakit saat hamil, plasenta previa, solusio plasenta, kelainan kongenital, dan kehamilan ganda. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko bayi berat lahir rendah yang dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada periode 1 Januari – 31 Desembar tahun 2019. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 71 sampel. Hasil. Hasil penelitian didapatkan beberapa faktor risiko sebagai berikut : usia ibu berisiko (28,17%), paritas nullipara (35,21%), jarak kehamilan berisiko (8,45%), riwayat antenatal care berisiko (4,23%), ibu anemia (33,80%), status pendidikan rendah (73,24%), status sosial ekonomi rendah (54,93%), penyakit saat hamil (76,06%), kelainan plasenta (5,63%), kelainan kongenital (8,45%), dan kehamilan ganda (22,54%). Kesimpulan. Faktor risiko yang paling banyak terjadi pada bayi berat lahir rendah adalah penyakit saat hamil, status pendidikan rendah, dan status sosial ekonomi rendah. Kata kunci: BBLR, faktor risiko, neonatus Abstract Background. Low Birth Weight (LBW) baby is when the infant is weighed less than 2500 grams at the time after birth. Low Birth Weight baby is one of the leading causes of neonates deaths in Padang. There are several factors causing LBW babies, such as maternal age, parity, space between pregnancy, nutrition, antenatal care, anemia, low educational status, low socioeconomic status, disease during pregnancy, placenta previa, placenta abruption, congenital abnormality, and multiple pregnancies. Objective.This study was aimed to describe the risk factors of LBW babies who were treated at RSUP Dr. M. Djamil Padang from 1st January – 31st December 2019. Methods. This study was a descriptive study with a cross-sectional design. Seventy-one samples were selected by simple random sampling. Results. The results of the study describe risk factors of LBW babies as follows mother with threatening age (28.17%), nullipara parity (35.21%), the distance of hazardous pregnancies (8.45%), nutritional status of underweight (12.68%), history of risky antenatal care ( 4.23%), maternal anemia (33.80%), low educational status (73.24%), low socioeconomic status (54.93%), illness during pregnancy (76.06%), placental disorders (5.63) %), congenital abnormalities (8.45%), and multiple pregnancies (22.54%). Conclusion. The most critical risk factors for low birth weight babies are illness during pregnancy, low education status, and low socioeconomic status. Keywords: low birth weight baby, risk factors, neonates
Karakteristik Pasien Lansia Sebelum Kemoterapi Pertama di RSUP Dr. M. Djamil Padang Yunia Habsari; Roza Mulyana; Elmatris Elmatris
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1566.15 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.22

Abstract

Abstrak Latar Belakang. Penurunan fungsi tubuh dan gangguan organ akan memengaruhi karakteristik pasien lansia dengan kanker. Beberapa karakteristik pasien memengaruhi pemberian kemoterapi pada pasien lansia. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien lanjut usia yang akan menjalani kemoterapi pertama di RSUP M Djamil, Padang. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain cross sectional. Data penelitian didapatkan dari rekam medik. Sampel penelitian sebanyak 110 pasien lansia yang akan menjalani kemoterapi pertama di RSUP dr. M. Djamil Padang periode Januari 2017 – Juli 2018. Hasil. Sebagian besar pasien berada di kelompok usia 60 - 69 tahun (78,2%) serta memiliki kadar haemoglobin dan hematokrit dibawah batas normal (73,6% dan 70% secara berurutan). Kesimpulan. Sebagian besar pasien berada di kelompok usia lansia muda dan memiliki nilai hemoglobin dan kadar hematokrit dibawah batas normal, sedangkan karakteristik lainnya cenderung normal. Kata kunci: Lansia, Kanker, Kemoterapi Abstract Background. Decreased body function and organ dysfunction will affect the characteristic of elderly patients with cancer. Some characteristics will affect the chemotherapy given in elderly patients. Objective. This study discussed the characteristics of elderly patients who received the first chemotherapy in RSUP dr. M. Djamil Padang. This research is an observational descriptive study with a cross sectional design. Methods.The research data was obtained from the patient's medical record. The research sample consisted of one hundred and ten elderly patients who received first chemotherapy at RSUP dr. M. Djamil Padang period January 2017 - July 2018. Result. Most of the patients were in the age group 60 - 69 years (78.2%) and had hemoglobin levels and hematocrit below the normal limit (73.6% and 70% respectively). Conclusion. Most of patients were in the young elderly age group and had hemoglobin values ​​and hematocrit levels below the normal range, while other characteristics tend to be normal. Keywords: Elderly, Cancer, Chemotherapy
Pengaruh Teh Hijau Terhadap Kadar Gula Darah dan MDA Serum Mencit Diabetes Rizka Karima Husfa; Erlina Rustam; Hasmiwati Hasmiwati
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1013.728 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i2.24

Abstract

Abstrak Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan hiperglikemia yang jika terjadi secara terus-menerus akan menghasilkan radikal bebas berlebihan yang berperan dalam komplikasi diabetes. Teh hijau memiliki banyak kandungan katekin yang berperan sebagai antihiperglikemik dan antioksidan untuk mencegah komplikasi diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teh hijau terhadap kadar gula darah dan MDA serum mencit yang diinduksi aloksan. Penelitian ini merupakan true experimental dengan randomized post-test control group design. Sampel terdiri dari 35 ekor mencit yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), perlakuan 1 (P1), perlakuan 2 (P2), dan perlakuan 3 (P3). Kelompok K- adalah kelompok normal yang hanya diberikan diet standar, kelompok K+ diinduksi aloksan saja, kelompok P1, P2, dan P3 diinduksi aloksan dan diberi infusa teh hijau 1%, 2%, dan 4% selama 15 hari. Rata-rata kadar gula darah kelompok K-, K+, P1, P2, dan P3 adalah 73,14 mg/dl, 210 mg/dl, 164,57 mg/dl, 152,57 mg/dl, dan 135,83 mg/dl. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok P1, P2, dan P3 dengan kelompok K+ dengan nilai p=0,001. Rata-rata kadar MDA serum kelompok K-, K+, P1, P2, dan P3 adalah 2,54 nmol/mg, 4,04 nmol/mg, 3,05 nmol/mg, 2,87 nmol/mg, dan 2,47 nmol/mg. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok P1, P2, dan P3 dengan kelompok K+ dengan nilai p=0,001. Kesimpulan hasil penelitian adalah pemberian infusa teh hijau berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah dan MDA serum mencit yang diinduksi aloksan. Kata kunci: teh hijau, Camellia sinensis, diabetes melitus, gula darah, MDA serum, aloksan. Abstract Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease, characterized by hyperglycemia which if occurs continously will produce excessive free radical that have role in diabetes complication. Green tea has a lot of cathecin which has role as antihyperglycemia and antioxidant to prevent diabetes complication. The aim of this research is to determine the effect of green tea on blood glucose level and serum MDA level in alloxan-induced mice. This research was a true experiment with randomized post-test control group design. The sample consisted of 35 mice divided into five groups, negative control (K-), positive control (K+), treatment 1 (P1), treatment 2 (P2), and treatment 3 (P3). The K- group was the normal group, given standard diet only, the K+ group was induced alloxan only, the P1, P2, and P3 groups were induced alloxan and given 1%, 2%, and 4% green tea infusion for 15 days. The mean of blood glucose level on K-, K+, P1, P2, and P3 group were 73,14 mg/dl, 210 mg/dl, 164,57 mg/dl, 152,57 mg/dl, and 135,83 mg/dl. There were significant difference between P1, P2, and P3 group with K+ group with p value=0,001. The mean of serum MDA level on K-, K+, P1, P2, and P3 group were 2,54 nmol/mg, 4,04 nmol/mg, 3,05 nmol/mg, 2,87 nmol/mg, and 2,47 nmol/mg. There were significant difference between P1, P2, and P3 group with K+ group with p value=0,001.The conclusion is green tea infusion can reduce the level of blood glucose and serum MDA in alloxan-induced mice. Keywords: green tea, Camellia sinensis, diabetes mellitus, blood glucose, serum MDA, alloxan

Page 1 of 22 | Total Record : 216