cover
Contact Name
Agustinus Konda Malik
Contact Email
aguskondamalik@staf.undana.ac.id
Phone
+6281237987345
Journal Mail Official
jurnalpeternakan@undana.ac.id
Editorial Address
Jl. Adisucipto Penfui, Kupang Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Peternakan Lahan Kering
ISSN : -     EISSN : 27147878     DOI : -
Jurnal Peternakan Lahan Kering (JPLK) menerbitkan artikel hasil penelitian yang meliputi Produksi ternak, Pakan dan nutrisi ternak, Reproduksi dan pemuliaan ternak, Teknologi hasil ternak, Sosial ekonomi peternakan, dan Kesehatan ternak
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 3 (2022): September" : 20 Documents clear
Substitusi Tepung Tapioka dengan Tepung Sorgum Putih (Sorgum bicolor L.Moech) erhadap Sifat Fisiko Kimia Sosis Itik Manila (Cairina Moschata): Substitution Tapioka Flour With White Sorgum Flour (Sorghum Bicolor L.Moench) on Physical Chemical Properties of Manila Duck Sausage (Cairina Moschata) Yani Yeni Yunita Klau; Gemini Ermiani Mercurina Malelak; Heri Armadianto
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kegunaan tepung sorgum putih (Shorgum bicolor.L. moench) sebagai pengganti tepung tapioka terhadap kadar amilosa, kadar amilopektin, kadar air, kadar protein kekenyalan sosis itik manila. Penelitian ini menggunakan  Rancangan  acak lengkap (RAL) dengan  4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah, P0: Tepung tapioka 15%, P1: Tepung tapioka 10%+Tepung sorgum putih 5%, P2: Tepung tapioka 5%+Tepung sorgum putih 10%, P3: Tepung sorgum putih 15%. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan  yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa  tepung sorgum putih dan tepung tapioka tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang diteliti yaitu kadar amilosa, kadar amilopektin, kadar air, kadar protein dan Kekenyalan (P>0.05) pada sosis itik manila. Disimpulkan bahwa   tepung sorgum putih dapat menggantikan tepung tapioka dalam pembuatan sosis itik manila, yang ditandai oleh kadar amilosa, kadar amilopektin, kadar air, kadar protein dan kekenyalan yang sama This research was conducted in order to find out the  use of white sorghum flour (Sorghum bicolor L.Moench)  as well as a substitute for tapioca flour regarding  amylose content, Amylopectin content, water content, protein content duck sausage elasticity. In This study also used a completely randomized design (CRD) in which there were  4  treatmens and 3 replications. There were several parts of the  treatment,namely P0:Tapioka  flour 15%, P1:Tapioka flour 10%+White Sorhgum 5%, P2:Tapioka flour 5%+10% White Sorghum, P3:15% White Sorghum Flour. From the results of the research that has been done,it can be concluded that  white  sorghum  flour and   tapioca  flour had no significan  effect on the variables studied, namely  amylose content, amylopectin content, water content, protein content elastiscity (P>0.05) in manila duck sausage.
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggemukan Ternak Sapi di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah Kabupaten Timor Tengah Selatan: Financial Feasibility Analysis of Cattle Fattening Business in the Highlands and Lowlands of South Central Timor Regency Jumitci Anita Naklui; Ulrikus Romsen Lole; Maria Rosdiana Deno Ratu
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan ketinggian berpengaruh terhadap ketersediaan hijauan pakan, tampilan tubuh ternak sapi, pendapatan peternak, dan kelayakan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan finansial usaha ternak sapi yang dipelihara di dataran tinggi dan dataran rendah di Kabupaten TTS. Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode pengambilan contoh dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni tahap penentuan kecamatan contoh secara purposif dimana terpilih dua kecamatan contoh; tahap penentuan desa contoh secara purposif dimana terpilih empat desa contoh; dan tahap penentuan petani peternak contoh secara acak non proporsional dimana terpilih sebanyak 80 petani peternak contoh. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis finansial dengan menggunakan kriteria investasi R/C, B/C, PP, dan BEP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) di dataran tinggi, nilai R/C Ratio = 2,50; B/C Ratio = 1,50; PP = 0,65 tahun (8 bulan 5 hari); BEP produksi = 2 ST; dan BEP harga = Rp15.974.729; 2) di dataran rendah, nilai R/C Ratio = 2,74; B/C Ratio = 1,74; PP = 0,54 tahun (8 bulan 25 hari); dan BEP produksi = 2 ST, dan BEP harga = Rp15.105.212. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa usaha ternak sapi di dataran tinggi dan dataran rendah Kabupaten TTS sudah menghasilkan pendapatan bagi peternak dan  layak secara finansial..   Difference of altitude influences towards availability of feed and forages, cattle performance, farmer’s income, and farm’s feasibility. Research objectives were to analyze the financial feasibility of the cattle farm at the highland and lowland areas in Timor Tengah Selatan Regency. The research method used were survey. Method of selection sample comprises three steps. Fisrt, selection of three sub-districts, purposively; second, selection of six villages sample, purposively; and third, selection of 80 cattle farmers as respondents, randomly. Method of data analyze applied was financial analysis based on investment criterias namely R/C, BCR, PP, dan BEP. The result showed that: 1) at highland area, the value of R/C Ratio was 2,50 ; B/C Ratio was 1,50; PP reached 0,65 year (8 months and 5 days); BEP of production was  2 cattle heads, and BEP price was IDR15,974.729; and 2) at lowland area the value of  R/C Ratio ratio was  2.74; B/C Ratio was 1.74; PP = 0.54 year (8 months and 25 days); BEP production was 2 heads; and BEP price was IDR15,105.212. In conclusion, the cattle farm at the highland and lowland areas in the Regency of Timor Tengah Selatan have been producing the farmers’ income and the farm was finacially feasible  
Pengaruh Pemberian Pakan Kombinasi Silase Jerami Jagung dan Konsentrat Terhadap Ukuran Linear Tubuh Sapi Bali: Effect of Feeding Combination of Corn Straw Silage and Concentrates on Linear Body Size of Bali Cattle Maximus Marianus Butta; Upik Syamsiar Rosnah; M. S. Abdullah
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh dari pemberian pakan komplit (kombinasi silase jerami jagung dan konsentrat) dengan level berbeda terhadap ukuran linear tubuh Sapi Bali penggemukan. Pengujian dilakukan terhadap Sapi Bali berumur 1-1,5 tahun sebanyak 12 ekor, bobot badan 66-93 kg dan rataan 82 kg, serta koefisien variasi (KV) 10,28%. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari 4 perlakuan dan 3 pengulangan. Rancangan perlakuan dalam penelitian ini adalah P0 = 80% silase jerami jagung + 20% konsentrat, P1 = 60% silase jerami jagung + 40% konsentrat, P2 = 40% silase jerami jagung + 60% konsentrat dan P3 =20% silase jerami jagung + 80% konsentrat. Pengukuran ukuran linear tubuh dilakukan dengan bantuan alat meter ukur merek Animeter dan tongkat ukur dengan satuan terkecil 1 mm. Pengukuran ukuran linier tubuh menggunakan meter ukur  merek Animeter dan tongkat ukur dengan satuan terkecil 1mm. Rataan hasil penelitian menunjukan pertambahan panjang badan (cm) (cm) P00=0,09, P1=0,11, P2=0,10, P3=0,12, pertambahan lingkar dada (cm) (cm) P00=0.15, P1=0,16, P2=0,18, P3=0,15, pertambaan tinggi pundak (cm) (cm) P00=0,9, P1=0,11, P2=0,10, P3=0,11. Analisis statistik statistic menunjukkan perlakuan berpengaruh berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan ukuran linear tubuh Sapi Bali penggemukan. Dapat Dapat disimpulkan bahwa kombinasi silase jerami jagung dan konsentrat dengan level pemberian berbeda terhadap pertambahan ukuran linear tubuh Sapi Bali penggemukan memberikan kecendrungan yang relatif sama. The aim of this research was to measure The aim of this research was to measure the effect of providing complete feed (a corn straw silage and concentrate) with different levels on body linear size in fattening Bali cattle. The test was carried out on 12 Bali cattle aged 1-1.5 years with a body weight 66-93 kg and an average of 82 kg, and the coefficient of variation (KV) was 10.28%. The research method used a completely randomized design consisting of 4 treatments, 3 repititions. The treatments in this study were P0 = 80% corn straw silage + 20% concentrate, P1 = 60% corn straw silage + 40% concentrate, P2 = 40% corn straw silage + 60% concentrate and P3 = 20% corn straw silage + 80  % concentrate.  Linear measurement of body size using a measuring tape from Animeter and measuring stick with the smallest unit 1 mm. The average of the results showed an increase in body length (cm) P0 = 0.09, P1 = 0.11, P2 = 0.10, P3 = 0.12, an increase in chest circumference (cm) P0 = 0.15, P1 = 0.16, P2 = 0.18,  P3=0,15, increase in shoulder height (cm) P0=0,9, P1=0,11, P2=0,10, P3=0,11. The statistic analysis showed that the  treatments had no significant effect (P>0,05 ) to increase in body linear size of fattening Bali cattle.  Can be concluded that the combination of corn straw silage and concentrate treatment with different levels of giving to the increase in body linear size of fattening Bali cattle gives a relatively similar tendency.  
Substitusi Tapioka dengan Tepung Bonggol Pisang Kepok terhadap Kualitas Kimia dan Organoleptik Sosis Ayam Kampung : Tapioca Substitution with Kepok Banana Hump Flour to the Chemical and Organoleptic Quality of Native Chicken Sausage Marni Bansele; Bastari Sabtu; Agustinus R. Riwu
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tepung bonggol pisang kepok  memiliki kandungan  pati yang sama dengan tapioka, amilosa dan amilopektin yang tinggi sehingga dapat dijadikan alternatif sebagai bahan pengisi, pengental dan bahan pengikat di dalam pembuatan sosis. Tujuan penelitian untuk mengukur pengaruh substitusi tepung bonggol pisang kepok terhadap kualitas kimia dan organoleptik.  Materi yang digunakan adalah daging ayam kampung, tepung bonggol pisang, tepung tapioka dan bumbu-bumbu lain. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan yaitu substitusi tepung bonggol pisang: 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Variabel yang diteliti adalah kandungan kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, serat kasar dan organoleptik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan substitusi tepung bonggol pisang dalam pengolahan sosis ayam kampung dapat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, serat kasar, rasa, aroma, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada warna sosis daging ayam kampung. Simpulan,  penggunaan tepung bonggol pisang kepok mampu mensubstitusi tapioka dan memberikan nilai yang berbeda terhadap kualitas kimia yaitu kadar protein, lemak, air abu dan serat kasar dan sifat organoleptik yaitu, rasa dan aroma serta warna yang sama terhadap sosis daging ayam kampung. Secara kualitas kimia substitusi 15%  tepung bonggol pisang kepok mampu menghasilkan sosis yang lebih baik sedangkan secara organoleptik substitusi tepung bonggol 5% mampu menghasilkan sosis yang lebih baik. Kepok Banana hump flour has the same starch content as tapioca, amylose and amylopectin which is high so that it can be used as an alternative as a filler, thickener and binder in making sausages. The purpose of the study was to measure the effect of substitution of kapok banana hump flour on chemical and organoleptic  The materials used are free-range chicken, kapok banana hump flour, tapioca flour and other spices. The method used is the Complete Randomized Design (RAL) method of 5 treatments, namely the substitution of kepok banana hump flour: 0%, 5%, 10%, 15%, 20% and each treatment consists of 3 tests. The variables studied were protein content, fat content, water content, ash content, crude fiber and organoleptics. The results showed that, the substitution of kapok banana hump flour in making native chicken sausage had a significant effect (P<0,05) on protein content, fat content, ash content, crude fiber, taste, scent, but had no significant effect (P>0,05) on the color of native chicken sausage. In conclusion, the use of kapok banana hump flour is able to substitute tapioca and provide different values to chemical qualities, namely protein, fat, ash water and crude fiber levels and organoleptic properties, namely, taste and aroma and the same color to native chicken meat sausages. In terms of chemical quality, 15% of kepok banana hump flour substitution is able to produce better sausages while organoleptically the substitution of 5% kepok banana hump flour is able to produce better sausages  
Keuntungan Usaha Ternak Babi Peternakan Rakyat di Kabupaten Alor: Profits of Smallholders Pig Farming in Alor District Yuliana Panina Lay; Maria Krova1; Johanes G. Sogen; Arnoldus Keban
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu penelitian telah dilaksanakan di Kabupaten Alor selama 1 bulan untuk pengumpulan data. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan usaha ternak babi di Kabupaten Alor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data tersebut diperoleh melalui wawancara langsung berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, observasi serta teknik dokumentasi pada dokumen laporan-laporan instansi terkait atau lembaga dan hasil-hasil penelitian maupun referensi lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Pengambilan contoh dilakukan melalui tiga tahap yakni tahap pertama penentuan dua kecamatan contoh secara purposive, tahap kedua penentuan empat desa contoh dari tiap kecamatan terpilih secara purposive dan tahap ketiga penentuan peternak contoh sebanyak 80 responden secara acak non proporsional. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh tiap peternak babi di Kabupaten Alor adalah Rp10.289.675/tahun dimana 52% merupakan pendapatan tunai sedangkan 48% lainnya adalah pendapatan non tunai. A study was conducted in Alor Regency data collection. The study aims to determine the income of pig farming in Alor Regency. The research method used is a survey method to obtain primary data and secondary data. The data was obtained through direct interviews based on questionnaire prepared, observations and documentation techniques on the reports of relevant agencies or institutions, research results and other references related to the study. Sampling was carried out in three stages. The first, determining two sample of sub-districts purposively; the second, determining four selected villages from each selected sub-district purposively and the third, determining the sample of breeders as many as 80 respondents by applying non-proportional random sampling. Data were then analyzed applying income analysis. The results show that the average income earned by each pig farmer in Alor Regency is Rp10,289,675/year where 52% is cash income and 48% is non cash income    
Pengaruh Ketebalan Mulsa Organik Ki Rinyuh (Chromolaena odorata) terhadap Produksi Bahan Kering dan Bahan Organik Brachiria Hybrid cv. Mulato Panen Ketiga: Effect of Ki Rinyuh (Chromolaena odorata) Organic Mulch Thickness on Dry Matter and Organic Matter Production Brachiria Hybrid cv. Third Harvest Mulato Maria Mersiana Jelima; Herayanti Panca Nastiti; Dominggus Benyamin Osa
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57089/jplk.v4i3.1225

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Terpadu Lahan Kering Kepulauan, Universitas Nusa Cendana. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini ialah untuk mengetahui pangaruh ketebalan mulsa organik Ki Rinyuh (Chromolaena odorata) terhadap produksi bahan segar, bahan kering dan bahan organik rumput Brachiaria Hybrid cv. Mulato panen ketiga. Penelitian mengguanakan metode eksprimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dibagi menjadi 4 jenis perlakuan dan  4 kali ulangan  sehingga terdapat  16 unit sampel. Perlakuan M0 = tanpa mulsa, M1 = ketebalan 1 cm atau berat 60 gram/polybag,  M2 = ketebalan 3 cm atau berat 180 gram/polybag, M3 = ketebalan 5 cm atau berat 300 gram/polybag. Variabel yang diteliti yaitu produksi bahan segar dan bahan kering serta bahan organik. Hasil sidik ragam menampilkan jika perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) pada produksi bahan segar dan  bahan kering namun memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0.05) pada produksi bahan organik. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ketebalan mulsa organik Ki Rinyuh (Chromolaena odorata) mampu meningkatkan produksi bahan segar, bahan kering, dan bahan organik rumput Brachiaria Hybrid cv. Mulato pada panen ke-tiga, serta pada perlakuan M3 dengan ketebalan 5 cm menghasilkan produksi bahan segar (0,69±0,1), bahan kering (92,16±0,37) dan bahan organik (80,76±0,67%) tertinggi pada setiap variabel yang diteliti.   A study has been conducted at the Archipelago Dry Land Integrated Field Laboratory, Nusa Cendana University. The purpose of this study was to determine the effect of Ki Rinyuh (Chromolaena odorata) organic mulch thickness on the production of fresh matter, dry matter and organic matter of Brachiaria Hybrid cv. Mulato the third harvest. The study used an experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) which was divided into 4 types of treatment and 4 replications so that there were 16 sample units. Treatment M0 = without mulch, M1 = thickness of 1 cm or weight of 60 grams/polybag, M2 = thickness of 3 cm or weight of 180 grams/polybag, M3 = thickness of 5 cm or weight of 300 grams/polybag. The variables studied were the production of fresh and dry matter and organic matter. The results of the variance showed that the treatment had a very significant effect (P<0.01) on the production of fresh and dry matter but had an insignificant effect (P>0.05) on the production of organic matter. From the results of this study, it was concluded that the thickness of Ki Rinyuh (Chromolaena odorata) organic mulch was able to increase the production of fresh matter, dry matter, and organic matter of Brachiaria Hybrid cv. Mulato on the third harvest, as well as the M3 treatment with a thickness of 5 cm resulted in the production of fresh material (0.69±0.1), dry matter (92.16±0.37) and organic matter (80.76±0.67 %) was highest in each of the variables studied.  
Pengaruh Level Pupuk Cair Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Kandungan Nutrisi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada Tanah Bekas Tambang Mangan: The Effect of Level Moringa’s (Moringa oleifera) Liquid Organic Fertilizer on the Nutrition Content ofMini Elephant Grass (Pennisetum purpureum cv.Mott) in Ex-Manganese Mining Soil Haardiningsih Muhiddin; Edi Djoko Sulistijo; Herayanti Panca Nastiti
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57089/jplk.v4i3.1270

Abstract

Suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kandungan nutrisi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada tanah bekas tambang mangan. Penelitian berlangsung selama 4 bulan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu K0: kontrol, K1: 100 ml pupuk cair, K2: 200 ml pupuk, K3: 300 ml pupuk cair. Variabel yang diukur adalah kandungan protein kasar, serat kasar, lemak kasar serta mineral kalsium. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan protein kasar, kandungan lemak kasar, dan mineral kalsium tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap serat kasar. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa antar perlakuan K0: K3, K1: K2, dan K1:K3 berbeda sangat nyata (P<0,01) pada parameter protein kasar dan mineral kalsium (Ca). Selanjutnya K0:K1, K2; K1: K2, K3; K2:K3; K0;K1, K2, K3 berbeda nyata (P<0,05) pada protein kasar, lemak kasar dan mineral kalsium (Ca). Sedangkan K1: K2: K3 berbeda tidak nyata (P>0,05) pada kandungan lemak kasar. Disimpulkan bahwa semakin tinggi level pupuk cair daun kelor (Moringa oleifera) maka kandungan nutrisi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) semakin tinggi. Kandungan nutrisi rumput gajah mini tertinggi dicapai pada level 300 ml dengan rataan kandungan protein kasar (10,15%), serat kasar. (42,93%), lemak kasar (1,15%) dan mineral kalsium (0,61%).   A study aims to determine the effect of applying Moringa oleifera (Moringa oleifera) liquid fertilizer on the nutritional content of mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) on ex-manganese mining soil. The study lasted for 4 months. The research design used was a completely randomized design with 4 treatments and 4 replications, namely K0: no treatment (control), K1: 100 ml of liquid fertilizer, K2: 200 ml of fertilizer, K3: 300 ml of liquid fertilizer. The variables measured is crude protein, crude fiber, crude fat and calcium minerals. The data obtained were analyzed using analysis of variance. The results of the study showed that the treatment had a significant effect (P<0.05) on the nutritional content of crude protein, crude fat and calcium minerals but had no significant effect (P>0.05) on crude fiber content. Duncan's Multiple Range Test showed that there is a significant difference (P<0.01) between the treatments of K0:K3 and K1: K2; K1:K3 on crude protein content and calcium (Ca) content. Furthermore, between K0:K1, K2; K1: K2, K3; K2;K3; K0;K1, K2, K3 were significantly different (P<0.05) in crude protein, crude fat and calcium (Ca) content. While K1: K2: K3 was not significantly different (P>0.05) on crude fat content. It was concluded that the higher the level of liquid fertilizer of Moringa leaves (Moringa oleifera), the higher the nutrient content of mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott). The highest nutritional content of mini elephant grass was achieved at the level of 300 ml with an average crude protein content (10.15%), crude fiber. (42.93%), crude fat (1.15%) and calcium minerals (0.61%).  
Pengaruh Suplementasi Jenis Dedaunan Terfermentasi terhadap Kecernaan Serat Kasar dan Lemak Kasar terhadap Babi Fase Starter-Grower: The Effect of Suplementation of Fermented Foliar Types on The Digestibility of Crude Fiber and Crude Fat on Starter-Grower Phase Gerson Andrimus Naimasus; Wilmientje Marlene Nalley; I Made Suaba Aryanta
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57089/jplk.v4i3.1277

Abstract

Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mengetahui konsumsi dan kecernaan serat kasar dan lemak kasar dari ternak babi yang diberikann suplmentasi ransum dedaunan terfermentasi. Materi yang digunakan 12 ekor babi berumur antara 1-3 bulan dan dengan berat badan awal berkisar antara 5,35 sampai 14,55 kg (KV = 31,67%) dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan meliputi R0: diet basal R1: diet basal ditambah 5% tepung daun singkong fermentasi, R2: diet basal ditambah 5% tepung daun ubi jalar fermentasi, dan R3: diet basal ditambah 5% tepung daun kelor fermentasi. Hasil penelitian ini menunjukan perlakuan berpengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap variabel yang diteliti. Disimpulkan bahwa pemberian ransum suplementasi jenis dedaunan terfermentasi pada ternak babi mampu meningkatkan kecernaan serat kasar dan lemak kasar, akan tetapi belum mampu meningkatkan konsumsi serat kasar dan lemak kasar. The purpose of this study was to determine the intake and digestibility of crude fiber,and  crude fat,  of pigs fed fermented leafa ration supplementation. Material used were12 pigs aged between 1-3 months and with initial body weight ranging from 5.35 to 14.55 kg (KV = 31.67%) and Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 3 replications. The treatments included R0: basal diet, R1: basal diet plus 5% fermented cassava leaf flour, R2: basal diet plus 5% fermented sweet potato leaf flour, and R3: basal diet plus 5% fermented moringa leaf flour. The results of this study showed no significant effect (P<0.05) on the variables studied. It was concluded that the supplementation of fermented foliage rations in pigs was able to increase the digestibility of crude fiber and crude fat, but had not been able to increase the intake of crude fiber and crude fat.  
Pengaruh Pemberian Feses Sapi Terfermentasi terhadap Pertumbuhan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan Betina Sebelum Pubertas: The Effect of Fermented Cow Feces on the Growth of Balitbangtan Superior Female Native Chcickens before Puberty Desna Eunike Tamonob; Franky M.S Telupere; Jonas Frits Theedens
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu penelitian pada ayam kampung unggul balitbangtan bertujuan untuk mengetahui dampak dari penggunaan kotoran sapi terfermentasi terhadap bobot badan, pertambahan bobot badan, konsumsi ransum dan konvesi ransum. Penelitian ini menggunakan 64 ayam kampung unggul balitbangtan betina yang berumur 8 minggu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan dimana tiap ualangan berisi 4 ekor ayam. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: ransum komersial + 0% feses sapi terfermentasi (kontrol), r1: ransum komersial 90% + 10% feses sapi terfermentasi, r2: ransum komersial 80% + 20% feses sapi terfermentasi, r3: ransum komersial 70% + 30% feses sapi terfermentasi. Parameter yang diteliti adalah bobot badan, pertambahan bobot badan, konsumsi ransum dan konversi ransum. Analisis Varians dan uji lanjut Duncan digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi dan konversi ransum. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah level substitusi feses sapi terfermentasi yang optimal bagi peningkatan pertumbuhan ayam kampung unggul balitbangtan betina fase pertumbuhan sebelum pubertas adalah 10%. A study on Balitbangtan superior village chickens aims to determine the impact of the use of fermented cow feces on body weight, body weight gain, ration consumption and ration conversion. The study used 64 Balitbangtan superior female chickens aged 8 weeks. The experimental design used was a completely randomized design with 4 treatments and 4 replications where each replication contained 4 chickens. The treatments tried were R0: commercial ration + 0% fermented cow feces (control), R1: 90% commercial ration + 10% fermented cow feces, R2: 80% commercial ration + 20% fermented cow feces, R3: 70% commercial ration + 30% fermented cow feces. The variables studied were body weight, body weight gain, ration consumption and ration conversion. Analysis of Variance and Duncan's Multiple Range Test were used to analyze the data. The results showed that the treatment had a significant effect (P<0.05) on body weight gain, ration consumption and ration conversion. In summary, the optimal substitution level of fermented feces for increasing the growth of Balitbangtan superior native chickens before puberty is 10%.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Lontar dan Feses Ayam Terfermentasi serta Kombinasinya terhadap Pemanfaatan Protein Pada Ternak Kambing yang Mengkonsumsi Rumput Bothriochloa Pertusa: Effect of The Fermented Lontar Extract, Chicken Feces and Their Combination on the Utilization of Protein in Goats Consuming Bothriochloa pertusa Grass Catharine R. K. Jaga Namang; I Gusti Ngurah Jelantik; Imanuel Benu
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57089/jplk.v4i3.1283

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak lontar dan feses ayam terfermentasi terhadap pemanfaatan protein pada ternak kambing yang mengkonsumsi rumput Bothriochloa pertusa. Penelitian ini menggunakan 4 ekor kambing kacang jantan dengan berat badan rata-rata 16,69 kg. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin dengan empat perlakuan dan empat periode pengambilan data sebagai ulangan. Perlakuan tersebut adalah BP: 40% rumput Bothriochloa pertusa + 30% Lamtoro + 30% Konsentrat terfermentasi, BPS: 40% rumput Bothriochloa pertusa + 30% Lamtoro + 20% Konsentrat terfermentasi + 10% Ekstrak buah lontar, BPFA: 40% rumput Bothriochloa pertusa + 30% Lamtoro + 20% Konsentrat terfermentasi + 10% Feses ayam, BPSFA: 40% rumput Bothriochloa pertusa + 30% Lamtoro + 20% Konsentrat terfermentasi + 5% Ekstrak buah lontar + 5% Feses ayam. Parameter yang diukur adalah konsumsi protein, kecernaan protein, amonia rumen, total protein plasma, dan konsentrasi urea darah. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa pemberian ekstrak lontar dan feses ayam terfermentasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsentrasi amonia dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan protein kasar. Sementara itu, tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi protein kasar, konsentrasi urea darah, dan total protein plasma. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak buah lontar dan feses ayam dapat meningkatkan kecernaan protein kasar dan amonia rumen tetapi tidak mempengaruhi konsumsi protein kasar, konsentrasi urea darah dan total protein plasma. This study aimed to determine the effect of the fermented feed containing a combination of lontar extract and chicken feces on the utilization of protein in goats consuming Bothriochloa pertusa grass. The study used 4 male kacang goats with average weight of 16.69 kg. The experiment designed usinga latin square design with four treatments and four periods of data collection as replications. The treatments were BP: Bothrichloa pertusa hay 40% + leucaena 30% + fermented concentrate 30%, BPS: Bothrichloa pertusa hay 40% + leucaena 30% + fermented concentrate 20% + 10% lontar extract, BPFA: Bothrichloa pertusa hay 40% + leucaena 30% + fermented concentrate 20% + 10% chicken feces, and BPSFA: Bothrichloa pertusa hay 40% + leucaena 30% + fermented concentrate 20% + 5% lontar extract + 5% chicken feces. The parameters measured were protein intake, protein digestibility, rumen ammonia, total plasma protein and blood urea concentration. The results showed that the use of lontar extract and chicken feces fermented had a very significant effect (P<0.001) on the rumen amonia concentration, and a significant effect (P<0.05) on the crude protein digestibility. Meanwhile, it had no signicant effect (P>0.05) on the intake of crude protein, blood urea concentration and total plasma protein. Thus, it can be concluded that chicken feces and especially lontar extract can increase the of crude protein digestibility and rumen amonia however without affecting the intake of crude protein, blood urea concentration and total plasma protein.

Page 1 of 2 | Total Record : 20