cover
Contact Name
Demita
Contact Email
hengki_tamando@yahoo.com
Phone
+6281360000791
Journal Mail Official
lebahpkm@isha.or.id
Editorial Address
Romeby Lestari Housing Complex Blok C Number C14, North Sumatra, Indonesia
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Articles 40 Documents
Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Yayasan Nurul Fitri Purwakarta Erina Nur Kamilah; Mulyani Yulianingsih; Trizalsabilla; Imam Tabroni
Lebah Vol. 14 No. 1 (2020): September: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.571 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v14i1.61

Abstract

Penelitian ini ditujukan pada keadaan kurikulum. Kurikulum yang akan dibahas yaitu kurikulum 2013 yang dimana siswa dapat mengembangkan diri dengan ptensi dan minat bakat serta karakter siswa. Akan tetapi pasti ada kendala atau permasalahan dalam penerapan kurikulum 2013 ini dalam pengembangan prestasi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan kurikulum 2013 dalam meningkatkan prestasi siswa di Pondok Pesantren Nurul Fitri Purwakarta. Penelitian ini adalah penelitian pengelolaan pendidikan yang dilakukan untuk memecahkan masalah didalam ruang lingkup bagian kurikulum sekolah dalam mengelola kurikulum.
Implementasi Pendidikan Karakter Di Madrasah Ibtidaiyah Siti Nuriyah Nurhadi; Suhartinis; Imam Tabroni
Lebah Vol. 14 No. 1 (2020): September: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.246 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v14i1.62

Abstract

Pendidikan karakter merupakan usaha penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Artinya, nilai-nilai itu harus dialami dan dipilih secara bebas oleh siswa untuk kemudian dihayati dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga menjadi karakter dan identitas bagi diri mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi/penerapan pendidikan karakter di MI As-sakinah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif melalui observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa implementasi pendidikan karakter di MI As-sakinah kabupaten purwakarta berpedoman pada kegiatan pembelajaran dan pembiasaan sehari-hari. Pembiasaan yang diterapkan adalah seperti pembiasaan berdo’a bersama, shalat dhuha, pembacaan asmaulhusna, membaca daan menghafal surat-surat pendek, pemeriksaan kelengkapan atribut sebagai implementasi dari ketertiban dan kerapihan siswa, lalu pembiasaan lainnya yaitu siswa tidak boleh membawa makanan yang berkemasan guna menerapkan kepedulian terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan diharuskan untuk selalu membawa bekal dari rumah ke sekolah. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan karakter tersebut didalamnya sangat dibutuhkan peran dari beberapa pihak, yaitu sosok guru, orang tua/keluarga dan seluruh civitas yang ada di sekolah.
Implementasi kurikulum merdeka belajar Fajar Ramadan; Imam Tabroni
Lebah Vol. 13 No. 2 (2020): Maret: pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.51 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v13i2.63

Abstract

Merdeka belajar adalah seorang murid yang bebas mencari ilmu dan belajar hal yang di minati. Diketahui bahwa pendidikan merdeka belajar adalah membebaskan murid dalam mencari ilmu yang mana sesuai minat yang dimilikinya serta tanpa adanya aturan yang mengikat minat belajar mereka dengan ketenangan dan kenyamanan. Di sini terdapat banyak poin yang pendidikan mengenai merdeka belajar diantaranya, kebebasan belajar, kebebasan mencari ilmu, kenyamanan belajar, dan ketenangan belajar.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis Perbandingan Kurikulum Kurtilas dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode observasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini akan membandingkan sedikit atau lebih mengenai Perbandingan Kurikulum Kurtilas dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Oleh sebab itu peneliti membuat artikel kali ini agar bisa dibaca dan dipahami baik orang tua maupun anak muda agar generasi anak bangsa ke depannya bisa menjadi lebih baik.
Penanaman Nilai Pendidikan Agama Islam Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Sdit Al Manar Purwakarta Tiara Putri; Yustika Nur Destiyani; Imam Tabroni
Lebah Vol. 14 No. 1 (2020): September: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.744 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v14i1.64

Abstract

Agama Islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan serta memiliki nilai-nilai pendidikan yang tentunya bermanfaat bagi umatnya. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamannya. Guru memiliki tugas untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam salah satunya dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Islam yang ditanamkan kepada peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah SDIT Al-Manar. Dalam penelitian artikel ini menggunakan metode kualitatif deskrifsi melalui pendekatan dengan wawancara. Hasil penelitian ini, dari data ekstrakurikuler yang ada di sekolah SDIT Al-Manar terdapat nilai-nilai pendidikan agama Islam yang ditanamkan kepada peserta didik, yaitu melatih mental spiritual/keruhanian, membentuk sikap pemberani, percaya diri, tanggung jawab, rendah hati, pantang menyerah, disiplin, sabar, jujur, bersikap iffah dan lain-lain. Nilai-nilai pendidikan agama Islam tersebut sangat penting dan tentunya bermanfaat untuk peserta didik
Penanganan Problematika Menghafal Al-Qur’an Bagi Santri Di Pondok Pesantren Baitul Quran Cirata Raihan Nurtsany; Putra Raihan Nur Alam; Linda Hodijah; Imam Tabroni
Lebah Vol. 14 No. 1 (2020): September: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.607 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v14i1.65

Abstract

Menghafal al-Qur’an adalah proses memelihara, menjaga dan mempertahankan kemurnian al-Qur’an. Allah berfirman Di dalam al-Qur’an surat al-Qamar ayat 17 bahwa sungguh telah aku mudahkan Qur’an untuk dipelajari dan dihafalkan. Dan pada bagian akhir dari ayat tersebut merupakan pertanyaan yang bermakna perintah. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an mudah untuk dihafalkan dan Allah juga menantang hamba-Nya untuk membuktikan statemen tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para santri penghafal Qur’an memiliki beragam problem selama kegiatan menghafal al-Qur’an. Ada 2 Problem yang dibedakan yaitu problem internal (dalam diri) dan problem eksternal (luar diri). Seperti rasa malas, tidak sabar dan putus asa, tidak bisa mengatur waktu dan memanfaatkan waktunya dengan baik, tidak mampu disiplin pada kegiatan tahfidz, lupa, bermaksiat, ada masalah dengan lingkungan fisik dan sosialnya. Beragam problem yang dihadapi para santri penghafal Qur’an, menuntut santri untuk aktif serta inovatif untuk mencari solusi atas problematika yang mereka dihadapi. Dan usaha-usaha yang mereka lakukan adalah dengan cara berwudlu, ber-mujahaddah, mencari kegiatan yang positif, berkonsultasi dengan para asatidz, orang tua dan teman , membaca buku-buku inspiratif, bersabar dan tetap beristiqamah meski mengalami kendala dalam menghafal, istirahat yang cukup, berusaha memahami dan mengamalkan isi ayat yang sudah dihafal untuk menguatkan hapalan. Dengan begitu para santri menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk mereka menghafal.
Penerapan Nadhom Dalam Melantunan Alqur’an Pada Usia Anak-Anak Cecep Rif’at Syaripudin; Imam Tabroni
Lebah Vol. 14 No. 1 (2020): September: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.836 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v14i1.66

Abstract

Salah satu mu’zizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah al-Qur’an. Al-Qur’an itu agung sudah sepantasnya diperlakukan juga secara agung pula,diantara nya dengan cara melantunkan al-Qur’an dengan memakai naghom (lagu atau irama membaca al-Qur’an). Meskipun tajwidlah yang terpenting didalam melantunkan ayat-ayat didalam al-Qur’an tapi melantunkan al-Quran dengan naghom juga hal yang penting yang harus dilakukan oleh seorang qori atau pelantun al-Qur’an didalam melantunkan al-Qur’an, bahkan orang yang melantunkan al-Qur’an tidak dengan nada, kata Rosul bukan termasuk umat kami. Naghom dalam seni baca al-Quran menurut para ahli itu ada delapan macam naghom pokok atau lagu pokok namun yang dipakai di Indonesia adalah tujuh naghom pokok atau lagu pokok,kemudian dari lagu pokok ini lahir nagho/lagu cabang,ada delapan belas lagu cabang yang lahir dari lagu-lagu pokok. Bagi orang yang melantunkan al-Qur’an memiliki lima keutamaan sebagaimana yang telah dibahas oleh ‘ulama dalam kitab riyadhussoolihiin. Al-Quran itu agung menjadi keharusan bagi kita selaku umat islam mengagungkan al-Qur’an,ada tata krama yang harus dilakukan ketika kita sedang membaca al-Qur’an,diantaranya yaitu kita diwajibkan memiliki wudhu terlebih dahulu apabila mau memegangnya, membaca ta’awudz dan basmalah ketika akan membaca-nya dan menundukkan kepala ketika sedang membaca-nya. Al-Quran adalah obat bagi penyakit dzohir maupun penyakit bathin,ketika kita sedang dalam keadaan resah dan gelisah bacalah al-Qur’an dengan penuh keikhlasan.
Metode pembelajaran kitab kuning di pesantren al-azhar Ilan Ilyas S; M. Lutfi Yasin Faujan; Imam Tabroni
Lebah Vol. 13 No. 2 (2020): Maret: pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.791 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v13i2.67

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal yang memiliki pengaruh besar dalam mencerdaskan anak bangsa, dalam menjalankan pendidikan di Pesantren diperlukan metode- metode pembelajaran untuk memahami kitab klasik (kitab kuning), supaya mempermudah penyampaian materi kepada santri. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan ada beberapa metode pembelajaran kitab kuning yang digunakan di pesantren Al – Azhar diantaranya, yaitu metode balagan, metode sorogan, metode bahtsul masail, metode hafalan dan metode lalaran, dari semua metode tersebut metode pembelajaran yang paling efektif yaitu metode sorogan.
"Ngaji ba’da magrib" suatu pembiasaan bagi anak-anak untuk belajar al-qur’an Imam Tabroni; M. Arsad Ibrahim; Ninda Nurbayani
Lebah Vol. 13 No. 2 (2020): Maret: pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.735 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v13i2.68

Abstract

Bagi masyarakat yang tinggal di Desa Sukamaju, Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, membaca Al-Qur'an Bada Magrib telah menjadi kebiasaan dari generasi ke generasi dan dilakukan setelah setiap shalat Maghrib dalam jemaah di Masjid Jami Al-Barokah dan diakhiri dengan shalat Isha dalam jemaah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian langsung dan observasi, karena peneliti juga mengajar di tempat ia belajar. Dalam penelitian ini, anak-anak dan teman bermainnya berjumlah kurang lebih 50 siswa dalam 4 kelompok. Mengajarkan Alquran kepada anak-anak adalah tanggung jawab bersama karena tanggung jawab ini akan berkaitan dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena dengan mengajarkan Alquran, seorang anak akan diperlengkapi untuk memiliki pengetahuan tentang suatu wawasan tentang Alquran. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar membaca Al-Qur'an untuk anak ini merupakan tanggung jawab bersama bukan tanggung jawab seorang guru saja, ada banyak pelajaran dari belajar membaca Al-Qur'an, salah satunya telah dijelaskan dalam Q. S. Al-Alaq ayat 1-5 dan dalam melaksanakan pembelajaran ini harus memperhatikan aspek-aspek pendukung agar berjalan dengan baik.
Upaya guru pendidikan agama islam dalam membentuk sikap religius siswa di dta al-idrus Ananda Bunga M. D. N.; Ridha Nurjannah; Ghina Agniya S.; Imam Tabroni
Lebah Vol. 13 No. 2 (2020): Maret: pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.992 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v13i2.69

Abstract

Rusaknya moral dan etika di kalangan remaja menjadi sebuah masalah besar dalam dunia pendidikan. Sehingga penanaman nilai religius merupakan salah satu upayan yang harus dilakukan oleh seorang pendidik sebagai suatu cara atau proses menanamkan nilai yang bersumber dari ajaran agama Islam yang dianut seseorang yang di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang pada dasarnya memiliki tujuan yakni agar seseorang maupun siswa dalam kehidupan sehari-harinya tidak terlepas dari pengalaman agama, berahlak mulia, berkeperibadian luhur dan berwatak sesuai ajaran Islam. Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di sekolah adalah segala aktivitas sehari-hari, perbuatan maupun perkataan yang di dasarkan pada nilai-nilai serta norma agama Islam yang berpangkal pada ajaran-ajaran Islam maupun bentuk segala kegiatan yang terencana dan terkendali berhubungan dengan usaha untuk menanamkan bahkan menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan dalam tahap pelaksanaanya dapat dilakukan orang perorangan atau kelompok di lingkungan sekolah. Pentingnya penelitian ini mengetahui dan menganalisis Bagaimana upaya guru pendidikan agama Islam di tingkat pendidikan awal (DTA) dalam membentuk sikap religius siswa. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif yakni penulis melihat secara langsung kejadian yang ada di lapangan, dimana penulis mnggambarkan upaya guru pendidikan agama islam dalam membentuk sikap religius siswa. Dalam penelitian kualitatif deskriptif data yang diambil oleh peneliti berupa fakta-fakta, catatan-catatan yang benar-benar terjadi di tempat penelitian. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian adalah upaya guru penddikan agama Islam di DTA. Al-Idrus dalam membentuk sikap religius siswa/i dengan metode pembelajaran akhlak melalui pendidikan secara langsung, pendidikan secara tidak langsung, dan mengambil manfaat dan kecendrungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak.
Mengembangkan kemampuan tahfiz qur’an di mdta ukhuwah islamiyah purwakarta Rika Purnamasari; Rani Puspita; Wahyuni Sari; Imam Tabroni
Lebah Vol. 15 No. 2 (2022): Maret: pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.264 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v15i2.70

Abstract

Membaca atau menghafal Al-Qur’an merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih Allah untuk menerima warisan kitab suci Al-Qur’an. Menghafal merupakan suatu proses yang ditandai denga adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain.

Page 2 of 4 | Total Record : 40