cover
Contact Name
Rasyadan Taufiq Probojati
Contact Email
rasyadantaufiq@unik-kediri.ac.id
Phone
+6285736952128
Journal Mail Official
jintan@unik-kediri.ac.id
Editorial Address
Universitas Kadiri, Fakultas Pertanian, Gedung G103 Jl. Selomangleng No. 1, Pojok, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur 64115
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional
Published by Universitas Kadiri
ISSN : 27765431     EISSN : 27765423     DOI : https://doi.org/10.30737/jintan
Core Subject : Agriculture,
The scope of JINTAN includes, but is not limited to, the following areas: Agronomy and Crop Science, Plant Breeding and Genetics, Soil Science and Plant Nutrition, Plant Protection, Agricultural Economics and Rural Development, Agricultural Engineering and Technology, Food Technology, Plantation, Fishery, Forestry, and Marine Biology.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2023): JULY" : 9 Documents clear
Kombinasi Arang Kayu dan Jarak Tanam pada Budidaya Kacang Panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) Risma Ari Prayitno; Tjatur Prijo Rahardjo; Junaidi; Aptika Hana Prastiwi Nareswari
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4714

Abstract

During the last five years, there has been a significant decline in asparagus bean production, so this commodity has the potential to be developed. The cause of the decrease in asparagus bean production is the use of cultivation techniques that could have been more optimal, especially in terms of spacing. It is necessary to find the best combination of charcoal application and spacing on the growth and yield of asparagus beans (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) to overcome the problem. The study was conducted in the Faculty of Agriculture, University of Kadiri greenhouse from March to May 2022, using a factorial Randomized Block Design (RBD). The first factor studied was the application of wood charcoal as a mixture of planting media, with three levels of treatment, namely without wood charcoal (B1), 250 g of wood charcoal/plot (B2), and 300 g of wood charcoal/plot (B3). Spacing as the second factor consisted of three levels, namely 20 x 40 cm (S1), 30 x 40 cm (S2), and 40 x 60 cm (S3). Each factor combination was repeated three times, so there were 27 experimental units. The 5% BNT analysis showed an interaction between the treatment of wood charcoal application and plant spacing on the number of asparagus bean leaves at 4 - 6 WAP. The best results were obtained from the combination treatment of 250 g of wood charcoal/plot and a spacing of 40 x 60 cm (B2S3), which produced the best pods on asparagus bean plants. Selama lima tahun terakhir, terjadi penurunan produksi kacang panjang yang signifikan, sehingga komoditas ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Penyebab dari penurunan produksi kacang panjang adalah penggunaan teknik budidaya tanaman yang belum optimal, terutama dalam hal pengaturan jarak tanam. Pencarian kombinasi terbaik pemberian arang dan jarak tanam pada pertumbuhan dan hasil kacang panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) dirasa perlu untuk dilakukan untuk mengatasi masalah. Penelitian dilakukan di greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Kadiri pada bulan Maret hingga Mei 2022, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama yang diteliti adalah pemberian arang kayu sebagai campuran media tanam, dengan tiga taraf perlakuan, yaitu tanpa arang kayu (B1), 250 g arang kayu/plot (B2), dan 300 g arang kayu/plot (B3). Jarak tanam sebagai faktor kedua terdiri atas tiga taraf, yaitu 20 x 40 cm (S1), 30 x 40 cm (S2), dan 40 x 60 cm (S3). Setiap kombinasi faktor diulang sebanyak tiga kali, sehingga total terdapat 27 satuan percobaan. Hasil analisis BNT 5% menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan pemberian arang kayu dan jarak tanam terhadap jumlah daun kacang panjang pada 4 - 6 MST. Hasil terbaik diperoleh dari kombinasi perlakuan pemberian 250 g arang kayu/plot dan jarak tanam 40 x 60 cm (B2S3), yang menghasilkan polong terbaik pada tanaman kacang panjang.
Kajian Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Macam Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanam Benih Langsung Dian Wahyudi; Saptorini; Supandji; Nugraheni Hadiyanti; Luluk Yuliana
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4719

Abstract

Land and plant productivity can be increased through organic fertilization and superior varieties. This study aims to determine the effect of a combination of doses of chicken manure and various varieties on the growth and production of rice plants in direct seed planting systems. An experimental trial was conducted in Gandusari Village, Gandusari District, Trenggalek Regency, from November 2021 to January 2022. The research design was a two-factor Randomized Block Design (RBD) with three repetitions. The dose of chicken manure, as the first factor, consisted of 2 kg/plot (D1), 4 kg/plot (D2), and 6 kg/plot (D3). Rice variety, as the second factor, consisted of IR-64 (V1), Ciherang (V2), and Membramo (V3). The data were analyzed using variance and continued with the Least Significant Difference (LSD) test at the 5% level if the results differed significantly. The results showed that the combination of chicken manure doses and rice varieties significantly affected plant height at 65 HST, panicle length at 65 and 79 HST, 1000 grain weight, and grain production. Variable plant height at 25 and 45 HST, number of tillers at 45 and 65 HST, number of panicles, and number of grains at 65 HST, and harvested dry unhusked grain production showed significant differences due to the doses of chicken manure. Types of rice varieties showed significant differences in plant height at 25 and 45 HST, number of panicles, and number of grains at 65 HST, as well as dry grain production per plot. The recommended treatment combination in the direct seed planting system of rice cultivation is a dose of 4 kg plot-1 and membrane variety (D2V3). Produktivitas lahan dan tanaman dapat ditingkatkan melalui pemupukan organik dan penggunaan varietas unggul. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk kandang ayam dan macam varietas terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi pada sistem tanam benih langsung. Percobaan eksperimental telah dilaksanakan di lahan Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek pada Nopember 2021 sampai Januari 2022. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor dengan tiga kali pengulangan. Dosis pupuk kandang ayam sebagai faktor pertama, terdiri atas: 2 kg/petak (D1), 4 kg/petak (D2), dan 6 kg/petak (D3). Varietas padi sebagai faktor kedua, terdiri atas: IR-64 (V1), Ciherang (V2), dan Membramo (V3). Data dianalisis dengan sidik ragam, dan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5% apabila hasil berbeda nyata. Hasil penelitian adalah kombinasi dosis pupuk kandang ayam dan macam varietas padi berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman umur 65 HST, panjang malai umur 65, dan 79 HST, berat 1000 butir, serta produksi gabah. Variabel tinggi tanaman umur 25, dan 45 HST, jumlah anakan umur 45, dan 65 HST, jumlah malai dan jumlah bulir umur 65 HST, serta produksi gabah kering panen menunjukkan perbedaan nyata karena perlakuan dosis pupuk kandang ayam. Macam varietas padi menunjukkan perbedaan nyata terhadap tinggi tanaman umur 25 dan 45 HST, jumlah malai dan jumlah bulir umur 65 HST, serta produksi gabah kering panen per petak. Kombinasi perlakuan yang disarankan dalam budidaya tanaman padi sistem tanam benih langsung adalah dosis 4 kg petak-1 dan varietas membramo (D2V3).
Efektivitas Interaksi dan Pengaruhnya Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil dari Dua Varietas Kangkung Darat (Ipomoea peptans Poir.) Effira Inka Rahesti; Saptorini; Mariyono; Yoyok Zakaria Anshor
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4720

Abstract

Kangkung is classified as a vegetable plant that is in great demand by Indonesian people. Fertilization is needed to increase the production of kangkung. Fertilizing plants can be done using organic materials because they are environmentally friendly. Organic material that can be used as fertilizer is cow urine. This study aims to determine the effectiveness of the interaction and its effect on the growth and yield of two varieties of kangkung (Ipomoea peptans Poir.) due to the application of liquid organic fertilizer (POC). The research was carried out on dry land. The method used in this study was a randomized block design (RBD), with 2 factorials, namely the application of fertilizer from cow urine P1 (without applying fertilizer), P2 (giving POC cow urine 40 ml/1 l water), P3 (application of POC urine cow as much as 60 ml/1 l water), P4 (application of POC cow urine as much as 80 ml/1 l water). At the same time, the second factor was variety, namely V1 (Bisi) and V2 (Serimpi). The treatments were combined into 8 treatments with 4 repetitions so that 32 experimental plots were obtained. The observed variable was the increase in height, plant weight and number of leaves. The data analysis was the mean test between treatments, then carried out with a BNT 5% test. The results of the analysis of variance showed that there was no interaction between giving POC cow urine to ground kangkung varieties. However, giving 60 ml/1 liters of POC of cow urine (P3) gave the best results for each growth parameter studied. Further research still needs to be done to make the results more optimal.   Kangkung merupakan tanaman sayur yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Untuk meningkatkan produksi kangkung, diperlukan pemupukan. Dalam memupuk tanaman bisa dilakukan dengan menggunakan bahan organik karena sifatnya yang ramah lingkungan. Bahan organik yang bisa digunakan sebagai pupuk adalah urine sapi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui Efektivitas interaksi dan pengaruhnya pertumbuhan dan hasil dari dua varietas kangkung darat (Ipomoea peptans Poir.) akibat pengaplikasian pupuk organik cair (POC). Penelitian dilakukan di lahan tegal. Metode yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 2 faktorial, yaitu pengaplikasian pupuk dari urin sapi P1 (tanpa pemberian pupuk), P2 (pemberian POC urine sapi 40ml/1 l air), P3 (pengaplikasian POC urine sapi sebanyak 60ml/ 1 l air), P4 (pengaplikasian POC urine sapi sebanyak 80ml/ 1 l air). Sedangkan faktor kedua adalah Varietas, yaitu V1 (Bisi) dan V2 (Serimpi). Perlakuan dikombinasikan menjadi 8 perlakuan dengan ulangan sebanyak 4 kali sehingga didapatkan 32 petak percobaan. Variabel pengamatan adalah mengamati pertambahan tinggi, bobot tanaman dan jumlah daun. Analisi data yang digunakan yaitu dengan uji rerata antar perlakuan, yang kemudian dilakukan uji BNT 5%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemberian POC Urine Sapi terhadap varietas kangkung darat. Akan tetapi, pemberian POC Urine Sapi sebesar 60ml/1 l air (P3) memberikan hasil terbaik setiap parameter pertumbuhan yang diteliti. Masih perlu dilakukan penelitian lanjutan supaya hasil lebih optimal.
Komparasi Penghasilan Perkebunan Tebu Antara Metode Lahan Penyewaan dan Lahan Mandiri Mochamad Jabar Rozaq Zuhdi; Tutut Dwi Sutiknjo; Eko Yuliarsha Sidhi; Agustia Dwi Pamujiati; Djunaedi Djunaedi; Kresna Widigdo Margo Utomo
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4721

Abstract

The plantation subsector plays a significant role in Indonesia's agricultural sector, providing a considerable supply of raw materials for the processing industry. Sugarcane is one of the key commodities in this subsector. This study aims to: 1) Identify the income from sugarcane farming under a leasing system compared to direct ownership and 2) Determine the factors contributing to the income disparity between sugarcane farmers who use the leasing system and those under direct ownership. This research applied a quantitative descriptive method to provide an overview of sugarcane farming operations in both systems. From the study results, under the direct ownership system, although the initial costs were somewhat high, fertilizer and seeds were lower, leading to a lower total production cost of approximately IDR39,334,028.00. On the other hand, the seed and fertilizer costs were relatively high under the leasing system, resulting in a total production cost of IDR45,500,578.00. Even though the revenue from the leasing-based sugarcane farming was higher than that of direct ownership, the net income from direct ownership sugarcane farming was greater than the leasing system, creating an income difference of around IDR4,745,305.00 or an added value increase of 11.84% compared to the income of leasing-based sugarcane farmers. The t-test was used for comparative analysis, and it was found that t-calculated 0.594 < t-table 1.782, indicating no significant difference between the two systems, and both are equally profitable. Subsektor perkebunan memegang peranan penting dalam bidang pertanian Indonesia, berkontribusi besar dalam pasokan bahan baku untuk industri pengolahan. Salah satu komoditi kunci dalam subsektor ini adalah tebu. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pendapatan dari usaha tani tebu dalam sistem penyewaan dibandingkan dengan kepemilikan langsung. Selanjutnya penelitian ini juga bisa mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap komparasi pengasilan petani tebu yang menggunakan lahan sewa dengan lahan kepemilikan pribadi. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kuantitatif untuk memperoleh gambaran tentang operasi usaha tani tebu dalam kedua sistem tersebut. Dari hasil studi, pada sistem kepemilikan langsung, meskipun biaya awal cukup tinggi, namun biaya untuk pupuk dan benih lebih rendah, sehingga total biaya produksi menjadi lebih rendah, yaitu sekitar Rp39.334.028,00. Sementara pada sistem sewa, biaya benih dan pupuk relatif tinggi, yang mengakibatkan total biaya produksi mencapai Rp45.500.578,00. Meski penerimaan dari usaha tani tebu berbasis sistem sewa lebih tinggi dibandingkan dengan sistem kepemilikan langsung, namun pendapatan bersih dari usaha tani tebu sistem kepemilikan langsung lebih besar dibandingkan dengan sistem sewa, menciptakan perbedaan pendapatan sekitar Rp4.745.305,00 atau peningkatan nilai tambah sebesar 11,84% dibandingkan dengan pendapatan petani tebu sistem sewa. Uji t digunakan untuk analisis komparatif, dan ditemukan bahwa t-hitung 0,594 < t-tabel 1,782, yang menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua sistem, dan keduanya sama-sama menguntungkan.
Manajemen Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Sukulen di Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri Yesy Nur Gunariyati; Wiwiek Andajani; Tutut Dwi Sutiknjo; Agustia Dwi Pamujiati; I Gusti Gede Heru Marwanto; Dione Tabita Shipya
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4722

Abstract

Kediri Regency is one of the regencies in East Java with a large population and livelihoods from agriculture. Rapid global development means that more and more agricultural land is relocated, and its use is restricted for other purposes that are considered more profitable and produce maximum results. The alternative used is succulent cultivation. Rembang Village, Ngadiluwih District, is one of the villages that develops and cultivates ornamental plants in the Kediri Regency. The objectives of this study are: (1) to find out how business management, especially the marketing management of succulents, is. (2) to determine the internal and external factors affecting succulent cactus plant marketing. (3) to determine the right business development strategy for marketing succulent cactus plants. The data analysis method used SWOT analysis, and to achieve the goal, the data was processed in Microsoft Excel, and the results were presented in tabular form and explained clearly. The results of this study were for the strategy of developing succulent ornamental plants, marketing management of succulent ornamental plants was well designed and planned to achieve profits in the company. In the application of SWOT analysis, the IFAS value was 0.7, and the EFAS value was 0.2, located in quadrant I, which means aggressive growth.  This condition was very profitable for traders because strengths and opportunities could be utilized and overcome the problem of weaknesses and threats for the company, so the strategy applied was the S-O strategy. Kabupaten Kediri yaitu salah satu Kabupaten di Jawa Timur dengan jumlah penduduk yang besar dan  bermatapencaharian  dari  pertanian.  Perkembangan  global  yang  sangat  pesat  berarti semakin banyak lahan pertanian yang direlokasi dan dibatasi penggunaannya untuk keperluan lain yang dianggap lebih menguntungkan dan membuahkan hasil yang maksimal. Alternatif yang digunakan adalah budidaya sukulen. Desa Rembang Kecamatan Ngadiluwih merupakan salah satu desa yang mengembangkan dan membudidayakan tanaman hias di Kabupaten Kediri. Maksud dari penelitian ini adalah: (1) Memahami cara mengelola bisnis, terutama dalam pemasaran  tanaman  sukulen.  (2)  Mengidentifikasi faktor-faktor internal  dan eksternal  yang berpengaruh pada pemasaran tanaman kaktus sukulen. (3) Menentukan strategi yang cocok untuk mengembangkan bisnis dalam memasarkan tanaman kaktus sukulen. Metode analisis data dengan menggunakan analisis SWOT dan untuk mencapai tujuan, data diproses di Microsoft Excel lalu hasil disajikan dalam  bentuk tabel  dan dijelaskan dengan jelas.  Hasil penelitian menyebutkan bahwa perencanaan strategi pengembangan bisnis tanaman hias sukulen yang telah dirancang dengan baik, bertujuan untuk mencapai keuntungan perusahaan. Dalam penerapan analisis SWOT, ditemukan nilai IFAS sebesar 0,7 dan nilai EFAS sebesar 0,2, yang menempatkan perusahaan pada kuadran I yang mengindikasikan pertumbuhan yang agresif. Kondisi ini sangat memberikan keuntungan pedagang karena mereka dapat memanfaatkan kekuatan dan peluang sambil mengatasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, strategi S-O dapat dilaksanakan.  
Pemasaran Gabah dan Pengaruhnya terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Kabupaten Nganjuk Nyasa Aji Hariyanto; Widi Artini; Tutut Dwi Sutiknjo; Nur Laely; Difa Pramudita Sari
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4723

Abstract

Grain can be marketed in harvested or milled dry unhusked form. The farmer's decision to sell these two types of products impacts their socio-economic status, as happened to the rice farmers in Tiripan Village. The research was carried out at this location to understand the rice marketing mechanism, evaluate the difference in income received by farmers for the two types of products, and analyze the impact of the marketing system for the two types of products on the socio-economic conditions of farmers. The sample was selected at random with a stratification of 30 respondents. Most respondents sold unhusked rice directly in the dry harvested form, although a small proportion sold it in milled form with a wholesale or daily harvesting workforce. Data were analyzed descriptively by calculating farming analysis and the average difference test (t-test). The average income of farmers with the dry mill system is greater, with a difference of IDR1,303,983 per hectare from the dry harvest. In this context, improving the selling system of rice grain in the Nganjuk Regency is necessary. Adequate infrastructure development, such as efficient transportation facilities and good roads, needs to be done to facilitate farmers' access to milling factories. In addition, it is also necessary to develop farmer cooperatives or farmer groups that can act as fair and transparent intermediaries between farmers and milling factories. Gabah dapat dipasarkan dalam bentuk kering saat panen atau kering setelah giling. Keputusan petani untuk memasarkan kedua jenis produk ini berdampak terhadap sosial ekonomi mereka, sebagaimana yang terjadi pada petani padi di Desa Tiripan. Penelitian dilangsungkan di lokasi tersebut untuk memahami mekanisme pemasaran padi, mengevaluasi perbedaan pendapatan yang diterima petani atas kedua jenis produk, serta menganalisis dampak dari sistem pemasaran kedua jenis produk terhadap kondisi sosial ekonomi petani. Sampel dipilih secara acak berstratifikasi sebanyak 30 responden. Mayoritas responden menjual gabah langsung dalam bentuk kering panen, meski sebagian kecil menjual dalam bentuk giling dengan tenaga kerja panen yang bersifat borongan atau harian. Data dianalisis secara deskriptif dengan perhitungan analisis usahatani dan uji beda rata-rata (uji-t). Rata-rata pendapatan petani dengan sistem kering giling lebih besar dengan selisih sebesar Rp1.303.983 per hektar dari kering panen. Dalam konteks ini, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan sistem penjualan gabah padi di Kabupaten Nganjuk. Pembangunan infrastruktur yang memadai, seperti sarana transportasi yang efisien dan jalan yang baik, perlu dilakukan untuk memfasilitasi akses petani ke pabrik penggilingan. Selain itu, perlu juga adanya pengembangan koperasi petani atau kelompok tani yang dapat berperan sebagai perantara yang adil dan transparan antara petani dan pabrik penggilingan.
Pola Kemitraan PT BISI dan Kontribusinya pada Pendapatan Petani Jagung Benih di Kabupaten Nganjuk Rama Andika; Widi Artini; Wiwiek Andajani; Sasi Utami; Aji Priyanto
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4725

Abstract

Seed corn is crucial in fulfilling food needs and is a vital agricultural commodity for increasing farmers' income. One commonly applied business model for seed corn is the partnership between farmers and seed companies. This research aims to analyze the income of seed corn farming within the partnership model between farmers in Patranrejo Village, Brebek District, Nganjuk Regency, and PT BISI. The study used a survey method, collecting primary data through questionnaires based on interviews with farmers and the company. Income and farming expenses were analyzed using descriptive analysis and calculating the farming profitability ratio. The research findings showed that the partnership model positively impacts farmers' income. Farmers' income under this partnership comes from sharing seed sales profits and technical assistance provided by PT BISI. With a total cost of IDR11,241,702, farmers generated an income of IDR9,564,798 per hectare. This income level is average and adequate to meet their living needs and improve their economic status. Farming can also be deemed viable with an R/C ratio of 1.8. The results of this research will provide valuable insights for farmers, seed companies, and stakeholders involved in the development of partnership-based seed corn farming. Jagung benih memiliki peranan yang krusial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan dianggap sebagai komoditas pertanian yang sangat penting dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satu model usahatani jagung benih yang banyak diterapkan adalah petani bermitra dengan dengan perusahaan benih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani jagung benih  dalam pola kemitraan antara petani di Desa Patranrejo, Kecamatan Brebek, Kabupaten Nganjuk dengan PT BISI. Penelitian menerapkan metode survei dengan pengumpulan data primer melalui wawancara berdasar kuesioner kepada pihak petani dan perusahaan. Data pendapatan dan biaya usahatani dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan perhitungan rasio keuntungan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani. Pendapatan petani dalam pola kemitraan ini didapatkan dari pembagian hasil penjualan benih dan bantuan teknis yang diberikan oleh PT BISI. Dengan biaya total Rp11.241,702 menghasilkan pendapatan sebesar Rp9.564,798 per hektar. Pendapatan petani rata-rata mencapai tingkat yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan meningkatkan taraf ekonomi. Usahatani juga dapat dinyatakan layak dikembangkan dengan nilai R/C rationya sebesar 1,8. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi petani, perusahaan benih, dan pihak terkait dalam pengembangan usahatani jagung benih berbasis kemitraan.
Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Bokashi terhadap Pembibitan Padi Varietas Inpari 42 Agritan GSR (Green Super Rice) Marchel Garfansa; Lia Kristiana; Haidlar Al Jumaidi
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4732

Abstract

One of the primary sources of energy that offers carbohydrates and significant goods to meet people's demands for food is rice. More research must address the effect of bokashi fertilizer on rice nurseries because this early vegetative phase is very important for plant growth and yield. This research aims to ascertain the results of applying the recommended amount of bokashi fertilizer to rice nurseries of the Inpari 42 Agritan GSR variety. This study used a randomized block design (RAK) with 4 treatments and 4 replications, namely P0 control (without fertilizer) P1 = bokashi fertilizer 1kg/tala P2 = bokashi fertilizer 1.5kg/tray P3 = bokashi fertilizer 2kg/tray. With length x width of each tray = 750 X 500 cm. The data were analyzed using ANOVA (analysis of variance). If there is a significant effect, the LSD test (Least Significant Difference) will be continued at the 5% level. The study concluded that applying various doses of bokashi fertilizer greatly affected the growth of the Inpari 42 rice plant. Significant differences were produced from all the observed parameters except for the leaf width parameter. The best treatment was found by giving a dose of 2 kg of bokashi fertilizer (P3). Padi merupakan salah satu sumber energi utama yang menyediakan karbohidrat dan komoditas penting untuk mendukung kebutuhan pangan masyarakat. Sedikit penelitian yang membahas pengaruh pupuk bokashi pada pembibitan padi, karena fase vegetatif awal ini sangat penting untuk pertumbuhan dan hasil tanaman.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa optimal pengaruh dosis pupuk bokashi pada pembibitan padi varietas Inpari 42 Agritan GSR. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 kali perlakuan dan 4 kali ulangan yaitu P0 kontrol (tanpa pupuk) P1= Pupuk bokashi 1kg/talam P2= Pupuk bokashi 1,5kg/talam P3= Pupuk bokashi 2kg/talam. Dengan panjang x lebar tiap talam = 750 X 500 Cm. Data kemudian dianalisis menggunakan ANOVA (analysis of varian). Apabila terjadi pengaruh nyata maka akan dilanjutkan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam dosis pupuk bokahi sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi varietas inpari 42. Dari semua parameter yang diamati dihasilkan perbedaan yang signifikan kecuali di parameter lebar daun. Perlakuan terbaik terdapat pada pemberian dosis pupuk bokashi sebesar 2 kg (P3).
Pemetaan Sebaran dan Populasi Beberapa Ternak Unggas di Kabupaten Sidoarjo Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Wildanu Ubaidillah; Ahmad Haris Hasanuddin Slamet; Nopi Ariyola; Rafly Rizqullah; Nur Anisa
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4787

Abstract

This research aims to apply a Geographic Information System (GIS) in mapping the distribution of poultry populations in the Sidoarjo Regency. The main benefit of this research is accelerating the management of livestock distribution information in the area based on the mapping results. This information can be used as a reference in developing chicken farming businesses in the Sidoarjo Regency. This research used spatial data in administrative maps of Sidoarjo Regency in 2020, Indonesian Earth Maps sourced from National Geographic and poultry distribution data from Sidoarjo in 2021 and 2023 figures. Poultry population data fluctuates every year cause of several factors, including population factors, land availability factors, and demand and supply factors in the market. The districts with the highest distribution of poultry were Balongbendo Tulangan, Krian, Candi and Jabon. Districts with medium poultry distribution were Prambon, Tanggulangin, Porong, Sidoarjo, Buduran and Waru. The districts with the lowest distribution of poultry were Taman, Gedangan and Sedati. However, several sub-districts have experienced a significant decline. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pemetaan sebaran populasi ternak unggas di Kabupaten Sidoarjo. Manfaat utama dari penelitian ini adalah mempercepat pengelolaan informasi sebaran ternak di wilayah Sidoarjo dengan menggunakan hasil pemetaan, informasi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan usaha ternak unggas di wilayah Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan data spasial berupa peta administrasi Kabupaten Sidoarjo tahun 2020, Peta Rupa Bumi Indonesia bersumber National Geographic dan data sebaran ternak unggas yang bersumber dari Sidoarjo dalam angka tahun 2021 dan 2023. Setiap tahunnya, data populasi ternak unggas di Sidoarjo mengalami fluktuatif dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor populasi jumlah penduduk, faktor ketersediaan lahan dan faktor permintaan dan penawaran harga unggas di pasaran. Kecamatan dengan sebaran ternak unggas tertinggi yaitu Balongbendo Tulangan, Krian, Candi dan Jabon. Kecamatan dengan sebaran ternak unggas sedang yaitu Prambon, Tanggulangin, Porong, Sidoarjo, Buduran dan Waru. Kecamatan dengan sebaran ternak unggas terendah yaitu Taman, Gedangan dan Sedati. Namun juga terdapat beberapa kecamatan yang mengalami penurunan cukup signifikan.

Page 1 of 1 | Total Record : 9