cover
Contact Name
Cindy Paloma
Contact Email
cindy@agr.unand.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
Joseta.faperta@gmail.com
Editorial Address
JOSETA, Jurusan sosial ekonomi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis, Padang, Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Journal of Socio Economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA)
Published by Universitas Andalas
ISSN : -     EISSN : 26860953     DOI : https://doi.org/10.25077
Agricultural economics, Farming development, Agricultural management, Agricultural policy, Agricultural extension and communication, Agricultural finance and micro-credit, Rural sociology, Rural planning and development, Rural landscape and natural resources management, Sustainable agriculture, Agro-industry, entrepreneurship in agriculture, Other research on economics and agribusiness
Articles 107 Documents
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang Puput Indah Pratiwi; Zulvera Zulvera; Hery Bachrizal Tanjung
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 3, No 2 (2021): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v3i2.415

Abstract

Bengkuang (Pachyrhizus Erosus) merupakan tanaman khas yang membuat Kota Padang dikenal sebagai Kota Bengkuang. Namun petani bengkuang Kota Padang saat ini hanya menjadikan bengkuang sebagai tanaman pengganti, dan jumlah petani bengkuang terus menurun setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran usahatani bengkuang dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan petani dalam melakukan usahatani bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metodesurvei dan teknik sampling jenuh. Analisis data yang digunakan dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan petani bengkuang di Kota Padang dikarenakan harga bengkuang yang relatif rendah. Petani menanam bengkuang hanya sebagai tanaman pengganti yang bertujuan untuk menyuburkan tanah. Di samping itu pemeliharaannya dilakukan dengan teknik yang sederhana dan tidak sesuai literatur. Faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan keputusan petani adalah aspek ekonomi dan juga peran penyuluh pertanian. Agar memperoleh hasil yang maksimal, sebaiknya petani melakukan teknik budidaya yang baik sesuai dengan pedoman dan literatur yang telah dianjurkan, serta pemerintah setempat diharapkan agar memberikan penyuluhan kepada petani tentang materi budidaya bengkuang.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kakao Rakyat di Kabupaten Tanah Datar (Studi Kasus di Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar) Sherly Ananda; Rahmat syahni; Rusda khairati
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 1, No 1 (2019): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v1i1.13

Abstract

Nagari Balimbing adalah salah satu kakao model nagari yang terletak di Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Baru-baru ini, tingkat produktivitas kakao di Nagari Balimbing masih rendah, hanya antara 0,9 hingga 1 ton / ha, masih jauh dari potensi produksinya 2,5 ton / ha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan budidaya kakao dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kakao di Nagari Balimbing. Data dikumpulkan dari 40 petani yang dipilih menggunakan stratified random sampling dari petani kakao di Nagari Balimbing. Data dianalisis dengan analisis regresi berganda menggunakan fungsi produksi Cobb Douglass. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah produksi kakao sebagai variabel dependen dan luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang dan pupuk phonska sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi cokelat di Nagari Balimbing dipengaruhi secara bersama oleh luas lahan dan tenaga kerja dengan koefisien determinasi 98,2%. Sedangkan pupuk kandang dan phonska tidak mempengaruhi produksi kakao secara signifikan.Kata kunci: Cocoa Model Nagari, Faktor Produksi, Produksi KakaoNagari Balimbing is one of the cocoa model nagari located in Rambatan Sub-district, Tanah Datar District. Recently, the level of cocoa productivity in Nagari Balimbing is still low, only between 0.9 to 1 ton/ha, still far from its potential production 2.5 ton/ha. The objectives of this study are to describe the cultivation of cocoa and factors that influence cocoa production in Nagari Balimbing. The data was collected from 40 farmers which were selected using stratified random sampling from the cocoa farmers in Nagari Balimbing. The data was analyzed by multiple regression analysis using Cobb Douglass production function. Variables used in this study were cocoa production as dependent variable and land area, labor, manure and phonska fertilizer as independent variables. The results showed that the chocolate production in Nagari Balimbing is influenced jointly by land area and labor with determination coefficient 98.2%. While  manure and phonska do not affect the cocoa production significantly.Keywords : Cocoa Model Nagari, Production Factor, Cocoa Production
Efektivitas Peran Komunikator Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Program Kemitraan Bina Lingkungan PTPN V di Pekanbaru Anuar Rasyid
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v2i1.218

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas peran komunikator dalam pemberdayaan masyarakat pada Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN V di Pekanbaru. Mix Methode digunakan dalam menganalisis penelitian ini. Sampel diambil 100 orang dari 418 orang dilakukan secara simple random sampling. Wawancara mendalam dengan kepala PKBL PTPN V dan 10 orang masyarakat penerima PKBL Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan efektivitas peran komunikator dalam pemberdayaan masyarakat pada PKBL PTPN V di Pekanbaru adalah baik atau efektif. Hasil pemberdayaan yang dicapai juga berada pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa peran komunikator yang baik dapat menghasilkan pemberdayaan masyarakat yang baik. Komunikator Program Kemitraan Bina Lingkungan PTPN V telah berhasil memberdayakan masyarakat sasarannya.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah Lokal pada Konsumen Rumah Tangga di Kota Padang Mella Indriani Nasution; Rahmat Syahni; Yusmarni Yusmarni
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 2, No 3 (2020): December
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v2i3.406

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang sering mengalami pelonjakan harga di Kota Padang. Lonjakan harga bawang merah tersebut terjadi karena ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan bawang merah yang ada di Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsumen rumah tangga bawang merah lokal di Kota Padang, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah lokal, dan untuk mengetahui elastisitas permintaan bawang merah lokal pada konsumen rumah tangga di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan sampel sebanyak 60 konsumen rumah tangga pada lima pasar tradisional terbesar di Kota Padang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan transformasi logaritma natural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden konsumen rumah tangga bawang merah lokal adalah perempuan berusia 46-55 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan bawang merah lokal pada tingkat kepercayaan 95 persen adalah harga bawang merah lokal, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, dan selera. Sedangkan harga bawang merah jawa, harga bawang merah impor, harga cabai merah, dan usia responden tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan bawang merah lokal. Elastisitas permintaan bawang merah lokal adalah -2.658 yang menunjukkan bawang merah lokal di Kota Padang bersifat elastis karena pengaruh dari dua barang substitusi yaitu bawang merah jawa dan bawang merah impor.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Dana Pada LKM-A Lumbung Tani Kelurahan Puhun Tembok Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi Hannydia Indah Fitri; Cipta Budiman; Zednita Azriani
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 1, No 1 (2019): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v1i1.4

Abstract

LKM-A merupakan sebuah lembaga yang menyediakan jasa pembiayaan bagi pelaku usaha mikro agribisnis dipedesaan untuk meningkatkan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan dan perkembangan dana PUAP serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian dana PUAP pada LKM-A Lumbung Tani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan analisa data kuantitatif. Model logit digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian pinjaman tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan dana PUAP pada LKM-A Lumbung Tani belum semuanya dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis PUAP yang telah ditetapkan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian pinjaman adalah jenis kelamin,usia, pendapatan usaha, pengalaman usaha dan alokasi penggunaan pinjaman oleh nasabah. Kata kunci : pengembalian pinjaman, dana PUAP, LKM-ALKM-A is an institution that provides financial services for agribusiness micro-scale enterprises in rural areas established to enable farmers to more easily access and obtain financial services in order to improve their business. In any channeling of funds performed by financial institutions, both formal and informal, the possibility of non-performing loans or loss is always there. The purpose of this study is to determine the factors that affect the return of funds to the MFI-A so that funding assistance can be rolled and felt by all members of Gapoktan to improve their business. Data were analyzed descriptively qualitative and quantitative by using logit method. The results of the analysis show that the management and development of funds in LKM-A Lumbung Tani has not run optimally in accordance with the established technical guidelines. while the factors affecting the refund are gender, age, business income, business experience, and allocation of loan usage by respondent.Keywords: credit, PUAP, agriculture micro finance.
Penguatan Kelembagaan Petani Terhadap Peningkatan Posisi Tawar Petani Gambir di Nagari Koto Lamo Kecamatan Kapur Ix Kabupaten 50 Kota Nela Novita; Yonariza yonariza; Sri Wahyuni
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 1, No 3 (2019): December
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v1i3.182

Abstract

Penelitian ini bertujuan : (1) Mendeskripsikan kondisi pemasaran gambir di Nagari Koto Lamo Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. (2) Menyusun upaya penguatan kelembagaan yang dilakukan untuk meningkatkan posisi tawar petani gambir di Nagari Koto Lamo Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 05 Agustus sampai 05 September 2019. Metode yang digunakan adalah metode survei. Populasi dalam penelitian ini  berjumlah 107 petani. Jumlah petani sampel yang diambil adalah sebanyak 30 orang yang ditentukan dengan metode proporsional random sampling. Cara pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Sedangkan untuk pengambilan sampel pedagang dengan metode snowball sampling. Analisis data yang digunakan ialah analisi deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani di Nagari Koto Lamo mayoritas menjual gambir ke pedagang pengumpul yang ada hubungan keluarga dengannya, fungsi pemasaran yang membedakan petani dan pedagang pengumpul adalah fungsi informasi pasar, hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul sehingga harga gambir dikendalikan oleh pedagang pengumpul. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul kepada petani adalah secara tunai. Marjin pemasaran antara petani dengan pedagang pengumpul sebesar Rp 4.000/Kg. Upaya penguatan kelembagaan petani melalui pemberdayaan tidak mengikat petani dan pedagang pengumpul. Aturan dalam pemasaran gambir juga tidak ada yang menguntungkan petani.Kata Kunci: Penguatan Kelembagaan Petani, Petani Gambir, Pemasaran gambir, Posisi Tawar PetaniThis study aims : (1) To describe the condition of gambier marketing di Nagari Koto Lamo Lamo, Kapur IX Sub District, 50 Cities District (2) Develop institutional strengthening efforts undertaken to improve the bargaining position of gambier farmers in Nagari Koto Lamo, Kapur IX Sub District, 50 Cities District. This research was conducted on August 5 to September 5 2019. The method used was a survey method. The population in this study amounted 107 farmers. The number of sample farmers taken was 30 people determined by the proportional random sampling ethod. How to take samples by simple random sampling method. Where as for sampling tradesr with snowball sampling method. Analysis of the data used is qualitative and quantitative descriptive analysis. The results showed that the majority of farmers in Nagari Koto Lamo sell gambier to collectors who are related family, the marketing function that distinguishes farmers and collectors is the market information function, only carried out by collecting traders so that the price of gambier is controlled by the collecting traders. The payment system for collectors to farmers is in cash. Marketing margin between farmers and collectors is Rp 4.000/Kg. Efforts to strengthen farmer institutions through empowerment do not bind farmers and collectors. There are no rules for gambier marketing that benefit farmers. Keywords : Strengthening Farmer’s Institutions, Gambier’s Farmer, Gambier marketing, and Farmers Bargaining Positions
Perilaku Komunikasi Petani Dalam Mencari Informasi dan Tingkat Adopsi Inovasi Budidaya Padi Organik (Kasus Petani Padi Organik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi Kabupaten Pringsewu) Suci Anti Suwito; Yuniar Aviati Syarief; Tubagus Hasanuddin
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 2, No 2 (2020): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v2i2.238

Abstract

Penelitian ini bertujuan.untuk.mengetahui perilaku komunikasi petani.dalam.mencari informasi budidaya padi organik .di Desa .Pajaresuk .dan .Desa .Pujodadi .Kabupaten Pringsewu, .mengetahui .tingkat .adopsi inovasi .padi organik .di .Desa Pajaresuk .dan .Desa Pujodadi, .mengetahui .hubungan .antara .karakter petani terhadap .tingkat adopsi inovasi budidaya padi .organik ,serta .mengetahui .hubungan .antara .perilaku komunikasi .petani dalam mencari informasi .budidaya .padi organik dengan tingkat adopsi.adopsi inovasi budidaya padi.organik. Penelitian.ini dilakukan.secara.sengaja .(purposive). Pengambilan data dilaksanakan dari .bulan Agustus .2019 dengan menggunakan metode sensus Populasi pada  penelitian ini terdiri .dari petani .padi .organik di Pajaresuk sebanyak .8 petani responden dan .Pujodadi .Kabupaten Pringsewu sebanyak 9 responden..Menggunakan analisis deskriptif kualitatif .dan .deskriptif kuantitatif, Uji .statistika yang digunakan .dalam penelitian .ini digunakan .uji korelasi berjenjang Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel .yang .berhubungan .dengan tingkat adopsi .inovasi budidaya padi  organic adalah variabel sifat inovasi.(X7) dan variabel perilaku komunikasi (Y2).
Pemetaan Komoditi Unggulan Sektor Pertanian di Provinsi Sumatera Barat Nova Suryani; Cipta Budiman; Rian Hidayat
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 1, No 2 (2019): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v1i2.152

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Kabupaten/Kota yang basis terhadap sektor pertanian di Provinsi Sumatera Barat serta mengetahui komoditi unggulan masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskripstif kuantitatif dengan  menggunakan analisis  Location Quotient  (LQ)  dan  shift-share  analisis  (SSA)  untuk  mengetahui  Kabupaten/Kota  yang  basis  terhadap  sektor pertanian  serta  mengetahui  komoditi  unggulan  masing-masing  Kabupaten/Kota  yang  basis  terhadap  sektor pertanian. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat   terdapat 11 Kabupaten yang basis terhadap sektor pertanian yang kemudian dapat diketahui komodi unggulan masing-masing Kabupaten. Komoditi yang masuk dalam prioritas utama di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah Jambu biji dan nangka. Kabupaten Pesisir Selatan yaitu jagung, belimbing, jengkol, gambir dan kelapa sawit. Kabupaten Solok adalah ubi jalar, alpokat, kayu manis dan cengkeh. Kabupaten Sijunjung adalah durian, duku, rambutan, manggis, nangka, dan pinang. Kabupaten Tanah Datar adalah ubi jalar, kayu manis dan cengkeh. Kabupaten Agam adalah jeruk, durian dan pinang. Kabupaten Lima puluh adalah cabe  merah,  kacang panjang, jeruk, rambutan,  sirsak dan pinang. Kabupaten Pasaman adalah sawo, belimbing, manggis, dan salak. Kabupaten Solok Selatan adalah jagung, cabe rawit, jambu air, dan kelapa sawit. Kabupaten Dharmasraya adalah pisang dan sawo. Kabupaten Pasaman Barat adalah  mangga,  jambu  biji,  salak,  dan  kelapa  sawit.  Sehingga  Pemerintah  Provinsi  Sumatera  Barat,  perlu menetapkan kebijakan dalam pembangunan dan pengembangan sektor perekonomian daerah yang mengacu pada sektor basis pada masing-masing Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat, terutama pada sektor pertanian yang menjadi sektor basis dan penyumbang sebagian besar pendapatan daerah pada Kabupatem dan Kota di Sumatera Barat.Kata Kunci: sektor pertanian, sektor basis, komoditi unggulanThis study aims to determine the district / city base on the agricultural sector in West Sumatra Province and find out the superior commodities of each regency / city in West Sumatra Province. The analytical method used is descriptive quantitative method using Location Quotient (LQ) and shift-share analysis (SSA) to find out the Regency / City base on the agricultural sector and know the superior commodities of each Regency / City based on the agricultural sector. The results of the analysis show that from 19 regencies / cities in West Sumatra there are 11 districts which are based on the agricultural sector which can then be identified as superior commodities in each district. Commodities included in the main priority in the Mentawai Islands Regency are Guava and Jackfruit. Pesisir Selatan Regency is corn, star fruit, jengkol, gambier and oil palm. Solok Regency is sweet potato, avocado, cinnamon and clove. Sijunjung Regency is durian, duku, rambutan, mangosteen, jackfruit and areca nut. Tanah Datar Regency is sweet potato, cinnamon and cloves. Agam Regency is oranges, durian and areca nut. Limay Regency is red chili, long beans, oranges, rambutan, soursop and areca nut. Pasaman Regency is sapodilla, star fruit, mangosteen, and salak. South Solok Regency is corn, cayenne, water guava, and oil palm. Dharmasraya Regency is banana and sapodilla. West Pasaman Regency is mango, guava, zalacca, and oil palm. So that the West Sumatra Provincial Government needs to establish policies in the development and development of the regional economic sector which refers to the sector basis in each Regency and City in West Sumatra Province, especially in the agricultural sector which is the base sector and contributes most of the regional income to Regency and City in West Sumatra.Keywords: agriculture sector, base sector, superior commodity
Efektivitas Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Banda Tangah Daerah Irigasi (DI) Banda Pamujaan dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi Tersier di Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok Yuri Gita Putri; Yuerlita Yuerlita; Ferdhinal asful
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 2, No 2 (2020): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v2i2.229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi peran P3A Banda Tangah dalam mengelola jaringan irigasi tersier di Kecamatan Lubuk Sikarah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, dengan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam dengan informan kunci, dan survei. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas peran P3A Banda Tangah dalam pengelolaan jaringan irigasi tersier dalam kategori tinggi yakni dengan skor 50,83. Hal ini karena P3A Banda Tangah menjalankan perannya dengan baik, mulai dari operasi jaringan irigasi, pemeliharaan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan penanganan konflik. Faktor faktor efektivitas peran P3A Banda Tangah yaitu kepemimpinan P3A dengan skor 14,43, waktu pertemuan P3A dengan skor 7,07, fungsi tugas P3A dengan skor 2,63, tingkat penguasaan materi oleh PPL dengan skor 8,43 dan tingkat karya PPL dengan skor 5,7. Berdasarkan analisis regresi linear berganda, terdapat 3 faktor yang berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peran P3A Banda Tangah yaitu kepemimpinan P3A, waktu pertemuan P3A dan tingkat penguasaan materi oleh penyuluh. Peneliti memberikan saran, untuk peran P3A dalam  pemeliharaan jaringan diharapkan P3A mampu menyediakan papan peringatan untuk tidakan pencegahan di sekitar jaringan irigasi agar petani mampu menjaga kebersihan jaringan irigasi dan untuk kegiatan kegiatan yang diadakan oleh P3A, pengurus dan petani anggota diharapkan mampu meningkatkan partisipasi /keikutsertaannya agar efektivitas peran P3A dapat tercapai optimal.
Perbandingan Jam Kerja Dan Kontribusi Pendapatan Perempuan Dan Laki- Laki Dalam Rumah Tangga Petani Padi Sawah Di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang Tesya Maryanti Lestari; Mahdi Mahdi; Lora Triana
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 1, No 2 (2019): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v1i2.143

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis perbandingan jam kerja antara laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga petani padi sawah, (2) Mengetahui pendapatan rata-rata rumah tangga petani serta kontribusi laki-laki dan perempuan  terhadap  pendapatan  rumah  tangga  petani  (3)  Menganalisis  hubungan  antara  jam  kerja  produktif perempuan  dengan  pendapatan  rumah  tangga  petani  di  Kelurahan  Kuranji  Kecamatan  Kuranji  Kota  Padang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Maret-1 April 2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer   dan   data  sekunder.   Metode   yang   digunakan   adalah   metode   survey.   Metode   pengambilan   sampel menggunakan  sensus sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 66 KK. Data dianalisis untuk tujuan pertama dengan perbandingan  jam kerja pada kegiatan produktif, reproduktif, sosial budaya yang dicurahkan perempuan dan laki-laki dalam kegiatan tersebut, kemudian terlihat bagaimana waktu senggang yang diperoleh laki- laki dan perempuan. Untuk tujuan kedua melihat berapa kontribusi laki-laki dan perempuan terhadap pendapatan rumah tangganya. Untuk tujuan ketiga analisis ini dilihat dari hasil tujuan pertama dan kedua. Dengan hasil tersebut dapat di lihat total jam kerja produktif perempuan. Apakah jam kerja produktif perempuan memberikan kontribusi pendapatan lebih banyak atau lebih sedikit di bandingkan laki-laki. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Jumlah jam kerja perempuan lebih tinggi daripada jam kerja laki-laki. (2) Pendapatan rata-rata rumah tangga petani padi sawah  adalah  Rp.  4.555.745/bulan.  Kontribusi  pendapatan  laki-laki  (suami  dan  anak  laki-laki)  yaitu  54,42% sedangkan  perempuan  (istri dan anak perempuan)  yaitu 45,58%. (3) Waktu yang dikorbankan  perempuan  untuk kegiatan  produktif tidak sebanding dengan pendapatan yang diperolehnya.Kata Kunci: Jam Kerja, Pendapatan, Laki-laki, PerempuanThe aims of this research are to; (1) Analyze the comparison between men and women’s working hours in lowland peasant household, (2) Know the average income peasant’s family and contribution of men and women to peasant’s household income, (3) Analyze the relation between women’s working hours and peasant’s household income in Kuranji Village, Kuranji District, Padang City. This research conducted on March 1 st – April 1 st 2019. This research utilizes primary and secondary data. The method of this research is the survey. The sampling method is census that uses 66 families. Data analyzed to first purpose by working hour’s comparison on productive, reproductive, socio-culture devoted by women and men in these activities and then the leisure time obtained by men and women will be seen. Second purpose is to see how contribution of men and women to their household income.Third purpose this analyze is seen from first and second purpose. By that results, can be seen total of women’s productive working hours, weather women’s productive working hour contributed more or less than men. The final result shows that; (1) Women’s Working hour higher than men’s, (2) The average income of peasant lowland is Rp4.555.745/month –contribution of men income (men and son) is 54,42% while women (wife and daughter) is 45,58%, (3) the time that women spent for productive activities is not proportional to the income they earn. Keywords: Working Hours, Income, Men, Women

Page 1 of 11 | Total Record : 107