cover
Contact Name
Yusa Djuyandi
Contact Email
yusa.djuyandi@unpad.ac.id
Phone
+628179242566
Journal Mail Official
editor.aliansi@gmail.com
Editorial Address
Pusat Studi Keamanan dan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran. Kampus FISIP Universitas Padjadjaran, Gedung D, Lt.2 Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21, Jatinangor, Sumedang, Indonesia
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
ISSN : -     EISSN : 28291794     DOI : -
Core Subject : Humanities, Social,
Sejak pertama kali diterbitkan oleh Universitas Padjadjaran yang secara teknis dikelola Pusat Studi Keamanan dan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran pada April 2022, Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional berkomitmen untuk mempublikasikan hasil penelitian baik empirik maupun kajian teoritik yang mengangkat isu-isu politik, terutama di Indonesia. Publikasi yang ditampilkan pada Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan ilmu politik dan memberikan impak bagi pemahaman tentang pembangunan politik dan demokrasi khususnya di Indonesia.
Articles 94 Documents
Hustle Culture: A New Face of Slavery Mutiah Nabilla Ulfah; Muhamad Fadhil Nurdin
Aliansi Special Issue September 2022 : Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v0i0.43120

Abstract

This article offers a critical examination of the emergence of the hustle culture phenomenon happening to freelance workers in Indonesia, most of whom are millennials and generation Z. It argues that there is the situation of unequal power relations between workers and owners of capital in the form of exploitation through hustle culture that promotes the discourse of being productive by working non-stop. The workers are unconsciously carried away by the hustle culture which affects their well-being. It proposed that complex working relationships between capitalists and workers become more complicated to define because of the growing gig economy. The discussion about well-being of freelance workers and the hustle culture draws by using a literature study supported by secondary data. Furthermore, to deepen the analysis, the discussion is studied by developing a new synthesis to Karl Marx's theory of capitalism and labor exploitation and the theory of agent and structure by Anthony Giddens. This synthesis leads to strengthen Giddens's critique of Marx which ignores the knowledgeability and competence of actors; they must be built around a concept of the 'duality of structure', in which social structures are viewed as both the medium and outcome of the practices which constitute social systems. Workers are the agents of development of large industries and they have the power to control their rights and obligations. This also aims to develop a new understanding in the field of industrial sociology and share an expanded evaluative framework to inform local, national, and international worker policy and practice.
PERAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI: STUDI KASUS PENGUNGSI ROHINGYA DI INDONESIA (2015-2020) Joseph Rizki Prabowo; Akim Akim; Arfin Sudirman
Aliansi Vol 1, No 2 (2022): Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v1i2.39585

Abstract

Dalam menangani para migran Rohingya di Aceh, TNI berupaya untuk berpartisipasi sebagai metode bela negara dalam menghadapi para migran Rohingya yang terus masuk melalui wilayah pesisir Aceh dan kemudian datang dengan perahu, menimbulkan rasa simpati dari masyarakat Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keterlibatan TNI dalam menangani pengungsi Rohingya di Aceh dengan menggunakan pemikiran Syukriya tentang peran TNI dalam melakukan operasi militer selain perang. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjelaskan berbagai instrumen dan sumber daya yang digunakan dalam proses pengumpulan data, yang kemudian digunakan untuk memberikan analisis berdasarkan data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini, studi literatur digunakan dalam pengumpulan data dengan melakukan pencarian di internet, yang temuannya kemudian dapat dilakukan reduksi data dan triangulasi data. Hasil dari TNI dalam menangani pengungsi Rohingya terbagi menjadi dua bagian, pertama adalah bantuan pertahanan sebagai bentuk antisipasi menyusupnya paham radikalisme yang dibawa oleh ARSA serta semacam peringatan dini terhadap maraknya kegiatan perdagangan manusia yang ditujukan terhadap pengungsi Rohingya. Kedua, keterlibatan TNI dalam pemberian bantuan, yaitu membantu penyaluran bantuan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia kepada pengungsi Rohingya dan berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur bagi pengungsi di kamp-kamp pengungsi.
Partisipasi Komunitas Barudak Baraya Cisangkuy Citarum (B2C2) Dalam Mendorong Pengelolaan DAS Citarum Berkelanjutan Iin Rizkiyah; Santoso Tri Raharjo; Rudi Saprudin Darwis
Aliansi Special Issue September 2022 : Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v0i0.41952

Abstract

Industrialisasi yang terjadi di Kabupaten Bandung sejak 100 tahun lalu menimbulkan beban ekologi cukup besar yang harus ditanggung ekosistem di sekitarnya, terutama Sungai Citarum. Kerusakan lingkungan Sungai Citarum tidak hanya berdampak pada ekosistem sekitarnya saja, tetapi juga kesejahteraan masyarakatnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak, baik itu oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, akan tetapi, sulit mewujudkan agar upaya-upaya tersebut terus berkelanjutan di tingkat lokal. Pentingnya partisipasi komunitas dalam proses pembangunan berkelanjutan memang mutlak diperlukan, namun dalam perjalanannya partisipasi dipahami secara sempit dan berbeda-beda. Sebagian besar mengklaim aktivitas keterlibatan sebagai partisipasi tanpa mempertimbangkan aspek kemandirian dan keberlanjutannya. Oleh kerena itu, penting untuk mengkaji kembali partisipasi yang mampu mendorong adanya keberlanjutan dalam pengelolaan Sungai Citarum. Metode penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan partisipasi komunitas B2C2 berkelanjutan yang ditunjukkan dengan beberapa prasyarat, tahapan dan strategi untuk mencapai tingkatan partisipasi tertentu. Partisipasi komunitas yang berkelanjutan ini eratkaitannya dengan kemitraan yang dibangun komunitas. Partisipasi komunitas B2C2 dalam pengelolaan Sungai Citarum menjadi sumber potensi bagi pembangunan berkelanjutan.
PERAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI: STUDI KASUS PENGUNGSI ROHINGYA DI INDONESIA (2015-2020) Joseph Rizki Prabowo; Akim Akim; Arfin Sudirman
Aliansi Vol 1, No 1 (2022): Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v1i1.38863

Abstract

Dalam menangani para migran Rohingya di Aceh, TNI berupaya untuk berpartisipasi sebagai metode bela negara dalam menghadapi para migran Rohingya yang terus masuk melalui wilayah pesisir Aceh dan kemudian datang dengan perahu, menimbulkan rasa simpati dari masyarakat Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keterlibatan TNI dalam menangani pengungsi Rohingya di Aceh dengan menggunakan pemikiran Syukriya tentang peran TNI dalam melakukan operasi militer selain perang. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjelaskan berbagai instrumen dan sumber daya yang digunakan dalam proses pengumpulan data, yang kemudian digunakan untuk memberikan analisis berdasarkan data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini, studi literatur digunakan dalam pengumpulan data dengan melakukan pencarian di internet, yang temuannya kemudian dapat dilakukan reduksi data dan triangulasi data. Hasil dari TNI dalam menangani pengungsi   Rohingya   terbagi   menjadi   dua   bagian,   pertama   adalah   bantuan pertahanan   sebagai   bentuk   antisipasi menyusupnya paham radikalisme yang dibawa oleh ARSA serta semacam peringatan dini terhadap maraknya kegiatan perdagangan manusia yang ditujukan terhadap pengungsi Rohingya. Kedua, keterlibatan TNI dalam pemberian bantuan, yaitu membantu penyaluran bantuan dari pemerintah   dan masyarakat Indonesia kepada pengungsi Rohingya dan berkontribusi   dalam pembangunan infrastruktur bagi pengungsi di kamp-kamp pengungsi. The TNI aims to participate in dealing with Rohingya migrants in Aceh as a means of protecting the country in dealing with Rohingya migrants who continue to arrive through the coastal areas of Aceh and subsequently come by boat, eliciting compassion from the Acehnese people. The purpose of this study is to assess the TNI's involvement in dealing with Rohingya refugees in Aceh by utilizing Syukriya's ideas on the role of the TNI in carrying out military operations other than war. The different tools and resources utilized in the data collecting process are described using a qualitative method, which is then used to offer analysis based on the data obtained. The literature research was employed in this study to collect data by searching the internet, the results of which could then be data reduction and data triangulation. The TNI's response to Rohingya refugees is separated into two sections. The first is defensive support as a sort of anticipation of ARSA's infiltration of radicalism and a kind of early warning against widespread human trafficking operations targeting Rohingya refugees. Second, the TNI's role in giving help, namely aiding in the delivery of government and Indonesian people aid to Rohingya refugees and contributing to infrastructure construction for refugees in refugee camps.
Communication Strategies In Strengthening Resilience Towards A Sustainable Future Learning From The Covid-19 Pandemic Imran Kahar
Aliansi Special Issue September 2022 : Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v0i0.43335

Abstract

The purpose of this writing is to see if communication strategies play a role in strengthening resilience towards a sustainable future by learning from the covid-19 pandemic. The method used is a qualitative method by looking at the relationship of communication strategies in strengthening resilience towards a sustainable future This research is for the creation of proper communication between government and society based on accurate information. So it is expected that this study provides recommendations and understanding of the importance of communication strategies in strengthening resilience towards a sustainable future in order to learn from the current Covid-19 pandemic.
Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Pengelolaan Bantaran Sungai Citarum Dan Upaya Peningkatan Pendapatan Masyarakat Auriel Karina Siti Zutema; Wildan Muhammad Nur Ikhsan; Rudi Saprudin Darwis
Aliansi Special Issue September 2022 : Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v0i0.41879

Abstract

Hadirnya program Citarum Harum menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi pencemaran di sungai Citarum. Meskipun demikian, pengelolaan bantaran sungai Citarum menjadi tanggungjawab semua pihak masyarakat maupun stakeholder lainnya. Masyarakat dan para stakeholder dapat bersinergi dalam pengelolaan bantaran sungai Citarum sekaligus juga sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan modal sosial. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh masyarakat dan stakeholder lainnya dalam pengelolaan bantaran sungai Citarum dan juga sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar bantaran sungai Citarum. Penelitian dilaksanakan di sektor 7 Kecamatan Baleendah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data pada penelitian ini diperoleh melalui proses wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan literature review yang meliputi aspek-aspek modal sosial, yaitu; jaringan sosial, kepercayaan, dan norma. Wawancara dilakukan dengan warga yang terlibat dalam pengelolaan Sungai Citarum, tokoh masyarakat, dan pengurus organisasi lokal. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan bantaran sungai Citarum di sektor 7 telah memanfaatkan modal sosial dalam pengembangan kegiatan berupa penanaman tanaman bersama, rancangan pembuatan pasar tonggeng, serta pengembangan UMKM yang dimaksudkan untuk meningkatkan potensi masyarakat dan juga menjadi upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya jejaring sosial yang terjalin diantara stakeholders dari unsur warga masyarakat, lembaga lokal, maupun pengusaha UMKM. Norma masyarakat yang berupa aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai pengelolaan bantaran sungai Citarum yang melandasi upaya-upaya kegiatan masyarakat. Rasa saling percaya yang terjalin diantara warga masyarakat menjadi landasan dalam pengembangan kegiatan di wilayah sektor 7 sungai Citarum. The presence of the Citarum Harum program is one of the government's efforts to reduce pollution in the Citarum river. However, the management of the Citarum riverbank is the responsibility of all community parties and other stakeholders. The community and stakeholders can synergize in the management of the Citarum riverbank as well as an effort to increase community income through the use of social capital. This article aims to describe the use of social capital by the community and other stakeholders in the management of the Citarum riverbank and also as an effort to increase the income of the community around the Citarum riverbank. The research was conducted in sector 7 Baleendah District. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. The data in this study were obtained through the process of interviews, observations, documentation studies, and literature reviews covering aspects of social capital, namely; social networks, beliefs, and norms. Interviews were conducted with residents involved in the management of the Citarum River, community leaders, and administrators of local organizations. The results of the study show that the management of the Citarum riverbank in sector 7 has utilized social.
HUBUNGAN SIPIL DAN MILITER MELALUI DINAMIKA KUDETA MILITER DI THAILAND Yusa Djuyandi; Tiarma Delsita; Gina Fahira; Diajeng Askhia
Aliansi Vol 2, No 3 (2023): Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v2i3.51415

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena-fenomena krisis konflik di Thailand, terutama dalam aspek perubahan pemerintahan Thailand melalui aksi kudeta. Kudeta (Bahasa Perancis: Coup d’etat) merupakan pukulan terhadap negara, atau dapat diartikan pula sebagai bentuk perebutan kekuasaan secara paksa. Aksi kudeta ini dilakukan oleh komponen militer yang berusaha merebut kekuasaan pemerintahan sipil. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data diperoleh dari sumber sekunder yang berasal dari jurnal maupun sumber pemberitaan yang kemudian divalidasi dengan teknik triangulasi. Thailand sebagai sebuah negara dunia ketiga yang berada di kawasan Asia Tenggara, pada awalnya memiliki sistem pemerintahan monarki yang seiring dengan pergantian periode pemerintahan, pada pemberontakan kudeta perdana pada tahun 1932 berhasil menggulingkan kekuasaan monarki absolut dan menggantikannya menjadi monarki konstitusional. Mengikuti pemberontakan tersebut adalah sepuluh pemberontakan lainnya dengan 30 kali masa percobaan, di antara lain adalah Kudeta Thailand 1991, Kudeta Thailand 2006, dan Kudeta Thailand 2014 yang secara lebih rinci akan menjadi fokus utama pengkajian    dalam penelitian ini. This research aims to examine the phenomena of the conflict crisis in Thailand, especially in the aspect of change in the Thai government through a coup. A coup (French: Coup d'etat) is a blow to the state, or can also be interpreted as a form of forced seizure of power. This coup was carried out by the military component trying to seize power from the civilian government. This research uses qualitative methods, data is obtained from secondary sources originating from journals and news sources which are then validated using triangulation techniques. Thailand, as a third world country in the Southeast Asia region, initially had a monarchical system of government which, along with changes in government periods, in the first coup rebellion in 1932 succeeded in overthrowing the power of an absolute monarchy and replacing it with a constitutional monarchy. Following this rebellion were ten other rebellions with 30 trial periods, including the 1991 Thai Coup, 2006 Thai Coup, and 2014 Thai Coup, which in more detail will be the main focus of study in this research.
Modal Sosial Dan Strategi Bertahan Pedagang Di Masa Pandemi COVID-19 (Studi Kasus pada Pedagang di Daerah Wisata Pantai Kota Padang) Zeni Eka Putri; Azwar Azwar
Aliansi Special Issue September 2022 : Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v0i0.43282

Abstract

Pandemi covid-19 mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di Kota Padang, termasuk pada pedagang yang berjualan di daerah wisata. Kegiatan leisure time seperti berwisata menjadi berkurang. Ini berdampak terhadap pedagang di lokasi wisata yang mengharapkan wisatawan yang datang berkunjung dan berbelanja. Berdasarkan Peraturan Walikota Padang No. 49 Tahun 2020 pasal 30 mengenai pola hidup baru di kedai/warung tradisional/PKL, sudah diatur berbagai macam aspek yang harus dipatuhi. Dari berbagai aturan tersebut, sudah tentu selama masa pandemi pedagang khususnya di daerah wisata pantai di Kota Padang mengalami penurunan pendapatan.  Pedagang harus memiliki strategi tertentu agar tetap bisa bertahan pada masa pademi. Selain pemberian bantuan yang bersifat eksternal dari pemerintah, perlu juga dilihat modal sosial yang dimiliki oleh pedagang sehingga kedepannya tetap mampu bertahan di masa pandemi. Tujuan dari penelitian adalah; 1) Untuk mengidentifikasi modal sosial pedagang pada masa pandemi covid-19; 2) Untuk mendeskripsikan strategi bertahan pedagang pada masa pandemi covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian adalah daerah wisata pantai Kota Padang, khususnya pedagang daerah wisata Pantai Purus dan Pantai Air Manis. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian adalah 30 orang. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pedagang di Pantai Purus maupun di Pantai Air Manis sudah memiliki modal sosial pada 3 aspek yaitu personal relationships, social network support, serta trust and cooperative norms. Akan tetapi, belum terlihat pada aspek civic engagement. Adapun strategi bertahan pedagang adalah dengan memberikan diskon, mengurangi jumlah barang dagangan, memiliki usaha sampingan, memberikan gaji karyawan berdasarkan pendapatan harian. The covid-19 pandemic give effects on various aspects of life in Padang city, including sellers in tourism area. Activities that are just leisure time such as traveling are reduced. This certainly has an impact for income of sellers. Moreover, the Mayor of Padang Regulation No. 49 of 2020 article 30 concerning a new lifestyle in traditional shops/street vendors, which has regulated various aspects that must be obeyed and limits the movement of sellers/visitors. Sellers must have a certain strategy in order to survive during the pandemic. In addition to providing external assistance from the government, it is also necessary to look at the social capital owned by sellers so that in the future they will be able to survive during the pandemic. The objectives of the research are; 1) To identify the social capital of sellers during the covid-19 pandemic; 2) To describe sellers' survival strategies during the covid-19 pandemic. The method used is a qualitative method. This research have 30 informans. The object of research is sellers in the Purus Beach area and Air Manis beach area. The results of this research are; 1) Sellers have social capital from 3 aspects, namely Personal Relationships, Social Network Support, also Trust and Cooperative Norms; 2) They have a defensive strategy which consists of an active strategy and a passive strategy.
IMPLIKASI RIVALITAS AMERIKA SERIKAT – REPUBLIK RAKYAT CHINA TERHADAP POSISI KEDAULATAN INDONESIA (Studi Kasus pada Dinamika Konflik Klaim Wilayah Laut Cina Selatan) Rendy Adiwilaga; Prasta Kusumah; Mustabsyirotul Ummah Mustofa
Aliansi Vol 2, No 1 (2023): Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v2i1.44641

Abstract

Pasca usainya perang dingin dan runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat sebagai kekuatan tunggal yang tersisa diramalkan menjadi satu-satunya kekuatan yang mendominasi kekuatan politik dan ekonomi global selama beberapa dekade setelahnya. Namun, internalisasi dan konsolidasi matang RRC sejak dekade 1970-an nyatanya pelan-pelan mematahkan asumsi AS sebagai adidaya tunggal. Perlahan bahkan China menggeser AS sebagai poros utama ekonomi dunia seiring dinamika politik internal AS yang kurang begitu stabil selama beberapa dasawarsa terakhir. Kedua negara tersebut bahkan dalam beberapa kesempatan secara terbuka memperlihatkan ketegangan akibat gesekan-gesekan diplomatik dan perebutan hegemoni di wilayah-wilayah konflik. Salah satu hotspot yang juga menjadi arena pertarungan kedua negara ini ialah klaim wilayah Laut Cina Selatan. Laut Cina Selatan menjadi “komoditi” strategis karena banyak menyimpan cadangan mineral besar serta sumber kekayaan laut yang melimpah, sehingga klaim wilayah banyak melibatkan negara-negara sekitar seperti halnya China, Vietnam, Thailand, dan beberapa wilayah satelit termasuk di dalamnya Indonesia. Indonesia sebagai salah satu wilayah yang menjadi Choke Point dua samudera besar yakni Hindia dan Pasifik juga menjadi salah satu negara yang terdampak akibat memanasnya ketegangan dua negara tersebut. Pada akhirnya, proxy war di berbagai bidang menjadi implikasi yang paling berdampak jika konflik dua negara besar tersebut terus memanjang selama beberapa tahun ke depan. After the end of the cold war and the collapse of the Soviet Union, the United States as the sole remaining power was predicted to be the only power that dominated global political and economic power for decades afterwards. However, the internalization and consolidation of the PRC since the 1970s in fact slowly broke the assumption of the US as the sole superpower. Slowly, China has even shifted the US as the main axis of the world economy as the US internal political dynamics have been less stable over the past few decades. The two countries have even on several occasions openly shown tensions due to diplomatic friction and the struggle for hegemony in conflict areas. One hotspot that has also become an arena for the two countries to fight is the South China Sea claim. The South China Sea has become a strategic "commodity" because it holds large mineral reserves and abundant marine resources so many territorial Indonesia as one of the regions that are the Choke Point of two large oceans, namely the Indian and Pacific, is also one of the countries affected by the heating up of tensions between the two countries. At the end, proxy war becomes the most impactful implication in all aspects if the conflict between the two major countries continues to extend over the next few years.
From Local To Sustainable Development On Food Security of “Kasepuhan Ciptagelar” in West Java, Indonesia Agus M. Tauchid S; Herijanto Bekti; Nina Karlina; Ramadhan Pancasilawan
Aliansi Special Issue September 2022 : Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v0i0.43141

Abstract

This research aims to determine the extent to how indigenous peoples in West Java Province benefit from inclusive development in terms of food management during the Covid-19. Indigenous peoples have a distinct way of life, one of which is food access. Indigenous people’s system of food fulfilment ensures that they never go hungry, even during the Covid-19, which devastated many other groups. This research is critical because, in the face of fluctuating food availability and accessibility during the COVID-19, researchers aim to examine how indigenous peoples' inclusive progress in food management will enable them to meet their food demands throughout the pandemic. This research takes a unique approach in that it will examine indigenous peoples' indigenous knowledge in food management, which has an effect on the occurrence of indigenous peoples' inclusive growth and fosters their independence in all parts of life. This research employed a qualitative methodology with a descriptive approach. Qualitative research is appropriate for research on indigenous peoples' inclusive development in food management in “Kasepuhan Ciptagelar” because it can elicit additional information, data, and facts that can considerably assist researchers in addressing research questions.

Page 4 of 10 | Total Record : 94