cover
Contact Name
Kurnia Rahmad Dhani
Contact Email
kurniadhani@isi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
idea.jurnalisiyogyakarta@gmail.com
Editorial Address
Komplek Kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis Km. 6,5 Kotak Pos 1210, Glondong, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55001
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
IDEA: Jurnal Seni Pertunjukan
ISSN : 14116472     EISSN : -     DOI : -
IDEA draws its contributions from academics and practitioner-researchers at the interface of the performing arts. It acts as a forum for critical study, innovative practice, and creative pedagogy, addressing themes that may be domain-specific (e.g., dance, music, theatre, puppets, karawitan, ethnomusicology, culture and arts) or situated at the convergence of two or more disciplines. The journal invites original, significant, and rigorous inquiry into all subjects within or across disciplines related to the performing arts. It encourages debate and cross-disciplinary exchange across a broad range of approaches. The spectrum of topics includes Ethnomusicology, Karawitan, Music, Music Education, Dance, Theatre, Puppet, and Arts education.
Articles 55 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)" : 55 Documents clear
Penerapan Metode Pembelajaran pada Tari Kreasi di Sanggar Tari Arum Sari Magelang Silvia Herbekti; Gandung Djatmiko; Antonia Indrawati
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran di Sanggar Tari Arum Sari Magelang menerapkan beberapa metode pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang baik dan berbagai prestasi serta dipercaya oleh Dinas Kebudayaan kota Magelang untuk menampilkan karya-karya seni tari sebagai representasi kota Magelang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tari kreasi baru di Sanggar Tari Arum Sari Magelang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan objek metode pembelajaran tari kreasi baru di Sanggar Tari Arum Sari Magelang.  Pengumpulan data didapatkan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi lalu divalidasi menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman yang disajikan dengan teks bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dalam Sanggar Tari Arum Sari Magelang terdapat 3 kategori, yaitu kategori A, B, dan C yang dikelompokkan sesuai dengan usia dan menerapkan metode pembelajaran yang sama. Metode ceramah efektif digunakan dalam kategori C, metode demonstrasi efektif digunakan dalam kategori B dan C, metode imitasi dan siap latihan (drill) efektif digunakan dalam kategori A, B, dan C.Kata kunci: Pembelajaran, Sanggar Seni Tari, Tari Kreasi Baru, Metode PembelajaranThe Implementation of Learning Method Toward New Creation Dance ini Arum Sari Dance Studio MagelangLearning at the Arum Sari Dance Magelang Studio act various learning methods and to produce a good results and several achievements and is reliable by the Magelang City Cultural Office to display dance artworks as a representation of the city of Magelang. The purpose of this study is to find out and describe about the learning methods used in learning new creations dance in the Arum Sari Dance Studio Magelang. The research method used is descriptive qualitative with the object of the new creation dance learning method at the Arum Sari Magelang Dance Studio. The data collection was obtained from observations, interviews, and documentation and then validated using source triangulation and techniques triangulation. The data analysis using qualitative data analysis according to Miles and Huberman presented with text is descriptive. The results showed that there are 3 categories, namely A, B, and C which are grouped according to age and applies the same learning methods. The lecture method is effectively used in category C, the demonstration method is effectively used in categories B and C, the imitation and drill-ready method is effectively used in categories A, B, and C.Keywords: Learning, Studio Dance, New Creation Dance, Learning Methods
KERAGAMAN PEKINGAN GAYA YOGYAKARTA: TINJAUAN GARAP DAN TEKNIK TABUHAN Robby Arsadani; Suhardjono Suhardjono
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keragaman pekingan di dalam seni karawitan gaya Yogyakarta pada irama yang sudah mapan (dados), yaitu: irama II atau dados, irama III atau wiled, dan irama IV atau rangkep. Penggunaan metode penelitian deskriptif analisis kualitatif ini untuk menjelaskan peking dan pekingan dan keragamannya. Adanya keragaman pekingan ini merupakan sebab-akibat tidak terealisasikan adanya upaya hasil kesepakatan pekingan pada sarasehan tahun 1985-1986 secara menyeluruh di DIY. Penelitian ini terfokus pada pekingan yang disajikan pada pertunjukan seni karawitan gaya Yogyakarta di dalam Uyon-Uyon Adiluhung KHP Kridhamardawa Keraton Yogyakarta, SMKI Yogyakarta, ISI Yogyakarta, dan AKNSB Yogyakarta. Keragaman pekingan ini memberikan kekayaan di dalam garap seni karawitan gaya Yogyakarta. Identitas yang digunakan yaitu “pekingan ndhisiki tabuhan balungan gending”, baik di dalam gending garap soran, bedhayan, maupun lirihan. Terkesan ada dua pola garap pekingan, yaitu: pola pekingan lamba dan rangkep. Hal ini tidak bisa disalahkan maupun dibenarkan salah satunya, yang ada hanyalah enak atau tidak enak untuk didengarkan maupun dinikmati musikalnya.YOGYAKARTA'S DIVERSITY OF PEKINGAN STYLES: AN OVERVIEW OF TABHAN'S WORK AND TECHNIQUESThis study discusses the diversity of Pekingan in Yogyakarta-style musical art on established rhythms (dados), namely: rhythm II or dados, rhythm III or wiled, and rhythm IV or rangkep. The use of this qualitative analysis descriptive research method is to explain Peking and Pekingan and their diversity. The existence of this diversity of Pekingan is a cause and effect of not realizing the results of the Pekingan agreement at the 1985-1986 workshop as a whole in DIY. This research focuses on pekingan which is presented in Yogyakarta-style musical performances in Uyon-Uyon Adiluhung KHP Kridhamardawa Yogyakarta Palace, Yogyakarta SMKI, ISI Yogyakarta, and AKNSB Yogyakarta. The diversity of Pekingan gives richness in working on the Yogyakarta-style karawitan art. The identity used is “pekingan ndhisiki wasp balungan gending”, both in the gending working on soran, bedhayan, and softly. It seems that there are two patterns of working on Pekingan, namely: the Pekingan lamba pattern and the rangkep pattern. This can not be blamed or justified either way, there is only good or bad to listen to or enjoy the musical.
ANALISIS STRUKTURAL VIOLIN SONATA IN A MAJOR NO.10, OP. POSTH KARYA NICCOLO PAGANINI Risang Augus Rahmanto; Pipin Garibaldi; Veronica Yoni Kaestri
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sonata merupakan karya instrumental yang biasanya terdiri dari tiga hingga empat bagian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis struktural Violin Sonata in A Major No. 10, Op. Posth karya Niccolo Paganini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk dan struktur dari karya tersebut yang memiliki satu bagian dengan form yang berbeda dari sonata pada umumnya, serta untuk mengetahui perbedaan antara Violin Sonata in A Major No. 10, Op. Posth karya Niccolo Paganini dengan bentuk sonata pada umumnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan musikologis yang meliputi tahapan observasi, wawancara, dokumentasi, triangulasi data, dan teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya ini bukan termasuk ke dalam bentuk sonata meskipun memiliki judul ‘sonata’, melainkan menggunakan bentuk lagu dua bagian (||: A :||: B :||) kemudian dikembangkan dalam bentuk variasi jika ditinjau dari segi bentuk atau form. Kata kunci: Analisis struktural, Sonata, Niccolo Paganini. Sonatas are instrumental works that usually consist of three to four parts. In this study, the researcher conducted a structural analysis of the Violin Sonata in A Major No. 10, Op. Posth by Niccolo Paganini. This research was conducted to find out the form and structure of the work which has one part with a different form from sonatas in general, as well as to find out the differences between the Violin Sonata in A Major No. 10, Op. Posth by Niccolo Paganini with sonata form in general. This research uses qualitative methods using a musicological approach which includes the stages of observation, interviews, documentation, data triangulation, and data analysis techniques. The results of the study show that this work does not belong to the sonata form even though it has the title 'sonata', but uses a two-part song form (||: A :||: B :||) which is then developed in the form of variations when viewed from the form.Keywords: Structural analysis, Sonata, Niccolo Paganini
Warming Up Dan Pelatihan Pola Ritme Sebagai Upaya Meningkatkan Ketrampilan Bermain Instrumen Perkusi Pada Kelompok Drum Ban Di SD Bantul Warung Jontro Perta Ginting
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai proses warming up dan pelatihan pola ritme pada kelompok drum band di SD Bantul Warung. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan kekuatan pukulan antara tangan kanan dan tangan kiri. Hal tersebut menjadi daya tarik dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses warming up dan latihan pola ritme dalam meningkatkan keterampilan bermain instrumen perkusi pada kelompok drum band di SD Bantul Warung. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini melibatkan 4 siswa bass drum, 6 siswa snare drum, 1 siswa tom-tom dan 6 siswa glockenspiel. Batasan masalah dalam penelitian ini hanya terfokus untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam bermain instrumen perkusi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warming up dan pelatihan pola ritme dapat dijadikan sebagai upaya menyelesaikan permasalahan keseimbangan tangan kanan dan tangan kiri pada pemain instrumen perkusi.
Cengkok Sindhenan Pada Parikan Karawitan Tari Topeng Lengger Wonosobo Versi Ngadini Grup Sinar Budaya Klowoh Wonosobo Mellinia Nurlaela Milinium; Sutrisni Sutrisni; Bayu Wijayanto
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skripsi berjudul “Cengkok Sindhenan Pada Parikan Karawitan Tari Topeng Lengger Wonosobo Versi Ngadini Grup Sinar Budaya Klowoh Wonosobo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian parikan dengan garap sindhenan dan mengetahui cengkok sindhenan parikan pada iringan karawitan Tari Topeng Lengger Wonosobo versi Ngadini. Ngadini adalah sindhen Tari Lengger yang senior dan masih aktif sering pentas dengan Grup kesenian Tari Lengger yang berada di Wonosobo maupun luar wilayah Wonosobo.Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dan menggunakan metode kualitatif dengan mengacu pada wawancara, observasi, diskografi dan studi pustaka. Analisis terfokus pada tekstual lagu dan cakepan dalam konteks pertunjukan lengger untuk mengidentifikasi ciri-ciri dan pola yang khas sebagai gaya penyajian parikan.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa cengkok sindhenan pada parikan krawitan Tari Topeng Lengger Wonosobo versi Ngadini. Cengkok Ngadini terkesan lugu lebih banyak menggunakan gregel atau akseuntasi, hal ini merupakan ciri khas sindhenan Ngadini yang dipertegas dengan dialek parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo. Ngadini sering menambahkan wangsalan maupun abon-abon, hal ini dimaksudkan agar sindhenan terkesan tidak monoton. Cengkok Sindhenan On Parikan Karawitan Lengger Mask Dance Wonosobo Version Of Ngadini Klowoh Cultural Light Group WonosoboThe thesis entitled “Cengkok Sindhenan on Parikan Karawitan, Lengger Wonosobo Mask Dance, Ngadini Version of the Sinar Budaya Klowoh Group, Wonosobo”. This study aims to find out how the parikan is presented by working on sindhenan and knowing the crooked sindhenan parikan in the karawitan accompaniment of Ngadini's version of the Mask Lengger Wonosobo dance. Ngadini is a senior Lengger dance singer who is still active and often performs with the Lengger dance art group in Wonosobo and outside the Wonosobo area.This research is descriptive analysis in nature and uses qualitative methods with reference to interviews, observation, discography and literature study. The analysis focuses on the textual song and cakepan in the context of the lengger performance to identify the distinctive features and patterns as the style of parikan presentation.The results of this study indicate that the crooked sindhenan of the Ngadini version of the Krawitan Mask Dance Lengger Wonosobo parikan. Cengkok Ngadini seems naïve to use more gregel or accents, this is a characteristic of Ngadini's sindhenan which is emphasized by the parikan dialect of the Wonosobo Lengger Mask Dance. Ngadini often adds wangsalan or shredded floss, this is so that sindhenan doesn't seem monotonous.
Metode Pembelajaran Tari Burung di Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta Ardini Rulzanifa Hasibuan; Gandung Djatmiko; Sarjiwo Sarjiwo
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur. Metode pembelajaran adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pembelajaran yang digunakan di Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah pendiri sanggar, pengajar, pencipta iringan, peserta didik, dan orangtua peserta didik. Objek penelitian ini adalah tari Burung. Latar pada penelitian ini adalah Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta. Teknik validasi data menggunakan triangulasi Teknik, sumber, dan waktu. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pembelajaran tari Burung di Sanggar Wiraga Apuletan menggunakan 5 metode, (1) Ceramah (2) Latihan (3) Demonstrasi (4) Imitasi (5) Penugasan. Penggunaan metode tersebut sangat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran, karena peserta didik dapat memahami dengan cepat serta dapat menarikan tarian dengan baik.Kata kunci: Metode Pembelajaran, Tari Burung, Sanggar Wiraga Apuletan, Pembelajaran TariThe Learning Method of Burung Dance at The Wiraga Apuletan Studio YogyakartaThe learning method is a systematic and orderly process. The learning method are one of the most crucial elements in the success of a learning process. This research is intended to describe the learning method used in the Wiraga Apuletan Studio Yogyakarta. This research is descriptive research. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The subjects of this study were the founders of the studios, teachers, accompaniment creators, students, and parents of students. Data validation techniques using triangulation techniques, sources, and time. Data analysis techniques consist of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study concluded that the Burung Dance at the Wiraga Apuletan Studio used 5 methods, (1) Lectures (2) Exercises (3) Demonstrations (4) Imitation (5) Assignments. The use of this method really helps students in the learning process, because students can understand quickly and can dance well.Keywords: Learning Methods, Burung Dance, Wiraga Apuletan, Studio Yogyakarta, Dance Learning
“MOONG MILIH” MONGGANG SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KOMPOSISI KARAWITAN Reinardus Banyu Tegar; Setya Rahdiyatmi Kurnia Jatilinuar; Marsudi Marsudi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Monggang merupakan salah satu gending pakurmatan yang disajikan dalam upacara atau ritual tertentu. Salah satu kegunaan pada sajian gending monggang digunakan untuk penobatan raja, kematian raja, kedatangan tamu penting dan masih banyak lainya. Pada penyajiannya, gending monggang disajikan dengan irama lancar dan irama dadi. Nada yang dimiliki gamelan monggang berjumlah tida dengan laras slendro kagok.Konsep penciptaan karya komposisi karawitan MOONG MILIH  terinspirasi dari salah satu gending pakurmatan yaitu gending monggang. Gending monggang memiliki ciri khas atau keunikan yaitu hanya menggunakan tiga nada dalam sajian komposisinya. Karakter yang keras dan monoton pada gending monggang menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk mengembangkan dan mengeksplor pada proses penciptaan karya komposisi monggang. Karakter musikal gamelan monggang yang sora atau keras kemudian dipresentasikan ke dalam sebuah komposisi karawitan.Penciptaan terdiri dari tiga tahapan, yaitu pra garap yang terdiri dari studi pustaka, wawancara, dan diskografi. Tahap kedua yaitu garap yang terdiri dari rangsangan awal, pemunculan ide, tafsir garap, instrumensasi, eksplorasi, dan presentasi musikal. Tahapan yang ketiga yaitu pasca garap. Hasil dari penciptaan ini  yaitu mewujudkan komposisi karawitan yang terinspirasi dari unsur musikal monggang khususnya pada upacara kematian. “MOONG MILIH” MONGGANG AS A COMPOSITION CREATING IDEAS KARAWITANMonggang is one of the pekarmatan pieces which is presented in certain ceremonies or rituals. One of the uses of the gending monggang dish is used for the coronation of kings, the death of kings, the arrival of important guests and many others. At the presentation, gending monggang is presented with smooth rhythms and dadi rhythms. The tone of the gamelan monggang is different from the slendro cagok tunings.The concept of creating the MOONG MILIH karawitan composition was inspired by one of the Pakurmatan pieces, namely the Monggang piece. Gending monggang has a characteristic or uniqueness, namely that it only uses three tones in its composition. The harsh and monotonous character of the Monggang gending is the main attraction for the writer to develop and explore the process of creating monggang compositions. The musical character of the loud or sora monggang gamelan is then presented in a karawitan composition.Creation consists of three stages, namely pre-work which consists of literature study, interviews, and discography. The second stage is working on which consists of initial stimulation, idea generation, interpretation of work on, instrumentation, exploration, and musical presentation. The third stage is post-cultivation. The result of this creation is to create karawitan compositions that are inspired by the musical elements of monggang, especially at funerals.
Pemanfaatan Aplikasi Zoom meeting Sebagai Media Pelatihan Paduan Suara Secara Daring Di Capriccioso Children Choir Lippo Karawaci Tangerang Anastasya Wilma Lilipory; Suryati Suryati; Reza Ginandha Sakti
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pelatihan paduan suara mengalami tantangan ketika diberlakukannya   PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) untuk menekan angka kenaikan covid dimasa pandemik covid-19. Agar proses pelatihan tetap terselenggara,   maka seluruh proses yang biasanya dilakukan secara luring berpindah secara daring. Capriccisso Children Choir yang merupakan paduan suara anak yang terletak di Lippo Karawaci, Tangerang juga terkena dampak yang sama. Wadah yang dipilih Capriccioso Children Choir sebagai media pelatihan yaitu aplikasi Zoom Meeting. Aplikasi zoom meeting digunakan sebagai media pelatihan dikarenakan terdapat fiur-fitur yang dapat mendukung proses pelatihan.  Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses pelatihan paduan suara dengan menggunakan zoom meeting serta  menganalisis hasil yang didapat pada pelatihan  pelatihannya.  Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan objek penelitian Capriccioso Children Choir dan sampel penelitian yaitu salah satu kelas pada paduan suara ini yaitu kelas bluebird yang beranggotakan anak dengan usia 6-9 tahun. Hasil dari penelitian ini yaitu   pelatih dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan materi pelatihan. Penyampaian materi yang dilatih seperti Sikap Badan, Teknik Vokal Dasar, Materi Lagu dan Materi Teori Musik Dasar, memanfaatkan berbagai fitur yang ada pada zoom meeting  seperti, share screen, share sound dan Breakout Room. Kreatifitas pelatih ditunjukan dengan memaksimalkan fitur-fitur yang tesedia pada zoom meeting  untuk menyampaikan materi pelatihan. Zoom Meeting Application Utilization as Online Choir Training Media at Capriccioso Children Choir Lippo Karawaci TangerangThe choir training process experienced challenges when the PPKM (Enforcement of Restrictions on Community Activities) was enforced to reduce the number of covid increases during the covid-19 pandemic. In order for the training process to continue, all processes that are usually carried out offline are moved online. Capriccisso Children Choir, a children's choir located in Lippo Karawaci, Tangerang, was also affected. The container chosen by Capriccioso Children Choir as a training medium is the Zoom Meeting application. The zoom meeting application is used as a training medium because there are features that can support the training process.  The purpose of this research was conducted to describe the choir training process using zoom meeting  and analyze the results obtained in the training training.  The method used in this research is a qualitative method with the object of research Capriccioso Children Choir and the research sampel is one of the classes in this choir, namely the bluebird class consisting of children aged 6-9 years. The results of this study are that trainers are required to be creative in delivering training materials. The delivery of training materials such as Body Attitude, Basic Vocal Techniques, Song Material and Basic Music Theory Material, utilizes various features in zoom meeting  such as, share screen, share sound and Breakout Room. The creativity of the trainer is shown by maximizing the features available on zoom meeting  to deliver training material. 
PENERAPAN TEKNIK VOKAL BELTING PADA LAGU KISAH SEMPURNA KARYA MAHALINI RAHARJA Gustin Tri Midde Pardede; Agnes Tika Setiarini; Suryati Suryati
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik vokal merupakan suatu cara untuk memproduksi suara yang baik dan efisien, sehingga suara yang keluar dapat terdengar dengan jelas, indah, merdu, nyaring dan tentu memiliki nilai teknik dalam bernyanyi. Beberapa macam teknik dasar vokal meliputi intonasi, resonansi, pernapasan, interpretasi, serta teknik pengembangan seperti head, cheest, mix voice, interpretasi, dinamika dan salah satunya teknik vokal belting. Teknik belting adalah cara memproduksi suara saat bernyanyi dengan resonansi yang tepat dan menghasilkan suara seperti berteriak dengan tegas dan lantang. Penerapan teknik belting pada lagu Kisah Sempurna termasuk cara yang tepat dan efektif dalam proses belajar atau mengembangkan teknik vokal yang baik. Keberhasilan lagu Kisah Sempurna sangat banyak diminati publik, terbukti dengan jumlah penayangan jutaan lebih di media sosial dan Mahalini berhasil mengeksekusi dengan teknik vokal yang tepat yang menjadi arahan bagi para penyanyi untuk dipelajari.Teori ini dapat menjadi landasan untuk mengetahui dan membentuk teknik vokal belting yang benar. Proses eksplorasi yang dilakukan dengan mencari referensi tentang vokal belting, melatih pernapasan hal yang paling utama, melatih resonansi yang diantaranya head, chest, dan mix voice juga mengetahui ciri dan karakterisitik belting untuk mendapatkan hasil power vokal yang maksimal. Kesimpulan yang dihasilkan, penerapan teknik vokal belting memiliki ketertarikan yang sangat efektif untuk menambah wawasan dalam bernyanyi, berbagai pengetahuan seperti latihan yang diperlukan, menguasai konsep teknik vokal belting, tahapan-tahapan yang dilakukan sebelum melakukan teknik belting, dan memahami konsekuensi ketika tidak melakukan teknik vokal belting dengan baik dan benar.Kata Kunci: teknik vokal, belting, Kisah SempurnaApplication Of Vocal Belting Techniques To Songs Mahalini Raharja "Kisah Sempurna".Vocal technique is a way to produce  a good and efficient sound, so that the sound  that comes out  can  be heard  clearly, beautifully, melodiously, loudly and of course has the value of technique in singing. Some basic vocal techniques include intonation, resonance, breathing, interpretation, as well as development techniques such as head, cheest, mix voice, interpretation, dynamics and false the only vocal belting technique. The belting technique   is a way of producing sounds when singing with  the right  resonance and   producing  sounds such as shouting firmly and loudly. The application of   belting techniques to Kisah Sempurna songs is an appropriate  and effective  way  in  the process of learning  or  developing good  vocal    techniques.    The success of the   song  Kisah Sempurna  is in great   demand by the   public, as evidenced  by the   number  of views of  millions  more  on social media   and Mahalini  successfully  executing  with  the  technique of  proper   vocals  that become a   direction  for  the singers  to  learn.    This theory    can  be the   basis  for  knowing  and shaping  the correct  vocal  belting  technique.  Proses   exploration is done  by  finding  references  to    vocal belting, training   breathing the most important  thing, training  resonance  which includes head,  chest, and mix voice  also  knows   the characteristics   and characteristics of  belting  to  get maximum  vocal power results. In conclusion produced, the application of  vocal  belting  techniques  has  a very effective  interest in adding insight in singing, various knowledge  such as  necessary exercises, mastering  concepts  Vocal   belting technique, the stages performed  before performing the belting technique,  and understand the   consequences  when  not  performing    the vocal belting  technique properly and correctly.  Keywords: vocal technique, belting, Kisah Sempurna
"Vilde Chaya" Komposisi Musik Program Naratif Dari Interpretasi Buku "Where The Wild Things Are" Dalam Format String Orchestra Yosefina Prastari Kristianingrum; Kristiyanto Christinus; Joko Suprayitno
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini fokus pada buku cerita bergambar anak “Where the Wild Things Are” karya dari Maurice Sendak. Unsur yang hendak dikaji dari karya tersebut adalah sudut pandang Maurice Sendak terhadap anak kecil dan kisah masa kecil Maurice Sendak serta interpretasi penulis terhadap buku “Where The Wild Things Are”. Unsur tersebut ditransformasikan ke dalam karya musik program naratif berjudul “Vilde Chaya” dalam format string orchestra. Untuk dapat mentransformasikan unsur-unsur tersebut dalam karya musik, maka dilakukan langkah-langkah elaborasi dengan melakukan pengkajian buku “Where The Wild Things Are”, emosi anak, dan juga terhadap wawancara Maurice Sendak dengan beberapa sumber yang mengandung unsur kisah pendek masa kecilnya dengan sudut pandangnya terhadap anak-anak. Hasil pengkajian tersebut dimasukan ke dalam karya “Vilde Chaya” sebagai unsur ekstramusikal utama yang menopang keseluruhan bentuk komposisi “Vilde Chaya”.Kata kunci: Musik program, orkes gesek, vilde chaya, emosi anak, where the wild things areThis research is focused on a children’s picture book “Where The Wild Things Are” by Maurice Sendak. The elements studied from this piece are Maurice Sendak’s perspective towards children, Maurice Sendak’s childhood story as well as the writer’s interpretation towards the book “Where The Wild Things Are”. These elements are transformed into a work of music program titled “Vilde Chaya” in a form of string orchestra. In order to transformed those elements into a musical piece, an elaboration methode were carried out by conducting a study on the book “Where The Wild Things Are”, children’s emotion, and also on Maurice Sendak’s interviews with several sources which contain his short childhood stories with his perspective of the childlren itself. The result of this study are included in the work “Vilde Chaya” as the main extramusical elements that supports the entire composition of “Vilde Chaya”.Keywords: program music, string orchestra, vilde chaya, children's emotion, where the wild things are