cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Singuda ENSIKOM
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 310 Documents
ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT. USU) Zul Fahmi; Syamsul Amin
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 36 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.541 KB)

Abstract

Pada transformator 3 phasa terdapat berbagai jenis hubungan belitan misalnya delta- delta, wye- wye, wye- delta, delta- wye, zig- zag, dan lain- lain. Dari berbagai hubungan ini, apabila di beri pembeban melebihi kapasitas dari transformator akan mempengaruhi efisiensi, regulasi tegangan maupun ketahanan dari belitan akibat dari pembebanan pada transformator itu sendiri. Tulisan ini membahas perbandingan masing- masing hubungan belitan terhadap efisiensi, regulasi tegangan, dan kenaikkan suhu yang diakibatkan pembebanan yang melebihi kapasitas transformator di Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Dari hasil penelitian didapat bahwa hubungan belitan Dd0 memiliki nilai efisiensi yang terbaik, hubungan Yy0 dengan nilai regulasi tegangan terbaik dan hubungan belitan Yy0 dengan kenaikan suhu terendah dalam keadaan beban lebih yang di bebankan pada transformator.
ANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI-DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE Nining Triana; Maksum Pinem
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 35 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.586 KB)

Abstract

Gedung-gedung bertingkat yang ada di daerah perkotaan (urban), khususnya daerah perkotaan yang sangat padat dengan beberapa gedung pencakar langit (metropolitan centre) merupakan faktor utama penyebab terjadinya path loss. Hal ini ditandai dengan menurunnya level daya yang diterima dibandingkan dengan level daya efektif yang dipancarkan. Pada tulisan ini, untuk memprediksikan nilai path loss yang terjadi adalah dengan menggunakan model propagasi yang cocok untuk daerah urban metropolitan centre, yaitu model propagasi COST231 Hata dan COST231 Walfisch-Ikegami dengan frekuensi kerja triple band, yaitu 935 Mhz untuk sistem GSM900, 1812,5 MHz untuk sistem GSM1800 dan 2140 MHz untuk sistem 3G. Dari analisis yang dilakukan secara perhitungan dan pengukuran di lokasi penelitian diperoleh bahwa model propagasi COST231 Walfisch-Ikegami adalah model yang paling cocok dan layak digunakan untuk sistem GSM1800 dan 3G dengan mean error masing-masing sebesar 1,84 dB dan 0,57 dB dan standar deviasi sebesar 1,45 dB.
Analisis Pengaruh Slope Terrain terhadap Pathloss pada Daerah Suburban untuk Mode Point to Point pada Sistem GSM 900 Fadilah Rahma; Maksum Pinem
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 35 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.342 KB)

Abstract

Faktor slope terrain sangat mempengaruhi besaran pathloss yang terjadi pada daerah yang berbukit. Karena pengaruh faktor slope terrain dapat menyebabkan terjadinya drop call. Untuk memprediksi besaran pathloss pada daerah yang memiliki faktor slope terrain dapat menggunakan model Okumura dan model Lee. Kedua model ini memiliki faktor slope terrain yang berbeda   yaitu faktor slope terrain Ksp berdasarkan sudut slope terrain dan faktor tinggi efektif antena base station yang dipengaruhi oleh tinggi kontur tanah. Tulisan ini membahas tentang pengaruh slope terrain terhadap pathloss pada daerah suburban. Adapun metode yang digunakan adalah menghitung pathloss dengan model Lee, serta membandingkan pathloss kedua model propagasi dengan pathloss data pengukuran. Untuk mendapatkan model propagasi yang sesuai pada daerah yang diteliti, maka dilakukan juga metode prediksi yaitu model regresi parabola kuadratik dan MAPE (Mean Absolute Percentage Error). Berdasarkan hasil metode prediksi, maka diperoleh model yang sesuai digunakan pada daerah Sidikalang untuk sistem GSM 900 adalah model Lee. Hal ini dikarenakan dari hasil grafik regresi data pengukuran mendekati grafik dari model Lee dengan nilai MAPE (Mean Absolute Percentage Error) sebesar 4.25 %.
PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 Muhammad Barkah; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 35 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.884 KB)

Abstract

Komunikasi data berbasis teknologi TCP/IP telah umum digunakan sebagai jaringan dasar pada Local Area Network (LAN), baik dengan kabel (802.3) maupun wireless (802.11). Pada umumnya jaringan Local Area Network (LAN) diimplementasikan sebagai bagian Metropolitan Area Network (MAN). Tulisan ini membandingkan kinerja jaringan MAN menggunakan internet protocol versi 4 dan internet protocol versi 6. Adapun model jaringan MAN menggunakan metode routing routing static, EIGRP, RIP dan OSPF. Kinerja jaringan dievaluasi menggunakan aplikasi GNS3 dan aplikasi wireshark dengan parameter throughput, delay, dan packet loss. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh throughput jaringan IPv6 lebih besar 54,92% dibandingkan jaringan IPv4. Sementara delay pada jaringan IPv4 lebih besar 53,2% dibandingkan jaringan IPv6. Packet loss pada jaringan IPv4 lebih besar 41,8% dibandingkan jaringan IPv6.
Analisis Kinerja Jaringan MultiProtocol Label Switching untuk Layanan Video Streaming Dimas Yudha Prawira; Ali Hanafiah Rambe
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 35 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.358 KB)

Abstract

Peningkatan kinerja jaringan dapat dilakukan dengan teknologi Multiprotocol Label Switching (MPLS). MPLS merupakan teknologi yang memadukan fungsi switching layer 2 dan routing layer 3 dengan memberi label pada paket data. Tulisan  ini membahas pengaruh MPLS terhadap Quality of Service pada layanan video streaming. Pemodelan jaringan video streaming dilakukan pada MPLS atau tanpa MPLS dengan metode routing Open Shortest Path First (OSPF). Evaluasi simulator menggunakan Graphical Network Simulator 3 (GNS3). Hasil pengukuran menggunakan WireShark diketahui rata-rata di lima puluh percobaan layanan video streaming dengan MPLS menunjukkan parameter QoS  yaitu: throughput 0,2402 Mbps, delay 44,322 ms , dan packet loss 2,995 %. Sedangkan tanpa MPLS memiliki throughput 0,233 Mbps, delay 45,594 ms, dan packet loss 4,176 %. Hasil ini menunjukkan bahwa jaringan dengan MPLS lebih baik dibandingkan tanpa MPLS.
OPTIMAL POWER FLOW JARINGAN SUMATERA BAGIAN UTARA 150 kV Ribet Michael Simorangkir; Yulianta Siregar
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 37 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.013 KB)

Abstract

Sistem interkoneksi tenaga listrik memerlukan pola operasi pengaturan pembangkitan daya pada unit-unit generator dan penyaluran daya menuju titik-titik beban. Pengoperasian unit-unit pembangkit tersebut diusahakan agar bekerja dengan biaya operasi yang murah tanpa mengabaikan aspek keamanan dan kualitas pada sistem tersebut. Biaya Pembangkitan  yang murah dapat diperoleh dengan melakukan economic dispatch pada unit-unit pembangkit tersebut. Aspek keamanan dan kualitas sistem ketenaga listrikan dipenuhi dengan menggunakan metode Optimal Power Flow. Aspek keamanan tersebut meliputi batasan besar daya yang dapat dibangkitkan masing-masing pembangkit dan kapasitas pembebanan pada saluran. Sedangkan aspek kualitas meliputi batasan tegangan pada tiap-tiap bus. Pada tulisan ini metode Optimal Power Flow diaplikasikan pada sistem kelistrikan PT. PLN (Persero) Sumatera Bagian Utara 150 kV. Studi OPF dilakukan melalui simulasi dengan menggunakan Power Sistem Analisis Toolbox (PSAT) yang menggunakan primal dual interior point method (PDIPM). Hasil pengoptimalan aliran daya yang dilakukan pada sistem kelistrikan PT. PLN (Persero) Sumatera Bagian Utara adalah turunnya biaya pembangkitan sistem sebesar Rp. 342.152.567,37 per jam atau 15,42% dari biaya pembangkitan pada pola pengoperasian PT. PLN Sumatera Bagian Utara dan pola pengoperasian yang tidak keluar dari batasan-batasan yang diizinkan.
ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND Said Reza Fakhrizal; Suherman Suherman
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 35 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.885 KB)

Abstract

Video on Demand (VoD) merupakan aplikasi teknologi multimedia video interaktif yang dapat diakses sesuai kebutuhan user. Worldwide interoperabilty microwave acces (WiMAX) merupakan jaringan yang memiliki layanan berkapasitas tinggi dapat menjadi sarana untuk mengimplementasikan sistem VoD. Salah satu cara mengoptimalkan aplikasi VoD pada jaringan WiMAX adalah menyesuaikan teknik penjadwalan yang digunakan. Tulisan ini merancang teknik penjadwalan berbasis fitur untuk mengoptimalkan pengiriman video berdasarkan kebutuhan subjektif user tertentu. Evaluasi kinerja pada tulisan ini menggunakan metode simulasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa teknik penjadwalan yang dirancang menghasilkan nilai PSNR yang meningkat rata-rata 1.05 dB sampai 4.09 dB. Sedangkan untuk nilai packet loss, teknik penjadwalan ini menghasilkan nilai terkecil sebesar 0.4 % sampai 5.8 % dibanding teknik penjadwalan lainnya. Secara umum teknik penjadwalan yang dirancang berhasil memperbaiki kualitas pelayanan video untuk kebutuhan subjektif user.
PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Tommy Oys Damanik; Yulianta Siregar
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 37 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.608 KB)

Abstract

Slack bus berfungsi untuk menyuplai kekurangan daya aktif P dan daya reaktif Q pada sistem dan juga sebagai bus yang memikul rugi-rugi daya yang terjadi pada sistem. Pemilihan slack bus akan mempengaruhi aliran daya pada jaringan, rugi-rugi pada jaringan dan tegangan di setiap bus, dengan demikian perlu dilakukan analisis penentuan slack bus dalam sebuah sistem. Penentuan slack bus diharapkan akan mengurangi rugi-rugi daya pada jaringan dan menghasilkan tegangan di setiap bus yang sesuai dengan standard SPLN yaitu -10% sampai dengan +5% dari tegangan nominal. Tulisan ini mensimulasikan penentuan slack bus jaringan tenaga listrik SUMBAGUT 150 kV dengan menggunakan metode Artificial Bee Colony. Hasil yang diperoleh bahwa slack bus yang terbaik yaitu bus 10 (Gardu Belawan) dengan total rugi-rugi jaringan 63,019 MW dan 218,793 MVAR, dan semua tegangan di setiap bus berada di dalam standard tegangan yang telah ditetapkan.
PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH SEGI EMPAT MENGGUNAKAN TEKNIK DGS (DEFECTED GROUND STRUCTURE) DAN TANPA DGS BERBENTUK SEGITIGA SAMA SISI Meinarty Sinurat; Ali Hanafiah Rambe
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 36 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.816 KB)

Abstract

Antena mikrostrip susun dua elemen yang dikembangkan selama bertahun – tahun salah satunya dengan menerapkan defected ground structure (DGS). DGS ini diletakkan pada bidang pentanahan dari substrat dengan posisi diantara kedua elemen antena susun. Hal ini dilakukan agar dapat menekan efek mutual coupling yang timbul pada antena susun. Tulisan ini membahas perbandingan kinerja antena susun dua elemen tanpa dan dengan DGS. Dari hasil pengukuran antena dengan DGS dibandingkan dengan antena tanpa DGS diperoleh perbaikan VSWR sebesar 31.5%, perbaikan nilai return loss sebesar 75% yaitu dari -16.1 dB menjadi -34.04 dB dengan pelebaran bandwidth sebesar 94 MHz. Pelebaran bandwidth ini diperoleh dari frekuensi kerja 3.32 GHz – 3.45 GHz pada antena tanpa DGS sedangkan pada antena dengan DGS dari 3.24 GHz – 3.48. GHz. Nilai impedansi mendekati nilai impedansi saluran pencatu dari 38.83-j8.37 menjadi 51.97 – j0.03. Hasil ini menunjukkan penerapan DGS bentuk segitiga sama sisi ini mampu meningkatkan kinerja antena dibandingkan tanpa DGS.
Analisis Kinerja Enhanced Interior Gateway Routing Protocol Pada Topologi Mesh Debora Sinaga; Naemah Mubarakah
Singuda ENSIKOM Vol 13, No 36 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.345 KB)

Abstract

Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) merupakan gabungan dari Local Area Network (LAN) yang tersebar secara geografis. Untuk mengkoneksikan jaringan-jaringan LAN tersebut dibutuhkan peran dari routing protokol. Tulisan ini menganalisis kinerja dari Enhanced Interior Gateway Routing Protocol sebagai routing protokol jaringan MAN pada topologi mesh. Model jaringan diimplementasikan dengan menghubungkan empat jaringan yang terpisah. Evaluasi kinerja EIGRP dilakukan pada simulator Cisco Packet Tracer dengan parameter delay, packet loss dan throughput. Berdasarkan hasil  simulasi menggunakan routing protokol EIGRP, maka didapat nilai rata-rata untuk delay yaitu 3,40 ms – 4,88 ms dan packet loss 4% - 5,8% serta throughput 70,97 kbps – 99,57 kbps. Dibandingkan dengan routing protokol RIP (Routing Information Protocol) EIGRP memiliki kinerja yang lebih baik, untuk delay EIGRP mengalami penurunan sebesar 58,13%, untuk parameter packet loss berkurang sebesar 43,55% dan untuk parameter throughput naik sebesar 38,01%.