cover
Contact Name
Lukman Cahyadi
Contact Email
lukman.cahyadi@esaunggul.ac.id
Phone
+6221-5674223
Journal Mail Official
nutrirediaita.ueu@esaunggul.ac.id
Editorial Address
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Nutrire/about/editorialTeam
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
NUTRIRE DIAITA
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : 19798539     EISSN : 27461734     DOI : -
Core Subject : Health, Agriculture,
Journal Description NUTRIRE DIAITA publishes original research articles, review articles, and clinical studies covering the broad and multidisciplinary field of human nutrition. In the aim of improving the quality of the journal since Oktober 2019 this journal officially had made a cooperation with Nutrition Department Universitas Esa Unggul FOCUS AND SCOPE NUTRIRE DIAITA aim to deliver findings and innovations in the field of nutrition and health. NUTRIRE DIAITA is published 2 times per year (April and October). The journal covers all aspect relating to Human Nutrition including clinical nutrition, community nutrition, food service management, food technology and sport nutrition.
Articles 149 Documents
Analisis Rata-Rata Asupan Kalsium dan Zat-Besi Remaja Berdasarkan Status-Ekonomid di Pulau Jawa Mulyani, Erry Yudhya
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 7, No 1 (2015): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v7i1.1271

Abstract

AbstractAccording to RISKESDAS-2010 the prevalence of skinny-nutritional status (BMI/A) was 9.5% for men whereas women 4.4%. In human’s research study, the absorption of hem and non-hem iron in inhibition by calcium supplements and milk products. The aim of this study was to analyze the average intake of calcium-iron in adolescence based-on socio-economic status in Java-Island. This study was cross-sectional design, using RISKESDAS-2010 data analyzed by T-test-Independent and Regression. Most of respondents were male as 51.2%, 28.3% from East-Java, in quintile 5 36.4%, and 73.9% were living in-urban areas. There was difference Fe-intake by-sex (t=-3184;p<0.05), but no-difference was found Ca-intake by-sex (t=-0282;p≥0.05). There were differences of Ca-Fe intake based-on age (tCa=2,089;p<0.05;tFe=-2525;p<0.05). However, no-differences Fe-intake for adolescent-males based-on age (t=-0761;p≥0.05). There were differences of Ca-Fe intake based-on areas and socio-economic status (tCa=3,182;TFe=-4981;p<0.05) and (tCa=-2652;TFe=2.191;p<0.05). There was significant difference of Fe-intake by-sex (t=-3184;p<0.05), but not the Ca-intake (t=-0282;p≥0.05). There were differences of Ca-Fe intake based-on age (tCa=2,089;p<0.05;tFe=-2525;p<0.05). However, no-difference was observed for Fe-intake for adolescent males based-on age (t=-0761;p≥0.05). There were differences of Ca-Fe intake based-on areas and socio-economic status (tCa=3,182;TFe=-4981;p<0.05) and (tCa=-2652;TFe=2.191;p<0.05). Regression analysis showed that among-girls aged 10-18 years, living in-rural and having lower-middle economy has higher-risk to decrease Ca-intake in the body up-to 63.809. The study found that there is difference intake of Ca and Fe based on the type of area and socio-economic. Balanced-nutrition education is required as an effort in the process of optimal interaction for nutrition-metabolism.  Keywords: Calcium-Iron Intake, Adolescence, Socio-economic status AbstrakMenurut RISKESDAS 2010 prevalensi status gizi (IMT/U) kurus pada laki-laki 9,5% lebih tinggi dari perempuan 4,4%. Penelitian ini bertujuan menganalisis rata-rata asupan kalsium dan zat besi remaja berdasarkan status-ekonomi di Pulau Jawa. Metode penelitian ini cross-secional design. Analisis data RISKESDAS 2010 menggunakan uji T-test Independent dan Uji Regresi. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki 51.2%, berasal dari Propinsi Jawa Timur 28.3%, berada pada quintil 5 (36.4%) dan tinggal di perkotaan 73.9%. Ada perbedaan Asupan Fe berdasarkan Jenis Kelamin (t=-3.184, p<0.05), namun tidak ditemukan perbedaan Asupan Ca berdasarkan Jenis Kelamin (t=-0.282, p≥0.05). Ada perbedaan Asupan Ca dan Fe berdasarkan umur (t=2.089, p<0.05 dan t=-2.525, p<0.05). Namun tidak ditemukan perbedaan Asupan Fe berdasarkan umur pada remaja laki-laki (t=-0.761, p≥0.05). Ada perbedaan Asupan Ca dan Fe berdasarkan tipe daerah dan social-ekonomi (tCa=3.182; tFe=-4.981, p<0.05) dan (tCa=-2.652; tFe=2.191, p<0.05). Uji regresi menunjukkan pada remaja perempuan umur 10-18 tahun, tinggal di perdesaan dan perekonomian menengah ke bawah memiliki resiko tinggi dalam menurunkan jumlah asupan Kalsium tubuh sebesar 63.809. Diperlukannya pendidikan gizi seimbang sebagai upaya dalam proses interaksi metabolisme zat gizi yang optimal. Kata kunci: Asupan Kalsium-Zat Besi, Remaja, Sosial Ekonomi
HUBUNGAN STATUS GIZI, RIWAYAT PEMBERIAN VITAMIN A, RIWAYAT IMUNISASI (BCG,DPT,CAMPAK) DAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2007) Dewi, Fitriana; Dayamanti, Didit; Rachmanida, Nuzrina
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 7, No 2 (2015): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v7i2.1574

Abstract

AbstractThe toddler years are a decisive period in the growth. Acute Respiratory Infection (ARI) is a disease that often affects children under five. The prevalence of ARI incidence in infants in NAD above the national prevalence is equal 49,1%. Knowing the relationship of nutritional status, history of vitamin A, history of immunization (BCG, DPT, measles), and smoking habits of family members with ARI in children aged 1-4 years in the Province of Nanggroe Aceh Darussalam. Cross-sectional study design data of Basic Health Research 2007, Chi-square analysis and logistic regression. The study population was all children under the age of 1-4 years in the province. Sample size are 1466 children. Most toddlers aged 12-24 months (41,4%), the percentage of children under five is almost the same sex between men and women, the incidence of respiratory infection (44,2%), most of the children had normal nutritional status (59,4%) , got a capsule of vitamin A (81,9%), immunized (BCG, DPT, measles), family of children smoking in the home (72,7%). There was no relationship infant characteristics, nutritional status, immunization against measles (p>0,05) with ARI. There is a relationship history vitamin A, Imunisai (BCG, DPT), smoking habits of family members (p<0,05) with ARI. Smoking is the most likely predictors resulted in ARI. ARI among children under five are affected by vitamin A history, immunization history, and smoking habits of family members. Settling behavior of the parents of ARI and education about the dangers of smoking needs to be done to reduce the incidence of ARIKeywords: ARI, Nutritional status, vitamins A, immunization, smoking habit AbstrakMasa balita adalah masa yang menentukan dalam tumbuh kembangnya. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak usia balita. Prevalensi Kejadian ISPA pada balita di NAD diatas prevalensi nasional yaitu sebesar 49,1%. Mengetahui hubungan status gizi,riwayat pemberian vitamin A, riwayat imunisasi (BCG,DPT,campak), dan kebiasaan merokok anggota keluarga dengan kejadian ISPA pada balita usia 1-4 tahun di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.Desain penelitian cross-sectional data hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, analisis Chi-square dan regresi logistik. Populasi penelitian adalah semua anak balita usia 1-4 tahun di Provinsi NAD. Sampel penelitian ini berjumlah 1466 balita.Sebagian besar balita berusia 12-24 bulan (41,4%), persentase jenis kelamin balita hampir sama antara laki-laki dan perempuan, kejadian ISPA (44,2%), sebagian besar balita memiliki status gizi normal (59,4%), mendapat kapsul vitamin A(81,9%), mendapat imunisasi (BCG,DPT,campak), keluarga balita merokok didalam rumah (72,7%). Tidak terdapat hubungan karakteristik balita, status gizi, imunisasi campak (p>0,05) dengan kejadian ISPA. Ada hubungan riwayat pemberian vitamin A, Imunisai (BCG,DPT), kebiasaan merokok anggota keluarga (p<0,05) dengan kejadian ISPA. Kebiasaan merokok merupakan prediktor yang paling berpeluang mengakibatkan kejadian ISPA.Kejadian ISPA pada balita dipengaruhi oleh riwayat pemberian vitamin A, riwayat imunisasi, dan kebiasaan merokok anggota keluarga.Pembenahan perilaku orang tua tentang ISPA dan penyuluhan tentang bahaya merokok perlu dilakukan untuk mengurangi kejadian ISPA.Kata kunci :ISPA,Status Gizi, Vitamin A, Imunisasi, Kebiasaan Merokok
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO TERHADAP KEBUGARAN ATLET MARCHING BAND DI PELATDA ATLET PON BANTEN 2016 Kuswary, Mury
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 8, No 2 (2016): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v8i2.1613

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to analyze the effect of the frequency of moderate-intensity aerobic exercise on body fat of the members AeroFun Aerobic at Esa Unggul University. This study was using a quasi experimental design with sample of 21 students then given intervention by performing moderate-intensity aerobic exercise for 8 weeks. This intervention was done one time per week. Primary data including bodyweight, body mass index (BMI) and body fat percentage before and after treatment. Results of t-tests showed the respondents there is a significant decrease before and after treatment on percentage of body fat (p<0.05) while the weight and BMI were not significant (P>0.05). Keywords: Fitness, nutritional status, athletes. AbstrakTujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan hubunganasupanzat gizi makro terhadap kebugaranatlet marchingband di Pelatda atlet PON Banten 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan subjek berjumlah 24 responden. Hasil uji t-tes menunjukkan pada responden menunjukkan tidak terdapat hubungan yang sigifikan antara IMT dan asupan zat gizi makro terhadap kebugaran tubuh (p<0.05). Kata kunci: Kebugaran, status gizi, atlet
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL (RLPP) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN Sapang, Mertien; Puili, Darwati; Sitoayu, Laras
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 10, No 01 (2018): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v10i01.2232

Abstract

The prevalence of diabetes mellitus (DM) type 2 was increases globally. DM can be affected by several factors such as poor diet, physical inactivity and obesity. The aims this research are to examine the relationship between body mass index (BMI) and waist-hip ratio (WHR) with  fasting blood sugar levels in patients with diabetes mellitus. This study used  a quantitative research and cross sectional design with 30 subjects. Analysis of data was carried out using pearson correlation. The result of this research showed that almost respondents between 50-64 years old (73.3%) and (83.3%) with low educational (53.3%). The average of WHR are 0.9 and BMI are 27.4 kg/m2. The results showed that BMI have significat association with  fasting blood sugar levels (p<0.05). However, there was no significant association between WHR and fasting blood sugar levels. Keywords : diabetes mellitus, body mass index, waist hip ratio
PERILAKU PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK DAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK PRA SEKOLAH Kolifai, Yefrison; Desri, Tonfanus; Aliandu, Ade Borgias
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 11, No 02 (2019): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v11i2.2890

Abstract

AbstractThe prevalence of inadequate consumption of vegetables and fruits among pre-school in Indonesia was more than 90%. Vegetables and fruit support pre-school children to grow and reduce risk for degenerative diseases. To date, it remains unclear the factors associated with low consumption of vegetables and fruit among pre-school children in Indonesia especially in urban area. Therefore, the aim of our study was to investigate factors associated with consumption of vegetables and fruit among pre-school children. This study was design with cross-sectional approach among 37 parents of pre-school children in Widuri Jaya Kindergarten, West Jakarta. We interviewed socio-demography using questionnaire, consumption of vegetables and fruit using recall 24 hours and child feeding behavior using Comprehensive Child Feeding Questionnaire.  The results of this study indicate that there was a significant relationship between feeding behavior in children and the number of family members with the level of consumption of vegetables and fruits among pre-school children (p-value <0.05). Meanwhile, there was no relationship between gender, maternal education, income per capita with the consumption of vegetables and fruits among pre-school children (p-value> 0.05). In conclusion, parents need to pay attention to the feeding behavior of pre-school children to meet their daily needs for vegetables and fruit. In addition, parents should consider the number of family members by fulfilling the availability of vegetables and fruits because these factors may influence the adequacy of vegetable and fruit consumption among pre-school children. Keywords : Pre-school children, vegetables and fruits consumption, child feeding behavior, family sample size  AbstrakPrevalensi kurangnya konsumsi sayur dan buah pada anak pra sekolah di Indonesia mencapai > 90%. Sayur dan buah mendukung pertumbuhan dan mengurangi risiko penyakit degeneratif pada anak pra sekolah. Sejauh ini masih belum diketahui secara pasti faktor apa saja yang memicu rendahnya konsumsi sayur dan buah di Indonesia terutama di perkotaan. Oleh karena itu, tujuan penelitian kami yaitu menginvestigasi faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kecukupan konsumsi sayur dan buah pada anak pra sekolah. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional pada orang tua 37 anak pra sekolah usia 4-5 tahun di TK Widuri Jaya, Jakarta Barat. Peneliti melakukan wawancara social demografi menggunakan kuesioner, asupan sayur dan buah menggunakan recall 24 jam dan perilaku pemberian makan pada anak menggunakan Comprehensive Child Feeding Questionairre.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara perilaku pemberian makan pada anak dan jumlah anggota keluarga dengan tingkat konsumsi sayur dan buah (p-value < 0.05). Sementara itu, tidak ada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan ibu, pendapatan perkapita dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada anak pra-sekolah (p-value > 0.05). Kesimpulannya, orang tua perlu memperhatikan perilaku pemberian makan pada anak pra sekolah untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah setiap hari. Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan jumlah anggota keluarga dengan memenuhi ketersediaan sayur dan buah karena mampu mempengaruhi kecukupan konsumsi sayur dan buah pada anak pra sekolah. Kata kunci: Anak pra sekolah, konsumsi sayur dan buah, perilaku pemberian makan pada anak, jumlah anggota keluarga 
Perbandingan Status Gizi Balita, Data Susenas 2005 Berdasarkan Rujukan Harvard, NCHS, CDC dan Standar WHO Nadiyah, Nadiyah; Jus'at, Idrus; Zulfianto, Nils Aria; Atmarita, Atmarita
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v2i1.665

Abstract

AbstractAccording to the comparison of WHO curve standards in 2005 with international standards earlier, they said that the prevalence of infants who are underweight and age in the first half-year period will be increased and the prevalence of underweight children above the age of 6 months will be decreased. The aims of this study is to determine the proportion of malnutrition among children under five years between four reference standards and differences of standards (Havard, NCHS, CDC, and WHO Standards) and large of deviation by previous references to the new standards. This analysis used survey design along with comparative study. The sample of this study is children with aged 0-59 months from data SUSENAS 2005 (93.0). The data was collected such as gender, date of birth, date of weighing, and body weight. The results shows the proportion of underweight children underfive year among four references and standards is different in particular ages. In the analysis of sensitivity and specificity shows that the reference category of nutritional deviation value from CDC is lower (2.15% for males and 1.89% for females) than the other standards. The deviation values of Harvard is 8.41% for males and 4.08% for females. The deviation values of NCHS is 4.65% for males and 21.4% for females. The  standard instruction of WHO as description of growth “what should be” is the best food for infants aged 0-6 months is only breast milk or we called exclusive breastfeeding and the further we should give additional foods after 6 months by continuing give the breastfeeding until 24 months.Keywords: children under five year, nutritional status, WHO standard AbstrakPada tahun 2005, WHO mengeluarkan standar internasional baru yang disebut Standar WHO 2005. Oleh WHO, perbandingan kurva standar WHO 2005 dengan standar-standar internasional sebelumnya telah digambarkan dalam grafik dan dikatakan bahwa dengan menggunakan standar WHO, prevalensi bayi yang mengalami kekurangan berat badan dan usianya dalam periode setengah tahun pertama akan meningkat dan prevalensi anak yang berat badannya kurang diatas umur 6 bulan akan menurun. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah proprosi balita gizi kurang antara keempat rujukan dan standar (rujukan Harvard, NCHS, CDC dan standar WHO) berbeda dan seberapa besar penyimpangan oleh rujukan-rujukan sebelumnya terhadap standar terbaru. Analisis ini menggunakan pendekatan survei dengan jenis studi komparatif. Sampel adalah kelompok balita usia 0-59 bulan berasal dari data Susenas 2005, sebanyak 93044 balita. Data yang dikumpulkan adalah data jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal penimbangan, dan berat badan. Hasil uji beda proporsi menyatakan bahwa proporsi balita gizi kurang antara keempat rujukan dan standar saling berlainan pada umur-umur tertentu. Pada analisis sensitifitas dan spesifisitas tampak bahwa rujukan yang penyimpangan pengkategorian gizi kurangnya paling kecil adalah rujukan CDC (2.15% pada laki-laki dan 1.89% pada perempuan). Penyimpangan pada rujukan Harvard sebesar 8.41% untuk laki-laki dan 4.08% untuk perempuan. Penyimpangan pada rujukan NCHS sebesar 4.65% untuk laki-laki dan 4.21% untuk perempuan. Pesan standar WHO sebagai gambaran pertumbuhan “what should be” adalah bahwa makanan yang terbaik bagi anak usia 0-6 bulan adalah ASI saja atau disebut ASI eksklusif dan selanjutnya diberikan makanan tambahan setelah usia 6 bulan seiring ASI tetap diteruskan sampai umur 24 bulan.Kata kunci: balita, status gizi, standar WHO
Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan terhadap Status-Gizi Anak (2-5 Tahun) Mariani, Mariani; Hartono, Antonius Sri; Afif, Irfani
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 3, No 1 (2011): Nutrire Diaita
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v3i1.1232

Abstract

AbstractDifficulties eating factors often experienced by approximately 25 % of children’s, and the number will be increase about 40-70 % in children born prematurely or with chronic disease. The aims of this study was to know the relationship of nutrition knowledge of mothers and mothers action in overcoming adversity to eating children (2-5 years old) on the nutritional status of children in the neighborhood health center Sedap Malam RW 09 Sub Mekarjaya Depok II. This is a descriptive study with cross-sectional design. The population in this study are mothers with children under-five who have weigh their children in neighborhood health center, and we got the total sample are 50 respondents. The results shows that most of respondents were in the education level of high school graduates (54 %), having enough knowledge of nutrition ( 60 % ), has good action in dealing with difficulty eating in children (64 %), good food intake for children (76 %) and partly of the children has a good nutritional status ( 90 % From the chi-square test we found that there is significant association between maternal nutrition knowledge and action to overcome difficulty eating children (χ 2 = 11.595, p <0.05). There is no significant relationship between the acts of a mother and a  nutritional intake of children’s (χ 2 = 0.490, p > 0.05). There is no significant relationship between nutritional intake of children’s and nutritional status of children’s (χ2 = 0.780, p ≥ 0.05). Need more nutrition counseling for mothers to increase their nutrition knowledge. Keywords: mother knowledge, nutritional intake, nutritional status  AbstrakFaktor kesulitan makan sering dialami oleh sekitar 25% anak, dan jumlahnya akan meningkat sekitar 40-70% pada anak yang lahir premature atau dengan penyakit kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan anak (2-5 tahun) terhadap status gizi anak di posyandu Sedap Malam RW 09 Kelurahan Mekarjaya Depok II. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita yang menimbangkan anaknya di posyandu, dan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah lulusan SLTA (54%), memiliki pengetahuan gizi cukup (60%), memiliki tindakan baik dalam mengatasi sulit makan pada anak (64%), asupan makan anak baik (76 %)dan sebagian besar anak memiliki status gizi baik (90%). Dari hasil uji chi-square didapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan tindakan ibu mengatasi sulit makan anak (χ 2 =11,595; p < 0,05). Tidak ada hubungan bermakna antara Tindakan ibu dengan asupan gizi anak (χ 2 = 0,490 ; p > 0,05). Tidak ada hubungan bermakna antara Asupan gizi anak dengan status gizi anak (χ2 = 0,780; p > 0,05). Pengetahuan gizi ibu dan tindakan ibu mempengaruhi dalam mengatasi kesulitan makan anak, oleh karenanya perlu adanya dilakukan penyuluhan kepada ibu tentang cara mengatasi kesulitan makan pada anak. Kata Kunci: Pengetahuan Ibu, Asupan Makan, Status Gizi
Analisa Konsumsi Protein Hewani Pada Anak Usia 7-12 Tahun di Daerah Pedesaan dan Perkotaan Di Provinsi Jawa-Barat (Riskesdas 2010) Anastasia, Reynie Arvilla; Angkasa, Dudung
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 5, No 1 (2013): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v5i1.1249

Abstract

 AbstrakKonsumsi protein hewani setelah krisis ekonomi, mengalami perubahan baik di pedesaan maupun di perkotaan. Tujuan: Mengetahui perbedaan konsumsi protein hewani pada anak usia 7-12 tahun di daerah pedesaan dan perkotaan, di Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan data sekunder Riskesdas 2010, dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel anak sekolah di pedesaan (n=2182) dan anak sekolah di perkotaan (n=2719). Dalam pengujian statistik menggunakan uji t-test independen dan one-way annova. Hasil: Rata-rata konsumsi protein hewani pada laki-laki di perkotaan (25,63±21,30 gr) dan di pedesaan (19,79±17,95 gr). Sementara, rata-rata konsumsi protein hewani pada perempuan di perkotaan (25,46±21,40 gr) dan di pedesaan (18,51±17,93 gr). Rata-rata IMT responden di pedesaan 2,12 kg/m2, sedangkan di perkotaan 2,15 kg/m2. Status ekonomi responden di pedesaan berada pada kuintil 1 (ekonomi sangat rendah), sedangkan di perkotaan pada kuintil 3 (ekonomi menengah). Terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara konsumsi protein hewani berdasarkan daerah pemukiman, status gizi dan status ekonomi. Terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara status gizi berdasarkan jenis kelamin, daerah pemukiman, dan status ekonomi. Tidak ada perbedaan yang bermakna(p≥0,05) konsumsi protein hewani berdasarkan jenis kelamin. Kata kunci: Protein, Hewani, Anak-anak 
Hubungan Asupan Suplemen Kalsium pada Ibu Hamil dengan Panjang Bayi Saat Lahir di Wilayah Cengkareng Jakarta Barat Mulya, Fransisca Mega; Bahar, Herwanti
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 6, No 2 (2014): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v6i2.1266

Abstract

AbstrakSalah satu indikator bayi sehat adalah panjang badan. Panjang bayi saat lahir  ditentukan oleh pertumbuhan janin saat dalam kandungan. Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan janin adalah asupan zat gizi ibu. Kalsium merupakan mineral yang sangat penting bagi pertumbuhan tulang. Selain asupan kalsium dari makanan, suplementasi seringkali dilakukan untuk mencegah resiko defisiensi. Mengetahui hubungan antara suplemen kalsium yang dikonsumsi ibu dengan panjang bayi saat lahir. Pengambilan data asupan suplemen kalsium dilakukan dengan cara wawancara terhadap 30 ibu hamil  yang  sudah memasuki trimester  kedua. Kemudian panjang bayi  didapat dari hasil pengukuran pada saat bayi tersebut dilahirkan.  Uji statistik yang digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  Product Moment Correlation  untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel bebas (X) yaitu asupan zat gizi pada ibu hamil dan variabel terikat  (Y) yaitu panjang bayi. Dari  hasil  penelitian  didapat  rata-rata asupan suplemen kalsiumresponden  sebesar  (562.5±258.789)  mg,  dan  rata-rata  panjang  bayi  saat  lahir adalah  (4.67±1.241)  cm. Hasil  uji  statisik  menunjukkan  bahwa  tidak  ada hubu-ngan antara asupan suplemen kalsium pada ibu hamil dengan panjang bayi saat lahir (P≥0.05). Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan suplemen kalsium pada ibu hamil tidak berhubungan dengan panjang bayi saat lahir. Oleh karena itu perlu adanya  penelitian  lebih  lanjut  dengan  jumlah  sampel  lebih  besar  dan  perlu tambahan analisa pengaruh asupan zat gizi  lainya serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi panjang bayi saat lahir.                                                                          Kata kunci: suplemen kalsium, ibu hamil, panjang bayi
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANALISIS DATA RISKESDAS 2007) Dianah, Widya; Yudhya, Mulyani; Herwanti, Bahar
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 8, No 1 (2016): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v8i1.1416

Abstract

                                       AbstractRiskesdas 2007 shows as many as 17 provinces had prevalence of diseases above the national prevalence of Diabetes Mellitus. West Kalimantan Province is one highest of the provinces with a prevalence rate of Diabetes Mellitus that is 11.1%. Several studies have shown the nutritional status and physical activity associated with diabetes mellitus. This study examined the association of nutritional status and physical activity against diabetes mellitus in the elderly. The data used is secondary data RISKESDAS 2007, with cross-sectional approach. The samples used were men and women aged ≥ 45 years (n = 5234). Data analysis was performed using chi-square and logistic regression. The proportion of elderly who had diabetes mellitus was 2.4%. Of the total respondents were diabetes mellitus as much as 2.4% aged ≥ 60 years, 3% were female, 3.9% obese, 4.8% higher education and 3.8% less activity. Multivariate analysis by logistic regression showed that gender (p = .000; adjusted OR 1.951; 95% CI: 1352-2814), education level (p = .000; adjusted OR 3.117; 95% CI: 2155-4509), physical activity (p = .000; adjusted OR 2,327; 95% CI: 1616-3353) showed significantly the risk factors for diabetes mellitus. While age and nutritional status showed no significant as risk factors for diabetes mellitus. Is necessary to prevent or overcome diabetes mellitus by establishing a program of physical activity routine activity and healthy lifestyle.         Keywords        : Status of Nutrition, physical activity, diabetes mellitus                                     AbstrakRiskesdas 2007 menunjukkan sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi penyakit Diabetes Mellitus diatas prevalensi nasional. Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi dengan tingkat prevalensi penyakit Diabetes Mellitus tertinggi yaitu 11,1%. Beberapa penelitian menunjukkan status gizi dan aktivitas fisik berkaitan dengan diabetes mellitus. Mengetahui hubungan status gizi dan aktivitas fisik terhadap diabetes mellitus pada lansia. Data yang digunakan merupakan data sekunder RISKESDAS 2007, dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah pria dan wanita dengan usia ≥ 45 tahun (n = 5234). Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dan regresi logistik.Responden yang menderita diabetes mellitus sebanyak 2,4%. Dari total responden yang diabetes mellitus sebanyak 2,4% berusia ≥ 60 tahun, 3% berjenis kelamin perempuan, 3,9% obesitas, 4,8% berpendidikan tinggi dan 3,8% kurang aktivitas. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=.000; OR adjusted 1,951; 95% CI: 1.352-2.814), tingkat pendidikan (p=.000; OR adjusted 3.117; 95% CI: 2.155-4509), aktivitas fisik (p=.000; OR adjusted 2.327; 95% CI: 1.616-3.353) menunjukkan secara signifikan merupakan faktor risiko diabetes mellitus. Sedangkan umur dan status gizi menunjukkan tidak signifikan sebagai faktor risiko diabetes mellitus. Diperlukan upaya untuk mencegah atau pun menanggulangi diabetes mellitus dengan membentuk program kegiatan aktivitas fisik rutin dan gaya hidup sehat.Kata kunci     : Status Gizi, aktivitas fisik, diabetes mellitus

Page 4 of 15 | Total Record : 149