cover
Contact Name
Lukman Cahyadi
Contact Email
lukman.cahyadi@esaunggul.ac.id
Phone
+6221-5674223
Journal Mail Official
nutrirediaita.ueu@esaunggul.ac.id
Editorial Address
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Nutrire/about/editorialTeam
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
NUTRIRE DIAITA
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : 19798539     EISSN : 27461734     DOI : -
Core Subject : Health, Agriculture,
Journal Description NUTRIRE DIAITA publishes original research articles, review articles, and clinical studies covering the broad and multidisciplinary field of human nutrition. In the aim of improving the quality of the journal since Oktober 2019 this journal officially had made a cooperation with Nutrition Department Universitas Esa Unggul FOCUS AND SCOPE NUTRIRE DIAITA aim to deliver findings and innovations in the field of nutrition and health. NUTRIRE DIAITA is published 2 times per year (April and October). The journal covers all aspect relating to Human Nutrition including clinical nutrition, community nutrition, food service management, food technology and sport nutrition.
Articles 149 Documents
HUBUNGAN CITA RASA DAN SISA MAKANAN LUNAK PASIEN KELAS III DI RSUD BERKAH KABUPATEN PANDEGLANG Anggraeni, Diah; Ronitawati, Putri; Hartati, Lilik Sri
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 9, No 01 (2017): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v9i01.1723

Abstract

Abstract The leftover is a classic problem founded in many hospitals in Indonesia. The number of leftover can cause loss of nutrition for patient after hospitalization. Lack of nutrients will have an impact on nonoptimal nutritional status which will disrupted the healing process. If the patient does not finish the food as well as recommended and this goes on for a long time, it will cause the nutrients deficiency, also resulting in hospital malnutrition. The fact in supplying the soft-food for patient, there were number of foods left since patient whose supplied by soft-food has a serious condition than the normal food patient. The high level of water in soft food causing the high volume of food and must contained by non-stimulated seasoning. This research aimed to determine the correlation between the taste of soft-food for patient in Berkah Hospital Pandeglang, especially for patient at level 3 facility. This research took a sample of level 3 patients, because this class has the largest bed capacity is in the hospital. This study is descriptive analytic, with cross sectional design, and the sample amounted to 70 people. Interview conducted by questionnaire then the direct weighing process for soft-food leftover held for 2 days. Analysis process used the chi square test. The result of bivariate analysis with chi square test was obtained by the taste of breakfast menu (p Value = 0,017), lunch (p Value = 0,008) and dinner (p Value = 0,009). The results showed there was a relationship between the taste and the soft-food leftover for breakfast (p <0.05), afternoon (p <0.05), and night (p <0.05). It recommended to held an periodically evaluation for the menu (in 6 months), especially on the taste of food aspect, especially if the food remains more and more. Keywords : leftover, taste of food, soft food, nutrition
KECUKUPAN SERAT DAN AKTIVITAS FISIK KAITANNYA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA REMAJA PUTRI Kusuma, Hapsari Sulistya; Ambarwati, Desti
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 10, No 02 (2018): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v10i02.2539

Abstract

Gadis remaja memiliki keinginan untuk membentuk tubuh langsing dan indah, hal ini sangat berpengaruh pada kebiasaan makan yang dapat menyebabkan asupan makanan tidak seimbang dan mempengaruhi status gizi. Asupan serat dan aktivitas fisik adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecukupan serat dan tingkat aktivitas fisik dengan anak perempuan BMI. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 37 mahasiswi Fakultas Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), ditentukan dengan metode multistage random sampling. Berat diukur dengan skala berat digital (0,1 kg). Ketinggian diukur dengan microtoise. BMI dihitung berdasarkan berat dan tinggi responden. Data kecukupan tingkat serat diukur dengan metode recall 3 x 24 jam non-sekuensial, dibandingkan dengan Kebutuhan Individual setiap hari, kelipatannya 100 persen. Tingkat aktivitas fisik diukur dengan metode IPAQ (International Physical Activity Questionnaire). Hubungan variabel dianalisis dengan uji Korelasi Rank Spearman. Hasilnya 100% kekurangan serat dan 89,2% responden bergerak ringan. Sebanyak 78,4% responden termasuk kategori BMI normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat kecukupan serat dan BMI (p = 0,513), tidak ada korelasi antara tingkat aktivitas fisik dan BMI (p = 0,863). Tidak ada hubungan antara tingkat kecukupan serat dan tingkat aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh mahasiswa Universitas Muhammadiyah SemarangKata kunci: serat, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, siswa
Analisis Faktor-Faktor Risiko Kejadian Dislipidemia pada Karyawan Pria Head Office PT.X, Cakung, Jakarta Timur Rahmawati, Nurul Dina; Dewi Sartika, Ratu Ayu
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 12, No 01 (2020): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v12i01.3014

Abstract

AbstrakKejadian dislipidemia di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun, tak terkecuali pada para karyawan. Tidak diragukan lagi bahwa dislipidemia yang tidak terdeteksi dan tertangani dengan baik dapat meningkatkan risiko aterosklerosis yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah dan berujung pada kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian dislipidemia. Penelitian yang dilakukan pada sebuah perusahaan alat berat di Cakung, Jakarta Timur ini menggunakan desain studi cross sectional dan metode simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 93 orang pria berusia 25-55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80,6% responden mengalami dislipidemia. Terdapat hubungan bermakna antara asupan karbohidrat (OR=10,8 95% CI 1,2-95,4), usia (OR=1,7 95% CI 0,5-5,6), IMT (OR=3,9 95% CI 0,7-21,9 ), lingkar pinggang (OR=2,3 95% CI 0,6-8,4), dan hipertensi (OR=1,5 95% CI 0,4-6,7) terhadap kejadian dislipidemia. Asupan karbohidrat merupakan faktor risiko paling dominan setelah dikrontrol oleh variabel usia, IMT, lingkar pinggang dan hipertensi. Kata Kunci : Dislipidemia; faktor risiko; karyawan; pria.AbstractDyslipidemia is a public health problem in Indonesia which prevalence is increasing every year, including in workers. It is established that undetected and untreated dyslipidemia increases the risk of atherosclerosis that causes cardiovascular diseases and leads to death.  The objective of this study was to identify risk factors associated with dyslipidemia. This study was conducted a heavy equipment company located in Cakung, East Jakarta using cross sectional design and simple random sampling method with 93 men aged 25-55 years old. The result showed that 80,6% of respondents suffered from dyslipidemia. There were significant associations between carbohydrate intake (OR=10,8 95% CI 1,2-95,4), age (OR=1,7 95% CI 0,5-5,6), Body Mass Index (BMI) (OR=3,9 95% CI 0,7-21,9), waist circumference (OR=2,3 95% CI 0,6-8,4), and hypertension (OR=1,5 95% CI 0,4-6,7) with dyslipidemia in which carbohydrate intake was the most dominant risk factors after adjustment of multiple confounders. Keywords : Dyslipidemia; risk factors; workers; men
Biaya Bahan Makanan, Densitas Energi Makanan dan Status Gizi Wanita Pedagang Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan Nuzrina, Rachmanida; Wiyono, Sugeng
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v2i1.669

Abstract

AbstractIt is estimated in 2015, the prevalence of over nutrition will surpass the prevalence of under nutrition as the cause of the death to the poor community. This is caused by consumption of high food fat, sugar and refined grains that is higher compared to vegetables and the seeds because of its deliciousness, give the full feeling and cheaper cost. This research try to explore the relationship between the food cost, the density of food energy intake and the nutritional status of the woman market traders in Kebayoran Lama, South Jakarta. This research used cross sectional design with the number of samples 64 female traders based on the status of the over-weight and normal. The food energy density data is recorded with food recall 24 hours, and the food cost is obtained from price survey in the local market. Results of the research shows food with the highest energy density is jerohan (9 kcals/g), the food with the lowest energy density is the cucumber (0.08 kcals/g), food with the highest cost is the string bean (Rp. 117/100 kcals), the food with the lowest cost is jerohan (Rp.1.10/100 kcals). There is a significant negative correlation between the food cost and the energy density of food (r = - 0,521; (p<0,05). Average energy intake from main food is 979 kcals (±282), vegetables and fruit is 48 kcals(±24.1), sugar and fat is 909 kcals (±299). There is significant difference on  average energy intake (238 kcals) of main food, fruits and vegetables (19 kcals), and sugar and fats (344 kcals) with respect to nutritional status. Nutrition education using dietary guidelines should be the main effort to reduce the prevalence of over-weight.Keywords: food cost, density and nutritional status, woman marketAbstrakDiperkirakan pada tahun 2015 penyakit akibat gizi lebih akan melebihi jumlah penyakit akibat gizi kurang sebagai penyebab kematian pada masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan konsumsi makanan tinggi lemak, gula dan makanan pokok lebih tinggi dibandingkan buah, sayur dan biji-bijian karena rasa lezat, memberi rasa kenyang dan biaya yang lebih murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara biaya bahan makanan, densitas energi makanan yang dikonsumsi, dan Status Gizi wanita pedagang pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 64 pedagang perempuan dengan status gizi lebih dan normal. Data karakteristik dicatat dengan kuesioner, data densitas dicatat dengan food recall 24 jam, dan biaya bahan makanan dengan survey harga pasar. Hasil penelitian menunjukkan makanan dengan densitas energi tertinggi adalah jerohan (9 Kalori/gram), bahan makanan dengan densitas energi terendah adalah ketimun (0.08 Kalori/gram), makanan dengan biaya paling tinggi adalah buncis (117 rupiah/100 Kalori), bahan makanan dengan biaya terendah adalah jerohan (1.10 rupiah/100 Kalori). Hasil Uji Korelasi menunjukkan ada hubungan antara biaya bahan makanan dengan densitas energi makanan r = 0.521 (p<0,05). Rata-rata asupan energi dari konsumsi makanan pokok sebesar 979 Kalori (±282), konsumsi sayur dan buah 48 Kalori (±24.1), konsumsi gula dan lemak 909 Kalori (±299). Perbedaan rata- rata asupan energi dari konsumsi makanan pokok menurut status gizi sebesar 238 Kalori (p<0.05), konsumsi sayur dan buah berdasarkan status gizi sebesar 19 Kalori (p<0.05), perbedaan rata-rata asupan energi dari konsumsi gula dan lemak berdasarkan status gizi sebesar 344 Kalori (p<0.05).Kata kunci: biaya bahan makanan, status gizi, harga pasar
Obesitas dan Sindrom Metabolik pada Pasien Medical Check Up, Siloam Hospitals Lippo-Karawaci Wahyu, Indriyani; Prasetyaningsih, Ani; Ngadiarti, Iskari
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 3, No 2 (2011): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v3i2.1236

Abstract

AbstractMetabolic syndrome is a collection of complaints and symptoms based on the presence of insulin resistance. The main factor which can cause insulin became resistance is obesity. The aims of this study was to understand the relationship between obesity and the metabolic syndrome indicators in patients undergoing medical check-up, Siloam Hospitals Lippo Karawaci. This study is associative with cross-sectional design. The total of population are patients who are obese at the medical check up of Siloam Hospitals Lippo Karawaci. Whereas, the total of sample are 50 people were patients with a BMI > 25 with the inclusive criteria, age above 35 years, had never been diagnosed the disease associated with the metabolic syndrome and had never received the treatment. We used Correlation- Regression Test. The results shows that the majority of male respondents (82 %), mean age (44.6 ±7.07). From the data, most of respondents did not smoke (66 %). The bivariate test results shows there is significant relationship between BMI and blood triglyceride levels and waist circumference (P <0.05), but no significant relationship between BMI and fasting blood sugar levels, HDL cholesterol levels and blood pressure (P≥0.05). We found also, there is no significant association between dietary intake and BMI of the respondents (P≥0.05). BMI is an important indicator of the level of blood triglycerides and waist circumference. Key Words: Obesity, Metabolic Syndrome, BMI  AbstrakSindrom metabolik adalah sekumpulan keluhan dan gejala yang didasari oleh adanya resistensi insulin. Faktor penyebab resistensi insulin antara lain obesitas. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara obesitas dan indikator-indikator sindrom metabolik pada pasien yang melakukan medical check up di Siloam Hospitals Lippo Karawaci. Jenis penelitian ini bersifat assosiatif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah semua pasien yang obesitas di bagian medical check up Siloam Hospitals Lippo Karawaci. Sedangkan sampelnya sebanyak 50 orang adalah pasien dengan BMI > 25 dengan inclusive kriteria, usia di atas 35 tahun, belum pernah didiagnosa suatu penyakit yang berhubungan dengan sindrom metabolik dan belum pernah mendapatkan pengobatan. Uji yang digunakan Uji Korelasi. Berdasarkan hasil didapat bahwa sebagian besar responden pria ( 82 %), rata-rata usia 44,6 + 7.07. Dari seluruh responden, sebagian besar (66 %) responden tidak merokok. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara BMI dan kadar trigliserida darah dan ukuran lingkar pinggang (p< 0.05); namun tidak ada hubungan yang bermakna antara BMI dan kadar gula darah puasa, kadar HDL dan tekanan darah. Juga tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan makanan dan BMI responden. BMI merupakan indikator penting tingkat trigliserida darah dan ukuran lingkar pinggang. Kata Kunci: Obesitas, Sindrom Metabolik, BMI
Hubungan antara Faktor Individu, Faktor Lingkungan dan Frekuensi Konsumsi Minuman Bersoda pada Siswa-Siwsi SMPN 38 Bekasi Tahun 2013 Meiriasari, Meiriasari; Mulyani, Erry Yudhya
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 5, No 2 (2013): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v5i2.1254

Abstract

AbstrakPeningkatan konsumsi minuman bersoda di kalangan remaja secara terus menerus dapat menimbulkan masalah gizi dan kesehatan. (48,7%). Mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan frekuensi konsumsi minuman bersoda pada siswa-siswi SMPN 38 Bekasi tahun 2013. Penelitian kuantitatif, desain penelitian cross sectional, jumlah sampel 170 responden. Menggunakan metode systematic random sampling. Instrumen dalam penelitian berupa kuesioner, kemudian diidentifikasi serta dianalisis menggunakan uji Korelasi Pearson dan T-test Independent. Hasil penelitian rata-rata frekuensi konsumsi minuman bersoda 3x perminggu, rata-rata uang saku Rp. 10405,88, rata-rata pengetahuan gizi 56,88, preferensi suka 62,9%, akses mudah 100%, persentase laki - laki 50,6%, 55,3% tidak ada pengaruh teman sebaya, 51,8% tidak ada pengaruh media massa. Tidak ada perbedaan frekuensi konsumsi minuman bersoda berdasarkan jenis kelamin (p ≥ 0,05), ada perbedaan frekuensi konsumsi minuman bersoda berdasarkan preferensi, teman sebaya dan media massa (p < 0,05). Tidak ada hubungan frekuensi konsumsi minuman bersoda dengan pengetahuan gizi (p ≥ 0,05), ada hubungan frekuensi konsumsi minuman bersoda denga uang saku (p < 0,05). Kata kunci: frekuensi konsumsi minuman bersoda, remaja, pengetahuan gizi 
Nilaiorganoleptik dan Aktivitas Antioksidan Es Krim dengan Penambahan Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Maulida, Siti
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 6, No 2 (2014): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v6i2.1270

Abstract

AbstrakKulit buah manggis (Garcinia Mangostana L) diketahui memiliki jumlah rendemen yg lebih besar daripada daging buahnya yaitu 66,67% dan tersusun atas senyawa polifenol yang cukup banyak, diantaranya adalah antosianin, tannin, xhantone dan senyawa asam fenolat. Tingginya persentase bagian kulit yang terbuang serta manfaat dari kulit buah manggis yang besar kurang diimbangi dengan upaya pemanfaatan. Oleh karena itu suatu alternatif dapat dilakukan dan mengaplikasinya ke dalam produk es krim. Produk es krim tidak melalui pemanasan yang tinggi sehingga antioksidan yang ditambahkan dari kulit buah manggis bisa stabil.Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh penambahan kulit buah manggis terhadap nilai organoleptik dan aktivitas antioksidan pada eskrim.Metode penelitian yaitu penambahan kulit buah manggis dalam pembuatan es krim yang diuji yaitu dengan konsentrasi 10%,20%,30%. Dilakukan uji organoleptik yang meliputiuji hedonik dan mutu hedonik pada 30 panelis. Uji statistik menggunakan One Way Anova. Aktivitas antioksidan dilakukan dengan menentukan nilai DPPH (1.1-diphenyl-2-picryhydrazil radical-scavenging). Penambahan 10% kulit buah manggis lebih disukai dari segi rasa, warna, aroma, dan tekstur dibandingkan perlakuan lainnya (p<0,05). Hasil analisa aktivitas antioksidan dalam es krim tanpa penambahan kulit buah manggis: 0,1531 mg/g Vit C, penambahan 10%: 4,3110 mg/g Vit C, dan penambahan 20%: 4,166 mg/g Vit C. Es krim kulit buah manggis yang terbaik adalah dengan penambahan 10% kulit buah manggis dengan aktivitas antioksidan 4,311 mg/g Vit C. Kata kunci: es krim, kulit buah manggis, nilai organoleptik, aktivitas antioksidan AbstractRind of mangosteen (Garcinia Mangostana L) have a greater rendemen  than the yield of the fruit. Rendemen of mangosteen is about 66.67% and contain polyphenolic compounds, such as anthocyanins, tannins, phenolic acids and compounds xhantone. The high percentage of the waste from the rind as well as the health benefits, unfortunatelly less balanced with efforts to used it. Therefore, an alternative is addition of it in the ice cream product. Ice cream products are not using high temperature during production step. So that the antioxidants were added from the rind of the mangosteen can be stabilized. The purpose of this study is to determine the effect of mangosteen rind addition on organoleptic value and antioxidant activity in the ice cream. The research method by addition of mangosteen rind during production step of ice creeamn with  concentration of 10%, 20%, 30%. Organoleptic test covering hedonic test and hedonic quality on the 30 panelists. Statistical tests using One Way ANOVA. The antioxidant activity was done by determining the value of DPPH (1.1-diphenyl-2-radical-scavenging picryhydrazil). The addition of 10% mangosteen rind is preferred inflavor, color, aroma, and texture than other treatments (p <0.05). Results of analysis of antioxidant activity in the ice cream without the addition of mangosteen rind: 0.1531 mg/g of vitamin C, the addition of 10%: 4.3110 mg/g Vit C, and the addition of 20%: 4.166 mg/g Vit C. The bestice cream is with the addition of 10% mangosteen rind with antioxidant activity of 4.311 mg/g Vit C. Keyword: Ice cream, manggosten rind, organoleptic value, antioxidant activity
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK UMUR 6-59 BULAN DI NUSA TENGGARA TIMUR (ANALISA DATA SEKUNDER RISKESDAS 2007) Arif, Sunaryo; Sandjaja, Sandjaja; Herwanti, Bahar
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 7, No 2 (2015): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v7i2.1573

Abstract

AbstractAcute Respiratory Infection (ARI) is one of the major causes of mortality and morbidity in children. ARI symptoms is usually found in groups. ARI be a concern for both children in developing countries and developed countries. Children will be highly vulnerable to infection due to respiratory systems of the body are still low, which is why the prevalence and symptoms of ARI is very high for children. East Nusa Tenggara province is also the highest in the period prevalence of ARI amounted to 25.5%, according data of Riskesdas 2007. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of ARI in children aged 6-59 months in East Nusa Tenggara analysis data of Riskesdas 2007. The result showed that there was significant association between vitamin A supplementation with ARI (p-value <0.05), but there was no significant association between economic status, maternal education, demographic, nutritional status (WAZ, WHZ, HAZ ) with ARI (p-value> 0.05). The most influential factors on the incidence of respiratory infection in children aged 6-59 months in East Nusa Tenggara is giving vitamin A, so that parents who have children expected to regularly bring their children to the health service to get a capsule of vitamin A, in February and August.Keywords: Capsule of vitamin A, ARI, Child AbstrakInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan pada balita. Gejala ISPA sangat banyak ditemukan pada kelompok masyarakat. ISPA menjadi perhatian untuk balita baik dinegara berkembang maupun dinegara maju. Balita akan sangat rentan terinfeksi penyebab ISPA karena sistem tubuh yang masih rendah, itulah yang menyebabkan angka prevalensi dan gejala ISPA sangat tinggi bagi balita. Menurut Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA dengan period prevalence ISPA sebesar 25,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada anak umur 6-59 bulan di Nusa Tenggara Timur berdasarkan data sekunder Riskesdas 2007. Dari hasil penelitian didapat bahwa Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian kapsul vitamin A dengan kejadian ISPA (p-value <0,05) sedangkan antara status ekonomi, pendidikan ibu, demografi, status gizi (BB/U, BB/TB, TB/U) dengan kejadian ISPA tidak terdapat hubungan yang bermakna (p-value > 0,05). Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian ISPA pada anak umur 6-59 bulan di Nusa Tenggara Timur adalah pemberian vitamin A sehingga dari hasil ini diharapkan kepada para orang tua, khususnya yang memiliki balita agar rutin membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan kapsul vitamin A, pada bulan Februari dan Agustus.Kata Kunci : Kapsul vitamin A, ISPA, anak
MELATONIN MENURUNKAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI MINYAK JELANTAH SELAMA 28 HARI Novianti, Anugrah; Dharmana, Edi; Suci, Nyoman
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 8, No 2 (2016): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v8i2.1612

Abstract

AbstractBackground: Obesity is a risk factor metabolic syndrome and nonalcoholic fatty liver disease. One of the mechanisms that trigger the disease is the increased oxidative stress in obesity people. Melatonin is a powerful antioxidant that can increase the synthesis of endogenous antioxidants in the body, suppress the inflammatory response,inhibit the formation of steatosis and reducing body weight.Objective: To analyze the effect of melatonin supplementation in reducing body weight in male Wistar rats were fed by waste cooking oil.Methods: True experimental study using post-test only control group design. This study was done on 18 male wistar rats were divided into 3 groups: the positive control group (P0) was administrated waste cooking oil, the treated group 1 (P1) was administrated waste cooking oil and 5mg/kgBW melatonin, and the treated group 2 (P2) was administrated waste cooking oil and 10mg/kgBW melatonin for 28 days. Data analysis using One Way ANOVA test and followed by Tukey test to determine the most effective dose of melatonin.Results: There was significant difference in body weight between P2 group and P0 group (p=0,019) with the mean body weight difference was 19,167g lower than P0 group.Conclusion: Melatonin dose of 10mg/kgBW losesbody weight male Wistar rats were fed by waste cooking oil for 28 days. Keywords: Melatonin, on-alcoholic fatty liver, waste cooking oil AbstrakLatar belakang: Obesitas merupakan faktor risiko timbulnya sindrom metabolik dan penyakit perlemakan hati non alkohol. Salah satu mekanisme yang memicu timbulnya penyakit tersebut adalah peningkatan stres oksidatif pada obesitas. Melatonin merupakan antioksidan kuat yang dapat meningkatkan sintesis antioksidan endogen dalam tubuh, menekan respon inflamasi, menghambat pembentukan steatosis dan menurunkan berat badan. Tujuan: Menganalisis pemberian suplemen melatonin dalam menurunkan berat badan pada tikus Wistar jantan yang diberi minyak jelantah.Metode penelitian: True experimental dengan menggunakanpost-test only control group design. Penelitian ini menggunakan 18 ekor tikus, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol positif (P0) diberi minyak jelantah, kelompok perlakuan 1 (P1) diberi minyak jelantah dan melatonin dosis 5mg/kgBB, kelompok Perlakuan 2 (P2) diberi minyak jelantah dan melatonin dosis 10mg/kgBB selama 28 hari. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk mengetahui dosis perlakuan mana yang lebih baik.Hasil penelitian: Ada perbedaan bermakna rerata berat badan antara kelompok P2 dan P0 (p=0,019) dengan selisih rerata berat badan kelompok P2 sebesar 19,167 lebih rendah dari kelompok P0. Simpulan: Melatonin dosis 10mg/kgBB menurunkan berat badan tikus wistar jantan yang diberi minyak jelantah selama 28 hari. Kata kunci: Perlemakan hati non alkohol, minyak jelantah
UBI JALAR UNGU MEMPERBAIKI KADAR SUPEROXIDE DISMUTASE DAN JUMLAH FOAM CELL TIKUS YANG DIPAPAR ASAP ROKOK Ariestiningsih, Ayuningtyas Dian; Nihlawati, Anita; Handayani, Feti Noor
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 10, No 01 (2018): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v10i01.2231

Abstract

Cigarette smoke is a source of free radicals contains carcinogenic chemical substances.The purple sweet potatoes contains anthocyanins which has potential antioxidant activities to neutralize free radicals. This research aim was to know the effect of purple sweet potatoes extract on the levels of lung’s superoxide dismutase (SOD) and number of foam cells in aorta of wistar rat which were exposed to cigarette smoke. This research was an experimental study with complete random design and post test only control group design. The twenty five wistar divided into five groups: control group (P0); group was only exposed to cigarette smoke (P1); groups were exposed to cigarette smoke and purple sweet potatoes extract in dose of 0,065 (P2), 0,13 (P3), and 0,26 (P4) g/day for 90 days. Data was analyzed by One Way Anova and Post Hoc Tukey HSD test. The result of this study indicate that the levels of lung’s SOD were 25,26 ± 2,35; 13,11 ± 3,85; 19,24 ± 3,95; 9,20 ± 6,23; 24,53 ± 5,75 unit/mg, while the average number of foam cells in aorta were 19,68 ± 7,74; 40,40 ± 10,67; 27,16 ± 4,28; 25,92 ± 5,24; 16,80 ± 4,22 for P1, P2, P3, P4, and P5 respectively. There was different SOD levels in lung and foam cells in aorta significantly between control and treatment groups (p < 0,05). It was concluded that the purple sweet potatoes extract can increase SOD levels in lung and decrease foam cell in aorta of wistar rat which were exposed to cigarette smoke. Keywords: purple sweet potatoes, SOD, foam cell, cigarette smoke

Page 1 of 15 | Total Record : 149