cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 126 Documents
Batas Angka Lekosit Antara Appendisitis Akut dan Appendisitis Perforasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang selama Januari 2009 - Juli 2011 -, Marisa; Junaedi, Haryadi Ibnu; Setiawan, Muhammad Riza
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Appendisitis akut adalah penyebab paling umum dari akut abdomen dan berisiko menjadi appendisitis perforasi dengan insidensi sekitar 20-30%, sehingga diagnosis yang tepat sangat diperlukan untuk menentukan terapi yang sesuai. Hitung lekosit bermanfaat dalam diagnosa appendisitis karena merupakan petanda sensitif pada proses inflamasi. Namun, belum diketahui batas yang jelas dari angka lekosit sebagai gambaran perbedaan antara appendisitis akut dan appendisitis perforasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batas angka lekosit antara appendisitis akut dan appendisitis perforasi (pada dewasa dan anak).Metode : Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan desain cross sectional untuk mencari cuf off point lekosit dengan sensitivitas,spesifisitas, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif yang terbaik. Penelitian ini menggunakan data rekam medis 155 pasien appendisitis RSUD Tugurejo periode Januari 2009 – Juli 2011. Selain itu, dilakukan analisa deskriptif dan uji bivariat dengan Independent Ttest atau Mann Whitney test pada beberapa variabel tertentu. Batas kemaknaan adalah p < 0,05 dengan interval kepercayaan 95%.Hasil : Batas angka lekosit antara appendisitis akut dan appendisitis perforasi di RSUD Tugurejo berada pada cut off point 15050/mm3dengan sensitivitas 90%; spesifisitas 89,4%; nilai prediksi positif 87,5%; dan nilai prediksi negatif 91,6%. Cut off point 132 pasien dewasa14765/mm3 dengan sensitivitas 89,7%; spesifisitas 89,2%; nilai prediksi positif 86,7%; dan nilai prediksi negatif 91,7%. Cut off point 23pasien anak 15300/mm3 dengan sensitivitas 91,7%; spesifisitas 90,9%; nilai prediksi positif 91,7%; dan nilai prediksi negatif 90,9%. HasilIndependent T-test menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata angka lekosit antara appendisitis perforasi dengan appendisitis akutdengan nilai p=0,000.Simpulan : Angka lekosit pada nilai tertentu dapat digunakan sebagai diagnosis penunjang penting untuk membedakan apendisitis akut danappendisitis perforasi baik pada dewasa maupun anak sehingga memudahkan dalam menentukan terapi.Kata kunci : Angka lekosit , appendisitis akut, appendisitis perforasi, uji diagnostik.
Hubungan antara Kualitas Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis Paru dengan Basil Tahan Asam Positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang Fahreza, Erwin Ulinnuha; Waluyo, Hestu; Novitasari, Andra
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat didunia bahkan pada tahun 2003 WHO mencanangkan TB sebagai global emergency.Indonesia berada di urutan ke-3 setelah Cina dan India sebagai penyumbang penderita TB di dunia dengan angka kematian akibat TB yang tinggi, Asia termasuk episenterepidemi TB di dunia.Tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung pembuluh darah. WHO dalam anual report on global TB control 2003 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high burden countries terhadap TB termasuk Indonesia.Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko sumber penularan penyakit TBC. Sumber penularan penyakit ini erat kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan yang meliputi penyediaan air bersih dan pengolahan limbah.Tujuan : Mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan kejadian TB paru BKPM Semarang.Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitan observasional analitik dengan jenis penelitian case control, yaitu jenis penelitian dengan cara membandingkan kelompok kasus dengan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya (retrospektif) untuk menganalisis hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB paru BTA positif (+). Subjek penelitian adalah penderita TB Paru yang tercatat dalam buku register bulan juli sampai bulan desember tahun 2010. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner.Hasil : hasil penelitian didapatkan kejadian BTA positif yang memiliki rumah tidak sehat sebanyak 87,5% sedangkan yang memiliki rumahsehat sebanyak 12,5%. Dari hasil analisis bivariat ada hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB Paru BTA positif (p=0,000).Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB Paru BTA positif.Kata kunci : kualitas fisik rumah, dan TB paru
Hubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Lilyani, Devy Isella; Sudiat, Muhammad; Basuki, Rochman
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dankolagen. Kejadian mioma uteri di Indonesia sebesar 2,39%-11,70% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Faktor-faktor risikoseperti umur, paritas, umur menarche dan status haid dapat menyebabkan terjadinya mioma uteri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan kejadian mioma uteri di RSUD Tugurejo Semarang.Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitic dengan pendekatan retrospective. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober hingga Desember 2011. Berdasarkan perhitungan, besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 68 orang yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisis yang digunakan adalah uji statistik Chi Square/ Fisher’s Exact Test.Hasil: Terdapat hubungan bermakna antara umur dengan kejadian mioma uteri (p = 0,007), tidak terdapat hubungan bermakna antara paritasdengan kejadian mioma uteri (p = 0,186), terdapat hubungan bermakna antara umur menarche dengan kejadian mioma uteri (p = 0,007) danterdapat hubungan bermakna antara status haid dengan kejadian mioma uteri (p = 0,004).Kesimpulan: Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor risiko seperti umur ≥40 tahun, umur menarche normal (≥10 tahun) danjuga wanita yang masih haid merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya mioma uteri.Kata kunci: Mioma Uteri, Faktor Risiko
Hubungan Fase Pengobatan dan Status Gizi Tuberkulosis Anak Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal Periode Januari 2011 – September 2011 Prayitami, Septia Putri; Dewiyanti, Lilia; Rohmani, Afiana
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular dan bersifat sistemik yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang mayoritas (>95%) menyerang paru. Pengobatan tuberkulosis terdiri dari dua fase yaitu fase awal selama 2 bulan dan fase lanjutan selama 6-12 bulan.Salah satu faktor yang mempengaruhi tuberkulosis yaitu status gizi. Anak balita merupakan kelompok paling rawan terhadap terjadinya kekurangan gizi. Anak yang sering terkena infeksi dan gizi kurang akan mengalami gangguan tumbuh kembang yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas di masa depan.Tujuan : Mengetahui adakah hubungan fase pengobatan dengan status gizi tuberkulosis anak di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal periode Januari 2011-September 2011.Metode : Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional pada 117 anak penderita tuberkulosis yang menjalani rawat jalan diRumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal. Subyek dipilih dengan menggunakan tekhnik random sampling. Data didapatkan darirekam medis yang dianalisis menggunakan uji Chi Square. Status gizi dinilai berdasarkan baku rujukan WHO-NHCS dalam versi skor simpang baku (z score).Hasil : Sebagian besar anak berada pada fase lanjutan sebesar 54,7% dan mayoritas anak memiliki status gizi nomal sebesar 61,5%. Darihasil menunjukkan ada hubungan antara fase pengobatan dengan status gizi tuberkulosis anak. Uji statistic Chi Square didapatkan hasil p value < 0,05.Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara fase pengobatan dengan status gizi tuberkulosis anak.Kata kunci : Fase pengobatan, status gizi
Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Sikap terhadap Pemberian ASI Eksklusif Widiyanto, Subur; Aviyanti, Dian; A, Merry Tyas
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : ASI adalah makanan alamiah yang terbaik bagi bayi karena ASI merupakan makanan penuh dengan zat gizi yangdibutuhkan bagi bayi.Tujuan :Untuk mengetahui hubungan antarapendidikan danpengetahuan ibu dengan sikap pemberian ASI Eksklusif .Metode :Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu - ibuyang mempunyai bayi usia 0 – 6 bulan berjumlah 30 orang. Besar sampel 30 ibu menyusui pada bulan Maret 2012, diperoleh dengan cara sampling jenuh.Data yang diperoleh di analisa univariat yaitu frekuensi data independen dan dependen serta analisa bivariat dengan uji rankspearman.Hasil : Didapatkan pengetahuan responden yang baik 7 responden (23,3%), cukup 19 responden (63,3%),kurang 4 responden (13,3%).Pendidikan responden SD 23,3%, SMP33,3%,SMA 36,7%, D33,3%, S1 3,3%. Sikap responden yang kurang mendukung 16 responden(53,3%), mendukung14 responden (46,7%).Hasil uji statistik pendidikan dengan sikap didapatkan p-value 0,000 maka dapat disimpulkanbahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan sikap. Nilai korelasi spearman 0,691 menunjukkan bahwa korelasi positifdengan kekuatan korelasi yang kuat. Uji statistik pengetahuan dengan sikap didapatkan p-value 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa adahubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap. Nilai korelasi spearman 0,836 menunjukan bahwa korelasi positif dengankekuatan korelasi yang sangat kuat.Kesimpulan : Dari hasil tersebut, maka ada hubungan bermakna antara pendidikan dan pengetahuan ibu dengan sikap pemberian ASIEksklusif.Kata kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, ASI eksklusif
Perbedaan Kadar Hemoglobin Pada pengguna IUD Jenis COOPER-T dan NOVA-T Dinarti, Rani; Prihadi, Siti Moetmainnah; Anggraheny, Hema Dewi
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : IUD merupakan pilihan utama dalam pemakaian kontrasepsi jangka panjang yang disarankan. Cooper-T dan Nova-Tmerupakan jenis IUD yang banyak dipakai oleh wanita usia subur 20-35 tahun dan memiliki komplikasi perdarahan terutama Cooper-T.Perdarahan tersebut dapat menyebabkan menurunnya kadar hemoglobin.Tujuan : Mengetahui perbedaan kadar hemoglobin pada pengguna IUD jenis Cooper-T dan Nova-T.Metode : Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey analitik berupa rancangan komparatif dengan pendekatan crossectional.Populasi penelitian adalah peserta KB IUD di wilayah kerja Puskesmas Karangayu sebanyak 38 orang. Teknik sampling menggunakan totalsampling dengan rincian 20 pengguna Cooper-T dan 18 pengguna Nova-T. Variable bebas adalah pengguna IUD jenis Cooper-T dan Nova-T. Variable terikat adalah kadar hemoglobin. Analisis bivariat menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata kadar hemoglobin pada pengguna IUD jenis Cooper-T adalah 10,3550 g/dl.Sedangkan pada pengguna IUD jenis Nova-T rata-rata kadar hemoglobin adalah 11,8778 g/dl. Berdasarkan uji Mann-Whitney diperoleh pvalue = 0,000 sehingga didapatkan perbedaan yang bermakna antara kadar hemoglobin pengguna Cooper-T dan Nova-T.Kesimpulan : Kadar hemoglobin Cooper-T lebih rendah dibandingkan dengan kadar hemoglobin Nova-T. Hal ini sesuai dengan teori yangmenyatakan bahwa penggunaan Cooper-T dapat menyebabkan banyak perdarahan disebabkan karena bentuk dan ukuran Cooper-T lebihbesar serta besarnya volume kumparan tembaga sehingga perlukaan yang terjadi lebih dalam dan perdarahan lebih banyak dibandingkandengan Nova-T.Kata kunci : Cooper-T, Nova-T, Kadar hemoglobin
Hubungan Pola Pemberian ASI dan Karakteristik Ibu dengan Tumbuh Kembang Bayi 0-6 Bulan di Desa Bajomulyo, Juwana Megawati, Retno Ayu; Notoatmojo, Harsoyo; Rohmani, Afiana
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Masa tumbuh kembang bayi 0-6 bulan membutuhkan asupan gizi yang diperoleh melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI)eksklusif. Gangguan tumbuh kembang pada awal kehidupan bayi diantaranya disebabkan karena ibu tidak memberi ASI eksklusif kepadabayinya. Jumlah penderita gizi kurang di Desa Bajomulyo sebesar (24%) dengan jumlah 12 balita dari 50 balita. Hal ini tentunya erat kaitannya dengan rendahnya cakupan ASI eksklusif.Metode: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pola pemberian ASI dan karakteristik ibu dengantumbuh kembang bayi0-6 bulan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan sampel sebanyak 42 orang ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulandan masih menyusui. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dengan panduan kuesioner dan observasi. Analisis datamenggunakan uji Chi-Square.Hasil: Pola pemberian ASI dan karakteristik ibu berhubungan dengan pertumbuhan bayi yaitu pemberian kolostrum (p=0,000), frekuensipemberian ASI (p=0,000), durasi pemberian ASI (p=0,000), waktu antara pemberian ASI (p=0,000), usia ibu (p=0,003), pendidikan ibu (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,000),jumlah anak ibu (p=0,001). Pola pemberian ASI dan karakteristik ibu juga berhubungan dengan perkembangan bayi yaitu pemberian kolostrum (p=0,002), frekuensi pemberian ASI (p=0,002), durasi pemberian ASI (p=0,000), waktu antara pemberian ASI (p=0,000), usia ibu (p=0,002), pendidikan ibu (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,002), jumlah anak ibu (p=0,001).Kesimpulan: Ada hubungan bermakna antara pola pemberian ASI dan karakteristik ibu dengan tumbuh kembang bayi 0-6 bulan di DesaBajomulyo Kecamatan Juwana.Kata kunci : Pola pemberian ASI, karakteristik ibu, tumbuh kembang bayi
Perbedaan Kejadian Stres Antara Remaja Putra dan Putri dengan Obesitas di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten Fitri, Dyah Kurnia; Rihadini, -; Rakhmawatie, Maya Dian
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Obesitas adalah penyakit multifaktorial yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapatmengganggu kesehatan. Obesitas merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas dapat mengurangi hargadiri dan menyebabkan masalah emosional. Hal ini terutama terjadi pada perempuan. Anak perempuan obesitas lebih rentan terhadapgangguan psikologis seperti stres. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kejadian stres antara remaja putra denganremaja putri obesitas di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten.Metode: Jenis penelitian ini merupakan survei analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional.Instrumen penelitian yang digunakanadalah lembar persetujuan responden, skala Body Mass Index (BMI), kuesioner pengalaman kehidupan (life event), kuesioner perilaku tipe“A” dan kuesioner stres. Populasi dalam penelitian sebanyak 960 orang. Sampel dalam penelitian berjumlah 75 orang. Hasil penelitiantersebut dianalisis menggunakan pengolahan data statistik dengan uji chi-square.Hasil: Didapatkan p-value sebesar 0,001 yang berarti p<0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan kejadian stres antara remaja putradengan remaja putri obesitas di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten.Kesimpulan: Kejadian stres pada remaja putra obesitas lebih rendah dibandingkan dengan remaja putri obesitas di SMA Negeri 1 Wonosari,Klaten.Kata kunci: Obesitas, Kejadian Stres, Remaja.
Risiko Gangguan Pernapasan Pada Bayi Dengan Riwayat Kelahiran Prematur Ratnaningrum, Kanti; Santosa, Erwin
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Kelahiran bayi prematur masih menjadi salah satu kasus yang sangat tinggi di Indonesia. Insidensi prematur BBLR (BeratBadan Lahir Rendah) di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) tahun 1990 adalah 14%. Prematur menyebabkanketidakmatangan organ sedangkan ketidakmatangan paru dapat menimbulkan gangguan pernapasan. Oleh karena itu penulis inginmengetahui apakah prematuritas dapat mengakibatkan gangguan pernapasan.Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan antara kelahiran prematur dengan risiko terjadinya gangguan pernapasan dan membandingkaninsidensi gangguan pernapasan antara bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) dan prematur kecil masa kehamilan (KMK).Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode crossectional menggunakan data sekunder rekam medis.Hasil penelitian: Dari 86 sampel penelitian, 80 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, diperoleh hasil 44 sampel (55%) mengalamigangguan napas dan 36 sampel (45%) tidak mengalami gangguan napas. Dari hasil analisis Chi Square Test, p = 0,442. Ini menunjukkantidak ada peningkatan gangguan pernapasan yang bermakna secara statistik (p>0,05) pada bayi dengan riwayat kelahiran prematur. 80sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu KMK dan SMK. Dari 14 sampel KMK diperoleh hasil 64,3% mengalami gangguannapas dan 35,7% tidak mengalami gangguan napas. 66 sampel SMK diperoleh hasil 53% mengalami gangguan napas dan 47% tidakgangguan napas. dari perhitungan OR yang diperoleh hasil bahwa insidensi gangguan napas pada KMK meningkat 1,594x (nilai OR standarsebesar 2) dibanding SMK. Ini menunjukkan tidak terdapat peningkatan insidensi ganggauan napas yang bermakna antara bayi prematurKMK dibanding bayi prematur SMK.Kesimpulan: pada kasus serial di RSUD Wates ditemukan bahwa tidak ada peningkatan risiko gangguan pernapasan pada bayi denganriwayat kelahiran prematur dan tidak ada perbedaan insidensi gangguan pernapasan yang bermakna antara bayi prematur SMK dan KMK.Kata kunci: prematur, gangguan napas, SMK, KMK
Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan -, Romadhoni; Yazid, Noor; Aviyanti, Dian
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan : Setiap satu jam perempuan Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks. Penyebabnya adalah ketidak mengertian tentang penyakit sebanyak 47%. Di SMA NASIMA Semarang 8 dari 10 siswi tidak dapat menjawab pertanyaan tentang kanker serviks dengan benar, sehingga pendidikan kesehatan penting dilakukan. Hal ini dilakukan untuk meningkatan pengetahuan tentang kanker serviks.Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks.Metode : Jenis penelitian yang digunakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan “one group pretest-postest”. Populasi penelitianseluruh siswi kelas X dan XI di SMA NASIMA Semarang berjumlah 76 siswi. Sampel diambil secara proporsional random sampling dengan jumlah 43 siswi. Variabel bebas adalah penyuluhan tentang pencegahan kanker serviks Variabel terikat adalah pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks. Analisis bivariat menggunakan paired T test.Hasil : Sebelum penyuluhan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan baik (0,0%). Sesudah penyuluhan mayoritas respondenmemiliki pengetahuan baik sebanyak 36 siswi (83,7%). Hasil paired T test diperoleh nilai p-value 0,000 kurang dari 0,05. Dengan demikian ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhanKesimpulan : Ada perbedaan yang bermakna pada pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan di SMA NASIMASemarang.Kata kunci : Penyuluhan, pengetahuan, kanker serviks

Page 1 of 13 | Total Record : 126