cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Mediator
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 294 Documents
Landasan I1miah Komunikasi: Sebuah Pengantar Hamijoyo, Santoso S.
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

llmu komunikasi merupakan ilmu terapan. Artinya ia menerapkan asas-osas ilmiah teori, generalisasi, dan penemuan ilmiah dari empat ilmu sosial dasar yang telah melandasinya. Tidak bisa dibayangkan seorang ilmuwan atau pakar komunikasi yang bergerak pada dataran praktis sekalipun,jika ia tidak memahami atau menguasai prinsip-prinsip ilmu sosial dasar, karena yang menjadi inti perhatian sehari-hari adalah perilaku manusia dan perubahan sosial. 1idak berarti bahwa sebagai ilmu terapan ia lantas menjadi pasif. ia justru harus aktif berkreasi. berinovasi, dan berimajinasi, melalui penelitian, pengembangan, dan penyebaran dalam situasi riil. Dalam hal ini ia akan dibimbing oleh masalah-masalah implementasi praktis maupun masalah-masalah konsepsional teoritik.
Kebenaran Sebagai Prasyarat Etis Pers Sobur, Alex
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kredo seorang insan pers (wartawan) adalah mengabdi kepada kebenaran dan kepada publik. Maka itu, seorang wartawan memerlukan iklim kebebasan untuk bisa bekerja secara professional, memenuhi tugasnya menyampaikan informasi yang benar dan berharga. Dalam hubungan ini, paham pers mengenai kebebasan, mengandung pelbagai unsur substansial: kebebasan untuk mencari dan mengungkapkan kebenaran, namun sekaligus juga tanggung jawab tentang kadar kebenaran yang berhasil ditemukan oleh pers, serta tanggung jawab mengenai apakah implikasi dan konsekwensi dari kebebasan berita tersebut, apalagi diterbitkan secara umum dan terbuka.
Mengapa Wacana Teks Jurnalistik Itu Unik: Sebuah Esai Santana, Septiawan
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi media massa membawa kompleksitas hubungan komunikasi manusia. Setiap manusia menjadi memakai wacana pesan yang berbeda dari sifat personal dan kelompok. Ruang sosial peristiwa-berita berkembang selaras dengan kebutuhan masyarakat dalam membuat pola interaksi sosialnya melalui media massa. Media massa, dalam perkembangannya, kemudian menginstitusikan wacana teks yang unik. Karakterisik pesan jurnalistik, sebagai bagian dari komunikasi massa, menjadi memiliki keunikan dalam sampaian dan muatannya.
Komunikasi Bisnis Antarbudaya dalam Era Globalisasi Syam, Nina Winangsih
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implikasi dari perdagangan bebas (Baca:persaingan global) adalah bahwa Indonesia tidak lagi sekadar “jago kandang”. Bebas dan terbukanya pasa,r berarti timbal balik. Pasar Indonesia terbuka, namun terbuka bagi pasar negara lain. Dibukanya pasar negara lain tanpa macam-macam hambatan, yang diskriminatif maupun nontarif, itulah yang dapat dan mesti kita manfaatkan. Hal ini berarti bahwa ekonomi Indonesia harus menghasilkan produk barang dan jasa yang mampu bersaing karena mutu, harga, dan pelayanan. Di samping itu, tentu saja memiliki kemampuan memasarkannya secara global.Lewat survey yang dilakukan Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (MITI) Jepang, disimpulkan bahwa sebagian kegagalan hubungan bisnis antara pebisnis asing dengan orang Jepang, disebabkan tidak dipahaminya karakteristik kepribadian dan budaya komunikasi bisnis masyarakat Jepang. Dari kenyataan di atas, maka jelas pemahaman dan penerapan pengetahuan komunikasi bisnis antarbudaya dalam interaksi bisnis internasional menjadi begitu diperlukan. Persaingan dagang global bukan semata-mata persaingan mutu produk dan jasa, melainkan juga persaingan taktik dan pemasaran. Kesanggupan kita untuk bersaing dalam gelanggang perdagangan bebas dunia, mesyaratkan kepekaan dan pemahaman terhadap perbedaan budaya bisnis yang ada. Tiap budaya harus diperlakukan sebagaimana adanya, bukan sebagaimana dimaui. Di sinilah pentingnya peranan komunikasi bisnis antarbudaya, karena komunikasi antarbudaya mengajarkan dan menganggap setiap budaya sebagai entitas yang sederajat dan harus dipahami secara empatik.
Salam MediaTor, Dewan Redaksi
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mediator ialah sebuah alat. Mengikuti dalil teknologi, Mediator menjadi sarana pengungkit posisi kami, para dosen di Fikom Unisba, untuk menaiki jenjang keilmuan. Dalam perspektif tertentu, sebuah alat juga merupakan bantuan. Bagi kami, Mediator membantu kami untukmengurus jenjang karir pengajaran. Seperti telah digariskan peraturan, kami memerlukan media yang dapat dicatat oleh kelembagaan pendidikan di Indonesia, bahwa kami telah berbuat bagi pengembangan wacana pemikiran. Melalui Mediator, kami mencoba menyampaikan berbagai hal yang telah menjadi perhatian, concern, bahkan ambisi untuk menjelaskan masalah yang dianggp harus dijelaskan. Tentu saja, dalam konteks ini, terkait dengan keilmuan komunikasi – yang, di dalam Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba, terbagi ke dalam tiga bidang kajian: Ilmu Hubungan Masyarakat, Ilmu Jurnalistik, dan Manajemen Komunikasi. Pada ketiga bidang kajian tersebut, para dosen mendapatkan pemenuhan kebutuhannya, untuk melanjutkan bahan pemikirannya ke dalam wacana teks. Tapi, seperti telah diminta oleh Dekan kami di dalam sambutannya, Mediator bukan hanya tertuju kepada para dosen Fikom Unisba. Mediator juga mengharapkan sumbangan tulisan dari berbagai pihak yang terkait, atau punya perhatian terhadap keilmuan komunikasi.Dari para kontributor di luar fakultas, kami ingin menimba ilmu yang tentu akan berlainan perspektif, persepsi, malah mungkin konvensi, di dalam ilmu komunikasi. Ketiga bidang kajian Fikom Unisba hendak tidak menjadi pembatas. Akan tetapi, justru menjadi pemicu untuk meluangkan wacana komunikasi ke dalam literatur-literatur yang berbeda. Sebagai sebuah “Salam” pembuka, pengantar ini tak hendak menyatakan bahwa ini adalah hasil karya final. Pengantar yang baik, tentu saja, harus menyediakan diri bagi sumbangsaran para pembaca. Sesuai pepatah “tak ada gading yang tak retak”, pengantar ini justru hendak mengajak para pembaca ikut serta dalam diskusi yang kami hantarkan di tiap terbitan kami.Terima kasih.Redaksi
Memahami Komunikasi Antarbudaya Khotimah, Ema
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap hari, setiap dari kita berkomunikasi. Tetapi, tidak dengan sendirinya setiap orang akanterampil melakukan komunikasi yang efektifdengan orang lain. Terlebih, bila orang yang terlibat dalam komunikast itu berbeda budaya. Sejarah telah membuktikan, dari masa Ice masa, kesalahpahaman memahami pesan, perilaku .atau peristiwa komunikasi; telah menyebabkan suasana yang tidak diharapkan, mulai dari penilaian yang merendahkan terhadap orang lain, cemoohan; cercaan, isolasi, sampai kepada tindakan-tindakan kekerasan. Bahkan, beberapa peperangan antarbangsa; antamegara, dan antarsuku, diakibatkan perbedaan dan kekeliruan dalam mempersepsi pesan, perilaku, dan peristiwa komunikasi. Oleh karena itu, kajian komunikasi antarbudaya sangat relevan dengan berbagaipersoalan kekinian, di mana setiap orang, disengaja atau tidak; suka atau tidak; akan semakin intensifterlibat dalam kontak sosial dengan orang-orangyang berbeda budaya.
The Role ofMedia Education in Developing Childrens Critical Thinking Toward TV Programs Venus, Antar
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh televisi terhadap anak masih menjadi isu hangat yang diperdebatkan hingga saat ini. Sebagian pakar komunikasi berpendapat bahwa televisi memiliki pengaruh negatif yang bersifat langsung terhadap pembentukkan kepribadian anak. ahli lainnya meyakini bahwa pengaruh tersebut bersifat tidak langsung dan cenderung positif. Sementara, pakar komunikasi lainnya lagi berdiri di tengah-tengah kedua kubu ekstrem tersebut. Namun apapun bentuk pengaruh yang ditimbulkan televisi terhadap anak, sebagian besar pakar komunikasi sependapat bahwa sebaiknya anak di bekali kemampuan berpikir kritis ketika menonton televisi. Salah satu cara terbaik untuk menumbuhkan daya berpikir kritis tersebut adalah dengan melibatkan anak pada propgram edukasi media. Tulisan ini bermaksud menganalisis benarkah program edukasi media tersebut mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak ketika menonton televisi. Hasil-hasil studi tentang program edukasi media di beberapa negara yang dipaparkan di sini memberikan kesimpulan yang berbeda. Hal ini mengindikasikan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut.
Revitalisasi ilmu Komunikasi Melalui Riset Astuti, Santi Indra
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paradigma klasik mendominasi penelitian ilmiah komunikasi di Indonesia. Model-model komunikasi yang linier dari Schramm, Laswell, juga Shannon dan Weaver, masih dipertahankan untuk mengkaji efek-efek komunikasi. Dalamrisetsosial, terdapat banyak perspektif untuk menjelaskan objek penelitian berupa realitas sosial, yang salah satunya adalah peristiwa komunikasi. Yang pertama adalah emprisisme. Pendekatan kedua yang perlu diperkenalkan lebih meluas lagi adalah realisme. Perspektifketiga adalah subjektivisme. Idealisme adalah perspektif sosial lain yang belum begitu populer di kalangan periset komunikasi. Posmodernisme adalah istilah, sekaligus perspektif penelitian, yang sangat populer saatt ini. Pendekatan feminisme, dalam riset,juga bisa diterapkan sebagai panduan etis yang diharapkan bisa mencegah terulangnya fenomena "the age-oldfallacy of woman". Multiparadigma, sama halnya dengan multi-opinion dalam demokrasi, akan melahirkan dialektika yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu yang bersangkutan. Tulisan ini mencoba memperkenalkan sejumlah alternatif di luar maupun di dalam paradigm klasik yang mendominasi studi ilmu komunikasi di Indonesia selama ini. Tidak semuanya merupakan pendekatan baru dalam riset-riset sosial, namun di Indonesia, alternatif ini iperkirakan merupakan sesuatu yang menyegarkan karena belum banyak disentuh oleh para peneliti kajian komunikasi.
Pengaruh Komunikasi Informatif tentang Seks dan Seksualitas terhadap Pengetahuan Remaja Yulianita, Neni
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This is an experimental study on the effects of the oral and written informative communication on sex and sexuality. The experiment was conducted at SMA in Bandung, the first class students being the experiment subjects. From the population (340 students), 78 students were picked up at random. The subjects were divided at random into three groups: the "oral" group (the listening group), the "written" group (the reading group), and the control group. Tests were given to the first group and the second group before and after the treatment, while test I and test II were given to the control group. The experiment aimed to test the following hypothesis: (1) There is a significant difference between the oral group and written group in their average knowledge on sex and sexuality; (2) There is a Significant difference between the male group and the female group exposed to both oral informative communication and written informative communication in their average knowledge on sex and sexuality; (3) There is a significant difference between the malegroup and the female group exposed to the oral informative communication, and between the male group and the female group exposed to the written informative communication in their average knowledge on sex and sexuality; (4) There is a significant difference between the male group exposed to the oral informative communication and the male group exposed to the written informative communication, and between the female group exposed to the oral informative communication and the female group exposed to the written informative communication in their average knowledge on sex and sexuality. Having been analyzed by the t and t tests, it was found that the second hypothesis was not accepted, while the others were accepted. It was also found that: (1) The oral informative communication was more effective than the written informative communication. (2) The oral informative communication was more effective on the male group, and the written informative communication was more effective on the female group.
Konstelasi Kemampuan "Listening" dalam Komunikasi Tatap Muka Suherman, Maman
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tatanan komunikasi dalam konteks tulisan ini lebih pada tatanan komunikasi tatap muka. Komunikasi pada hakikatnya adalah proses pengoperan lambang berarti dari seseorang kepada orang lain. Proses ini akan efektif manakala pelakunya berhasil mempersamakan makna tadi. Komunikator perlu membuat strategi yang jitu. Di pihak lain, komunikan harus siap mendengarkan apa yang akan disampaikan komunikator. Listening (mendengarkan), sebagai keahlian komunikasi, merupakan bagian integral dari komunikan yang dapat ikut menentukan efektivitas komunikasi. Apapun yang disampaikan komunikator, dengan menggunakan media apapun, dalam suasana bagaimanapun, sulit akan mencapai efektivitas, jika komunikan tidak mendukung proses komunikasi tersebut.

Page 1 of 30 | Total Record : 294