cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Intuisi
ISSN : 25412965     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah is the scientific publication media to accommodate ideas and innovation research results of psychology academicians and other experts who are interested in the field of Psychology. Vision intuition is to encourage the development of science-based psychology, indigenous psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2021): November 2021" : 10 Documents clear
Peran Relasi Sosial sebagai Mediator antara Dukungan Sosial dengan Konflik Pekerjaan-Keluarga Soeharto, Triana; Kuncoro, Mohammad; Prahara, Sowanya Ardi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.27599

Abstract

Peran perempuan di ranah publik semakin meluas dan kompleks. Permasalahan ini akan lebih dirasakan pada perempuan yang telah menikah dan memiliki anak, perempuan masih saja dituntut untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan rumah meskipun bekerja. Hal ini dikarenakan dukungan yang diberikan suami dan keluarga di rumah masih sedikit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dukungan sosial (suami dan keluarga) dengan konflik pekerjaan-keluarga melalui relasi social equality matching dan communal sharing dengan pendekatan psikologi indigenos. Lokasi penelitian dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Total subjek sebanyak 296 yang diambil dengan teknik sampling nonprobability sampling, kriteria subjek adalah istri yang bekerja secara profesional, memiliki anak berusia maksimal 12 tahun yang tinggal bersama suami, dan merepresentasikan diri sebagai etnis Jawa. Survei korelasional digunakan sebagai metode penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Skala Konflik Pekerjaan-Keluarga, Skala Dukungan Suami, Skala Dukungan Keluarga, Skala Relasi Sosial Communal Sharing, dan Skala Relasi Sosial Equality Matching. Analisis data penelitian yang digunakan adalah uji model pengukuran sekaligus terhadap 5 konstruk menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil uji model, ditemukan model dukungan sosial dalam relasi sosial keluarga Jawa pada ibu bekerja yang mengalami konflik pekerjaan-keluarga teruji secara empiris (diperoleh nilai kai-kuadrat 2,569, p0.05; nilai GFI sebesar 0,997 , GFI ≥0,90; nilai AGFI sebesar 0,974, AGFI ≥0,90, dan RMSEA sebesar 0,031, RMSEA0,08). Dalam penelitian ini, dukungan sosial (suami dan keluarga) memiliki pengaruh terhadap konflik pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja, namun pengaruhnya bersifat tidak langsung melalui relasi social equality matching dan communal sharing.The role of women in the public sphere increasingly widespread and complex. This problem will be more felt in women who are married and have children, women are still required to do and complete homework even though they are working. This is because support provided by the husband and family at home is still minimal. The purpose of this study was to determine social support (husband and family) with work-family conflict through communal sharing relations and equality matching with indigenous psychological approach. The location of the research in the Special Region of Yogyakarta, 296 subjects taken by nonprobability sampling technique , wives who work professionally, have children up to 12 years old who live with their husbands and represent themselves as ethnic Javanese. The correlational survey was used as a research method. The measuring tools used include the Work-Family Conflict Scale, Husband's Support Scale, Family Support Scale, Communal Sharing Social Relations Scale and Equality Matching Social Relations Scale. Analysis of research data used path analysis. Based on the results of the model test, it was found that social support model in Javanese family social relations in working mothers who experienced work-family conflict was empirically tested. (the chi-square value was 2.569, p0.05; GFI value of 0.997 , GFI 0.90; AGFI value is 0.974, AGFI 0.90, and RMSEA is 0.031, RMSEA 0.08). In this study, social support (husband support and family support) influences work-family conflict in working mothers, but the effect is indirect through social relations of communal sharing and equality matching.
Kontribusi Guru pada Pendidikan Seksualitas Anak Usia Dini Maulia, Desi; Rakhmawati, Dini; Dewanto, Febrian Murti
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.31846

Abstract

Intervensi terhadap kasus kekerasan seksual pada anak telah menjadi perhatian utama berbagai pihak. Penelitian ini bertujuan mengkaji kaitan pemahaman guru TK dengan sikap terhadap pendidikan seksualitas, keterlibatan guru dalam pelatihan seksualitas, dan masa waktu guru bekerja. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui survei online dengan tes pengetahuan dan kuesioner. Populasi penelitian adalah guru TK di Kota Semarang. Sampel penelitian melibatkan 136 guru TK di Kota Semarang dengan teknik pengumpulan sampel acak. Data dianalisis dengan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada korelasi pemahaman guru mengenai pendidikan seksual pada anak usia dini terhadap sikap yang dimiliki guru pada pelaksanaan pendidikan seksual anak usia dini (Chi Square = 27,227; p value = 0,00), (2) ada korelasi keterlibatan guru TK dalam pelatihan terhadap pemahaman guru mengenai pendidikan seksual pada anak usia dini (Chi Square = 9,583; p value = 0,002), dan (3) ada korelasi masa kerja guru terhadap pemahaman guru mengenai pendidikan seksual pada anak usia dini (Chi Square = 13,575; p value = 0,000)Interventions in cases of sexual violence against children have become the primary concern of various parties. This study examines the relationship between the understanding of kindergarten teachers with attitudes towards sexuality education, teacher involvement in sexuality training, and the length of time the teacher works. The research uses a quantitative approach. Data was collected through online surveys with knowledge tests and questionnaires. The research population is kindergarten teachers in the city of Semarang. The research sample involved 136 kindergarten teachers in the city of Semarang with a random sample collection technique. Data were analyzed by bivariate analysis. The results showed (1) there was an effect of teachers’ understanding of sexual education in early childhood on the attitudes of teachers in the implementation of early childhood sexual education (Chi-Square = 27,227; p-value = 0.00), (2) there was an influence of teacher involvement Kindergarten in training on teachers’ understanding of sexual education in early childhood (Chi-Square = 9.583; p-value = 0.002), and (3) there is an effect of tenure [NS1] of teachers on teachers’ understanding of sexual education in early childhood (Chi-Square = 13,575; p-value = 0.000).
Emosi Dibalik Kepuasan Penumpang: Studi Survei Pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Shadiqi, Muhammad Abdan; Rachmah, Dwi Nur; Anward, Hemy Heryati; Rahayu, Devy Sry; Putri, Nabila Wulandari Ananda; Hermawan, Dody
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.33083

Abstract

Pada daerah perkotaan, transportasi publik memegang peran penting pada mobilitas efektif masyarakat. Sebagai salah satu bentuk transportasi publik modern, Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula di Kalimantan Selatan beroperasi sejak tahun 2019. Adanya BRT ini membutuhkan evaluasi pada kepuasan penumpang untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor emosional yang berhubungan dengan kepuasan menggunakan transportasi publik. Kami juga menguji peranan faktor demografi dan kualitas layanan pada kepuasan. Melalui pendekatan penelitian kuantitatif, kami melakukan survei korelasional. Kami mengumpulkan 151 orang pengguna BRT Banjarbakula menggunakan purposive sampling. Analisis dilakukan menggunakan regresi hierarki, pada step 1 menguji faktor demografi, step 2 menguji faktor kualitas layanan, dan step 3 menguji faktor emosi. Hasil analisis regresi hierarki menunjukkan bahwa pada step 1 tidak ada faktor demografi (jenis kelamin, usia, daerah tempat tinggal, dan penghasilan keluarga per-bulan) yang berhubungan dengan kepuasan penggunaan BRT. Pada step 2, kami menemukan bahwa hanya faktor kenyamanan yang signifikan berperan pada kepuasan penumpang. Hasil analisis pada step 3 menegaskan hasil step 2, yakni afeksi positif berperan positif sementara afeksi negatif berperan negatif pada kepuasan penumpang. Hasil temuan ini menjelaskan bahwa faktor emosional pada penumpang transportasi publik perlu diperhatikan untuk meningkat penilaian kepuasan penggunaan transportasi publik.In urban areas, public transportation plays an important role in the effective mobility of people. As a kind of modern public transportations, the Bus Rapid Transit (BRT) of 'Banjarbakula' in South Kalimantan has been operating since 2019. The existence of this BRT requires an evaluation of passenger satisfaction to enhance the quality of service. This study aims to explain the emotional factors associated with satisfaction using public transportation. We also examine the role of demographic and service quality factors on satisfaction. Through a quantitative research approach, we conducted a correlational survey. We collected 151 Banjarbakula BRT users through purposive sampling. We use hierarchical regression in step 1 to examine the demographic, step 2-the service quality, and step 3-the emotional factors. The results of the hierarchical regression analysis showed that in step 1, demographic factors (gender, age, area of residence, and monthly family income) did not associate with satisfaction with using BRT. In step 2, we found that only the comfortable has a significant effect on passenger satisfaction. The analysis results in step 3 confirm the results of step 2. The positive affect has a positive association while the negative affect has a negative association with passenger satisfaction. These findings explain that the emotional factors of public transportation passengers need to be considered to increase the satisfaction level of using public transportation.
Pendidikan Seksual: Standar Operasional Prosedur “Ganti Baju” Rakhmawati, Ellya; Hadjam, Noor Rochman; Khilmiyah, Akif
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.31571

Abstract

Kekerasan seksual anak sebagai tindakan kekerasan yang mengancam anak-anak, termasuk anak usia dini. Oleh karena itu, pendidikan seksual merupakan salah satu upaya yang tepat sebagai prevensi untuk terjadinya kekerasan seksual pada anak usia dini. Salah satu PAUD di Kota Semarang mengajarkan materi ganti baju yang tepat untuk muridnya, kemudian dikembangkan menjadi sebuah standar operasional prosedur (SOP). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai penerapan SOP “Ganti Baju” di PAUD kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian didapatkan melalui observasi dan wawancara kepada guru PAUD dan dokumentasi melalui foto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SOP “Ganti Baju” meliputi berbagai macam konten, seperti urutan memakai baju yang tepat, tempat untuk anak berganti baju, cara meletakkan baju ketika berpakaian, dan kewajiban untuk siswi memakai legging sebagai dalaman bawahan seragam. Penerapan SOP “Ganti Baju” juga memperhatikan usia anak dan tahap perkembangannya.Child sexual abuse (CSA) is a threaten act to children, including early age childhood. Therefore, sexual education can be the right way to prevent sexual abuse to early age childhood. A preschool in Semarang teaches “Dressing rules” to their students and develop into Standard Operating Procedure (SOP). This study aims to explore further regarding “Dressing rules” SOP in the kindergarten. This study used a qualitative descriptive method with phenomenology approach. The result of the study was obtained through observation, teacher interview, and photos documentation. The result showed that “Dressing rules” SOP includes many contents, such as sequences of wearing clothes properly, room to dress, how to put clothes while dressing, and female students’ responsibility to wear legging under skirts. Implementing “Dressing rules” SOP should be. adjusted to children’s age and their developmental stages.
Properti Psikometrik Intelligenz Struktur Test Subtes Kemampuan Numerik (Rechenaufgaben dan Zahlen Reihen) Tarigan, Medianta; Fadillah, Fadillah
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.31839

Abstract

Intelligenz Struktur Test (IST) merupakan salah satu alat ukur intelegensi yang banyak digunakan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengkaji ulang fungsi IST dalam menghasilkan pengukuran inteligensi yang berkualitas. Penelitian yang menguji properti psikometrik subtes IST dalam mengukur kemampuan numerik, yaitu subtes Rechenaufgaben (RA) dan Zahlen Reihen (ZR) ini mengikutsertakan 3.662 partisipan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode analisis aitem dengan Teori Respon Butir 3PL, validasi convergent- discriminant, dan uji reliabilitas dengan split-half. Hasil analisis aitem menunjukkan bahwa aitem-aitem pada subtes RA dan ZR termasuk kategori baik. Hasil validasi convergent-discriminant menunjukkan subtes RA berkorelasi positif dengan subtes ZR. Adapun uji reliabilitas menunjukkan bahwa error yang terjadi pada subtes RA dan ZR cenderung kecil, yaitu 21.1% dan 32.5% berturut-turut untuk subtes RA dan ZR. Hal ini berarti bahwa aitem-aitem pada subtes RA dan ZR mampu memberikan stimulasi kepada partisipan tes untuk mengukur kemampuan numeriknya. Akan tetapi, perlu dilakukan revisi terhadap 17.5% aitem soal yang dianggap memiliki bias pengukuran.Intelligenz Structure Test (IST) is one of the most widely used intelligence test in Indonesia. This study aims to review its function quality as intelligence test. This study included 3.662 participants as research samples and tested two numerical IST subtest; the Rechenaufgaben (RA) and Zahlen Reihen (ZR) subtests. This research uses the item analysis method with 3PL Item Response Theory, convergent-discriminatory validation, and split-half reliability test. The results of the item analysis showed that the items in the RA and ZR subtests were in a good category. The results of the convergent-discriminatory validation showed that the RA subtest was positively correlated with the ZR subtest. The reliability test shows that the errors occur in the RA and ZR subtests tend to be small, 21.1% for the RA and 32.5% for ZR subtests. This means that the items in the RA and ZR subtests can provide stimulation to the test participants to measure their numerical ability. However, it is necessary to revise the 17.5% item items that are considered to have a measurement bias.
Peran Human Capital dalam Peningkatan Resiliensi pada Masyarakat Miskin Widyastuti, Endang; Mukti, Patria
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.30332

Abstract

Kesejahteraan dalam hidup merupakan kondisi yang diinginkan individu. Salah satu indikator ketercapaian pembangunan sumber daya manusia adalah menurunnya tingkat kemiskinan di seluruh Indonesia. Kemiskinan memiliki multi dimensi dengan berbagai faktor yang mempengaruhi kemunculannya. Pemberdayaan masyarakat miskin sebagai upaya pengentasan kemiskinan membutuhkan penanganan multi-dimensional, salah satunya adalah menggunakan pendekatan psikologis. Kapasitas psikologis tersebut antara lain adalah kemampuan resiliensi dan optimalisasi human capital. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman awal peran human capital dalam meningkatkan resiliensi masyarakat miskin. Metode penelitianiyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data penelitian menggunakan open-ended questioner. Peningkatan kredibilitas data penelitian diupayakan melalui perpanjangan keikutsertaan, mengadakan pengamatan secara teliti, cermat, serta pengecekan teman sejawat. Penelitian ini melibatkan 20 subjek/partisipan. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan kriteria: masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, memiliki sumber penghasilan informal, dan mendapatkan akses bantuan ekonomi dari pemerintah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Tahapan penelitian yang digunakan meliputi analisis kancah penelitian, kajian pustaka, pengumpulan data kemudian dianalisis dengan cara mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan, pengkategorian, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adversity quotient, optimisme, self-efficacy, locus of control dan dukungan sosial, serta usia, tingkat pendidikan, dan ekonomi berperan dalam membentuk resiliensi masyarakat pra-sejahtera. Welfare in life is a condition that is desired by the individual. One indicator of the achievement of human resource development is the decline in poverty levels throughout Indonesia. Poverty has multi dimensions with various factors that influence its emergence. Empowerment of the poor as an effort to reduce poverty requires multi- dimensional treatment, one of which is using a psychological approach. Psychological capacity includes resilience and optimization of human capital. The purpose of this study was to gain an initial understanding of the role of human capital in increasing the resilience of the poor. The research method used in this study is a qualitative research method with a case study approach. The research data collection used an open-ended questionnaire. Collecting research data using an open-ended questionnaire. Increasing the credibility of research data is sought through extension of participation, conducting careful observations and checking with colleagues. This study involved 20 subjects/participants. The selection of research subjects was based on the following criteria: people who are below the poverty line, have informal sources of income, and have access to economic assistance from the government. Analysis of the data used is descriptive analysis. Stages of research include analysis of the research scene, literature review, data collection to be analyzed by describing data that has been collected, categorizing, and drawing conclusions. The results showed that adversity quotient, optimism, self- efficacy, locus of control and social support, as well as age, level of education and economy played a role in shaping the resilience of underprivileged communities.
Self Compassion dan Subjective Well-Being pada Calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) Prastiwi, Shyam Bella; Mahanani, Fatma Kusuma
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.25756

Abstract

Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) dalam praktiknya tidak semudah yang dibayangkan. Banyaknya kesulitan yang dihadapi TKW tidak sejalan dengan tujuan mereka bekerja untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya. Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup adalah konsep dari subjective well-being. Salah satu upaya yang dapat meningkatkan subjective well-being adalah dengan mengasihi diri sendiri yang biasa disebut dengan self compassion. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self compassion dengan subjective well-being pada calon TKW di Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Sampel yang digunakan berjumlah 75 orang dengan menggunakan teknik sampling Convenien Sampling. Data penelitian diambil menggunakan tiga skala, yaitu skala modifikasi Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang terdiri dari 5 aitem, skala adaptasi Scale of Positive Negative Experience (SPANE) terdiri dari 12 aitem, dan modifikasi skala Self Compassion Scale (SCS) terdiri dari 26 aitem. Koefisien reliabilitas skala SWLS sebesar 0,637, koefisien relialibitas skala SPANE positif sebesar 0,733 dan SPANE negatif sebesar 0,682 serta koefisien reliabilitas skala SCS sebesar 0,846. Metode analisis yang digunakan yaitu correlation product moment spearman’s rho dengan menggunakan software statistik. Hasil olah data menunjukan terdapat hubungan antara self compassion dengan subjective well-being dengan r hitung sebesar 0,380 taraf signifikansi 0,001 (p0,05). Artinya, terdapat hubungan positif antara self compassion dengan subjective well-being pada calon TKW di Semarang. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa self compassion mempengaruhi subjective well-being sebesar 14% dan sisanya sebanyak 86% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Becoming a Female Worker (TKW) in practice is not as easy. The many difficulties faced by TKW are not in accordance with their goals. Happiness and well-being are concepts of subjective well-being. One of the efforts that can increase subjective well-being is to love oneself, which is commonly known as self-compassion. This study aims to determine the relationship between self-compassion and subjective well-being in prospective migrant workers in Semarang. This research is a correlational quantitative research. The sample used is 75 people using the Convenien Sampling sampling technique. Research data were taken using three scales, namely the modified Satisfaction With Life Scale (SWLS) which consisted of 5 items, the adaptation scale of the Scale of Positive Negative Experience (SPANE) consisted of 12 items, and the modified Self Compassion Scale (SCS) consisted of 26 item. The SWLS scale reliability coefficient is 0.637, the positive SPANE scale reliability coefficient is 0.733 and the negative SPANE scale is 0.682 and the SCS scale reliability coefficient is 0.846. The analytical method used is Spearman's Rho product moment correlation using statistical software. The results of data processing showed that there was a relationship between self-compassion and subjective well-being with an r-count of 0.380 with a significance level of 0.001 (p0.05). There is a positive relationship between self- compassion and subjective well-being in prospective TKW in Semarang. Based on this, it can be concluded that self-compassion affects subjective well-being by 14% and the remaining 86% is influenced by other variables not disclosed in this study.
Pengembangan Modul Keterampilan Identifikasi dan Intervensi Permasalahan Siswa pada Guru Sekolah Dasar Hidayah, Nurul; Dewi, Ismira
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.31717

Abstract

Keterampilan guru Sekolah Dasar (SD) dalam mengidentifikasi dan memberikan intervensi dasar terhadap permasalahan psikologis anak sangat penting terhadap peningkatan kualitas akademik dan non akademik siswa, mengingat tidak ada layanan khusus bimbingan dan konseling pada jenjang SD. Tujuan penelitian ini untuk menyusun dan menguji validitas isi Modul Keterampilan Identifikasi dan Penanganan Masalah Siswa. Validasi modul dilakukan melalui tahap expert judgement (uji ahli). Pada tahap uji ahli dipilih tiga orang ahli dengan kriteria psikolog yang berpengalaman praktik dan melakukan pelatihan di sekolah. Kesimpulan hasil validasi modul menunjukkan bahwa secara keseluruhan Modul Keterampilan Identifikasi dan Intervensi Permasalahan Siswa pada guru SD memenuhi kriteria validitas isi yang dikategorikan sangat layak dan dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan berikutnya berupa uji validitas fungsional.The basic identification and intervention skills on children's psychological problems for elementary school teachers are very important to improve the academic and non-academic quality of students, considering the absence of special guidance and counseling services at the elementary level. This study aims to compile and test the content validity of The Students’ Problem Identification and Handling Skills Module. Module validation is carried out through the expert judgment stage. In the expert judgment stage, three experts were selected with the criteria of a psychologist who has experience in practicing and conducting training in schools. The conclusion of the module validation results showed that overall the Module for Identification and Intervention Skills of Student Problems in elementary school teachers has met the content validity criteria which were categorized as very feasible and can proceed to the next development stage of research, in the form of functional validity test. 
Apakah Relational Mobility Memprediksi Perubahan Nilai Kerja ? Study Nilai Kerja pada Masyarakat Urban vs. Rural Nuzulia, Siti; Fikri, Rijalul; Tresnaningtyas, Dian Rindang; Pamardisiwi, Tiara Awanisa; Zian, Toriqul
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.33601

Abstract

Banyak studi mengatakan bahwa orang-orang dengan relational mobility tinggi memiliki kesempatan untuk membentuk hubungan baru dan mengakhiri hubungan lama dengan mudah. Namun, penelitian yang mengeksplorasi perubahan values ditinjau dari mobilitas individu belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran relational mobility terhadap perubahan work values. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan menguji 240 partisipan penelitian dengan mengontrol variabel usia dan area tinggal (urban versus rural). Analisis regresi linier dilakukan dua tahap untuk menguji peran relational mobility terhadap work values. Hasil penelitian menunjukkan, relational mobility secara positif memprediksi perubahan work values (terutama nilai achievement, balance, independence, influence, integrity, power, respect, and status) dengan ataupun tanpa mengontrol area tinggal dan usia. Sementara itu, area tinggal dan usia mempengaruhi peran relational mobility terhadap work values, kecuali pada value integrity dan power.Many research investigated that individuals high in mobility have opportunities to form new connections and terminate old ones. However, research that explore values changing in terms of individual’s mobility has not been instigated. This research aimed to investigate the role of relational mobility in changing works values. This study used a cross sectional design to examine 240 participants by controlling age and living area (i.e., urban versus rural). Two steps linear regression was used to examine the role of relational mobility on work values. The result indicated that relational mobility positively predicted a change in most  work values (i.e., achievement, balance, independence, influence, integrity, power, respect, and status) with or without controlling living area and age. Meanwhile, living area and age influence the role of relational mobility in work values but not in integrity and power. 
Dimensi Pembentukan Identitas dan Intimasi pada Emerging Adult yang Menjalin Relasi Romantis Sutanto, Monica Andriani; Muttaqin, Darmawan
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i2.29294

Abstract

Keberhasilan individu emerging adult menjalin intimasi dengan pasangannya tidak dapat dilepaskan dari proses pembentukan identitas yang terjadi pada periode perkembangan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dimensi identitas yang terdiri dari komitmen, eksplorasi mendalam, dan peninjauan kembali dengan intimasi pada emerging adult yang menjalin hubungan romantis. Partisipan penelitian adalah 165 emerging adult yang sedang menjalin hubungan romantis di Kota Surabaya. Pengambilan data dilakukan dengan metode accidental sampling dan partisipan mengisi inform consent penelitian sebelum mengisi kuesioner penelitian yang tersedia dalam bentuk kertas dan online. Alat ukur Stenberg Triangle Scale dan Utrecht- Management of Identity Commitments Scale digunakan untuk mengukur intimasi dan tiga dimensi identitas. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson dan analisis regresi. Hasil analisis menemukan bahwa hanya dimensi komitmen identitas yang berhubungan positif dengan intimasi (r = 0,230, p 0,001) sedangkan dimensi eksplorasi mendalam dan peninjauan kembali komitmen tidak berhubungan dengan intimasi. Temuan ini mengindikasikan bahwa keberhasilan pembentukan identitas dapat menjadi fondasi dasar bagi individu untuk menjalin hubungan romantis.The success of emerging adult in establishing intimacy with their partner cannot be separated from the identity development process that occurred during the previous development period. This study aims to examine the relationship between the dimensions of identity that consist commitment, in-depth exploration, and reconsideration of commitment to intimacy in emerging adults who are in on-going romantic relationships. The participants were 165 emerging adults who are in a romantic relationship in Surabaya. Data were collected using the accidental sampling method and participants filled out the research information consent before filling out the research questionnaire which available in paper and online form. Stenberg Triangle Scale and Utrecht- Management of Identity Commitments Scale are used to measure intimacy and three dimensions of identity. The hypothesis was tested using the Pearson correlation analysis and regression analysis. The results found that only the commitment dimension was positively related to intimacy (r = 0,230, p 0,001) while in depth exploration and reconsideration of commitment variable was not associated with intimacy. These findings suggest that the fact that identity development can provide a basic foundation for individuals to enter into romantic relationships.

Page 1 of 1 | Total Record : 10