cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
ISSN : 02160439     EISSN : 25409689     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 716 Documents
KAJIAN KAWASAN HUTAN TEBANGAN DARI PERSPEKTIF PENGELOLAAN HUTAN LESTARI DI PT. HUTAN SANGGAM LABANAN LESTARI, KALIMANTAN TIMUR Riyanto, Heru Dwi; Prakosa, R. Dody; Sukresno, Sukresno
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.851 KB)

Abstract

ABSTRAK Hutan alam Indonesia yang dikenal memiliki keanekaragaman jenis, baik sebagai penghasil komoditas hasil hutan kayu maupun komoditas hasil hutan bukan kayu, dengan adanya kegiatan pemanenan hutan, keranekaragaman jenis-jenis tersebut secara langsung maupun tidak, akan terpengaruh. Pengaruh kegiatan pemanenan hutan tersebut adalah berkurangnya atau bahkan sampai hilangnya jenis-jenis penyusun hutan tersebut serta menurunnya produktivitas hutan alam tersebut. Dalam rangka pengelolaan kawasan hutan bekas tebangan sangat diperlukan adanya informasi, guna mendukung upaya monitoring dan evaluasi agar dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi para pengambil keputusan. Beberapa informasi penting tersebut adalah spesies diversitas, indek similaritas, tegakan tinggal, dan struktur tegakan dari kawasan hutan bekas tebangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kawasan hutan bekas tebangan dalam kaitannya dengan beberapa indikator monitoring kesehatan hutan dalam upaya pengelolaan hutan lestari. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei, dengan mengamati dan melakukan pengukuran kondisi lapangan sebagaimana adanya, tanpa memberikan perlakuan-perlakuan tertentu. Parameter yang diamati dan diukur adalah jenis pohon   dan diameter pohon, dengan aspek pengamatan adalah spesies diversitas, indek similaritas, tegakan tinggal, dan struktur tegakan. Hasil pengamatan menunjukkan spesies diversitas di kawasan hutan bekas tebangan masih tinggi, indek similaritas51%, dan tegakan tinggal rata-rata tertinggal lebih kurang 30% dengan jenis komersial Dipterocarpaceae tertinggal 22%,  komersial non  Dipterocarpaceae 30%, dan  non  komersial 43%.  Hasil  penelitian    juga menunjukkan bahwa tegakan tinggal di kawasan hutan bekas tebangan yang didasarkan  kelas diameter 10 cm ≥ D < 20 cm tertinggal 19%, kelas diameter 20 cm ≥  D < 40 cm tertinggal 38%, dan kelas diameter 40cm ke atas tertinggal 40%. Sedangkan untuk struktur tegakan dari hutan perawan menjadi kawasan hutan bekas tebangan telah terjadi perubahan struktur.
STRUKTUR DAN SEBARAN TEGAKAN DIPTEROCARPACEAE DI SUMBER BENIH MERAPIT, KALIMANTAN TENGAH Atmoko, Tri; Arifin, Zainal; Priyono, Priyono
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.531 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian struktur dan sebaran pohon Dipterocarpaceae telah dilakukan di Sumber Benih Merapit, Kalimantan Tengah.  Penelitian dilakukan dengan membuat tujuh petak ukur tidak permanen berukuran 100 x 100 m yang ditempatkan secara purposive sampling.  Pohon Dipterocarpaceae berdiameter batang > 10 cm dicatat jenisnya dan diukur diameter, tinggi serta koordinat x dan y. Hasil penelitian diketahui sebanyak 31 pohon Dipterocarpaceae yang termasuk dalam empat marga.  Terdapat tiga strata pohon pada tegakan sumber benih Merapit, yaitu strata A (tinggi > 30 m), B  (tinggi 20-30 m) dan C (tinggi 4-20 m), dimana 44,88% pohon menempati strata A. Jenis Shorea parvifolia Dyer. ditemukan paling dominan dan menyebar pada semua petak pengamatan, selain itu 15 pohon di antaranya memenuhi syarat sebagai pohon induk.
PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN TNMB DAN TNAP YANG TERGANGGU SATWALIAR TERHADAP KONSERVASI BANTENG (Bos javanicus d’Alton 1823) Garsetiasih, R.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2993.796 KB)

Abstract

Populasi banteng (Bos javanicus d’Alton 1823) di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan Taman Nasio- nal Alas Purwo (TNAP) semakin terancam dengan meningkatnya konflik akibat gangguan banteng pada lahan pertanian dan perkebunan. Pengelola taman nasional perlu memahami situasi dan kondisi sosial masya- rakat setempat, khususnya yang berkonflik dengan banteng. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang karakteristik sosial, ekonomi serta persepsi masyarakat sekitar kawasan TNAP dan TNMB terhadap manfaat taman nasional dan konservasi banteng. Penelitian dilakukan bulan Desember 2010 sampai Desem- ber 2011 menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui wawancara dengan masyarakat desa sekitar kawasan dan tokoh masyarakat. Wawancara menggunakan panduan secara terstruktur dan mendalam (indepth interview). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden masuk katagori umur produktif dan tingkat pendidikannya rendah. Gangguan banteng tertinggi di Desa Kalipait (TNAP) dengan persentase 31,91%, Desa Curah Nongko dan Andongrejo (TNMB)  masing-masing 16,22% dan 29,73%. Kondisi ekonomi masyarakat petani sekitar TNAP tergolong lebih baik dibanding petani sekitar TNMB dengan pendapatan rata-rata per bulan berkisar Rp 885.500,- sampai Rp 1.445.000,-. Pendapatan petani sekitar TNMB berkisar Rp 332.500,- sampai Rp 614.000,- termasuk katagori miskin. Petani umumnya memiliki persepsi positif terhadap taman nasional, sebaliknya persepsi terhadap banteng cenderung negatif karena statusnya dilin- dungi, sehingga tidak dapat dimanfaatkan dan keberadaannya menyebabkan kerusakan tanaman pertanian dan perkebunan masyarakat. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan banteng
KUALITAS PERAIRAN DAN KANDUNGAN MERKURI (Hg) DALAM IKAN PADA TAMBAK EMPANG PARIT DI BAGIAN KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN CIASEM-PAMANUKAN, KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN PURWAKARTA, KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT Gunawan, Hendra; Anwar, Chairil
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.516 KB)

Abstract

 ABSTRAK Untuk menekan laju degradasi hutan mangrove, Perum Perhutani telah menerapkan program silvofishery dengan pola empang parit.   Dalam perjalanan waktu, program ini tidak berjalan sebagaimana diharapkan yang ditandai semakin mengecilnya proporsi hutan mangrove dan semakin meluasnya tambak. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena menghilangkan fungsi ekologis hutan mangrove dan dapat mengancam produktivitas perikanan secara umum.   Salah satu dampak negatif yang dikhawatirkan akibat hilangnya mangrove dari tambak empang parit adalah meningkatnya pencemaran perairan dan terkontaminasinya ikan yang dibudidayakan.   Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kualitas ekologis tambak empang parit yang meliputi : (1) kualitas perairan tambak, (2) kandungan merkuri (Hg) pada biota perairan, dan (3) kandungan merkuri (Hg) pada vegetasi mangrove.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas perairan tambak di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem-Pamanukan telah menurun yang antara lain ditandai oleh kandungan timbal (Pb) dan deterjen (MBAS) yang telah melebihi ambang batas yang diperbolehkan untuk budidaya perikanan. Dari delapan jenis ikan dan satu jenis udang di tambak bermangrove (empang parit) dan enam jenis ikan dan satu jenis udang tambak tanpa mangrove, semuanya terkontaminasi merkuri (Hg).  Secara umum konsentrasi kontaminan merkuri (Hg) pada ikan dan udang di tambak tanpa mangrove lebih tinggi daripada tambak bermangrove.  Walaupun rata-rata masih di bawah ambang batas yang dibolehkan, namun karena merkuri (Hg) merupakan logam berat yang berbahaya dan non biodegradeble, maka tidak boleh diabaikan karena dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit berbahaya.  Kandungan merkuri (Hg) dalam akar, batang, daun, dan buah Rhizophora mucronata Lam.  dan  Avicennia  officinalis  Linn.  tidak  terdeteksi  atau  kurang  dari  0,008  ppb.    Hal  ini  mungkin disebabkan oleh sifat fisiologis jenis pohon tersebut atau karena umurnya yang masih muda (2, 4, dan 8 tahun). 
ANALISIS HUBUNGAN CURAH HUJAN DAN DEBIT SUB SUB DAS NGATABARU, SULAWESI TENGAH Handayani, Wuri; Indrajaya, Yonky Indrajaya
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.481 KB)

Abstract

ABSTRAKHutan mempunyai peran yang penting dalam proses hidrologi karena kemampuannya sebagai pengatur tata air. Hutan dapat menyerap dan menyimpan air pada musim penghujan dan melepaskannya pada musim kemarau. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui proses hidrologi dalam DAS dengan  berbagai tipe penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan curah hujan dan debit (limpasan dan debit sedimen) di sub sub DAS Ngatabaru, Sulawesi Tengah dengan vegetasi hutan sebagai penutup lahan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan dapat menyerap banyak air hujan pada musim hujan dan melepaskannya secara  perlahan pada musim kemarau. Koefisien rejim sungai (rasio debit maksimum dan minimum) dalam penelitian ini adalah 2,5, menunjukkan bahwa air mengalir sepanjang tahun. Namun demikian, koefisien aliran (rasio debit dan hujan) sebesar 0,15, menunjukkan bahwa sebagian besar hujan hilang karena tingginya evapotranspirasi hutan. Pada kejadian hujan yang sangat tinggi, kecenderungan debit sedimen lebih dipengaruhi oleh curah hujan daripada debit sungai.
MODEL DINAMIKA STRUKTUR TEGAKAN UNTUK PENDUGAAN HASIL DI PT. INTRACAWOOD MANUFACTURING, KALIMANTAN TIMUR Wahjono, Djoko; Imanuddin, Rinaldi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.374 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model dinamika struktur tegakan yang dapat digunakan dalam memproyeksi pendugaan hasil di hutan alam bekas tebangan, sehingga diharapkan dapat membantu perencanaan produksi terutama dalam pengaturan hasil. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengukuran ulang petak-petak ukur permanen (PUP) yang terdapat di kawasan konsesi HPH PT. Intracawood Manufacturing (Unit Sesayap), Kalimantan Timur. PUP tersebut sudah diukur ulang sebanyak tujuh kali pengukuran dalam waktu 10 tahun. Tegakan yang dijadikan obyek penelitian menggambarkan sebaran pohon berdasarkan kelas diameter dan kelompok jenis, meliputi komersial, non komersial, dan semua jenis. Dalam penelitian ini, dicoba untuk mendapatkan model dinamika struktur tegakan dengan memodifikasi persamaan eksponensial hubungan N dan D dengan menambahkan parameter jumlah pohon pada pengukuran awal, jumlah pohon tahun sebelumnya serta waktu. Model dinamika struktur tegakan yang dihasilkan, antara lain :- Komersial: Ndit = (0,34305+Ndit-1 ) e(0,01225 Ln Ndit-1 - 0 ,00261 N0di / t - 0,00101 Di)- Non-Komersial: Ndit = (0,16391+Ndit-1 ) e(0,02388 Ln Ndit-1 - 0 ,01177 N0di / t - 0,00204 Di)- Semua Jenis: Ndit = (0,41258+Ndit-1 ) e(0,01205 Ln Ndit-1 - 0 ,00209 N0di / t - 0,00110 Di)dimana, Ndit adalah jumlah pohon pada kelas diameter i pada waktu t; Ndit-1 adalah jumlah pohon pada kelasdiameter i pada waktu t-1; Di adalah kelas diameter ke i; N0 di adalah jumlah pohon pada kelas diameter ipada awal pengukuran; t adalah tahun pengukuran. Model dinamika struktur tegakan tersebut mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dengan nilai koefisien determinasi (R2) lebih dari 0,998 untuk masing-masingmodel. Hasil proyeksi volume tegakan menunjukkan rata-rata riap volume tegakan pada diameter 50 cm ke atas adalah 2,080 m3/ha/tahun untuk jenis komersial; 0,308 m3/ha/tahun untuk jenis non-komersial; dan 2,372 m3/ha/tahun untuk semua jenis.
EFEKTIVITAS BENTUK INOKULUM CENDAWAN Scleroderma citrinum Persoon DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SEMAI Pinus merkusii Jungh Sugiarti, Sugiarti; Darwo, Darwo; Panjaitan, Dimpu J.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.703 KB)

Abstract

 ABSTRAK Kegiatan merehabilitasi lahan kritis perlu memperhatikan karakteristik lahan dengan pemilihan jenis yang adaptif dan dapat bersimbiosis dengan mikroorganisme tanah, seperti mikoriza. Penggunaan mikoriza telah menyumbangkan manfaat  yang  banyak  dalam  meningkatkan  mutu  dan  pertumbuhan  semai.  Penelitian bertujuan   untuk   mengetahui   efektifitas   inokulum  cendawan   Scleroderma   citrinum   Persoon   dalam menginfeksi akar semai Pinus merkusii Jungh. Et de Vriese, pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan kualitas semai. Rancangannya menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (serbuk, suspensi, kapsul dan kontrol).  Hasilnya menunjukkan semai Pinus merkusii Jungh. Et de Vriese yang telah diinokulasi dalam bentuk inokulum serbuk spora dapat meningkatkan pertambahan tinggi, diameter dan berat kering total berturut-turut adalah 210 %, 173 %, dan 196 % terhadap kontrol. Inokulum suspensi telah meningkatkan pertambahan tinggi, diameter, dan berat kering total semai berturut-turut adalah 178 %, 141 %, dan 170 % terhadap kontrol. Dan inokulum kapsul telah meningkatkan pertambahan tinggi, diameter dan berat kering total semai berturut-turut adalah 157 %, 131 %, dan 168 % terhadap kontrol. Nilai rasio akar pucuk semai untuk semua perlakuan berkualitas baik. Nilai indeks kualitas semai yang bermikoriza termasuk kualitas baik.  Inokulum serbuk  spora  termasuk klasifikasi persentase pembentukan mikoriza  yang  sangat  baik, suspensi spora termasuk baik dan kapsul spora termasuk sedang. Penggunaan bentuk inokulum suspensi spora lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan inokulum serbuk spora dan kapsul spora. 
BUDIDAYA LEBAH MADU Apis mellifera L. OLEH MASYARAKAT PEDESAAN KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Widiarti, Asmanah; Kuntadi, Kuntadi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.158 KB)

Abstract

ABSTRAKBudidaya lebah madu Apis mellifera di Indonesia telah dipraktekkan terutama di Jawa sejak tahun 1970-an, namun dari segi produktivitas tergolong rendah, baik secara kuantitas maupun kualitas. Untuk mengidentifikasi  permasalahan  budidaya  lebah  A.  mellifera  dari  perspektif  peternak  telah  dilakukan penelitian di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Metode yang digunakan yaitu wawancara dengan responden yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling dari desa-desa di Kecamatan Gembong. Hasil penelitian menunjukkan ada enam permasalahan pokok dalam budidaya lebah madu A. mellifera. Penurunan sumber pakan dan kekurangan dana, menurut pendapat responden, adalah masalah utama yang dihadapi  para  peternak,  masing-masing  dikemukakan  oleh  78,13%  dan  59,38%  responden,  kemudian berturut-turut diikuti oleh permasalahan yang terkait dengan kurangnya penyuluhan manfaat perlebahan (50%) dan pembinaan teknis (37,50%), penurunan kualitas ratu (25%), dan hama (18,75%). Untuk mengatasi permasalahan   tersebut,   ada   tujuh   butir   solusi   yang   diajukan   peternak   kepada   pemerintah   yakni pengembangan tanaman pakan lebah di kawasan hutan (87,50% responden), pemberian subsidi gula (50% responden), subsidi peralatan (37,50% responden), standardisasi harga madu (31,25% responden), pengaturan angon (25% responden), aturan penebangan (18,75% responden), dan subsidi bibit (18,75% responden). Ketujuh butir solusi tersebut pada dasarnya hanya berkaitan dengan persoalan tanaman pakan dan pembiayaan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa berkurangnya ketersediaan tanaman pakan dan masalahan pembiayaan merupakan persoalan utama yang menghambat perkembangan budidaya A. mellifera di Kabupaten Pati khususnya, dan di Indonesia pada umumnya.
PENGARUH JENIS MEDIA DAN PUPUK NITROGEN, POSFOR, DAN KALIUM (NPK) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT POHON PENGHASIL GAHARU JENIS KARAS Sumarna, Yana
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.69 KB)

Abstract

ABSTRAK Gaharu tergolong salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki nilai komersial tinggi. Produksi gaharu dapat diperoleh dengan cara memungut dari pohon yang telah mati secara alami. Akibat semakin sulitnya mendapatkan pohon yang mati tersebut serta permintaan pasar dengan harga jual yang semakin tinggi, kini masyarakat mencari gaharu dengan cara menebang pohon dan mencacah batang untuk mencari bagian kayu yang telah bergaharu. Tingginya pemungutan gaharu dengan cara menebang pohon hidup di berbagai  wilayah,  mengakibatkan populasi  pohon  penghasil  gaharu  terancam punah.  Salah  satu  upaya konservasi untuk menjaga kelestarian produksi gaharu pada masa mendatang adalah melalui pembudidayaan di berbagai wilayah sentra produksi serta pada lahan-lahan yang memenuhi kesesuaian tempat tumbuh. Tersedianya bahan tanaman berkualitas merupakan faktor dasar yang menentukan keberhasilan budidaya. Penelitian pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan dengan metode rancangan split plot dengan media sebagai plot utama dan perlakuan dosis pupuk NPK sebagai sub plot, diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai  teknik   pemupukan  untuk   memperoleh  bibit   yang  berkualitas.  Hasil  pengujian  terhadap pertumbuhan bibit karas (Aquilaria malaccensis Lamk) menunjukkan bahwa diantara empat faktor jenis media (A : tanah, B : tanah + kompos (1:1), C : tanah + pasir (1:1), dan  D : tanah + kompos + pasir (1:1:1)), dengan tiga faktor dosis pupuk NPK (a : 0 gram, b : dua gram, dan c : empat gram), diperoleh gambaran teknis bahwa media  B (campuran tanah + kompos (1:1)) dan D (campuran tanah + kompos + pasir (1:1:1)) dengan induksi dua gram pupuk NPK menghasilkan persen tumbuh bibit yang optimal dan cepat mencapai umur siap tanam.
UJI STEK PUCUK DAMAR (Agathis loranthifolia Salisb.) PADA BERBAGAI MEDIA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH Danu, Danu; Subiakto, Atok; Putri, Kurniawati Purwaka
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.287 KB)

Abstract

ABSTARKPohon damar (Agathis loranthifolia Salisb.) merupakan pohon serbaguna yang kayu dan resinnya memiliki nilai komersial tinggi. Perbanyakan secara generatif sulit dilakukan karena benih damar tergolong benih semi-rekalsitran (cepat rusak). Perbanyakan vegetatif merupakan alternatif untuk perbanyakan bibit damar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang besarnya pengaruh media (zeolite, serbuk sabut kelapa : arang sekam padi (2:1 v/v), serbuk sabut kelapa : sekam padi (2:1 v/v)) dan zat pengatur tumbuh (rootone-F, IBA 100 ppm, IBA 200 ppm, IBA 500 ppm, IBA 1000 ppm) terhadap perkaran stek damar. Perakaran stek dilakukan di ruang perakaran stek sistem KOFFCO. Parameter yang diamati adalah persen stek berakar, jumlah akar, panjang akar dan biomasa akar. Media dan hormon tumbuh mempengaruhi keberhasilan stek damar. Media  campuran serbuk sabut kelapa + sekam padi (2:1) merupakan media terbaik untuk perakaran stek damar. Media ini dapat menghasilkan persen berakar stek damar  67%, panjang akar 5,17 cm, jumlah akar 2,62 per stek, biomassa 0,09 gram per stek. Hormon tumbuh hanya berpengaruh nyata pada panjang akar stek damar. Konsentrasi hormon tumbuh optimum untuk perakaran stek damar adalah IBA 200 ppm. 

Page 5 of 72 | Total Record : 716


Filter by Year

2004 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 5 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 5 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 4 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 3 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 6 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 5 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam More Issue