cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Indonesian Journal of Women´s Studies
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 23381779     DOI : -
Jurnal ini dikhususkan bagi karya ilmiah Studi Wanita yang mengeksplorasi publikasi ilmiah dan merespon isu-isu gender yang dialami perempuan dalam ranah publik dan domestik lintas bidang ilmu berkaitan dengan ketidak-setaraan dan ketidak-adilan jender, seperti misalnya diskriminasi, ekspoloitasi, perdagangan wanita, penindasan, subordinasi, obyektivikasi, pengabaian dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Kajian Desain dan Fasilitas Bangunan Pasar Tradisional yang Berperspektif Gender Irma Nuvianti Trianingrum; Hesti Rukmiati Wijaya; Retty Ratnawati
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pasar tradisional perempuan memainkan peranan penting, baik sebagai pedagang maupun sebagai pembeli. Pemerintah telah membuat banyak sekali program dan aturan untuk mewujudkan pemberdayaan perempuan, salah satunya dengan dikeluarkannya Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarus Utamaan Gender (PUG). Walaupun demikian, diduga persoalan gender perempuan masih terjadi di pasar tradisional, lebih-lebih oleh kondisi informalitas di pasar ini. Penelitian ini berusaha untuk menggali permasalahan yang dihadapi perempuan selama melakukan aktivitasnya di pasar serta mencoba merumuskan desain dan fasilitas bangunan pasar yang peduli terhadap kebutuhan perempuan.  Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Obyek penelitian adalah pasar tradisional Kota Batu. Data diperoleh dengan cara melakukan observasi, wawancara dan diskusi kelompok terfokus terhadap kelompok pembeli dan pedagang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa desain dan fasilitas yang ada di lokasi penelitian masih tidak peduli perempuan. Mengingat perempuan mempunyai peran-peran khusus seperti pengasuhan anak, maka desain lapak dan sirkulasi juga harus dibuat seergonomis mungkin, dan dibuat tempat khusus untuk merawat anak. Disamping hasil tersebut terdapat temuan penting yaitu belum terlaksananya pengarusutamaan gender dalam pasar tradisional.Kata kunci: pasar tradisional, desain dan fasilitas pasar, pengarusutamaan gender 
Integrasi Konsep Pengarusutaman Gender (PUG) dalam Materi Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Asih Kurniasih; Hesti Rukmiati Wijaya; Sri Wahyuningsih
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Integrasi Konsep Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Materi Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kalimantan Barat sangat dibutuhkan, pemahaman tentang konsep PUG diharapkan membawa perubahan yang positif bagi terciptanya program dan kebijakan pembangunan yang berwawasan gender. Permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu, 1), faktor-faktor penghambat terintegrasinya konsep PUG dalam materi Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan; 2), cara mengintegrasikan konsep PUG dalam materi Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan. Penelitian ini merupakan penelitian berwawasan gender dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain melalui observasi, dokumentasi, wawancara mendalam, dan Focus Group of Discussion (FGD). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode Analisis Isi (Content Analysis) dan Model Analisis ProBA (Problem Based Approach) atau Analisis Berbasis Masalah. Dari hasil penelitian  menunjukkan Hasilnya adalah gender belum menjadi salah satu mata diklat yang berdiri sendiri di dalam kurikulum Diklat Prajabatan maupun Diklat Kepemimpinan. Ditemukan bias gender pada contoh-contoh kasus untuk bahan latihan dan ilustrasi/gambar yang disajikan. Mengatasi permasalahan tersebut diusulkan 2 (dua) buah model penerapan konsep PUG berupa modul  tambahan atau sisipan yang selanjutnya disebut sebagai Supiemen Materi. Suplemen MateriI untuk Diklat Prajabatan Golongan I, II dan lll sedangkan Suplemen Materi ll untuk Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan lV.
Dampak Perubahan Sistem Pertanian Terhadap Pola Pembagian Kerja Secara Seksual Di Pedesaan (Studi Kasus Di Desa Nambakan, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri) Ratna Dewi Mulyaningtiyas; Keppi Sukesi
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembagian kerja secara seksual adalah pembagian kerja yang didasarkan atas jenis kelamin. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut ialah budaya, teknologi, kepadatan penduduk dan sistem usaha pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan bentuk perubahan sistem pertanian yang ada di Desa Nambakan, 2) menganalisis bentuk pembagian kerja secara seksual di Desa Nambakan sebagai akibat dari perubahan sistem pertanian, 3) menganalisis kesenjangan antara laki-laki dan perempuan sebagai akibat dari perubahan sistem pertanian. Metode penelitian yang digunakan studi kasus. Jumlah informan ada 14 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan dokumentasi, wawancara mendalam dan observasi. Metode analisis data meliputi analisis deskriptif kualitatif, analisa gender Model Harvard. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat Desa Nambakan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 kerja adalah; a). perubahan pada teknologi pertanian, b). perubahan dalam pemasaran hasil pertanian, c). perubahan dalam pola kerja. (2). Bentuk pembagian kerja secara seksual yang dulunya perempuan hanya di ranah domestik dan produktif (off-farm) sekarang perempuan di ranah domestik, produktif (on-farm), sosial kemasyarakatan, serta  akses dan kontrol perempuan atas sumberdaya pertanian, (3) Adanya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari peran perempuan yang merangkap pekerjaan baik di ranah domestik maupun ranah produksi, dengan pembagian kerja yang memperkecil kesenjangan. Kata kunci: sistem pertanian, perubahan sosial, pembagian kerja, gender
Efektivitas Gender Focal Point Dalam Menunjang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Siska Yusra; Harsuko Riniwati; Indrati Indrati
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mempersempit bahkan meniadakan kesenjangan gender. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut diperlukan syarat dan komponen kunci agar PUG dapat terlaksana dengan baik. Salah satu syarat tersebut adalah adanya kelembagaan, yaitu berupa lembaga struktural, misal Biro/badan/bagian. Dan adanya gender focal point yang terdapat di setiap instansi/badan. Oleh karena itu gender focal point memegang peranan penting dalam upaya percepatan pelaksanaan PUG di instansi/dinas/badan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggali informasi mengenai tingkat pamahaman gender focal point tentang konsep gender dan konsep PUG, mengetahui tugas dan fungsi yang telah dilakukan oleh gender focal point, menganalisis efektivitas gender focal point, dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat gender focal point dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta untuk menyusun strategi untuk meningkatkan efektvitas gender focal point. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subyek penelitian adalah anggota gender focal point di delapan SKPD, dengan jumlah 14 orang. Data diperoleh dengan cara Focus Group Discussion (FGD), wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman gender focal point masih pada tataran buta gender menuju ke sadar gender. Untuk tugas yang sudah dilakukan gender focal point hanya satu, yaitu menyarankan dan meyakinkan pihak lain akan pentingnya PUG. Dari hasil kuesioner dan analisis statistik sederhana, menunjukkan bahwa gender focal point sudah cukup efektif.   Kata kunci: Pengarusutamaan gender, gender focal point, efektivitas
Tingkat Kebahagiaan Perempuan Buruh Migran Indonesia (BMI) (Kasus Di Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang) Yeni Puspita Sari; Keppi Sukesi; Suhartini Suhartini
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap manusia pada dasarnya menginginkan kebahagiaan, Salah satunya adalah melalui peningkatan kesejahteraan. Terbatasnya lapangan pekerjaan, terutama di pedesaan membuat banyak masyarakat pedesaan berprofesi sebagai petani atau buruh tani. Tetapi, pekerjaan tersebut seringkali tidak menjamin kesejahteraan. Sehingga, banyak perempuan yang memutuskan untuk melakukan migrasi internasional dan bekerja di sektor informal. Namun, tidak semua orang selalu memperoleh kebahagiaan hidup meskipun kondisi kesejahteraannya meningkat, karena disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekerasan dari majikan, overstay, gaji tidak dibayar, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak migrasi internasional terhadap kebahagiaan perempuan Buruh Migran Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Buruh Migran Indonesia yang berasal dari keluarga petani dan telah purna dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan jumlah 17 orang. Data diperoleh dengan cara wawancara yang berpedoman pada kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kebahagiaan pada beberapa indikator, yaitu kepuasan terhadap kesehatan, ketenangan, rasa takut, religiusitas, depresi, kelancaran penggunaan bahasa, alokasi waktu kerja dan waktu istirahat, serta hubungan dengan keluarga dan masyarakat, sehingga jika dihitung skor kebahagiaan responden menurun dari 38,95 menjadi 37,99. Akan tetapi, kemampuan membaca dan menulis responden meningkat melalui penguasaan bahasa asing dengan adanya pendidikan di PT. PJTKI. Pendidikan non formal responden juga mengalami peningkatan melalui kursus atau peningkatan pengalaman kerja dan adanya perubahan tutur kata maupun perilaku sopan santun melalui kebiasaan yang diperoleh di tempat kerja. Standar hidup responden juga mengalami peningkatan melalui pemilikan aset, seperti teknologi informasi, tanah/sawah, serta adanya peningkatan pendapatan keluarga melalui kontribusi remitan. Sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan keluarga. Sebaiknya Pemerintah lebih banyak membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja Indonesia, khususnya perempuan mengingat adanya Moratorium pengiriman TKI pada tahun 2017, serta untuk mengurangi adanya praktek perdagangan manusia.   Kata kunci: Kebahagiaan, Perempuan, Buruh Migran Indonesia
Keterlibatan Perempuan Tani Pada Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Rangka Mencapai Kesejahteraan Rumah Tangga (Studi Kasus Di Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang) Lintar Brillian Pintakami; Yayuk Yuliati; Mangku Purnomo
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan upaya pemerintah untuk melakukan perbaikan kembali hutan yang telah rusak. Desa Bayem merupakan salah satu desa yang ikut terlibat dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterlibatan perempuan tani pada program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dalam rangka mencapai kesejahteraan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah petani hutan (pesanggem) baik laki-laki (suami) maupun perempuan (istri), yang berdomisili di Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Metode penetapan sampel yang digunakan adalah non probability sampling (pengambilan sampel disengaja). Teknik penentuan informan menggunakan snowball sampling. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 14 informan petani hutan (pesanggem) baik suami maupun istri yang melakukan kegiatan di lahan lodenan. Selain 14 informan, juga terdapat 9 orang sebagai key informan. Key informan terdiri dari: tokoh masyarakat, baik formal maupun non-formal, perangkat desa, dan petugas dari perhutani. Dengan menggunakan analisis gender, analisis kualitatif, dan analisis kontribusi pendapatan diperoleh hasil bahwa peran perempuan tani dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) masih belum optimal, sementara itu perempuan tani mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga yang sama besarnya dengan laki-laki yaitu Rp. 16.981.900,-/ tahun atau 50%. Meskipun demikian, perempuan tani mampu mengalokasikan waktunya untuk tetap melakukan peran reproduksinya dalam rumah tangga sementara laki-laki tidak. Kata kunci: Keterlibatan, Perempuan Tani, Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, Kesejahteraan Rumah Tangga
Gender Sensitive Agricultural Technology Development In The Indonesian Timor Semi-arid Farming System Hesti R. Wijaya
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.244 KB)

Abstract

In the East Indonesia semiarid farming, the role of woman farmers covers work varying from management to labour. However, in the development program, gender internalization ignored woman farmers due to invisibility of women’s role. This occurs despite their significant contribution in the production and post harvest.  Woman farmers are invisible before the policy makers, planners, and practitioners. As they are excluded from both the development program as well as that from the routine agricultural program, they do not benefit equally to the men when agricultural technology is introduced. Within the realm of gender main-streaming to promote the women farmers’ status as an equal. partner to the men a research methodology with feminist perspective to find out  the women’s farmers vision about their agriculture food production. This paper discuss needs identification of agricultural technology by women farmers. The result is amazingly challenging for the agronomist to fulfill.Keywords: gender, appropriate technology with women’s perspective, traditional agriculture technology, women friendly technology development
Adaptasi Perempuan Madura dan Strategi Bertahan Hidup(Survival Strategy) Pasca Konflik Etnis Madura–Sampit (Studi Kualitatif di Desa Maneron, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan-Madura) Khoiriyah Khoiriyah; Sjamsiar Sj. Indradi; Susrini Idris
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang Adaptasi Perempuan Madura dan Strategi Bertahan Hidup (Survival Strategy) Pasca Konflik Etnis Madura–Sampit telah di laksanakan di Desa Maneron, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan pada Februari 2011 sampai dengan  April 2012. Strategi survival yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara terbaik yang ditempuh perempuan untuk menyiasati lingkungan pasca konflik etnis, sehingga mampu bertahan hidup (survive) dan mampu menjalani proses kehidupan sebagaimana mestinya. Strategi bertahan hidup yang mereka lakukan dipengaruhi oleh proses adaptasi, kemudian kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Madura khusus menangani korban konflik etnis Madura–Sampit. Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa proses adaptasi yang dilakukan perempuan Madura bersama keluarga dalam mempertahankan hidup (survival), diantaranya dengan meningkatkan keterlibatan wanita/istri dan anak-anak dalam keluarga untuk menopang ekonomi keluarga, kemudian mereka menggunakan rumah dengan membuka toko makanan, dan pekarangan untuk meningkatkan pendapatan, dengan cara berkebun. Sedangkan kebijakan pemerintah Kabupaten Bangkalan, untuk menangani korban pasca konflik etnis Madura–Sampit, sudah diberhentikan sejak tahun 2007. Kebijakan pemerintah untuk Pengarusutamaan Gender (PUG), pemerintah Bangkalan lebih dikenal dengan sebutan pemberdayaan perempuan. Sosialisasi PUG hanya dilakukan di daerah-daerah pinggir kota, sedangkan untuk daerah pedesaan belum dilakukan sosialisasi, sehingga kebijakan yang ada adalah kebijakan untuk umum. Mengatasi permasalahan tersebut penting untuk melibatkan pakar dalam melaksanakan suatu program kerja, yaitu dengan adanya kerjasama dan networking bersama instansi terkait, misalnya dengan Pusat Studi Wanita dan Gender (PSW&G), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Perguruan Tinggi.Kata Kunci : Adaptasi, Perempuan Madura, Strategi Bertahan Hidup, Konflik Etnis
Komunikasi Interpersonal Konselor Women Crisis Center Rumah Perempuan Kabupaten Pasuruan Pada Remaja Perempuan Korban Pasca Kekerasan Yulanda Trisula Sidarta Yohanes; Deni Darmawan; Sanggar Kanto
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1104.952 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa metode komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh konselor Women Crisis Center Rumah Perempuan Kabupaten Pasuruan dalam memecahkan masalah konseli, yaitu keluar dari traumatik atas kejadian kekerasan yang telah dialaminya dan menganalisa hasil konseling yang dilakukan konselor Women Crisis Center Rumah Perempuan Kabupaten Pasuruan melalui tanggapan konseli dalam membantu keluar dari traumatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.Teknik pemilihan informan pada penelitian ini adalah purposive. Pemilihan teknik ini berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik Miles and Huberman berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan konselor adalah secara verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal dilakukan bukan hanya di kantor, melainkan juga home visit ke konseli. Di kantor, konselor melakukan tes-tes psikologi dan kegiatan positif, seperti menulis puisi, membuat hasil karya, atau bisa juga dengan memasak. Cara komunikasi yang dilakukan konselor adalah dengan humor untuk membuat konseli nyaman di ruang konseling. Konseling juga bisa dilakukan melalui SMS maupun telepon. cara tersebut dilakukan melalui keterbukaan diri seorang konseli, ketrampilan komunikasi konselor, serta kualitas komunikasi konselor.Hasil konseling terhadap konseli yang dilakukan konselor Women Crisis Center Rumah Perempuan Kabupaten Pasuruan dalam membantu konseli keluar dari traumatiknya sudah efektif. Konseli DD masih tetap menjaga komunikasi dengan konseli lewat SMS, serta konseli UU sudah bercerai dan sekarang menjadi ketua dalam komunitas pendampingan di Desa Rembang untuk memberdayakan remaja-remaja setempat untuk bisa mandiri dan tidak menjadi korban nikah siri. Keefektifan konseling ini dianalisa berdasarkan keberhasilan konselor dalam menjadikan konselinya ini menentapkan keputusannya sendiri. Oleh karena itu keputusan akhir dari masalah konseli berada di konseli itu sendiri dan konselor hanya membantu mengarahkan saja.Kata Kunci : Women Crisis Center, Teori Keterbukaan Diri, Komunikasi Antar Pribadi
Pola Komunikasi Dalam Komunitas Perempuan Sosialita “X” di Surabaya (Studi Fenomenologi Pada Komunitas Perempuan Sosialita di Surabaya) Anak Agung Ayu Mirah K.W; Bambang Dwi Prasetyo; Sanggar Kanto
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi pada komunitas Sosialita. Komunikasi muncul karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas untuk bersosialisasi. Perempuan bersosialisasi di dalam suatu kelompok bisa mengurangi masalah pribadi yang perempuan alami. Sosialita merupakan sebutan yang diberikan kepada perempuan yang bisa digolongkan sebagai kelompok perempuan yang sudah memiliki kemampuan dan kemauan serta fasilitas, kesempatan, dan sarana yang cukup bagi perannya. Berdasarkan perspektif feminis liberalisme bahwa perempuan mencoba eksistensinya di ruang publik dan mereka berhasil. Studi fenomenologi digunakan sebagai metode penelitian ini. Metode fenomenologi digunakan karena mampu menjelaskan makna dibalik fenomena yang nantinya ditemukan dalam penelitian ini. Metode fenomenologi juga mampu menggambarkan dan menganalisis pola perilaku manusia. Penelitian dilakukan pada komunitas sosialita X di kota Surabaya.Dengan mengambil empat informan perempuan sosialita sebagai informan penelitian. Masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah bagaimana pola komunikasi dalam komunitas perempuan sosialita X di Surabaya. Peneliti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data penelitian. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi,komunikasi verbal dan non verbal, interaksionisme simbolik.  Hasil penelitian menunjukkan para kaum sosialita mulai mengidentifikasi dirinya ketika bersosialisasi dengan sesama kaum sosialitanya. Dalam menjalin hubungan para perempuan sosialita melakukan identifikasi terkait dengan identitas mereka sebagai seorang perempuan sosialita satu sama lainnya. Lingkungan juga mempengaruhi dalam hal perilaku individu serta keputusannya terkait dengan menjadi seorang sosialita. Mengenai peran komunitas sosialita yang ada, dalam penelitian ini adalah komunitas sosialita X yang memberikan pembelajaran dan informasi-informasi dengan dunia sosialita.Kata Kunci : Sosialita, Fenomenologi, Pola Komunikasi

Page 1 of 2 | Total Record : 16