Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANALISIS STUDI JARINGAN KOMUNIKASI KELUARGA KERAJAAN SINGHASARI BERDASARKAN SENTRALITAS AKTOR Laiqi, Ritdza Gianjar; ni, Anto; Kanto, Sanggar
CHANNEL Jurnal Komunikasi Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.052 KB)

Abstract

IntisariPosisi aktor dalam jaringan komunikasi tidak dipengaruhi oleh atribut yang dibawanya. Ken Arok merupakan tokoh penting dalam perkembangan kerajaan Singhasari, namun terdapat aktor-aktor lain yang memiliki pengaruh dalam jaringan komunikasi keluarga kerajaan Singhasari. Aktor-aktor ini dipengaruhi oleh posisinya dalam level sentralitas. Untuk mengetahui posisi aktor berdasarkan level sentralitas, dibutuhkan program UCINET 6 versi 6.629. Melalui program UCINET maka dapat terlihat aktor mana yang paling dominan dan yang paling berpengaruh dalam jaringannya. Selain itu juga, melalui program UCINET pada penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat satu aktor dapat memiliki dua posisi sentralitas.Kata kunci: Jaringan komunikasi, Aktor, Sentralitas aktor
PERAN MODAL SOSIAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PANTI ASUHAN (Studi Kasus di Panti Asuhan Nurul Haq Kelurahan Masigi Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong) Damar, Mujaahidah; Kanto, Sanggar; Chawa, Anif Fatma
POLITICO Vol 18, No 2 (2018): Jurnal POLITICO Fisipol
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.01 KB) | DOI: 10.32528/politico.v18i2.1653

Abstract

AbstrakPembangunan setiap wilayah khususnya pemekaran yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, tidak bisa dipandang sebelah sisi. Permasalahan utama adalah  tingginya kemiskinan yang mendesak ekonomi keluarga, sehingga berdampak pada perpecahan keluarga, perceraian, dan anak terlantar. Diperlukan suatu lembaga yang bisa membina anak-anak tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin mencari peranan modal sosial di Panti Asuhan Nurul Haq, bagaimana peranan modal sosal dipertahankan dan mekanismenya. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan teknik analisis data dan menerapkan metode triangulasi dalam memperoleh keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan, norma, dan jaringan terbangun dari nilai persahabatan antara penggagas dan rekan kerjanya. Sehingga saling bertanggungjawab atas pembagian perannya di bidang peternakan, perkebunan, dakwah, wirausaha dan pertanian. Kondisi tersebut memperkuat hubungan internal kelompok (bonding), akhirnya mereka juga membangun kerjasama dengan beberapa donatur yayasan (bridging), dinas pemerintah (linking) dan terjalin hubungan timbal balik (resiprositas). Kemudian, setelah pergantian kepengurusan terjadi pelemahan kepercayaan (low trust) dan perkembangannya modal sosial dipelihara atas dasar jasa pendiri dan nilai kekerabatan.Kata kunci: modal sosial, social bonding, social bridging, social linking, dan panti asuhan nurul haq  AbstractDevelopment of every region, especially pemekaran made by the goverment of parigi moutong regency, can not be regarded as one side. The main  problem is the high poverty urging the family economy, thus impacting the family split, diforce and abandonment of childrent. It takes an institution that can foster the child. Therefore, the researcher wanted to find the role of social capital of nurul haq orphanage, how the role of social capital is maintained and its mechanism. The research method used qualitative with data analysis tehnique and applied triangulation method in obtaining data validity. The results showed the trust, norms, and networks awakened from the value of friendship between the initiator and his co workers. So mutually responsible for the division of roles in the field of livestock, plantation, indentures, enterpreneurship and agriculture. These conditions strengthen the internal relations of the group (bonding), eventually they also build cooperation with some donors of the fondation (bridging), goverment agencies (linking), and established reciprocal relationship (reciprocity). Then, after the change of management there is a weakening of trust (low trust) and the defelopment of social capital is maintained on the basis of the services of the founder and the value of kinship. Keyword: social capital, social bonding, social bridging, social linking, and panti asuhan   nurul haq 
Political Change Patterns of The Mataraman Society in Kediri: (Study of Political Sociology in Mataraman Kediri on Election of Political Parties) Taufik Alamin; Darsono Wisadirana; Sanggar Kanto; Hilmy Mochtar; Sholih Mu'adi; Mardiyono Mardiyono
Journal of Development Research Vol. 4 No. 2 (2020): Volume 4, Number 2, November 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/jdr.v4i2.121

Abstract

Social political change in society is one of the social facts that cannot be avoided. The socio-political phenomenon is a dynamic and tentative situation. This research is oriented towards analyzing the political changes of the Mataraman society in Kediri. The method used is qualitative descriptive approach with case studies. Primary and secondary data sources are obtained from interviews and references, supporting documents are used as a tool in describing the subject of the study. The results showed that the political dynamics in Kediri influenced the changes in political patterns of the Mataraman society in Kediri. The powerful socio-culture of Matraman society is not faded with the changes in political choices occurred.
Model Penguatan Kelembagaan Lokal dalam Penanggulangan Kemiskinan di Wilayah Perbatasan RI-DTL Dominikus Mau Bele; Sanggar Kanto; Edi Susilo
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 7 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/sosio.v7i2.10351

Abstract

The RI-RDTL border became an area of conflict between the communities in Makir Village and Lamaksenulu Village. This conflict often results in several criminal acts such as burglary, theft of livestock, confiscation of water to rice fields. Coupled with low physical development conditions, for example, the unavailability of clean water and heavily damaged road access, increase the poverty rate. This conflict factor is also caused by the lack of attention from the government, both in terms of education. Through this case study, the social reality of the border conflict in the RI-RDTL Border Region of the Belu Regency will be revealed. By using the theory of democracy as a theoretical framework, the purpose of this study is to propose a model for strengthening local institutions in disaster management. Data collection techniques used in this study include observation, interviews, and documentation. Focus Group Discussions (FGD) using technical comparison data were also conducted to increase the validity of the data obtained. The findings of this study are in the form of a model for strengthening local indigenous peoples' institutions in the form of Ti'sian Tak Ni'an in Makir and Lamaksenulu Villages. This model is expected to create a sense of togetherness, mutual cooperation, and community participation in sustainable development planning. Empowerment and capacity building of these communities can encourage them to lead a better and more prosperous life.
Pola Komunikasi Pada Enkulturasi Bahasa jawa Studi Etnografi Komunikasi pada Keluarga Besar Almarhum jamuharom di Desa Brenggolo kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Muhammad Irawan Saputra; Sanggar Kanto; Suryadi Suryadi
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 16 No. 3 (2013)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.406 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan wujud keprihatinan peneliti terhadap fenomena mulai memudarnya eksistensi bahasa Jawa sebagai komponen budaya bangsa. Memudarnya eksistensi ini tentu dipengaruhi oleh pola komunikasi dalam enkulturasi keluarga. Rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pola komunikasi yang ada pada enkulturasi bahasa Jawa tersebut serta bagaimana perbandingan pola komunikasi yang ada antar generasi dalam sebuah keluarga Jawa.   Penelitian ini mengkaji tiga enkulturasi dari empat generasi dari sebuah keluarga besar. Kajian ini berfokus pada aspek lingusitik dan juga aspek interaksinya. Sedangkan metode penelitian yang dipakai peneliti adalah Etnografi Komunikasi. Hasil penelitian ini dapat menggambarkan bahwa bahasa Jawa dalam sebuah keluarga mengalami enkulturasi atau diwariskan dengan menggunakan pola komunikasi yang terbentuk dari tiga bagian. Bagian pertama adalah peniruan, bagian kedua adalah membahasakan, dan bagian ketiga adalah kontrol penggunaan bahasa. Peniruan terhadap orang tua banyak dilakukan oleh anak-anak ketika mempelajari tingkatan bahasa Jawa kromo. Sedangkan tingkatan bahasa Jawa ngoko banyak dilakukan anak-anak Jawa dari teman atau saudara sebayanya. Kemudian bagian kedua dari pola komunikasi pada enkulturasi bahasa Jawa ini adalah membahasakan. Membahasakan merupakan usaha generasi awal dalam mengajarkan penggunaan tingkat bahasa Jawa (kromo dan ngoko) kepada generasi berikutnya. Bagian ketiganya adalah kontrol penggunaan bahasa yang merupakan usaha generasi awal dalam memperingatkan dan memberi contoh yang benar dari kesalahan penggunaan bahasa. Penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan dari perbandingan yang telah dilakukan dari keempat generasi bahwa eksistensi bahasa Jawa mengalami kemerosotan. Salah satu bukti kemerosotan yang terjadi adalah pada enkulturasi ketiga sudah tidak dilakukan lagi membahasakan oleh orang tua, sehingga generasi keempat pada keluarga besar ini lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Jawa. Kata kunci: pola komunikasi, enkulturasi bahasa Jawa, Etnografi Komunikasi
Rancangan Model Unit Pelayana Terpadu Satu Atap Bidang Perlindungan Sosial Bagi Kelompok Miskin (Suatu Studi Di Kecamatan Kedamean, Gresik) Ardhi Erzawan; Sanggar Kanto; Anif Fatma Chawa
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 18 No. 2 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1035.698 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2015.018.02.3

Abstract

Latar belakang masalah dari penelitian ini antara lain besarnya jumlah penduduk miskin di kecamatan Kedamean Gresik yaitu sejumlah 24.710 orang atau 41,57 persen), kemudian banyak program yang  di berbagai sektor berjalan tanpa adanya integrasi dan sinergi, banyak program yang  tumpang  tindih  dan  terfragmentasi (terpecah), adapun tujuan  penelitian yaitu Mengkaji pelaksanaan program perlindungan sosial bagi kelompok miskin di Kedamean dan Menganalisa efektifitas pelaksanaannya, Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memberikan pengaruh pada rancangan model unit pelayanan  terpadu  satu  atap bidang sosial  bagi  kelompok  miskin dan merancang modelnya. Penelitian ini menggunakan  pendekatan  studi  kasus, data dicari melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan teori Pemberdayaan oleh Edi Suharto, dengan menggunakan purposive sampling dalam  menentukan informan. Berbagai program perlindungan sosial telah dilaksanakan oleh pemerintah  dalam rangka menanggulangi kemiskinan di kecamatan Kedamean, meskipun demikian terdapat kesenjangan sosial dimana cakupan  program sosial tidak sebanding dengan besarnya kelompok miskin di Kedamean. Berdasarkan analisa efektifitas, program perlindungan sosial yang berjalan di Kedamean, bersifat lintas sektoral dan terdapat ketidakefektifan (sasaran program belum merata; pelaksanaan  program sektoral dan parsial, salah  sasaran  dalam pelaksanaan  program dan pelaksanaan program yang  tidak komprehensif). Desain pelayanan satu atap yang terintegrasi, didesain untuk mengembangkan potensi dan memperkuat  kapasitas  kelompok  masyarakat  miskin. Adapun komponen dari “Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap” ini antara lain Pusat Basis Data Terpadu (termasuk identifikasi dan analisis penerima  target  bantuan sosial), Pusat Koordinasi dan Pelayanan Kelompok Miskin, Sistem Pendukung, Monitoring dan Evaluasi dan fungsi Pemberdayaan  berbasis Kapasitas maupun Teknik. Kata Kunci : Analisis SWOT, Kelompok Miskin, Pemberdayaan, Perlindungan Sosial, Pelayanan Terpadu Satu Atap, Rancangan  Model.
Analisis Determinan Kemiskinan di Jawa Timur Junaidi Zamhari; Darsono Wisadirana; Sanggar Kanto
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 18 No. 1 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.658 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2015.018.01.5

Abstract

Kemiskinan merupakan isu yang selalu menarik untuk dibahas, karena hampir tidak ada satu negara di dunia ini yang terbebas dari masalah kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kemiskinan serta melihat pengaruhnya terhadap kemiskinan di Jawa Timur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Provinsi Jawa Timur tahun 2013, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah Generalized Structured Component Analysis (GSCA). Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik individu rumah tangga, karakteristik komunitas rumah tangga dan karakteristik wilayah rumah tangga berpengaruh terhadap kemiskinan di Jawa Timur. Berdasarkan indikator terkuat maka determinan kemiskinan yang secara signifikan memberikan pengaruh terbesar terhadap kemiskinan di Jawa Timur adalah jumlah anggota keluarga, fasilitas telekomunikasi dan status wilayah rumah tangga. Merujuk pada hasil analisis tersebut maka program penanggulangan kemiskinan harus dikaitkan dengan determinan kemiskinan agar menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan untuk membuat kebijakan utama penanggulangan kemiskinan dengan memprioritaskan pada program pengendalian laju pertumbuhan penduduk, pembangunan infrastruktur dan pembangunan wilayah pedesaan.Kata Kunci : Determinan Kemiskinan, GSCA, Rumah Tangga
Komunikasi “Social Marketing” Dalam Proses Difusi Inovasi Revitalisasi Banjar Masyarakat Lombok (Studi Kasus Banjar Temolan, Dusun Gerumpung, Desa Sepit, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur) Fanty Pratiwi Meita; Bambang Dwi Prasetyo; Sanggar Kanto
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 16 No. 3 (2013)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.07 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh keinginan peneliti untuk mengetahui mengenai  komunikasi “social marketing” adopsi difusi inovasi revitalisasi Banjar Temolan Dusun Gerumpung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis komunikasi social marketing membentuk difusi inovasi dalam revitalisasi Banjar Temolan, serta mengetahui dan menganalisis adopsi difusi inovasi dalam revitalisasi Banjar Temolan. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif naturalistik dikarenakan penelitian kualitatif naturalistik tidak memanipulasi “ajang” (setting) penelitian. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian Komunikasi ”Social Marketing” Dalam Proses Difusi Inovasi Revitalisasi Banjar Masyarakat Lombok  yaitu alasan diadakannya revitalisasi ini dikarenakan Banjar Temolan sebelum direvitalisasi hanya bersifat konsumtif. Sehingga perlu dilakukannya revitalisasi yang bertujuan agar banjar mampu berkembang serta membantu peningkatan taraf hidup masyarakat yang lebih baik lagi. Adapun konsekuensi yang ditimbulkan dari adopsi difusi revitalisai Banjar Temolan ini adalah Undirect consequences dengan memperoleh keseimbangan yang tergolong dalam kategori keseimbangan dinamis. Kata Kunci: Social marketing, Banjar Temolan, adopsi difusi inovasi.
ANALISIS STUDI JARINGAN KOMUNIKASI KELUARGA KERAJAAN SINGHASARI BERDASARKAN SENTRALITAS AKTOR Ritdza Gianjar Laiqi; Anto ni; Sanggar Kanto
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.052 KB) | DOI: 10.12928/channel.v6i1.10206

Abstract

IntisariPosisi aktor dalam jaringan komunikasi tidak dipengaruhi oleh atribut yang dibawanya. Ken Arok merupakan tokoh penting dalam perkembangan kerajaan Singhasari, namun terdapat aktor-aktor lain yang memiliki pengaruh dalam jaringan komunikasi keluarga kerajaan Singhasari. Aktor-aktor ini dipengaruhi oleh posisinya dalam level sentralitas. Untuk mengetahui posisi aktor berdasarkan level sentralitas, dibutuhkan program UCINET 6 versi 6.629. Melalui program UCINET maka dapat terlihat aktor mana yang paling dominan dan yang paling berpengaruh dalam jaringannya. Selain itu juga, melalui program UCINET pada penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat satu aktor dapat memiliki dua posisi sentralitas.Kata kunci: Jaringan komunikasi, Aktor, Sentralitas aktor
Komunikasi Interpersonal Konselor Women Crisis Center Rumah Perempuan Kabupaten Pasuruan Pada Remaja Perempuan Korban Pasca Kekerasan Yulanda Trisula Sidarta Yohanes; Deni Darmawan; Sanggar Kanto
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1104.952 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa metode komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh konselor Women Crisis Center Rumah Perempuan Kabupaten Pasuruan dalam memecahkan masalah konseli, yaitu keluar dari traumatik atas kejadian kekerasan yang telah dialaminya dan menganalisa hasil konseling yang dilakukan konselor Women Crisis Center Rumah Perempuan Kabupaten Pasuruan melalui tanggapan konseli dalam membantu keluar dari traumatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.Teknik pemilihan informan pada penelitian ini adalah purposive. Pemilihan teknik ini berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik Miles and Huberman berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan konselor adalah secara verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal dilakukan bukan hanya di kantor, melainkan juga home visit ke konseli. Di kantor, konselor melakukan tes-tes psikologi dan kegiatan positif, seperti menulis puisi, membuat hasil karya, atau bisa juga dengan memasak. Cara komunikasi yang dilakukan konselor adalah dengan humor untuk membuat konseli nyaman di ruang konseling. Konseling juga bisa dilakukan melalui SMS maupun telepon. cara tersebut dilakukan melalui keterbukaan diri seorang konseli, ketrampilan komunikasi konselor, serta kualitas komunikasi konselor.Hasil konseling terhadap konseli yang dilakukan konselor Women Crisis Center Rumah Perempuan Kabupaten Pasuruan dalam membantu konseli keluar dari traumatiknya sudah efektif. Konseli DD masih tetap menjaga komunikasi dengan konseli lewat SMS, serta konseli UU sudah bercerai dan sekarang menjadi ketua dalam komunitas pendampingan di Desa Rembang untuk memberdayakan remaja-remaja setempat untuk bisa mandiri dan tidak menjadi korban nikah siri. Keefektifan konseling ini dianalisa berdasarkan keberhasilan konselor dalam menjadikan konselinya ini menentapkan keputusannya sendiri. Oleh karena itu keputusan akhir dari masalah konseli berada di konseli itu sendiri dan konselor hanya membantu mengarahkan saja.Kata Kunci : Women Crisis Center, Teori Keterbukaan Diri, Komunikasi Antar Pribadi