cover
Contact Name
Zaqlul Iqbal, STP, M.Si
Contact Email
zaqluliqbal@ub.ac.id
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 2656243X     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jkptb
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (JKPTB) (ISSN: 2656-243X) has published the state-of-art articles which focus on both fundamental studies and applied engineering including Power and Agricultural Machinery, Mechatronics and Agro-industrial Machinery, Food and Post-Harvest Technology and Soil and Water Engineering. By providing an update issue and current topic in agricultural technology field, JKPTB becomes the reference for many scientist and stakeholders who work on Agricultural Engineering
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 3 (2015)" : 17 Documents clear
Rancang Bangun dan Uji Performansi Alat Pencahayaan Otomatis Berbasis Photoperiodic pada Pembenihan Kentang (Solanum tuberosum L.) dalam Greenhouse di Desa Sumberbrantas Kota Batu Lia Amaliyah; Akbar Setyo Pambudi; Adriansyah Galih Prasetya; Yusron Sugiarto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sumberbrantas merupakan salah satu desa penghasil kentang di Provinsi Jawa timur. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas benih kentang, beberapa petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Anjasmoro III melakukan pembenihan kentang di dalam greenhouse. Namun, letak geografis lahan pertanian yang berada di kaki gunung Arjuno menyebabkan kurangnya pencahayaan dan pembenihan kentang menjadi tidak optimal. Berdasarkan photoperiodic-nya kentang memerlukan pencahayaan maksimal 16 jam/hari, sedangkan di Desa Sumberbrantas kentang hanya mendapatkan pencahayaan 10 jam/hari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan penerapan alat pencahayaan otomatis berbasis photoperiodic untuk optimalisasi pembenihan kentang di dalam greenhouse. Alat ini didesain khusus untuk memberikan pencahayaan tambahan pada pembenihan kentang di dalam greenhouse secara otomatis berdasarkan photoperiodic-nya. Dalam sistem kerjanya alat ini dibantu oleh sensor fotodioda dan mikrokontroler ATMEGA16. Pada penelitian ini digunakan 15 lampu TL fluora dan 3 buah sensor fotodioda untuk greenhouse pembenihan berukuran 24m x 5m. Dalam aplikasinya alat ini mampu meningkatkan diameter benih kentang hingga 8,128 mm dan penambahan massa sebesar 31,3 gram.   Kata kunci: kentang, mikrokontroler, pencahayaan, pembenihan,  photoperiodic
Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode Pour Plate Merisa Yunita; Yusuf Hendrawan; Rini Yulianingsih
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.333 KB)

Abstract

Industri Katering maskapai penerbangan sangat dibutuhkan oleh maskapai penerbangan, untuk memenuhi kepuasan konsumen dalam bidang kuliner, salah satunya yaitu Aerofood ACS (Aerowisata Catering Service). Aerofood ACS merupakan contoh perusahaanflight catering yang ternama dan tertua di Indonesia, serta merupakan anak usaha dari Garuda Indonesia. Tujuan dari penelitian magang ini yaitu untuk menganalisis jumlah koloni mikroba yang berada dalam suspensi makanan penerbangan Aerofood ACS berdasarkan uji TPC (Total Plate Count). Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan. Beberapa cara dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik didalam suatu suspensi atau bahan yaitu dengan perhitungan jumlah sel salah satunya dengan metode hitungan cawan dan dianalisis berdasarkan SPC (Standard Plate Count). Hasil penelitian jumlah bakteriologi yang didapat berdasarkan SPC yaitu berkisar 1x103 – 1x105 CFU/ml, serta jumlah TPC yang paling banyak yang sudah disesuaikan secara SPC terdapat pada sampel makanan Seafood Soya / Fried Noodle / Vegetarian / Leek and Red Chilli dengan hasil 7 x 105 CFU / ml dan jumlah TPC yang sudah disesuaikan secara SPC yang paling kecil terdapat pada sampel makanan Beef Tomato/ Three Colour Vegetarian/ Pasta dengan hasil 4,0 x 103 CFU / ml. Berdasarkan hasil penelitian jumlah TPC untuk 35 sampel makanan penerbangan yang didapatkan merupakan hasil uji bakteriologi bagi makanan penerbangan yang tergolong aman untuk dikonsumsi. Kata Kunci : Aerofood ACS, Analisis SPC, Hitung Cawan, Metode Pour Plate, TPC 
Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Maulita Farah Zevilla; Wahyunanto Agung Nugroho; Gunomo Djojowasito
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.077 KB)

Abstract

Mesin Rotary Vacuum Filter merupakan salah satu mesin yang digunakan dalam proses produksi gula di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo. Kerusakan pada mesin ini akan menurunkan tingkat efektivitasnya. Sehingga perlu dilakukan pengukuran. Metode yang digunakan adalah Overall Equipment Effectiveness. Dengan metode ini maka akan dapat diketahui tingkat ketersediaan (Availability Rate), performa (Performance Rate), dan kualitas hasil (Rate of Quality) sehingga dapat dilakukan identifikasi enam kerugian besar (six big losses) pada mesin/peralatan. Dari hasil perhitungan menunjukan bahwa rata-rata nilai OEE mesin Rotary Vacuum Filter sebesar 97,14% dengan rata-rata nilai availability 99,75%, performance rate 97,72% dan rate of quality sebesar 99,65%. Angka ini menunjukan bahwa mesin RVF telah memenuhi standar OEE World Class. Losses yang berpengaruh paling besar tehadap nilai efektivitas mesin ini adalah reduced speed losses sebesar  94,2371 jam.
Efektivitas Penundaan Proses Fermentasi Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer L.) dengan Metode Penyinaran Ultraviolet Imron, Saiful; Nugroho, Wahyunanto Agung; Hendrawan, Yusuf
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.342 KB)

Abstract

Nira siwalan mengalami fermentasi dengan adanya mikroorganisme yang merubah sukrosa menjadi alkohol dan berlanjut menjadi asam. Maka dari itu agar tidak mudah terkontaminasi dan menghambat terjadinya fermentasi salah satunya adalah dengan pengawetan menggunakan penyinaran ultraviolet (UV). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penundaan fermentasi pada nira siwalan segar menggunakan sinar ultraviolet (UV) serta mengetahui pengaruh penggunaan sinar ultraviolet (UV) pada nira siwalan segar terhadap penurunan total mikroba, penurunan pH  dan peningkatan kadar alkohol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi diameter selang (0.5 cm dan 1 cm) dan debit aliran (0.5 cm3dt-1, 1 cm3dt-1 dan 1.5 cm3dt-1). Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Analysis of Varian (ANOVA). Apabila hasil uji menunjukkan beda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukan diameter selang dan debit aliran yang digunakan pada penyinaran berpengaruh terhadap mikroba (terendah = 1.96 log CFU/ml), penurunan nilai pH (rata-rata terkecil =0.37) dan peningkatan kadar etanol (peningkatan terkecil = 0.47%). Setelah dilakukan analisa dengan metode “multiple attribute” didapat variasi debit aliran dan diameter selang terbaik adalah berada pada perlakuan B2Q1 yaitu dengan selang diameter 1 cm dan debit aliran 0.5 cm3 dt-1.   Kata kunci: Nira Siwalan, Ultraviolet C, Etanol, Total Mikroba
Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan terhadap Mutu Tepung Jamur Tiram Putih (Plaerotus ostreatus) Maya Lisa; Musthofa Lutfi; Bambang Susilo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.4 KB) | DOI: 10.21776/jkptb.v3i3.293

Abstract

Jamur tiram putih banyak dibudidayakan petani di Indonesia karena sifatnya yang adaptif terhadap lingkungan, produktifitas tinggi, kaya nutrisi, dan rendah lemak sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Namun, jamur tiram putih yang telah dipanen akan mudah sekali rusak karena kandungan airnya tinggi yaitu 86,6%. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk memperpanjang daya simpan jamur tiram putih setelah dipanen dengan mengolah jamur tiram putih menjadi tepung. Salah satu tahapan penting dalam pembuatan tepung jamur  tiram adalah proses pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi faktor suhu dan lama pengeringan terhadap mutu tepung jamur tiram putih dan berapakah suhu dan lama pengeringan yang tepat untuk menghasilkan tepung jamur tiram putih dengan mutu terbaik. Diketahui semakin tinggi suhu dan lama pengeringan maka rendemen, kadar abu, kadar protein, dan derajat putih tepung jamur tiram akan semakin meningkat, sedangkan kadar airnya menurun. Begitu pula sebaliknya.  Disamping itu, diketahui pula bahwa suhu pengeringan 650C dan lama pengeringan 5,5 jam akan menghasilkan tepung jamur tiram putih terbaik dengan rendemen 7,34%, kadar air 4,30%, kadar abu 4,75%, kadar protein 19,20%, dan derajat putih 82,17.
Pengaruh Suhu dan Waktu pada Proses Ekstraksi Pektin Dari Kulit Buah Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Ahmad Syamsun Injilauddin; Musthofa Lutfi; Wahyunanto Agung Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.856 KB)

Abstract

Selama ini pemanfaatan buah nangka hanya terbatas pada daging buah, dami dan bijinya saja, sedangkan kulit buah nangka yang jumlahnya cukup besar sering kali dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan terlebih dahulu padahal didalam kulit buah nangka terdapat kandungan pektin yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pektin adalah senyawa polisakarida yang larut dalam air yang mengandung gugus-gugus metoksil. Penggunaannya yang paling umum adalah sebagai bahan perekat/pengental (gelling agent) pada selai dan jelly. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kandungan pektin pada kulit buah nangka, perbandingan suhu dan lama waktu ekstraksi terbaik pada proses ekstraksi serta karakterisasi pektin hasil ekstraksi terhadap pektin komersial.Pada penelitian ini, proses ekstraksi dilakukan pada pH 1,5 dengan menggunakan pelarut air yang diasamkan dengan penambahan asam klorida dan natrium hidroksida. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama merupakan suhu (T) dimana: T1= 80°C, T2= 85°C, T3= 90°C, T4= 95°C. Sedangkan faktor kedua adalah waktu (W) dimana: W1= 80 menit dan, W2= 90 menit. Beberapa analisa yang dilakukan meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, berat ekuivalen, kadar metoksil, dan kadar asam galakturonat. Hasil penelitian menunjukkan rendemen tertinggi didapatkan pada suhu ekstraksi 85°C dengan lama waktu ekstraksi 90 menit yaitu sebesar 4,68%, kadar air 9,82%, kadar abu 2,7%, kadar metoksil 8,47% dan kadar asam galakturonat sebesar 88,88%.Kata kunci : ekstraksi, kulit, metoksil, pektin
Uji Kinerja Mesin Perajang Daun Cengkeh (Crusher) Tipe Sisir Impi Widuri Aprillianingtias; Musthofa Lutfi; Wahyunanto Agung Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.849 KB)

Abstract

Pada proses penyulingan minyak daun cengkeh, terlebih dahulu daun cengkeh dirajang. Tujuan dilakukannya perajangan sebelum bahan mengalami proses penyulingan adalah agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga laju penguapan minyak atsiri dari bahan berjalan cepat. Tujuan dari penelitian ini : (1) Mengetahui kapasitas kerja dari mesin perajang daun cengkeh, (2) Mengetahui efisiensi perajangan dari mesin perajang daun cengkeh, (3) Mengetahui pengaruh hasil rajangan daun cengkeh terhadap hasil penyulingan minyak daun cengkeh, (4) Mengetahui pengaruh hasil rajangan terhadap volume minyak yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk menentukan hasil penelitian. Terdapat tiga kali pengulangan pada setiap perlakuan untuk menentukan keragaman data yang diperoleh. Data yang diperoleh, selanjutnya akan dianalisa apakah terdapat perbedaan antara masing-masing perlakuan dengan parameter yang diukur. Hasil dari penelitian ini adalah mengacu pada perbedaan ukuran daun yang disuling dan penyulingan dalam waktu 5 jam. Hasil yang didapat ini merupakan gabungan volume rendemen tiap jam yang sama pada tiga kali proses destilasi. Hal ini disebabkan oleh hasil yang terlalu sedikit sehingga sulit dipisahkan. Dalam prosesnya setiap jam cacahan kasarlah yang memiliki rendemen tertinggi.. Kadar minyak dalam kondensat tertinggi adalah volume 6078 ml yang dihasilkan cacahan kasar, volume 6146 ml yang dihasilkan cacahan halus memiliki kadar minyak dalam kondensat sebesar 0,0585%, dan volume 3390 ml yang dihasilkan daun tanpa cacahan memiliki kadar minyak dalam kondensat sebesar 0,0188%.Namun Massa jenis minyak daun cengkeh yang dihasilkan dari penelitian ini tidak memenuhi standar. Diantara ketiga jenis daun tersebut yang paling banyak menghasilkan minyak adalah daun cacahan kasar. Kata Kunci : Cengkeh, mesin perajang, kapasitas
Uji Performansi Unit Penyulingan Uap Daun Cengkeh Skala Laboratorium dengan Pretreatment Pencacahan Daun Perdana, Litapuspita Rizka; Lutfi, Musthofa; Hendrawan, Yusuf
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.839 KB)

Abstract

Minyak cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri (essensial oil) yang banyak dibutuhkan oleh negara-negara di dunia. Minyak cengkeh bisa didapatkan dari bagian bunga, tangkai, maupun daunnya. Namun, harga bunga dan tangkai cengkeh lebih mahal dibandingkan daunnya sehingga minyak cengkeh lebih banyak dihasilkan dari daun-daun cengkeh yang kering dan telah berguguran dengan kandungan minyak berkisar pada 1-4%. Untuk menghasilkan rendemen yang tinggi pretreatment berupa pencacahan sangat dibutuhkan sehingga performansi untuk menghasilkan rendemen pada penyulingan uap yang dilakukan dapat berlangsung secara sempurna. Ukuran daun yang disuling dibedakan menjadi tiga, yaitu daun tanpa cacahan, cacahan kasar, dan cacahan halus yang dipisahkan menggunakan ayakan 12 mesh dengan ketentuan daun yang lolos ayakan merupakan daun cacahan halus sedangkan yang tidak lolos adalah daun cacahan kasar. Penyulingan ini menggunakan destilasi uap dengan waktu penyulingan selama 5 jam dalam skala laboratorium. Dalam penelitian ini rendemen dari daun cacahan kasar adalah 0,752%, cacahan halus 0,394%, dan tanpa cacahan 0,165%. Cacahan kasar memberikan hasil rendemen tertinggi dibandingkan cacahan halus dan tanpa pencacahan. Kata kunci: Minyak Atsiri, Minyak Cengkeh, Pencacahan Penyulingan
Kajian Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus (L) Fries) Menggunakan Steamer Baglog Ahmad Sujoko; Mustofa Lutfi; Dwi Purnomo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.614 KB)

Abstract

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus(L) Fries) merupakan sumber makanan alternatif setara dengan daging dan bergizi tinggi. Komposisi dan kandungan nutrisi jamur tiram per 100 gram adalah: Protein 10,5% - 30,4%, karbohidrat 56,60%, lemak 1,7% - 2,2%, dan serat 7,5% - 8,7%. Selain memiliki kandungan gizi yang tinggi jamur tiram cukup mudah untuk dibudidayakan. Dalam proses budidaya media tumbuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Media tumbuh jamur harus memiliki kandungan nutrisi yang cukup dan bebas dari pengaruh mikroorganisme penggangu. Maka, harus ada sterilisasi agar media benar-benar dapat mencukupi kebutuhan nutrisi jamur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan membandingkan kebutuhan gas, efisiensi energi dan hasil sterilisasi menggunakan steamer baglog dengan drum. Dari hasil penelitian diperoleh laju kebutuhan energi 45.816,8 kcal/hari, massa gas yang terpakai selama 8 jam 2,5 kg, efisiensi panas kompos 51,91% dan persentase pertumbuhan baglog yang di sterilisasi sebesar 100%. Kata kunci: Jamur Tiram, Media Tumbuh Jamur, Sterilisasi, Steamer Baglog
Marketing Outlets Identification and Distribution Hybrid Corn Pioneer in PT. DuPont Indonesia Muhammad Fatikhillah; Bambang Susilo; Rini Yulianingsih
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The marketing is a whole system of business activities aimed at planning, determine the price of, promoting and distributes goods and services which satisfies the need both to the existing and potential buyers. Marketing management from PT. Dupont Indonesia can be categorized systematic or in accordance with study theory which exists because the continued use of channel management marketing through distribution channels that were on the sphere of work space PT. Dupont Indonesia. The strategy used in company PT. Dupont Indonesia system is using a push strategy and pull strategy that keep seeing market segmentation existing. A groove distribution hybrid corn seeds Pioneer started from the factory Pioneer in Malang. A dealer will do reservations seeds and be sent back from the factory to the warehouse central each a dealer. A dealer having stall a lock (R1) in all the region that is on Sub District Nortern of East Java (NEJ) it also functions as a store of the hybrid corn seeds Pioneer. Kiosks R1 (Retail 1) will distribute seeds hybrid corn Pioneer to the kiosks R2 (Retail 2). Farmers can get hybrid corn seeds Pioneer from the dealer , key kiosks, MAP (Mitra Andalan Pioneer) or kiosks R2 (Retail 2).   Key Word : PT. Dupont Indonesia, Hybrid, Dealer, Retail 1 dan 2, Sub District Nortern of East Java (NEJ), dan MAP (Mitra Andalan Pioneer)

Page 1 of 2 | Total Record : 17