cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
majalahkkp@yahoo.co.id
Editorial Address
Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Jl. Sokonandi No. 9 Yogyakarta 55166
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
ISSN : 18296971     EISSN : 24604461     DOI : 10.20543
Core Subject : Engineering,
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik (Journal of Leather, Rubber, and Plastics) publishes original research focused on materials, processes, and waste management in the field of leather, rubber, and plastics.
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik" : 14 Documents clear
Pembuatan vermikompos menggunakan limbah fleshing di industri penyamakan kulit Prayitno, Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.766 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.194

Abstract

ABSTRACTA research on utilization of fleshing waste at the tannery industry by vermicomposting have been conducted. The growth media consist of dung, fleshing waste, and stubbles. Ratio of dung and fleshing waste were varied at 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; and 50:50 respectively. All the media were fermented for three weeks and then proceeded by incubation process of earthworm for another six weeks. The changes of the volume per weight of media, the earthworm weight, C, N, and C/N ratio were observed and measured every week. The result showed that media volume per weight value were decreased in direct proportional to weight of the fleshing waste added in the media, those were 1.66; 1.64; 1.53; 1.50; 1.39; and 1.31 cm3/g, respectively. C/N ratio were below 15 for all combination of media ratio after two weeks incubation. The optimum result was achieved for compost with dung and fleshing waste ratio of 60:40.Keywords: Earthworm, fleshing waste, C/N ratio, vermicomposting.ABSTRAKTelah dilakukan penelitian pemanfaatan limbah sisa fleshing pada proses penyamakan kulit untuk pembuatan kompos menggunakan cacing tanah. Penelitian ini dilakukan dengan membuat media pertumbuhan cacing tanah yang terdiri atas campuran kotoran sapi, sisa fleshing, dan potongan jerami. Perbandingan antara kotoran sapi dengan limbah fleshing berturut-turut 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; dan 50:50. Fermentasi campuran bahan kompos dilakukan selama 3 minggu dan dilanjutkan pemeraman cacing selama 6 minggu. Setiap minggu dilakukan pengamatan terhadap parameter keberhasilan pembuatan media habitat cacing tanah yang meliputi nilai keambanan media, berat cacing, unsur C, unsur N dan rasio C/N. Hasil percobaan menunjukan keambanan media turun seiring dengan jumlah limbah fleshing yang ditambahkan, berturut-turut sebesar 1,66; 1,64; 1,53; 1,50; 1,39; dan 1,31 cm3/g, sedangkan rasio C/N hingga dibawah 15 untuk semua perlakuan dicapai setelah inkubasi 2 (dua) minggu. Rasio C/N optimum diperoleh pada perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi dengan fleshing 60:40.Kata kunci: cacing tanah, limbah fleshing, rasio C/N, vermikompos.
Adsorpsi amonia dari limbah cair industri penyamakan kulit menggunakan abu terbang bagas Murti, Rihastiwi Setiya; Purwanti, Christiana Maria Herry; Suyatini, Suyatini
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.509 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.195

Abstract

ABSTRACTThe aim of this study is to reduce ammonia concentration in tannery wastewater using bagasse fly ash in a batch adsorption system. Experiments were conducted to study the effect of various parameters such as adsorbent dose and contact time. Data analysis was performed by calculating the efficiency of adsorption and fitting the data into Freundlich and Langmuir isotherm models. Correlation coefficient and mean squared error were used to evaluate the performance of the models. From the results, it was found that the operating conditions to achieve an optimum removal efficiency of 45.72% are 1 hour contact time and 2 grams of bagasse fly ash. The results also indicate that the data fits Langmuir model well where Langmuir constant Qo, b, and correlation coefficient were found to be 0.706 mg/g, 0.209 L/mg, and 0.9424, respectively.Keywords: Ammonia, adsorption, bagasse fly ash, tannery wastewaterABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengurangi kadar amonia dalam limbah cair industri penyamakan kulit menggunakan abu terbang bagas secara batch. Variasi percobaan secara batch yaitu berat abu terbang bagas dan waktu adsorpsi. Analisis data dilakukan dengan penghitungan efisiensi penjerapan dan memasukkan data ke persamaan isotherm Freundlich dan Langmuir. Koefisien korelasi dan mean squared error digunakan untuk mengevaluasi model terbaik. Kondisi optimum adsorpsi amonia secara batch dalam penelitian ini berada pada waktu kontak 1 jam, berat abu terbang bagas 2 gram, dan efisiensi penjerapan 45,72%. Persamaan yang cocok untuk menggambarkan adsorpsi amonia dalam limbah cair industri penyamakan kulit menggunakan abu terbang bagas ini adalah persamaan Langmuir. Konstanta persamaan Langmuir Qo, b, dan koefisien korelasi yang diperoleh masing-masing 0,706 mg/g, 0,209 L/mg, dan 0,9424.Kata kunci: Amonia, adsorpsi, abu terbang bagas, limbah cair industri penyamakan kulit
Penggunaan enzim bacillus megatorium DSM-319 pada proses perendaman penyamakan kulit jaket Susila, R. Jaka; Kasmudjiastuti, Emiliana; Sutyasmi, Sri
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.794 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.196

Abstract

ABSTRACTThe purpose of the study was to obtain eco-friendly soaking process for goatskin and to shorten the soaking time. The enzyme used in the soaking process was Bacillus megatorium DSM-319, with enzyme concentration of 0.5, 1, and 1.5% and soaking time of 1, 1.5, and 2 hours. Each sample were tested for skin histology observation using photomicrograph, protein concentration analysis, tensile strength, elongation, colour fastness (dry and wet) and flexibility. The results showed that protein content of goat skin was decreased 42.32% after optimum soaking with 1% enzyme for one hour. The results of the physical testing of jacket leather with optimum soaking process met the quality requirements of SNI 4593:2011 Sheep/goat jacket leather.Keywords: Bacillus megatorium DSM-319, enzyme, soaking, goatskin, jacketABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan proses perendaman kulit kambing yang ramah lingkungan dan untuk mempersingkat waktu proses perendaman. Enzim Bacillus megatorium DSM-319 digunakan dalam perendaman dengan konsentrasi enzim berturut turut 0,5; 1 dan 1,5% dan variasi waktu berturut turut 1; 1,5 dan 2 jam. Evaluasi keberhasilan proses perendaman dilakukan dengan pengamatan histologi kulit menggunakan fotomikrograf, analisis kadar protein, kekuatan tarik, kemuluran, ketahanan gosok cat (kering dan basah) dan kelenturan. Hasil analisis kadar protein menunjukkan bahwa kadar protein kulit kambing setelah perendaman optimal pada konsentrasi enzim 1% selama 1 jam dengan penurunan sebesar 42,32%. Hasil uji fisika kulit jaket dari kulit kambing hasil perendaman dengan konsentrasi enzim sebesar 1% selama 1 jam telah memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan SNI 4593:2011 Kulit jaket domba/kambing.Kata kunci: Bacillus megatorium DSM-319, enzim, perendaman, kulit kambing, jaket
Pengaruh sulfur terhadap sifat fisika campuran pale crepe dan SBR untuk karet tahan panas Yuniari, Arum; Sarengat, Nursamsi; Lestari, Sri Brataningsih Puji
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.187 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.181

Abstract

ABSTRACTSulfur plays an important role in the rubber vulcanization process especially in the formation of crosslinks. Heat resistant rubber made from mixing pale crepe and SBR requires the right amount of sulfur as crosslinking agent. The purpose of the study was to determine the effect of the addition of sulfur on the changes in physical properties before and after aging. Heat resistant rubber was made with variation of pale crepe/SBR: 80/20; 70/30; 60/40; 50/50 phr and sulfur variation of 1; 1.5 phr. The results showed that sulfur was influential in the crosslinks formation. The addition of 1 phr sulfur gave higher physical properties of the vulcanized with 1.5 phr sulfur. The changes of physical properties after aging process of the vulcanized with sulfur 1 phr was lower than the vulcanized with sulfur 1.5 phr. Vulcanized pale crepe/SBR (70/30) with 1 phr sulfur could be applied as heat-resistant rubber products. Keywords: Pale crepe/SBR blends, sulfur, physical properties, heat resistant rubber ABSTRAKSulfur memegang peranan penting dalam proses vulkanisasi karet terutama dalam hal pembentukan ikatan silang. Karet tahan panas yang dibuat dari pencampuran pale crepe dan SBR membutuhkan sulfur dalam jumlah yang tepat sebagai crosslinking agent. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sulfur terhadap perubahan sifat fisika sebelum dan sesudah aging. Karet tahan panas dibuat dengan variasi pale crepe/SBR: 80/20; 70/30; 60/40; 50/50 phr dan variasi sulfur 1 dan 1,5 phr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sulfur sangat berpengaruh terhadap pembentukan ikatan silang. Penambahan sulfur 1 phr memberikan sifat fisika lebih tinggi dari pada vulkanisat dengan sulfur 1,5 phr. Perubahan sifat fisika sesudah aging untuk vulkanisat dengan sulfur 1 phr lebih kecil dari vulkanisat dengan sulfur 1,5 phr. Vulkanisat pale crepe/SBR (70/30) dengan sulfur 1 phr dapat digunakan untuk produk karet tahan panas. Kata kunci: Pale crepe/SBR blends, sulfur, sifat fisika, karet tahan panas.
Pembuatan kulit atasan sepatu bebas krom Widari, Widari; Rambat, Rambat; Suparti, Suparti
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.968 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.197

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to obtain the process formulation for leather tanning in manufacturing chrome-free upper leather. The tanning process used vegetable tanning material (mimosa), syntan, and combination of vegetable-syntan. The leather were prepared using 25, 30, and 35% of mimosa, 10, 15, and 20% of syntan, and 15:10; 15:15; and 20%:15% of mimosa:syntan. Chrome tanning material 6% was used as control. Based from the results of physical testing according to SNI 0234:2009, the resulting leather met the quality requirements for shoe upper leather. Tanning process with 20% syntan gave the best result.Keywords: chrome, vegetable, syntan, leather, shoesABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah memperoleh formulasi tahapan proses penyamakan kulit dalam pembuatan kulit atasan sepatu bebas krom. Proses penyamakan menggunakan bahan penyamak nabati (mimosa), syntan dan kombinasi antara nabati–syntan. Variasi perlakuan ditetapkan pada penggunaan bahan nabati 25, 30 dan 35%, bahan penyamak syntan 10, 15 dan 20%, dan kombinasi nabati:syntan 15:10, 15:15 dan 20%:15%. Sebagai kontrol adalah bahan penyamak krom 6%. Ditinjau dari hasil uji fisika dengan tolok ukur SNI 0234:2009, kulit hasil penelitian telah memenuhi persyaratan mutu kulit untuk atasan sepatu. Proses penyamakan terbaik diperoleh dengan penggunaan syntan 20%.Kata kunci: krom, nabati, syntan, kulit jadi, sepatu
Penggunaan tanaman air (bambu air dan melati air) pada pengolahan air limbah penyamakan kulit untuk menurunkan beban pencemar dengan sistem wetland dan adsorpsi Sutyasmi, Sri; Susanto, Heru Budi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2620.734 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.193

Abstract

ABSTRACTWastewater treatment using wetland and adsorption system were carried out to improve the properties of secondary settling pond’ s outlet. The purpose of this research was to reduce pollutant level from the secondary settling pond’s outlet so it could be used in the wetland stage and the treated wastewater could be reused. Wastewater effluent from secondary settling pond was discharged into adsorber and subsequently into wetland by flow rate arrangement. Laboratory simulation was carried out to find out the capacity of aquatic plants in reducing the pollutant level. The result showed that the BOD, COD and TSS value of wastewater from laboratory simulation were 191 mg/l, 6.24 mg/l, and 24 mg/l, and after the wetland stage were 409 mg/l, 10.32 mg/l, and 145 mg/l respectively. The quality of wastewater met the standard SNI 06-0649-1989 Water for tannery. Keywords: adsorption, aquatic plant, wastewater treatment, wetland  ABSTRAK Pengolahan air limbah dengan sistem wetland dan adsorpsi merupakan teknik pengolahan air limbah lanjutan dari bak pengendap II untuk memperbaiki kualitas air limbah yang keluar dari bak pengendap tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk menurunkan beban pencemar dari bak pengendap II agar bisa masuk ke sistem wetland (agar tanaman tidak mati) dan air limbah hasil perlakuan bisa digunakan kembali. Air limbah yang keluar dari bak pengendap II dimasukkan ke bak adsorpsi dan selanjutnya dialirkan ke wetland dengan pengaturan debit. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh tanaman air bisa menurunkan beban pencemar maka perlu dibuat percobaan simulasi skala Laboratorium. Hasil uji kualitas air limbah hasil simulasi menunjukkan bahwa Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended Solids (TSS) berturut-turut sebesar 191 mg/l; 6,24 mg/l; dan 24 mg/l sedangkan sesudah melalui sistem wetland berturut-turut 409 mg/l; 10,32 mg/l; dan 145 mg/l. Hasil uji kualitas air hasil percobaan memenuhi persyaratan dalam SNI 06-0649-1989 tentang Air untuk penyamakan kulit. Kata kunci: adsorpsi, tanaman air, pengolahan air limbah, wetland
Rekayasa alat penyaring limbah cair model screw conveyor (Studi kasus: Laboratorium pengembangan penyamakan dan pengolahan limbah kulit Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik) Utami, Tri Rahayu Setyo; Nurhandaru, M. Rahna; Martianto, Teguh
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.794 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.198

Abstract

ABSTRACTTanning industry produces large amounts of wastewater which contains much solid particles. If left unchecked, the solids can block the pipe and damage equipments of wastewater treatment plant.Hence, the suspended fine solid must be separated from the wastewater. This engineering activity has generated screw conveyor models for wastewater filter. The specifications of the filter are screw diameter 300 mm, pitch distance 150 mm, shaft diameter 25.4 mm, screw length 1200 mm, tilt angle 250, and screw actual capacity 42.237,99 kg/hour. Propulsion system comprising an inverter, 3 phase, 1 hp electric motors; and gear box. The advantages of this equipment are the effectiveness of filtering up to 90 %, easy operation and maintenance, and the filtered solid is in half dried conditions, so it is easy to store and transport.Keywords: screening, screw conveyor, wastewaterABSTRAKIndustri penyamakan kulit menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar dan merupakan masalah yang serius bagi lingkungan. Limbah cair ini banyak mengandung partikel atau benda padat. Jika dibiarkan, padatan dalam limbah cair ini akan mengendap yang berakibat tersumbatnya saluran air dan gangguan mesin/peralatan yang dipasang di IPAL. Perlu dilakukan penyaringan untuk mengambil zat padat halus yang tersuspensi di limbah cair. Kegiatan perekayasaan ini telah menghasilkan alat penyaring limbah cair model screw conveyor. Alat yang dihasilkan mempunyai spesifikasi diameter screw 300 mm, jarak pitch 150 mm, diameter poros 25,4 mm, panjang screw 1200 mm, sudut kemiringan 250, dan kapasitas aktual screw 42.237,99 kg/jam. Sistem penggeraknya terdiri atas: inverter; motor listrik 3 fase, 1 hp; dan gear box. Kelebihan alat ini adalah efektivitas penyaringannya mencapai 90%, mudah pengoperasian dan perawatan, dan padatan yang tersaring dalam kondisi setengah kering sehingga memudahkan dalam penyimpanan dan pengangkutan.Kata kunci: penyaring, screw conveyor, limbah cair
Pembuatan vermikompos menggunakan limbah fleshing di industri penyamakan kulit Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.766 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.194

Abstract

ABSTRACTA research on utilization of fleshing waste at the tannery industry by vermicomposting have been conducted. The growth media consist of dung, fleshing waste, and stubbles. Ratio of dung and fleshing waste were varied at 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; and 50:50 respectively. All the media were fermented for three weeks and then proceeded by incubation process of earthworm for another six weeks. The changes of the volume per weight of media, the earthworm weight, C, N, and C/N ratio were observed and measured every week. The result showed that media volume per weight value were decreased in direct proportional to weight of the fleshing waste added in the media, those were 1.66; 1.64; 1.53; 1.50; 1.39; and 1.31 cm3/g, respectively. C/N ratio were below 15 for all combination of media ratio after two weeks incubation. The optimum result was achieved for compost with dung and fleshing waste ratio of 60:40.Keywords: Earthworm, fleshing waste, C/N ratio, vermicomposting.ABSTRAKTelah dilakukan penelitian pemanfaatan limbah sisa fleshing pada proses penyamakan kulit untuk pembuatan kompos menggunakan cacing tanah. Penelitian ini dilakukan dengan membuat media pertumbuhan cacing tanah yang terdiri atas campuran kotoran sapi, sisa fleshing, dan potongan jerami. Perbandingan antara kotoran sapi dengan limbah fleshing berturut-turut 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; dan 50:50. Fermentasi campuran bahan kompos dilakukan selama 3 minggu dan dilanjutkan pemeraman cacing selama 6 minggu. Setiap minggu dilakukan pengamatan terhadap parameter keberhasilan pembuatan media habitat cacing tanah yang meliputi nilai keambanan media, berat cacing, unsur C, unsur N dan rasio C/N. Hasil percobaan menunjukan keambanan media turun seiring dengan jumlah limbah fleshing yang ditambahkan, berturut-turut sebesar 1,66; 1,64; 1,53; 1,50; 1,39; dan 1,31 cm3/g, sedangkan rasio C/N hingga dibawah 15 untuk semua perlakuan dicapai setelah inkubasi 2 (dua) minggu. Rasio C/N optimum diperoleh pada perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi dengan fleshing 60:40.Kata kunci: cacing tanah, limbah fleshing, rasio C/N, vermikompos.
Pembuatan kulit atasan sepatu bebas krom Widari Widari; Rambat Rambat; Suparti Suparti
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.968 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.197

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to obtain the process formulation for leather tanning in manufacturing chrome-free upper leather. The tanning process used vegetable tanning material (mimosa), syntan, and combination of vegetable-syntan. The leather were prepared using 25, 30, and 35% of mimosa, 10, 15, and 20% of syntan, and 15:10; 15:15; and 20%:15% of mimosa:syntan. Chrome tanning material 6% was used as control. Based from the results of physical testing according to SNI 0234:2009, the resulting leather met the quality requirements for shoe upper leather. Tanning process with 20% syntan gave the best result.Keywords: chrome, vegetable, syntan, leather, shoesABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah memperoleh formulasi tahapan proses penyamakan kulit dalam pembuatan kulit atasan sepatu bebas krom. Proses penyamakan menggunakan bahan penyamak nabati (mimosa), syntan dan kombinasi antara nabati–syntan. Variasi perlakuan ditetapkan pada penggunaan bahan nabati 25, 30 dan 35%, bahan penyamak syntan 10, 15 dan 20%, dan kombinasi nabati:syntan 15:10, 15:15 dan 20%:15%. Sebagai kontrol adalah bahan penyamak krom 6%. Ditinjau dari hasil uji fisika dengan tolok ukur SNI 0234:2009, kulit hasil penelitian telah memenuhi persyaratan mutu kulit untuk atasan sepatu. Proses penyamakan terbaik diperoleh dengan penggunaan syntan 20%.Kata kunci: krom, nabati, syntan, kulit jadi, sepatu
Penggunaan tanaman air (bambu air dan melati air) pada pengolahan air limbah penyamakan kulit untuk menurunkan beban pencemar dengan sistem wetland dan adsorpsi Sri Sutyasmi; Heru Budi Susanto
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2620.734 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.193

Abstract

ABSTRACTWastewater treatment using wetland and adsorption system were carried out to improve the properties of secondary settling pond’ s outlet. The purpose of this research was to reduce pollutant level from the secondary settling pond’s outlet so it could be used in the wetland stage and the treated wastewater could be reused. Wastewater effluent from secondary settling pond was discharged into adsorber and subsequently into wetland by flow rate arrangement. Laboratory simulation was carried out to find out the capacity of aquatic plants in reducing the pollutant level. The result showed that the BOD, COD and TSS value of wastewater from laboratory simulation were 191 mg/l, 6.24 mg/l, and 24 mg/l, and after the wetland stage were 409 mg/l, 10.32 mg/l, and 145 mg/l respectively. The quality of wastewater met the standard SNI 06-0649-1989 Water for tannery. Keywords: adsorption, aquatic plant, wastewater treatment, wetland  ABSTRAK Pengolahan air limbah dengan sistem wetland dan adsorpsi merupakan teknik pengolahan air limbah lanjutan dari bak pengendap II untuk memperbaiki kualitas air limbah yang keluar dari bak pengendap tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk menurunkan beban pencemar dari bak pengendap II agar bisa masuk ke sistem wetland (agar tanaman tidak mati) dan air limbah hasil perlakuan bisa digunakan kembali. Air limbah yang keluar dari bak pengendap II dimasukkan ke bak adsorpsi dan selanjutnya dialirkan ke wetland dengan pengaturan debit. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh tanaman air bisa menurunkan beban pencemar maka perlu dibuat percobaan simulasi skala Laboratorium. Hasil uji kualitas air limbah hasil simulasi menunjukkan bahwa Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended Solids (TSS) berturut-turut sebesar 191 mg/l; 6,24 mg/l; dan 24 mg/l sedangkan sesudah melalui sistem wetland berturut-turut 409 mg/l; 10,32 mg/l; dan 145 mg/l. Hasil uji kualitas air hasil percobaan memenuhi persyaratan dalam SNI 06-0649-1989 tentang Air untuk penyamakan kulit. Kata kunci: adsorpsi, tanaman air, pengolahan air limbah, wetland

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol 37, No 2 (2021): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 37, No 1 (2021): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 36, No 2 (2020): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 36, No 1 (2020): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 35, No 2 (2019): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 35, No 1 (2019): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 2 (2018): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 1 (2018): Majalah Kulit, Karet dan Plastik Vol 33, No 2 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 33, No 2 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 33, No 1 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 33, No 1 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 2 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 2 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 1 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 1 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 2 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 2 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 30, No 2 (2014): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 30, No 2 (2014): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 30, No 1 (2014): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 30, No 1 (2014): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 1 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 1 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 2 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 2 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 1 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 1 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 27, No 1 (2011): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 27, No 1 (2011): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 25, No 1 (2009): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 25, No 1 (2009): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 24, No 1 (2008): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 24, No 1 (2008): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 23, No 1 (2007): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 23, No 1 (2007): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 22, No 1 (2006): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 22, No 1 (2006): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 21, No 1 (2005): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 21, No 1 (2005): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 20, No 1 (2004): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 20, No 1 (2004): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 19, No 1 (2003): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 19, No 1 (2003): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 18, No 1 (2002): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 18, No 1 (2002): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 17, No 1-2 (2001): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 17, No 1-2 (2001): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 14, No 26 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 14, No 26 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 15, No 2 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 15, No 2 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 25 (1998): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 25 (1998): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 24 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 24 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 23 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 23 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 22 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 22 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 11, No 21 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 11, No 21 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 20 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 20 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 19 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 19 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 18 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 18 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 17 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 17 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 16 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 16 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 7, No 12-13 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 7, No 12-13 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 15 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 15 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 14 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 14 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 6, No 10-11 (1991): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 6, No 10-11 (1991): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 5, No 9 (1990): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 5, No 9 (1990): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 4, No 8 (1989): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 4, No 8 (1989): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 7 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 7 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 6 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 6 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 2, No 5 (1987): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 2, No 5 (1987): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 2, No 3-4 (1986): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 2, No 3-4 (1986): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 1, No 2 (1984): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 1, No 2 (1984): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 1, No 1 (1984): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 1, No 1 (1984): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik More Issue