Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Student autonomy in doing the task and information service’s Nurhaidah Napitupulu; Prayitno Prayitno; Marjohan Marjohan
International Conferences on Educational, Social Sciences and Technology
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/201817

Abstract

Many students did not have autonomy in doing the task which teachers give. The research was aimed to describe the quality of students autonomy in doing the school tasks and the students opinion about the quality of information service implementation to improve student autonomy as the realization of the guidance and counseling services function. This research used quantitative method with descriptive statictics. The population were national and private junior high school which is on grade A in Padang City. The samples was 120 students. Data were analyzed by using statictics technique.The result shows that the quality of student autonomy in doing the task and the students opinion about the quality of information service by counselor to develop students autonomy in doing the school task was in high category, and the quality of student autonomy and the quality of the information service in the two school was in significant correlation.
KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA Prayitno Prayitno
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Vomor 10 Nomor 1 Januari 2007
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.318 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2007.10.1.159

Abstract

KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJUREAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA. Telah dilakukankajian reduksi kadmium dengan elektrokimia dipengaruhi oleh waktu proses, konsentrasi, kuat arus danjenis plat elektroda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model matematik reduksi kadmium melaluikecepatan reaksi, konstante laju reaksi dan orde reaksi dipengaruhi oleh waktu proses, konsentrasi, kuatarus dan jenis plat elektroda. Hasil kajian menunjukkan bahwa waktu proses dengan menggunakan platelektroda tembaga adalah selama 30 menit dan plat elektroda aluminium selama 20 menit. Kuat arus yangdigunakan dalam proses elektrokimia ini hanya 0,8 amper dan konsentrasi yang digunakan sebesar 5,23mg/l, jenis plat elektroda Al yang paling baik digunakan untuk reduksi kadmium dalam limbah danefisiensi reduksi yaitu 98 %.
PENERAPAN METODE FLOTASI UNTUK MEREDUKSI KADAR URANIUM YANG ADA DALAM AIR LIMBAH SIMULASI Ignatius Djoko Sardjono; Prayitno Prayitno; Herry Poernomo
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 6 Nomor 2 Juli 2003
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.197 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2003.6.2.202

Abstract

Te/ah dilakukan penelitian terapan metode flotasi untuk mereduksi kadar uranium dalam air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari metode flotasi dalam menurunkan kadar unsur/radionuklida uranium yang berpotensi mencemari lingkungan. Keefektipan dari metode flotasi dikaji secara eksperimental dengan melihat parameter proses yang berpengaruh dalam penuruan kadar uranium dalam air limbah setelah melalui tahapan kopresipitasi yang dilanjutkan dengan proses flotasi. Parameter proses yang dipakai sebagai ukuran keefektipan penurunan kadar uranium ialah volume bahan kolektor natrium oleat, pH proses, serta volume bahan frother tetra etl/en glikol/TEG (C8H1805) yang ditambahkan yang menghasilkan efisiensi rekoveri (R dalam %) tertinggi. Percobaan proses dilakukan secara catu (batch) dengan umpan limbah simulasi uranium tetap = 100 ppm dan kadar kopresipitan Fe(lIl) dan Al(III) tetap =100 ppm; pH divariasi dari 4 - 12, volume kolektor natrium oleat (C18H33O2Na) divariasi dari = 10 - 45 ml dan TEG divariasi dari 10 - 30 tetes. Dari perlakuan tersebut di atas diperoleh data adanya kenaikan R dengan adanya penambahan volume kolektor na-oleat dari = 10 - 45 ml dengan R terbesar =94,56 % ; sedangkan untuk kopresipitan Al(III) dengan jumlah kolektor dan frother yan/g sama diperoleh R terbesar = 96,4% Sehingga dapat disimpulkan bahwa R(u) naik dengan kenaikan volume dan kadar kolektor serta volume frother dengan nilai maksimum = 96,4% dicapai pada pH = 11 dan jumlah kolektor = 30 ml serta frothernya = 0,50 ml.
KAJIAN PEMANFAATAN MINERAL LOKAL (BENTONIT, KAOLIN DAN FELDSPAR) UNTUK PENGUNGKUNGAN RADIONUKLIDA URANIUM DALAM LIMBAH LUMPUR Prayitno Prayitno
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 9 Nomor 1 Januari 2006
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/gnd.2006.9.1.167

Abstract

KAJIAN PEMANFAATAN MINERAL LOKAL (BENTONIT, KAOLIN DAN FELDSPAR) UNTUK UNTUKPENGUNGKUNGAN RADIONUKLIDA URANIUM DALAM LIMBAH LUMPUR. Telah dilakukan penelitian untukmengkaji keefektifan campuran bentonit, kaolin, feldspar, dalam pengungkungan limbah lumpur. Secara eksperimentalpenelitian merupakan studi awal pemakaian bentonit, koalin, feldspar sebagai bahan aditif pengungkungan limbahlumpur. Percobaan dilakukan dengan mencampurkan limbah lumpur (2,5; 5; 7,5; 10; 12,5 dan 15 %) dari berat totaladonan limbah lumpur dengan bentonit, kaolin, feldspar, dan dilakukan pemanasan pada suhu 800, 900 dan 1000 oC.Pada kondisi proses tersebut fraksi uranium yang terkungkung dapat dipertahankan pada harga uji tekan dan uji lindiyang masih memenuhi standart aman (baku mutu) air limbah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa denganpenambahan bentonit, kaolin, dan feldspar sebagai aditif dalam pembentukan monolit blok akan mengurangi kadarpelindian limbah lumpur dalam media pelindian.
MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN MENULIS ANAK SEKOLAH DASAR Prayitno Prayitno
Khazanah Pendidikan Vol VII No 1 September 2014
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jkp.v7i1.667

Abstract

Approach or conventional writing instructional strategies used by teachers in teaching in primary schools is not a product-oriented writing process so that it is necessary to develop the skills of how to write a children's elementary school. One way in developing writing skills, using the approach Writers Workshop. Teaching procedures using Writers Workshop approach is implemented through: (1) teaching mini, 5-15 minutes, (2) write freely, for 30-45 minutes, and discussion (sharing) for 10-15 minutes with classmates. Therefore develop writing skills Elementary School children will effectively be done with one approach Writers Workshop. Keywords: skills of children, writing skill
Kajian penerapan bioteknologi pengolahan kulit untuk mengurangi limbah Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2407.842 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v26i1.243

Abstract

In its wider scope, biotechnology has been used in the tanning industry for several years, since the inception of enzyme utilization. Enzyme in leather processing can be successfully applied at the several stage of processes. At the soaking, enzyme was able to decrease soaking time from 7 hours to 4 hours for salted raw stock and from 24 hours to 10 hours for dried raw stock. At the liming and unhairing processes, however enzyme can be recover a good quality of hair with a good saleable value, recution of sodium sulfide to minimize the waste, the quality of tanned leather will increase, by using 3 % of the enzyme concentration moreover the tensile strength increased from 138,35 kg/cm2 to 209.50 kg/ cm2,while elongation at break degrease from 69.91% to 62.54%. at the bating process, the proteolitic enzyme was the only one substance and it can’t be substituted by other chemicals. At the degreasing process, the use of lipase enzyme will improve the quality of waste effluent, it was due to the application of fat solvent on contional method of tanning. The use 0.02% concentration of collagenase enzyme in vegetable tanning will increase the tanning’s substance absorption efficiency by 98%. Whereas at the waste treatment, the acidophilic fungi might absorb chromium that was liberated from the re-tanning process with 95% affectivity. Immobilized cells were also possible to be applied in effluent waste treatment of leather industry.  Keyword : biotechnology, enzyme, tanning, waste Dalam lingkup yang lebih luas, bioteknologi telah diterapkan dalam industry kulit bertahun-tahun sejak diperkenalkannya enzim. Pada proses penyamakan kulit penggunaan enzim cukup sukses pada beberapa tahapan proses. Pada proses perendaman (soaking) dapat mempercepat waktu perendaman dari 7 jam menjadi 4 jam untuk kulit awet garam dan dari 24 jam menjadi 10 jam untuk kulit awet kering. Pada proses pengapuran dan penghilangan bulu (liming dan unhairing) akan menghasilkan bulu kualitas baik yang mempunyai nilai jual dan mengurangi pengunaan garam sulfide sehingga dapat mengurangi cemaran. Kulit samak yang dihasilkan meningkat kualitas pada penggunaan 3 % ensim, sementara kuat tarik meningkat dari 138,35 kg/cm2 menjadi 209,50 kg/cm2, namun kemuluran turun dari 69,91% menjadi 62,54%. Pada proses pengkikisan protein (bating), enzim protease merupakan satu-satunya bahan bating dan tidak bias digantikan oleh kimia lain. Pada proses penghilangan lemak (degreasing) maka penggunaan enzim lipase dapat mengurangi cemaran akibat bahan pelarut lemak yang digunakan pada cara konvensional. Penggunaan enzim kolagenase sebesar 0,02 % pada proses penyamakan dengan pada cara konvensional. Penggunaan enzim kolagenase sebesar 0,02% pada proses penyamakan dengan samak nabati telah meningkatkan efisiensi penyerapan bahan penyamak sampai 98%. Sedangkan penanganan limbah dengan bioteknologi mengurangi kromium pada proses penyamakan ulang menggunakan jamur asidophilik yang efektifitas mencapai 95%. Penggunaan immobilisasi sel memungkinkan untuk diterapkan pada penanganan limbah industry penyamaan kulit. Kata Kunci : bioteknologi, ensim, penyamakan, limbah.
Penelitian pengaruh penambahan karet reclaim terhadap sifat- sifat kuat tarik, kemuluran dan volume terkikis kompon karet Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 5, No 9 (1990): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1232.178 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v5i9.461

Abstract

Reprocessed of wastevulcanized rubber products, known as reclaim rubber, is used as a filler in rubber soles. Uncorrect usage of reclaim rubber in rubber sole manufacturing can decrease the product performance such as as tensile streangth, elongation break and abrasion resistance.       In this experiment, by comparison of 30, 40, 50, 60 and 70 parts of reclaim rubber to the 100 part of natural rubber (RSS) sow that tensile strength decreased to 174.138, 160.118, 140.574, 134.092, and 449,60, 437.20, 426.00, 403.80 and 396.60% nrespectively, whereas abrasion resistance decreased to 0,2491, 0,4781, 0,5267, 0.7909, and mm3 / kgm respectively.
Waste audit pada industri penyamakan kulit Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 14, No 26 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.644 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v14i26.294

Abstract

Waste audit is new environmental activities. to the Indonesia public and the large part of industrial community it is one of the environmental audit activities. Waste audit  aims to identify  whether the waste that by the industry waste so that metods for minimizing the waste can be found. In the leather tanning industry wasted audit is performend for every step pg the process, started from the raw material strage to the fishing ptocess.  ABSTRAK Waste audit adalah merupakan kegiatan lingkungan baru bagi masyarakat Indonesia dan sebagian besar massyarakat indusrti kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan aidit lingkungan. Waste auidit membantu indusrti dalam mengidentifikasi apakah limbah yang dihasilkan memenuhi baku mutu limbah yang disyaratkan dan untuk mengidentifikasi sumber pencemaran utnuk selanjutnya dapat diusahakan cara memonomalisasi limbah. Pada industry penyamakan kulit weste audit dilakukan pada setiap tahapan proses dimulaui dari gudang bahan baku hingga proses finishing. 
Penelitian pengaruh penambahan HDPE pada plastik film poly propylena Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 14 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.914 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v8i14.484

Abstract

Poly Propylena and Poly Ethylena are thermoplastic material resulted from the polymerization of propylene and ethylene gas. Each of those material have specific in physical properties. The improved properties of Poly Propylena over the some properties of Poly Ethylena are tensile strength and stress crack resistance, in the other hand Poly Ethylena have excellent properties in flexibility and tough. To improve the flexibility and tough properties of plastic film Poly Propylena can be done by the mixing of both material. In this experiment 5% Poly Ethylena was added to they Poly Propylena to make plastik film. Experiment result show that addition of 5% HDPE to plastic film Poly Propylena cause increasing the elongation at break from 290,20% to 432,81%, but 47,20 kg/cm2to 34,568 kg/cm2from 2,7450 kg/cm2 to 1,9752 kg/cm2respectively.   INTISARI Poly Propylena dan Poly Ethylena merupakan bahan-bahan thermoplastic yang dihasilkan dari polimerisasi gas Propylena dan Ethylena. Masing-masing bahan tersebut mempunyai sifat-sifat fisika yang berbeda. Poly Propylena mempunyai keunggulan dalam kekuatan tarik dan sifat retak lentur sedangkan Poly Ethylena mempunyai keunggulan dalam sifat fleksibilitas dan keuletannya. Untuk menaikkan sifat fleksibilitas dan keuletan dari bahan plastik Poly Propylena dapat dilakukan dengan mencampur kedua bahan tersebut pada perbandingan yang tepat. Pada penelitian ini dilakukan penambahan 5% Poly Ethylena pada Poly Propylena untuk pembuatan plastik film. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 5% HDPE pada plastik Poly Propylena akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat fisis sebagai berikut : naiknya perpanjangan putus dari 290, 20 % menjadi 432,81 %, penurunan kuat tarik dari 47,20 Kg/cm2 menjadi 34 568 Kg/cm2 dan penurunan kuat sobek dari 2,7450 Kg/cm2 menjadi 1,9752 Kg/cm2. 
Penggunaan enzima proteolitik pada industri penyamakan kulit Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 25 (1998): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v12i25.359

Abstract

Enzime is natural protein which has katalistic properties in the chemical reaction. The use of enzymes in leather processing has been well known for many years. One of the enzyme which have big role in the leather processing is protease. It is used in the unhairing and bating processes. The use of protease on the leather processing can reduce the environment pollution especially in unhairing process.   INTISARI Enzima adalah merupakan protein yang terjadi secara alami mempunyai sifat katalis pada suatu reaksi kimia. Penggunaan enzima pada proses penyamakan kulit telah lama dikenal pada industry penyamakan kulit, salah satu jenis enzima yang sangat berperan dalam proses penyamakan kulit adalah enzima protease yang digunakan pada proses bating.  Penggunaan enzima proteolitik dalam penyamakan kulit dapat menekan terjadinya pencemaran lingkungan, terutama penggunaannya pada proses buang bulu.